Tubuh Aja dan Ata melompat naik dengan cepat, sebelum tangan makhluk mengerikan itu mengenai tubuh kedua bocah itu. Kini tubuh dua bocah itu sudah berada di langit langit gedung. Mereka berdua masing masing nempel nangkring berpegangan pada lampu lampu gantung yang kuat , mewah dan elegan yang ada di dalam gedung itu.
Makhluk itu tampak sangat marah... Mendongak ke atas menoleh noleh melihat dua bocah yang ada di langit langit gedung.
Tangannya berusaha untuk meraih ke atas, namun tidak sampai. Akhirnya makhluk itu pun membalikkan tubuhnya.
Para peserta dan panitia pun menjerit jerit dan berlari ketakutan akan menjadi korban pengganti Aja dan Ata.
DUG
DUG
DUG
Makhluk itu terus melangkah menuju ke arah Tuan Jack yang berdiri di belakang sang pengawal. Tubuh Tuan Jack pun langsung bergetar gemetaran.
“Katanya wujud makhluk luar angkasa berupa bakteri tetapi kenapa ada monster besar sekali, apa dia makhluk luar angkasa bos nya bakteri bakteri pengisap air.” Gumam Tuan Jack sambil terus berlindung dari tubuh pengawalnya.
Sang Pengawal Tuan Jack pun mengarahkan senjata api pada mata besar makhluk itu.
Dan makhluk itu pun membalikkan badannya berjalan...
DUG
DUG
DUG
Dan tiba tiba...
SYUUUUTTTT
Tubuh sekretaris jenderal PBB yang sedang menelepon seseorang itu dibawa oleh makhluk itu.
“Tolong.. Tolong...” teriak sekretaris jenderal PBB.
Suara orang orang menjerit jerit ketakutan pun memenuhi ruangan.
DUG
DUG
DUG
Suara langkah makhluk mengerikan itu melangkah menuju ke pintu sambil menggotong tubuh sekretaris jenderal PBB yang terus menjerit jerit minta tolong dan meronta ronta.
“Tolong... tolong... tolong...” teriak sekretaris jenderal PBB
Sementara itu, Aja dan Ata yang masih nempel nangkring pada lampu lampu gantung itu saling pandang. Ata pun menganggukkan kepalanya pada Aja.
Aja melepas kaca matanya dan kini kaca mata itu sudah tergantung di dadanya. Aja pun menatap dengan tajam tengkuk makhluk mengerikan yang terus menggotong tubuh sekretaris jenderal PBB.
Sesaat sinar kebiruan terpancar dari kedua mata Aja dan langsung tertuju pada bagian tengkuk makhluk mengerikan itu. Tidak ada orang yang melihat sinar cahaya yang keluar dari mata Aja, selain Ata. Sebab semua orang panik, konsentrasi mereka untuk menyelamatkan diri dan sebagian terkonsentrasi pada tubuh sekretaris jenderal PBB yang menjerit jerit dan meronta ronta minta tolong.
Lagi pula cahaya dari mata Aja berpendar menyatu dengan cahaya terang lampu di dalam ruang pertemuan itu.
Hanya dalam waktu hitungan detik sinar dari mata Aja mengenai tengkuk makhluk mengerikan itu, dan...
BRUUUUKKKK
Tubuh sekretaris jenderal PBB terjatuh dari tangan makhluk mengerikan itu. Tahu jika tubuhnya sudah terlepas dari tangan makhluk mengerikan itu Sang sekretaris jenderal PBB pun secara spontan berlari tunggang langgang.
Akan tetapi ada suatu hal yang aneh.. makhluk mengerikan itu masih berdiri tegak akan tetapi tidak lagi berjalan, dia hanya diam berdiri, tidak juga roboh, akan tetapi kepalanya terkulai.
“Hah? Lihat apa yang terjadi?” teriak orang orang saat melihat makhluk mengerikan itu diam berdiri dan kepala terkulai.
Panitia pun memanggil manggil sekretaris jenderal PBB yang masih berlari tunggang langgang karena trauma akan digotong lagi oleh makhluk mengerikan itu.
“Tuan Tuan... stop..”
Sedangkan Aja sudah mengenakan lagi kaca matanya. Dan mereka berdua pun segera meloncat turun dari atas.
“Dia sudah mati, kepalanya terkulai tetapi kenapa tidak roboh masih tegak berdiri.” Ucap salah satu dari panitia sambil mendongak melihat kepala terkulai akan tetap tidak keluar daraah atau pun cairan dari dalam tubuh nya, hanya ada bekas lelehan benda padat bagian tengkuk karena cahaya dari mata Aja.
“Hati hati... “ ucap salah satu polisi memberi peringatan agar orang orang tidak mendekati makhluk mengerikan itu karena dikhawatirkan akan bergerak lagi.
“Dia hanya robot!” teriak Aja dan Ata secara bersamaan.
“Sistem sudah rusak, dia sudah tidak bisa bergerak lagi. Pak Polisi bisa mengeksekusi dia.” Ucap Aja sambil menatap salah satu polisi.
“Pindah pakai derek, sangat berat itu.” Sambung Ata. Polisi keamanan dan panitia pun tampak sibuk.
Panitia memberi pengumuman jika kondisi sudah aman peserta yang masih berada di sekitar gedung PBB diharapkan kembali masuk ke ruang konferensi.
Hanya masih tersisa sedikit peserta yang ada, sebagian besar sudah pergi untuk menyelamatkan diri karena ketakutan. Panitia pun menyampaikan jika acara diakhiri dan pemenang tender akan diberitahu lewat email.
Di saat Aja dan Ata sudah bangkit berdiri dan mulai melangkahkan kaki.
“Boys tunggu dulu.” Teriak ketua panitia yang tampak sedang berdiri dan masih bercakap cakap dengan sekretaris jenderal PBB.
“Kemarilah! Di luar masih sangat ramai orang orang.” ucapnya lagi.
Ata dan Aja pun melangkah menuju ke tempat ketua panitia dan sekretaris jenderal PBB berdiri.
Bersamaan dengan itu ada dua orang yang yang saling pandang lalu mereka berdua dan mengajak pengawal nya berjalan mendekati tempat sekretaris jenderal PBB dan ketua panitia berdiri dengan pelan pelan agar tidak mencurigakan lalu mereka bertiga duduk di kursi peserta yang tidak jauh dari Sekretaris jenderal PBB berdiri.
“Kalian berdua sangat hebat. Kami sedang membicarakan siapa orang atau organisasi yang telah mengacaukan acara ini.” Ucap Sekretaris jenderal PBB.
“Kemungkinan pengusaha besar yang tidak diundang untuk ikut tender mega proyek ini Tuan.” Ucap Aja sambil mendongak menatap wajah Sekretaris jenderal PBB.
“Hmmm siapa ya...” gumam Sekretaris jenderal PBB sambil menatap ketua panitia acara, dan panitia acara itu tampak mengernyitkan dahinya karena berpikir keras.
“Apa kalian tahu Boys orang yang sudah mengacau acara kita ini?” tanya ketua panitia sambil menunduk menatap Aja dan Ata.
Akan tetapi sebelum Aja dan Ata menjawab terdengar bunyi dering dari dalam tas ransel milik Ata. Ata pun segera mengambil tablet dari dalam tas ransel nya.
“Oma Lisbeth.” Gumam Ata lalu dia segera menggeser tombol hijau dan Aja pun mendekatkan wajah nya di dekat saudara kembarnya sebab Oma Lisbeth pasti akan menanyakan keberadaan jika wajah nya tidak tampak di layar hand phone Sang Oma.
“Oma maaf maaf kami sudah selesai acara tetapi belum mengabari Oma.” Ucap Ata dengan santun saat melihat wajah Sang Oma Lisbeth dan tampak Oma Lisbeth sudah berada di dalam mobil.
“Oma sudah berada di depan gedung PBB. Mama kamu sudah menghubungi Oma agar segera menyusul kamu. Syukurlah kalian berdua baik baik saja. Tetap lah di dalam gedung pengawal akan menjemput kalian. Suasana di luar masih sangat ramai banyak orang orang, Oma khawatir jika masih terselip orang jahat di antara mereka meskipun polisi keamanan banyak yang menjaga lokasi gedung.” Suara Oma Lisbeth lagi di balik tablet milik Ata.
"Karya ini merupakan karya jalur kreatif "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nor Azlin
itu pasti robotnya si tuan jack itu deh dulu lagi dia mau memusnah kan vajo dengan menggunakan kakak nya Richie di sebabkan kakak si kembar yang membuat bumi terbelah menjadi dua kesemuanya mati bersama dengan bom2 yang mereka racik masuk kedalam rekahan tanah lalu si kembar menutupinya kembali menjadi asal ...beruntung si tuan jack tidak ada di tempat itu waktu itu akhirnya dia terelamat namun uwang jutan miliar udah habis digunakan ...sekarang dia masih bersaing dengan vajo untuk mendspatkan tendernya juga nsmu lagi2 vajo yang mendapat tempat ...lanjutkan thor
2024-03-05
3
Oma Umi
lanjit thorrr asyik bacanya....
2024-02-23
2