Bab. 17.

Sesaat kemudian...

“Benar Al, tidak ada berita nich aku sudah pindah pindah canel.” Ucap Nyonya Lisbeth yang tidak menemukan siaran breaking news.

“Oma ini info dari Twins girl, ada baiknya Oma jaga jaga. Pesan kami Oma besok tidak usah ikut ke gedung PBB. “ suara Alexa di balik hand phone milik Nyonya Lisbeth.

“Aiihhh padahal aku ingin mengantar mereka.” Ucap Nyonya Lisbeth dengan nada dan ekspresi wajah sangat kecewa.

“Oma jangan dulu dan suruh Aja dan Ata juga sopir dan pengawal untuk mensterilkan diri sebelum masuk ke dalam rumah. “ ucap Alexa lagi.

“Okey okey...” ucap Nyonya Lisbeth dan sambungan panggilan suara pun diakhiri. Demi suatu kebaikan Oma Lisbeth yang sebenarnya sangat ingin mengantar Aja dan Ata ke gedung PBB pun dia rela dan iklas hati untuk membatalkan, sifat Oma Lisbeth tidak seperti Oma Kucing yang sedikit keras kepala alias ngeyel.

Waktu pun terus berlalu malam hari pun telah tiba. Nyonya Lisbeth telah menyiapkan segala kebutuhan Aja dan Ata untuk berangkat ke gedung PBB esok hari. Pakaian lengkap, jas kecil kecil milik Aja dan Ata sudah tampak tergantung rapi disetrika oleh pelayan tadi, juga kemeja dan celana panjang. Sepatu dan kaos kaki pun sudah disiapkan.

Sedangkan Aja dan Ata juga sudah tidak sabar untuk menanti esok hari. Betapa pun mereka berdua sangat bahagia bisa mewakili Vajo perusahaan milik orang tuanya.

Akan tetapi tiba tiba mereka berdua ekspresi wajahnya tampak kaget dan menoleh ke arah jendela kamarnya.

“Bahaya.” Ucap mereka berdua. Keduanya yang sudah berada di atas tempat tidur pun segera loncat turun dari tempat tidur dan berlari ke luar dari kamar.

Mereka berdua terus berlari menuju ke pintu belakang. Dan dengan cepat membuka pintu belakang dan berlari menuju ke halaman belakang yang luas itu.

Mereka berdua berhenti lalu mendongak menatap ke langit. Karena mereka berdua melihat sesuatu yang ada jauh di atas sana.

“Ja jangan lakukan!” teriak Ata sambil menepuk pundak Saudara kembarnya.

“Kenapa, bukannya kita sudah melepas kaca mata sejak tadi. Mama tidak akan tahu dan mereka para orang tua tidak akan mengkhawatirkan kita.” Ucap Aja yang masih mendongak menatap ke atas ingin memancarkan cahaya dari matanya.

“Bukan itu. Jika itu benda asing dari luar angkasa yang membawa bakteri bakteri penghisap sumber kehidupan. Bakteri bakteri itu akan segera menyebar ke seluruh bumi. Dan semakin tidak terkendali.” Ucap Ata dengan serius.

“Tapi aku yakin itu akan mendarat ke bumi Ta.” Ucap Aja

“Memang dilema Ja, tapi biarlah dia turun dulu dan itu akan terkonsentrasi di satu wilayah lebih dulu tidak langsung menyebar ke seluruh bumi. Aku akan lacak ke mana dia turun.” Ucap Ata selanjutnya.

“Aku harap pesawat tanpa awak Vajo bisa merekam dan memberi informasi tentang itu.” Ucap Ata lagi.

Di saat kedua nya masih berangkulan dari samping sambil menatap ke langit.... tiba tiba...

“Aja ... Ata... cepat masuk dan pergi tidur. Kalian berdua besok harus bangun pagi. Setelah dari gedung PBB tetap harus pergi ke sekolah!” teriak Nyonya Lisbeth karena terbangun mendengar suara pintu terbuka dan langkah langkah kaki Aja dan Ata.

Aja dan Ata pun melepas rangkulannya dan membalikkan tubuh mereka menatap sumber suara.

“Baik Oma.” Ucap Aja dan Ata patuh. Mereka berdua pun segera melangkah agar Oma Lisbeth tenang hatinya.

Nyonya Lisbeth tersenyum menatap kedua cucu ponakannya yang patuh. Mereka bertiga pun segera masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar mereka.

Ata segera mengambil lap top miliknya dan membuka layarnya. Dengan cepat dia mengaktifkan lap topnya. Aja pun duduk di sampingnya.

Setelah semua program aktif, Ata membuka satu aplikasi yang memantau pesawat tanpa awak milik Vajo. Jari jari Ata dengan lincah menekan nekan tuts keyboard. Sesaat kemudian...

“Sip... pesawat kita bisa mendeteksi benda asing itu.” Ucap Ata setelah melihat informasi yang terkirim dari pesawat tanpa awak milik Vajo yang mengorbit di ruang angkasa.

“Ayo sekarang kita tidur, benda asing itu butuh waktu untuk bisa sampai di bumi. Aku sudah tidak sabar untuk tanda tangan dan Vajo segera bisa bekerja.” Ucap Ata lalu segera menutup layar lap topnya.

“Ta, kita akan dapat berapa persen dari Papa ya.” Gumam Aja sambil mengetuk ngetuk ujung jarinya pada keningnya sendiri.

“Itungan banget kamu.” Ucap Ata sambil melangkah menaruh lap top nya. Aja pun hanya tertawa terkekeh kekeh....

Sementara itu di lain tempat di salah satu kamar, ada seorang gadis cilik berumur enam tahun sedang merengek rengek pada Aunty nya ingin ikut kerja esok hari.

“Aunty.... please aku ingin ikut ke gedung PBB besok.” Ucap gadis cilik itu yang tidak lain adalah keponakan Nona Elena. Nona Elena kini tinggal di rumah kakaknya karena trauma tinggal di apartemen.

“Kelly kamu besok kan harus sekolah.” Ucap Nona Elena.

“Ah.. bisa izin Aunty... Aku ingin ketemu dengan siapa Twins boy yang sudah menolong Aunty itu... Mereka hebat banget macam pahlawan di film film itu... “ ucap gadis cilik yang bernama Kelly itu penuh semangat.

“Ehhhhhmmm dan kata Aunty mereka berdua sangat tampan aku ingin kenalan.” Ucap Kelly lagi dengan malu malu hingga pipinya berwarna semburat merah jambu.

“Iihhj kamu kecil kecil genit.” Ucap Nona Elena sambil mencubit hidung mungil Kelly.

“Kalau tidak boleh, Aunty tidak boleh tidur di kamarku. Tidur sana di sofa di ruang keluarga biar badan semakin sakit!” ucap Kelly dengan bibir manyun lalu dia melangkah menuju ke tempat tidurnya yang luas dan empuk. Kelly pun segera loncat ke atas tempat tidur dan memamerkan pada Nona Elena tempat tidurnya yang empuk dengan meloncat loncat di atas tempat tidur yang luas itu.

“Ih.. curang, pelit! Okey tapi kamu izin pada Papa dan Mama kamu.” Ucap Nona Elena yang tidak mau tidur di sofa sebab tubuh nya masih terasa sakit akibat tamparan dan tarikan dari Tuan Current Morgan.

“Mama dan Papa sudah mengizinkan .. he... he.... he....” ucap Kelly sambil tertawa bahagia sebab dia sudah bercerita pada Mama dan Papa nya jika dia akan ikut Aunty Elena untuk berkenalan dengan orang yang sudah menolong sang Aunty.

Sedangkan di lain tempat di salah satu ruang rumah sakit. Sekretaris jenderal PBB yang sudah memeriksakan diri itu tampak tersenyum senang sebab hasilnya negatif.

“Tuan tetapi jangan senang dulu.” Ucap Sang Dokter.

Sekretaris jenderal PBB itu pun mendongak menatap Sang Dokter. Karena Sang Dokter salam posisi berdiri sementara dia duduk di kursi.

“Kenapa Dok?” tanya sekretaris jenderal PBB itu selanjutnya.

“Karya ini merupakan karya jalur kreatif. “

Terpopuler

Comments

Natalia Luis Naik0fi

Natalia Luis Naik0fi

Si Lisbet trllu kras biarkn mti

2024-03-22

0

Nit_Nit

Nit_Nit

kamu masih kecil sudah butuh uang kah ja? jajan minta oma saja 😀

2024-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!