Waktu pun terus berlalu, Nona Elena yang merasa lapar lalu memakan burger yang ada di dalam paper bag itu.
Sesaat kemudian ...
BRAAAKKK...
Pintu terbuka dan muncul sosok laki laki paruh baya pemilik robot monster dengan senyum menyeringainya.
“Huks..” Nona Elena tersedak. Dan jantungnya berdebar debar. Pandangan mata Nona Elena mencari cari suatu benda yang bisa digunakan untuk melindungi jika dirinya dalam bahaya. Akan tetapi sia sia hanya ada bantal dan guling juga botol air mineral.
Laki laki paruh baya itu terus melangkah masuk dengan bibir tersenyum dan pandangan mata terus menatap wajah cantik Nona Elena. Sesaat kemudian muncul sosok laki laki bertubuh kekar sambil tangannya membawa alat pendingin ruang portable. Karena laki laki paruh baya itu yang membutuhkan.
“Taruh situ dan cepat kamu pergi jangan mengganggu!” Perintah laki laki paruh baya dengan pandangan mata tidak lepas dari wajah cantik Nona Elena.
“Baik Tuan. Password jangan lupa.” Ucap laki laki bertubuh kekar itu mengingatkan sang majikan sebab khawatir jika sudah melihat perempuan cantik lupa tujuan semula.
“Iya iya, nanti aku kirim ke hand phone John.” Ucap laki laki setengah baya itu lalu mendudukkan pantatnya di tepi tempat tidur. Nona Elena yang ketakutan mojok menempel di dinding ruangan itu dengan tangan membawa botol air mineral yang masih berisi setengah botol lebih.
“Jangan takut Nona, aku tidak akan menyakiti kamu.” Ucap laki laki paruh baya itu dengan lembut sambil tersenyum manis meskipun tetap dirasa getir oleh Nona Elena yang melihatnya.
“Asal dengan syarat kamu katakan apa pass word email panitia konferensi dan pass word file konferensi kemarin hmmm... tidak sulit bukan.” Ucap laki laki paruh baya itu.
Nona Elena tampak berpikir pikir keras.
“Aku sudah disumpah untuk melindungi semua dokumen itu. Biar aku tipu saja, asal orang ini segera pergi.” Gumam Nona Elena di dalam hati.
“Baik Tuan akan saya sebutkan pass word nya tapi dengan syarat bebaskan saya dan Bos saya.” Ucap Nona Elena.
“Ha... ha... ha... tentu tentu....” ucap laki laki paruh baya itu sambil tertawa dan tidak berlanjut kalimatnya, tentu apa kelanjutannya hanya dia yang tahu.
“Ayo cepat katakan.” Ucap laki laki paruh baya itu sambil mengusap usap layar hand phone miliknya siap menulis pass word dan mengirim pada nomor hand phone milik John.
“daunhijau.” Ucap Nona Elena asal.
“Satunya?” tanya Laki laki paruh baya itu yang sudah mengetik password yang disebut oleh Elena.
“Tuabangka.” Ucap Nona Elena dengan asal lagi. Laki laki paruh baya itu melotot ke arah Nona Elena.
“Kamu jangan main main ya. Awas kalau Kamu menipu!” ancam laki laki paruh baya itu sambil menatap tajam ke Nona Elena.
Sesaat kemudian ada notifikasi masuk ke hand phone milik laki laki paruh baya itu, chat dari John yang mengatakan pass word tetap tidak bisa untuk membuka.
Laki laki paruh baya itu pun murka, lalu bangkit berdiri dan menarik tangan Nona Elena dengan kasar dan keras.
“Aku bisa halus namun bisa juga sangat kasar Nona!” teriak laki laki paruh baya itu.
Nona Elena yang tidak menyangka tubuhnya ditarik dengan sangat kasar itu gemetar ketakutan hingga botol air mineral yang semula akan digunakan untuk memukul kepala laki laki paruh baya itu pun terlepas begitu saja dari genggaman tangannya.
Tidak hanya itu sesaat kemudian...
PLAKKK
Sebuah tamparan sangat keras dari tangan laki laki paruh baya itu pada pipi mulus Nona Elena.
“Jangan coba coba kamu menipuku!” teriak laki laki paruh baya itu.
Karena ketakutan dan mendapatkan perlakuan kasar, Nona Elena pun menyebutkan pass word sebenarnya.
“Ha... ha... ha..... begitu Honey jika dari tadi kamu katakan aku tidak akan menyakiti kamu.” Ucap laki laki paruh baya itu di saat John sudah memberi laporan pass word sudah bisa untuk membuka.
Sementara itu di lain tempat di depan pintu gerbang sekolah. Mobil yang mengantar Aja dan Ata telah berhenti.
“Pak aku akan ambil sepeda tolong buka pintu bagasi.” Ucap Aja sambil membuka pintu mobil.
“Tuan Kecil kan sudah diantar mobil dan nanti dijemput kenapa masih mengeluarkan sepeda?” tanya Pak Sopir sambil menoleh.
“Temanku mau pinjam sepedaku.” Jawab Aja yang sudah siap keluar dari mobil. Ata pun kini juga sudah turun dari mobil.
Pak Sopir pun percaya dengan ucapan Aja, dia lalu membuka pintu bagasi mobil. Aja dan Ata pun segera melangkah ke belakang mobil untuk mengambil sepeda Aja. Mereka berdua memang sering berboncengan dalam satu sepeda. Sebab sepeda milik Aja sudah dimodifikasi oleh mereka berdua.
“Jangan lupa nanti jemput kami ya...!” teriak Aja dan Ata yang sudah berada di atas sepeda layaknya mau masuk ke dalam pintu gerbang sekolah. Pak Sopir pun mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya.
Penjaga pintu gerbang sekolah pun sudah siap siap untuk membukakan pintu buat Aja dan Ata.
“Pak, kami akan ke mini market sebelah sebentar saja.” Ucap Aja sambil menoleh ke arah petugas pintu gerbang.
Aja pun lalu tampak menekan nekan tombol pengatur sepeda listriknya itu. Dannnnn
WESSSSSSS
Sepeda meluncur sangat kencang bagai terbang menuju ke lokasi yang sudah di setting oleh Aja.
“Ta, sudah benar kan lokasi yang kamu sampaikan ke aku tadi?” teriak Aja yang berada di depan.
“Iya Mansion Curanmor!” teriak Ata yang duduk di boncengan sambil memegang pinggang saudara kembarnya.
“Curanmor? Ini tadi aku setting tujuan ke Mansion Current Morgan.” Suara Aja lagi dengan lantang.
“Disingkat apa coba?” suara Ata dengan lantang pula.
“Ha... ha... ha... ha.... Bisa saja kamu Ta...” Aja pun tertawa dengan terkekeh kekeh dan tangan masih terus memegang stang sepeda.
Sesaat kemudian sepeda mereka sudah berada di dalam lokasi Mansion Current Morgan. Sepeda masuk lewat pintu yang biasa digunakan untuk para pelayan dan pengantar barang masuk. Tidak ada yang memperhatikan mereka sebab dikira mereka juga kurir, karena memang ada anak anak bekerja sampingan sebagai kurir on line sebelum atau setelah pulang sekolah.
“Sekarang ke mana Ta?” ucap lirih Aja.
“Ke halaman belakang di belakang Mansion karyawan sana itu.” Ucap lirih Ata. Aja pun kini mengarahkan laju sepeda sesuai petunjuk dari Ata.
Mansion Current Morgan memang sangat luas ada beberapa Mansion di dalam lokasi itu. Mansion itu adalah milik laki laki tua pemilik robot monster.
Sesaat kemudian...
“Heiii berhenti!” teriak seorang laki laki petugas keamanan yang melihat sepeda Aja dan Ata melintas di depannya.
“Karya ini merupakan karya jalur kreatif “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nor Azlin
mau cari mati ni kamu pak tua ...semoga Aja Atanya belum terlambat yah buat menyelamatkan nona Elina yah ...pasti pak tua buaya kepala botak itu sedang murka deh kerana apa yang dia mau masih tidak dia dapatkan ...semoha nona Elina baik2 aja deh ...lanjutkan aja deh
2024-03-09
1