bab 15

Tania terus bermain ponsel dia hendak menghubungi Sandra dan memberi tahukan kalau saat ini dia tidak bisa datang

"Halo San.."

"Kamu ini di mana sih, Ini sudah jam berapa, kenapa masih belum sampai juga..?" tanya Sandra dengan suara yang cukup tinggi di telinga Tania.

"Maaf San, aku sepertinya tidak jadi bekerja di tempat kamu deh, suamiku melarangnya.." ucap Tania sambil melihat kearah Haris yang juga sedang melihat kearahnya sambil tersenyum.

"Oh gitu, ya sudah tidak apa-apa. Memang kamu harus meminta izin suami kamu dulu, ya sudah jika nanti kamu berubah pikiran jangan lupa hubungi aku ya" ucap Sandra

"Iya San, sekali lagi maaf ya?" Kata Tania sebelum mengakhiri panggilannya dan Kembali memasukan ponselnya ke dalam tas.

"Pah, apa yang harus aku kerjakan sekarang..?" tanya Tania sambil melihat kearah Haris

"Kamu cukup duduk manis saja disitu.." Ucap Haris dengan santainya

"Ko gitu pah, itu sama saja dengan aku menganggur di rumah" jawab Tania ketus

"Tentu saja tidak sama, aku akan menggaji kamu. Jadi menurut saja, jangan membantah. Oh ya, saat berdua seperti ini jangan panggil aku papah..." pinta Haris yang sedikit tidak nyaman dengan panggilan itu.

"Lalu aku harus panggil apa...??" tanya Tania

"Terserah, asal tidak memanggil papa.."

Perkataan Haris membuat Tania semakin bingung, apalagi sikap Haris yang seperti sekarang ini. Masalah dirinya dan sang suami saja belum selesai, ini malah di tambah dengan masalah ayah mertuanya.

Entah kenapa tiba-tiba kepala Tania berdenyut dan reflek dia pun memijit pelipisnya, Tania benar-benar tidak mengerti dengan sikap Sang ayah mertua yang semakin hari malah seperti anak kecil dan sekarang malah mempermasalahkan soal panggilan untuknya.

"Setelah ini ikut aku meeting, aku tidak mau meninggalkan kamu sendiri di sini."

"Lalu aku harus ngapain nantinya pah...? Papah jangan aneh-aneh deh, aku ini tidak tahu apa-apa kalau nanti aku malah membuat papah malu bagaimana...?" ucap Tania kesal

"Kamu tidak perlu melakukan apapun, kamu hanya perlu diam dan menurut saja.. Dan jangan banyak protes.." Suara Haris sedikit meninggi karena merasa kesal dengan Tania yang terus membantah dirinya.

"Papah kok gitu.. pah, papah tidak bisa seenaknya saja dong.. papah juga tidak bisa memaksa kehendak papah itu, ingat pah aku ini bukan siapa-siapanya papah..." Tania sontak langsung berdiri dia sudah sangat kesal dengan kelakuan ayah mertuanya itu.

Haris yang mendengar itu pun langsung berdiri dan melangkah mendekati Tania. Membuat wanita itu bergidik ngeri karena melihat raut wajah Haris yang menyeramkan ketika marah. Haris langsung menarik tangan Tania dan memeluk pinggang wanita itu, sehingga kini tubuh keduanya saling menempel satu sama lain.

"Lalu aku harus bagaimana..?" tanya Haris

Tanpa aba-aba Haris langsung saja melumat bibir Tania, bahkan lebih panas dan penuh hasrat dibandingkan tadi pagi, rasa marahnya membuat dia benar-benar ingin menerkam wanita yang kini sedang berada di dalam pelukannya.

Sedangkan Tania hanya bisa diam dan pasrah dengan apa yang sedang dilakukan oleh Haris kepadanya bahkan dia tidak berniat membalasnya sama sekali. di saat bibir Haris mulai menjelajah bagian leher Tania pintu tiba-tiba terbuka.

"Pak sudah waktunya mee...ting.." Rina sontak terbelalak melihat adegan panas di depan matanya.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Haris tengah mencumbui wanita itu, wanita yang tadi pagi di bawa oleh bosnya.

"Tania kamu sudah benar-benar kurang ajar..!!" maki Rina di dalam hati.

Haris segera melepaskan pelukannya dan kini dia sedang menatap tajam kearah sang sekretaris, saat ini dia benar-benar sangat marah karena Rina baru saja mengganggu kesenangannya.

"Apa kamu tidak tahu sopan santun, apa kamu tidak bisa mengetuk dulu pintu sebelum masuk...!!!" teriak Haris

"Maaf pak, biasanya 'kan saya langsung masuk. Jadi..." belum sempat Rina menyelesaikan ucapannya Haris sudah membentaknya terlebih dahulu.

"Jangan banyak bicara, siapa yang memberikan kamu izin sehingga kamu bisa berbuat seenaknya begitu. Keluar...!" Bentak Haris

"Iya pak, tapi sebentar lagi bapak harus pergi meeting pak."

"Aku akan pergi dengan Tania..!!" Ucap Haris tegas

"Tapi pak..." Rina terlihat keberatan

Dia tidak suka jika tempatnya harus di ganti oleh wanita asing itu, terlihat kalau Tania sudah memegang tasnya dan menggoyang-goyangkannya seolah sedang mengejek dirinya.

"Sekarang keluar, saya tidak butuh saran ataupun persetujuan dari kamu.. kalau kamu merasa keberatan dengan keputusan saya silahkan ajukan surat pengunduran diri....!" ancam Haris tidak main-main dan itu membuat Rina takut dan segera pergi dari hadapan bosnya itu.

"Sebaiknya aku pergi saja pah.." ucap Tania sambil melangkahkan kakinya kearah pintu.

"Berhenti disitu atau kaki mu aku patahkan....!!" ancam Haris

Tania langsung menghentikan langkah kakinya begitu pula tangannya yang hendak membuka handle pintu ketika mendengar ancaman Haris yang terdengar begitu menakutkan.

"Kalau kamu tetap ingin pergi dari sini, aku pasti akan membuat kamu tidak bisa berjalan selama berhari-hari...!" ancam Haris dan membuat Tania bingung dengan perkataan ayah mertuanya ini, Dia hanya bisa menghela nafas panjang.

Tania berbalik dan kini sedang menatap Haris dengan tajam dia diam mematung, tidak ada niat untuk kembali ke dalam ruangan.

"Sebenarnya apa sih maunya papah...??"

"Aku cuma mau kamu menurut, itu saja. Apa itu susah di lakukan oleh kamu...?" Haris terdengar sudah putus asa.

"Aku ini hanya menantu papah, dan papah tidak bisa memerintah ku seenaknya dan aku juga tidak memiliki kewajiban untuk menuruti semua keinginan papah itu... Aku permisi pah..." ucap Tania tegas dia pun segera membuka pintu dan keluar.

"Tania kembali kesini...!" teriak Haris tapi sama sekali tidak membuat Tania kembali ke dalam ruangan itu.

Saat dia sudah berada di luar ruangan matanya melihat sebuah penampakan tepat di depan ruangan Haris, tepatnya di ruangan sekretaris sang ayah mertua. Wanita itu sedang duduk di pangkuan seorang pria dan jangan lewatkan apa yang sedang mereka lakukan, mereka sedang bercumbu sangat panas dan yang membuat Tania lebih shock lagi adalah siapa pria itu. Pria yang kini sedang mencumbui Rina dengan panasnya ternyata suaminya sendiri, pria itu adalah Andra.

"Mas Andra apa yang sedang kamu lakukan...!!!" teriak Tania dan membuat keduanya menghentikan ciuman mereka.

"Tania.. kenapa kamu bisa disini...??" tanya Andra salah tingkah karena sang istri memergokinya sedang berciuman panas dan jangan lupakan posisi dia dan sekretaris Haris itu.

Andra pun segera mendorong Rina membuat wanita itu sedikit kaget tapi akhirnya dia berdiri di samping Andra.

"Kenapa kamu melakukan ini mas, bagaimana bisa kalian berciuman di dalam kantor seperti ini...?" Tania benar-benar merasa sangat kecewa dengan kelakuan Andra.

Tania tahu, dia juga tidak lebih baik dari sang suami tapi tetap saja ketika dia melihat Andra sedang mencumbu wanita lain dia juga kecewa dan sakit hati apalagi selama ini sikap Andra sangat dingin terhadap dirinya.

Terpopuler

Comments

Carlina Carlina

Carlina Carlina

ayooo papa haris kluar dong🤭🤭🤗🤗

2024-05-02

3

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

tambah keenakan Andra.. hehe

2024-05-12

0

Rini Shop

Rini Shop

enak ink enk

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!