Bab. 13.

“Aja... Ata... kalian berdua sudah membuat kami semua cemas! Kota sedang dalam keadaan gawat bahaya tetapi kalian malah pergi!” teriak Oma Lisbeth sambil berjalan tergopoh gopoh mendekati Aja dan Ata yang sudah menghentikan sepedanya di dekat mobil. Pak Sopir pun segera membuka pintu bagasi mobil.

“Maaf Oma.....” suara Aja dan Ata sambil menatap Sang Oma. Ekspresi wajah Aja dan Ata pun penuh rasa penyesalan sebab di lubuk hati terdalam mereka berdua tidak sampai hati jika membuat orang tua itu gelisah dan repot mencari cari dirinya. Namun apa daya tugas untuk menyelamatkan dua orang panitia konferensi memanggilnya.

“Oma sudah datangi mini market mini market di dekat dekat sekolah ini, dan kalian tidak ke mini market kan?” ucap Nyonya Lisbeth sambil menjewer telinga Aja dan Ata.

“Maaf Oma...” ucap Aja dan Ata sambil meringis tersenyum sebab tarikan tangan Oma Lisbeth di telinganya tidak terasa sakit oleh mereka namun malah terasa geli.

“Mana tablet kalian. Hari ini kalian mengerjakan tugas dengan komputer sekolah.” Ucap Nyonya Lisbeth selanjutnya setelah melepas telinga Aja dan Ata. Nyonya Lisbeth pun menengadahkan tangannya untuk meminta tablet milik Aja dan Ata.

Aja dan Ata mengambil tas ranselnya lalu menyerahkan tablet mereka pada Oma Lisbeth dan selanjutnya mereka berdua melangkah menuju ke kelasnya dan siap menerima hukuman selanjutnya karena terlambat masuk kelas.

Oma Lisbeth yang sudah membawa tablet Aja dan Ata segera pamit pada kepala sekolah dan segera masuk ke dalam mobil yang sudah ada sepeda milik Aja di dalam bagasi mobilnya.

Mobil terus melaju menuju ke rumah Oma Lisbeth. Di dalam mobil Oma Lisbeth mengecek tablet milik Aja dan Ata, meskipun ada pass word di tablet kedua anak itu namun mereka memberi tahu password pada Oma Lisbeth akan tetapi file file penting tetap diberi pass word dan hanya mereka berdua yang bisa membukanya.

Di saat Oma Lisbeth membuka aplikasi chatting di tablet milik Ata....

“Hmmm ini gara gara Bule, membuat dua bocah itu harus pergi dari sekolah dan membuat kita semua kalang kabut...” gumam Nyonya Lisbeth dan selanjutnya dia menghubungi nomor telepon Alexa untuk memberi laporan pada Alexa dan Vadeo.

Sesaat televisi kecil (head unit) yang ada di dalam mobil milik Nyonya Lisbeth memberikan siaran breaking news.

Nyonya Lisbeth pun sambil berbicara dengan Alexa menyimak siaran breaking news itu.

Di layar televisi kecil itu tampak Nona Elena dan Pimpinan panitia konferensi mengucapkan banyak terima kasih pada dua anak laki laki yang sudah menolongnya. Meski pun Pimpinan panitia konferensi dan Nona Elena tahu siapa nama dua bocah laki laki itu namun mereka tidak mengatakan pada publik. Wartawan terus mendesaknya untuk lebih menjelaskan identitas dua bocah itu. Tetap mereka berdua hanya geleng geleng kepala dan bungkam tutup mulut.

“Pasti dua anak laki laki itu Tuan Tuan Kecil, Nyonya Lisbeth...” ucap Pak Sopir yang juga ikut menyimak siaran breaking news, sambil terus melajukan mobilnya.

“Hmmm meskipun identitas Aja dan Ata tidak disebutkan tetap saja dua anak itu dalam bahaya.” Gumam Nyonya Lisbeth yang sudah memutus sambungan teleponnya dengan Alexandria.

Sementara itu di belahan bumi selatan malam sudah semakin larut. Vadeo langsung mengusap usap layar hand phone miliknya setelah mendapat kabar jika kedua anak laki lakinya sudah ketemu dan perginya mereka karena perintah dari Bang Bule Vincent karena temannya Bang Bule Vincent tidak bisa masuk ke lokasi Mansion Current Morgan.

“Bul! Kamu yang nyuruh Aja dan Ata membebaskan korban penculikan itu ya? Sekarang berita viral dua anak laki laki yang menyelamatkan panitia konferensi! Aja dan Ata bakal jadi target penculikan selanjutnya Bul! Kamu itu tidak mikir panjang!” suara Vadeo di saat Bang Bule Vincent sudah menerima panggilan suaranya.

“Bro, masalahnya kan kalau mereka tidak diselamatkan pengumuman pemenang tender tidak keluar, bukannya itu yang kamu nanti nantikan.” Suara Bang Bule Vincent di balik hand phone milik Vadeo.

“Iya tapi Aja dan Ata semakin dalam bahaya!” ucap Vadeo.

“Masalahnya hanya mereka yang bisa masuk ke Mansion Current Morgan yang penjagaan nya sangat ketat di ruang bawah itu. Temanku sudah bisa masuk menyamar menjadi kurir tapi tetap gagal masuk di area terlarang.” Suara Bang Bule Vincent di balik hand phone milik Vadeo.

“Kamu tenang saja Deo, percayalah Aja dan Ata pasti bisa menyelamatkan diri.” Ucap Bang Bule Vincent lagi untuk memberi ketenangan pada Vadeo.

“Hmmm tetap saja aku mengkhawatirkan mereka. Entahlah aku sulit mendapat visa mungkin dikira aku akan melebarkan usahaku di sana.” Gumam Vadeo lalu memutus sambungan teleponnya.

Sedangkan di lain tempat di sebuah kantor perusahaan milik Tuan Jack. Dia sejak tadi terus mengikuti perkembangan berita penggerebekan Mansion Current Morgan. Dan saat mendengar dua bocah laki laki yang menyelamatkan panitia konferensi yang diculik oleh Tuan Morgan. Tuan Jack menggebrak mejanya dengan sangat keras dengan kedua telapak tangannya.

BRAAAKKKKK

Hingga sekretaris dan pengawal dia yang juga berada di ruang kerja nya tampak kaget dibuatnya.

“Dua anak itu pasti anak anak Vadeo Jonathan!” teriak Tuan Jack selanjutnya, wajahnya tampak menegang dan memerah.

“Ini gara gara kamu tadi malam tidak bisa membuat celaka pada mereka! Sekarang kerjakan! Culik mereka!” perintah Tuan Jack pada Sang pengawal.

Sang pengawal yang sudah gagal melaksanakan tugas nya tampak bingung.

“Tuan cari orang lain saja, saya nyerah lebih baik saya mengundurkan diri Tuan.” Ucap sang pengawal takut takut.

BRAAKKKK

Tuan Jack menggebrak meja lagi.

“Payah!” teriak Tuan Jack murka sambil menatap tajam sang pengawal.

“Dua bocah itu akan memenangkan tender! Tidak membantu panitia saja peluang dia sangat besar untuk menang apalagi sekarang mereka membantu, peluang untuk mereka menang lebih besar.” teriak Tuan Jack lagi.

“Tuan hubungi saja putera Tuan Morgan, teknologi mereka lebih canggih dari kita, dan Tuan bisa memberi modal pada dia.” Ucap Sang pengawal sambil menatap Tuan Jack.

Tuan Jack terdiam sesaat lalu dia tertawa terbahak bahak.

“Ha.. Ha... Ha... Ha... Tumben otak kamu encer!” teriak Tuan Jack sambil tertawa terbahak bahak. Tuan Jack pun segera mengusap usap layar hand phone miliknya untuk menghubungi putera Tuan Morgan.

Sesaat kemudian...

“Hah! Aku belum punya nomor telepon dia yang ada nomor telepon Morgan dan sekarang tidak aktif.” Ucap Tuan Jack dengan nada kesal.

“Bukan hal sulit untuk mendapatkan itu Tuan.” Saut sekretaris Tuan Jack yang cantik dan sexie.

“Karya ini merupakan karya jalur kreatif.”

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

otak para penjahat pun terus berjalan walaupun dalam keadaan yersepit sekalipun ....demi untuk mendspatkan tander brsar yang diidamkan si tuan jack sekali lagi bergabung dengan orang lain deh ...sekoga kali ini kamu juga mati kayak kakaknya Rechie itu deh yang merakit bom itu tetus mari tertimbus dengan bom rakutan nya sendiri berkubur bersama2 dengan nya termasuk Richie sendiri deh ...lanjutkan thor

2024-03-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!