Bab. 4.

“Baik Oma, kami tunggu di dalam ruang konferensi.” Ucap Ata dengan santun. Dan sambungan panggilan video pun terputus.

Tampak Sekretaris jenderal PBB dan ketua panitia masih menunggu jawaban dari Ata dan Aja.

Sesaat kemudian...

“Kemungkinan pengusaha yang ranking nya di bawah kriteria peserta, hanya di bawah tipis tipis saja. Dia sakit hati karena tidak bisa ikut tender. “ Ucap Aja selanjutnya sambil menatap dua Tuan besar yang ada di dekat nya itu.

Sedangkan Ata sambil memasukkan lagi tablet ke dalam tas ransel nya dia melirik ke arah tiga orang yang masih duduk di kursi peserta yang tidak jauh dari keberadaan mereka berempat berdiri.

“Siapa?” gumam Sekretaris jenderal PBB dan ketua panitia sambil menatap wajah imut nan tampan Aja dan Ata.

Akan tetapi Aja dan Ata hanya tersenyum tipis tidak mau menyebutkan nama orang dan sesaat kemudian....

Pintu ruang pertemuan itu terbuka dan muncul dua orang sosok yang gagah perkasa.

“Tuan Kecil Raja dan Tuan Kecil Asasta sudah dijemput.” Ucap salah satu orang yang gagah perkasa itu yang tidak lain adalah salah satu orang polisi keamanan. Dan satu lagi lagi adalah sang pengawal Oma Lisbeth yang tampak tersenyum menatap sosok kedua Tuan Kecil nya.

Aja dan Ata pun segera pamit pada Sekretaris jenderal PBB dan Ketua Panitia. Mereka berempat pun melangkah menuju ke pintu ruang pertemuan itu.

Sementara itu tiga orang yang masih duduk di kursi peserta terlihat sangat amat kecewa.

“Hah! Gagal kita untuk menculik mereka dan mencuri tahu siapa orang yang sudah mengacaukan acara ini!” ucap satu orang yang tidak lain adalah Tuan Jack.

“Tuan kita cari tahu sendiri siapa orang yang sudah membuat kekacauan acara ini, saya rasa dia sangat hebat dan bisa kita ajak untuk bekerja sama.” Ucap Tenaga Ahli Tuan Jack

“Ha..Ha... Ha.. benar benar terutama kalau kita kalah tender. “ ucap Tuan Jack sambil tertawa.

Akan tetapi tiba tiba ada satu orang berjalan mendekati mereka bertiga...

Satu orang polisi keamanan terus melangkah mendekati mereka bertiga.

“Tuan Tuan mohon segera meninggalkan ruang ini.” Ucap salah satu polisi keamanan itu dengan santun.

“Iya iya tanpa kamu suruh aku juga akan pergi dari tempat ini. Tidak akan aku menginap di sini.” Ucap Tuan Jack dengan ketus sambil terus melangkah menuju ke pintu keluar. Sang pengawal dan tenaga ahlinya pun ikut melangkah di belakangnya. Sedangkan polisi keamanan itu hanya geleng geleng kepala sebab mendengar Tuan Jack masih terus menggerutu tidak berkenan karena mendapat peringatan agar segera meninggalkan tempat pertemuan.

Sementara itu, Aja dan Ata sudah masuk ke dalam mobil. Kali ini Oma Lisbeth tidak mengemudikan sendiri mobilnya, tetapi ada sopir pribadi yang mengemudikan mobilnya. Mobil berjalan pelan pelan meninggalkan lokasi gedung PBB.

Meskipun hari sudah malam akan tetapi cahaya matahari masih bersinar sebab sedang musim panas di belahan bumi utara.

“Apa kalian baik baik saja? Kami semua mengkhawatirkan kalian berdua. Berita yang tersiar ada monster masuk ke gedung PBB.” Ucap Oma Lisbeth sambil menoleh ke arah Aja dan Ata duduk di jok belakang kemudi. Tangan Oma Lisbeth pun mengusap usap kepala kedua bocah itu secara bergantian.

“Ditambah Mama kamu menghubungi Oma dan mengatakan kalau kalian berdua dalam bahaya. Jantung Oma rasanya mau copot.” Ucap Oma Lisbeth lagi masih mengusap usap kepala Aja dan Ata.

“Oma jangan khawatirkan kami. Lihat kami baik baik saja..” ucap Aja sambil mengulurkan kedua tangannya untuk memperlihatkan pada Oma Lisbeth jika tubuh mereka baik baik saja tidak ada lecet sedikit pun.

“ Iya Oma tenang saja, kami bisa menjaga diri. Lagian tadi hanya robot bukan monster seperti yang di film film itu.” Ucap Aja dengan santai.

“Hmmm tetap saja Oma khawatir, Oma yang diberi tanggung jawab untuk menjaga dan mendidik kalian berdua.” Ucap Sang Oma Lisbeth sambil menatap Aja dan Ata.

Mobil terus melaju. Akan tetapi sesaat kemudian Aja dan Ata saling pandang. Mereka berdua melihat ada satu mobil yang terus membuntuti mobil mereka.

“Oma kita beli pizza dulu ya..” ucap Ata sambil menoleh ke arah Oma Lisbeth.

“Sayang di rumah ada banyak makanan. Ini sudah malam Sayang sudah jam sepuluh malam meski pun hari masih terang benderang.” Ucap Oma Lisbeth yang ingin segera pulang.

“Kalian harus cepat istirahat. Oma juga akan segera tidur.” Ucap Oma Lisbeth selanjutnya.

“Oma aku sangat lapar...” Ucap Aja dan Ata dengan nada dan ekspresi wajah memelas.

“Hmm apa acara besar tingkat internasional tidak menyediakan banyak makanan sehingga kalian masih lapar?” gumam Oma Lisbeth tanpa menoleh ke arah Aja dan Ata .

“Bukannya Oma tahu kalau Kami harus berpikir keras saat presentasi dan itu mengeluarkan banyak energi...” ucap Aja beralasan.

“Hmmmm... Kalau Oma Kucing tahu kalian sampai kelaparan aku akan diomeli tidak berhenti henti omelannya...” gumam Oma Lisbeth, Aja dan Ata pun tersenyum lebar ingat akan tingkah Sang Oma yang ada di Indonesia.

“Pak, mampir beli pizza dulu..” ucap Oma Lisbeth selanjutnya pada Pak Sopir.

Mobil pun terus melaju setelah mendekati gerai pizza terkenal di kota itu mobil mulai mengurangi kecepatannya. Aja dan Ata sekilas melihat kaca spion untuk mengawasi mobil yang terus membuntutinya sejak meninggalkan lokasi gedung PBB.

Aja dan Ata tidak mengatakan jika ada mobil yang membuntuti mobil mereka agar Sang Oma tidak khawatir dan panik.

Sedangkan mobil yang membuntuti mereka tidak lain adalah mobil milik Tuan Jack.

“Ikuti terus mobil itu, aku harus membuat anak anak itu celaka dan tidak bisa melanjutkan ikut tender. Feeling bisnis ku mengatakan jika kedua bocah itu yang memenangkan tender.” Ucap Tuan Jack sambil mengamati mobil yang membawa Aja dan Ata.

“Tuan sepertinya mobil memperlambat kecepatannya. ” Ucap Sang pengawal yang duduk di samping pak sopir.

“Pokoknya ikuti terus. Kalau perlu terus dekati dan saat mereka turun dari mobil langsung tembak mereka. Tidak perlu kedua nya, cukup salah satu saja. Aku dengar dengar katanya jika anak kembar itu satu sakit satunya juga akan ikut sakit.” Ucap Tuan Jack

“Baik Tuan.” Ucap Sang Pengawal lalu dia menyiapkan senjata apinya. Sang sopir pun terus melajukan mobilnya dan fokus melihat mobil yang membawa Aja dan Ata.

“Jangan sampai gagal. Pokoknya buat salah satu dari mereka tertembak dan menjadi sakit. Dan yang satu kamu bawa ke mobil ku.” Perintah Tuan Jack lagi dengan tidak sabar.

“Siap Tuan, pengawal mereka hanya satu orang dan satu lagi nenek nenek bukan hal sulit untuk membuat mereka celaka dan membawa lari salah satu dari mereka.” Ucap Sang pengawal Tuan Jack, sambil tersenyum penuh percaya diri.

“Karya ini merupakan karya jalur kreatif “

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

berani sekali ni si tuan jack ini bermain2 dengan Aja sama Ata deh ...tuan jack cari mati ni semoga Aja sama Ata nya baik2 aja deh ...kasuh pelajaran buat si tusn jack ini deh biar dia tau rasa ni

2024-03-06

3

Oma Umi

Oma Umi

semoga lancar dan sukses

2024-02-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!