Aja dan Ata kini sudah berada di dalam kamar mereka. Nyonya Lisbeth pun juga masih di dalam kamar Aja dan Ata untuk memastikan kedua anak itu sudah tidak beraktivitas dengan tablet nya dan sudah terbaring di tempat tidurnya masing masing.
“Cepat tidur ya kalian, besok pagi kalian harus pergi ke sekolah..” Ucap Nyonya Lisbeth sambil menatap Aja dan Ata yang telah terbaring di tempat tidur.
“Iya Oma... good night.. have a nice dream....” ucap Aja dan Ata secara bersamaan, mereka berdua yang sudah melepas kaca matanya pun segera memejamkan mata.
“Good night boys... have a nice dream too...” ucap Nyonya Lisbeth sambil mengecup kening Aja dan Ata secara bergantian, lalu meninggalkan Aja dan Ata, dia menutup pintu kamar itu, lalu Nyonya Lisbeth pun segera melangkah menuju ke kamarnya untuk segera pergi tidur juga sebab sangat lelah.
Beberapa saat kemudian Ata dan Aja membukakan lagi matanya.
“Ta, coba kamu buka lagi tablet kamu, perasaanku Uncle Vin akan menghubungi kita.” Ucap lirih Aja sambil menatap saudara kembarnya yang berada di tempat tidur terpisah.
Tanpa bersuara Ata pun segera bangkit dan meraih tablet di atas nakas di dekat tempat tidurnya. Ata segera mengaktifkan tablet nya.
Dan benar di saat semua program di tablet sudah aktif ada chat masuk dari Bang Bule Vincent, sang Uncle nya Twins boy. Dan tidak lama kemudian tablet yang telah di mode senyap itu berkelip kelip dan kontak nama Uncle Vin melakukan panggilan suara. Ata segera menggeser tombol hijau.
“Boys.. teman Uncle gagal menyelamatkan pimpinan panitia konferensi yang diculik. Dia dibawa ke bangunan bawah tanah. Keamanan sangat ketat. Apa kalian bisa menolong?” suara Bang Bule Vincent pelan.
“Uncle tapi ini sudah malam. Andai kami nekat keluar. Mama di Indonesia pasti terus memantau dengan alatnya, dia pasti akan membangunkan Oma Lisbeth dan Oma Lisbeth akan mencari kami, kasihan Oma Lisbeth.. Tunggu saja besok pagi.” Ucap Ata dengan suara lirih.
“I know.. i know...” suara Bang Bule Vincent di balik tablet milik Ata.
“Uncle tenang saja, mereka belum membunuh pimpinan konferensi itu sebab masih membutuhkan informasi... tapi... “
“Tapi apa Ta...” suara Bang Bule Vincent penasaran.
“Hmmm sepertinya sekretaris panitia juga dalam bahaya sebab semua dokumen dia yang menyimpan... “
“Uncle kita sudahi ya obrolan kita malam ini, aku akan melindungi file file penting... Uncle tahu kan proposal proyek Vajo juga masuk ke file panitia konferensi.” Ucap Ata selanjutnya dan sambungan panggilan suara pun terputus.
Ata lalu melangkah menuju ke lemari dia mengambil lap topnya yang memiliki program lebih lengkap. Ata memang lebih memilki keahlian di bidang teknologi informasi yang menurun dari Sang Mama, dibanding dengan Aja yang lebih ahli di teknologi otomotif yang menurun dari Sang Papa.
Ata yang sudah memegang lap top lalu kembali ke tempat tidurnya, dia membuka layar lap top dan jari jari mungilnya segera sibuk dengan tuts tuts keyboard lap top.
“Kamu kerjakan ya Ta, aku tidur sekarang sebab besok pagi aku yang gantian sibuk untuk menyelamatkan mereka yang diculik...” ucap Aja sambil tersenyum lalu dia yang masih terbaring itu segera memeluk gulingnya lagi dan mata terpejam.
Ata tidak menjawab dan masih sibuk dengan pekerjaan nya.
Sementara itu di lain tempat. Di sebuah Apartemen, seorang pemuda dengan seragam baju rumah makan terkenal di kota itu, tangannya membawa satu kotak besar berisi makanan. Dia menyampaikan pada petugas apartemen jika penghuni kamar apartemen itu memesan dan menyuruh dia langsung menuju ke kamarnya.
Petugas apartemen pun mempersilakan karena memang sering pengantar makanan langsung menuju ke kamar pemesan. Karena pemesan malas untuk turun mengambil, apalagi jika lapar di malam hari.
Akan tetapi baru saja pemuda pengantar makanan itu melangkah meninggalkan petugas keamanan. Ujung senjata api sudah menempel di salah satu pelipis petugas keamanan itu, tembakan tanpa suara pun sudah dilakukan oleh satu orang memakai masker wajah dan topi.
“Aaaaggghhhhh.” Suara erangan petugas keamanan apartemen yang tubuhnya telah roboh. Orang bermasker itu pun segera menyeret petugas apartemen ditaruh di bilik tempat tugasnya.
Di apartemen itu memang hanya satu pintu masuk dan satu petugas keamanan. Situasi apartemen itu juga sudah sepi, penghuni apartemen yang sebagian besar pegawai dan karyawan sudah tidur agar pagi bisa beraktivitas dengan baik.
Pemuda pengantar makanan terus melangkah menuju ke lift dan selanjutnya dia menuju ke satu kamar yang sudah menjadi sasaran.
Pemuda memakai seragam rumah makan itu, hanya kamuflase saja pakaiannya, dia sebenarnya adalah John yang pintar meretas pass word kunci kamar apartemen. Dengan cepat ujung jarinya menekan nekan tombol pass word dan tidak lama kemudian pintu kamar sasaran itu terbuka. Dia sambil membawa box makanan terus melangkah menuju ke kamar tidur penghuni. Dengan cepat dia membuka pintu kamar tidur yang tidak terkunci itu. Di atas tempat tidur tergolek seorang perempuan muda yang tidak lain adalah Nona Elena.
John menelan saliva nya saat melihat tubuh Nona Elena yang tidur pulas di atas tempat tidur. Setiap hari John hanya menatap layar lap top dan juga mesin mesin robot itu hanya melihat tubuh seorang perempuan tidur memakai baju piama saja, jakunnya sudah naik turun.
Akan tetapi belum juga dia bisa berkhayal apalagi menyentuh, tubuh kerempeng nya sudah limbung karena tergusur oleh laki laki bermasker yang mengikuti langkah kakinya meskipun berjarak.
Laki laki bertubuh kekar itu segera mendekati tempat tidur Nona Elena. Mendengar suara langkah kaki di dalam kamarnya Nona Elena yang tadi terlelap jadi terbangun dan betapa kagetnya saat di dalam kamarnya ada dua orang laki laki. Spontan Nona Elena bangkit dan terduduk.
“Siapa kalian?” teriak Nona Elena dengan nada panik dan ketakutan.
“Jangan mendekat!” teriak Nona Elena lagi saat laki laki bermasker terus melangkah mendekati tempat tidurnya.
Akan tetapi laki laki bermasker itu terus melangkah tanpa menghiraukan teriak Nona Elena di dalam kamar yang kedap suara itu. Tanpa bersuara laki laki bermasker itu menutup mulut dan hidung Nona Elena dengan sapu tangan yang telah diberi obat bius dosis tinggi, tanpa menunggu lama Nona Elena pun tertidur lagi.
Laki laki bermasker itu segera menggotong tubuh Nona Elena. Sementara John tengah sibuk mengambil lap top dan hand phone milik Nona Elena.
“Cepat jangan terlalu lama. Dan jangan lupa rusak semua CCTV.” Suara laki laki bermasker itu dan dengan langkah lebarnya meninggalkan kamar apartemen.
“Karya ini merupakan karya jalur kreatif “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nor Azlin
semoga Ata bisa menyelamatkan semua data2 yang ada pada fail yang berada di tangan nona Elina ...semoga aja nona Ekina selamat dari para penjahat...lanjutkan thor
2024-03-08
1
Nit_Nit
benar kan nona elena dalam bahaya😫
2024-02-28
0
Nit_Nit
benar Ta...
2024-02-28
0