Bab 2

"Ya Tuhan, kenapa jantungku berdegup kencang.. Ada apa ini...?" ucap Tania di dalam hati dan tanpa sadar dia memegang dadanya sendiri.

"Ya, Kalian bisa menempati kamar kamu yang dulu. mbok Yun juga sudah membersihkannya" ucap Haris tanpa melihat ke arah anak dan menantunya.

"Iya pa, kami ke atas dulu, sekali lagi terimakasih karena papah sudah mengijinkan kami untuk tinggal disini sementara waktu.." setelah mengatakan itu Andra segera saja menaiki tangga dan menuju kamarnya di lantai atas bahkan dia tidak menghiraukan sang istri yang menyeret dua koper besar dengan susah payah bahkan ketika menaiki setiap anak tangga.

"Permisi pah.." Pamit Tania.

Haris hanya menganggukkan kepalanya saja, dia menatap punggung sang menantu yang masih sangat muda itu, sejujurnya dia merasa kasihan terhadap menantunya ini tapi mau bagaimana lagi.

"Mbok!" panggil Haris

"Iya tuan, ada apa tuan memanggil si mbok...?" tanya mbok Yun sambil mendekat kearah majikannya

"Mulai hari ini Andra dan Tania akan tinggal disini jadi tolong urus semuanya, dan untuk makanan juga tolong tambah porsinya"

"Den Andra dan non Tania mau tinggal di sini tuan, si mbok seneng dengernya.. jadi si mbok juga tidak kesepian lagi dan rumah ini pun menjadi ramai.. " ucap mbok Yun yang merasa sangat senang dengan kabar yang di dengarnya barusan.

Bukan tanpa sebab mbok Yun begitu senang mendengar berita ini, dia sudah sangat lama bekerja untuk keluarga Haris. Bahkan sebelum Haris menikah dia sudah bekerja di rumah ini, tentu saja dia pun menganggap Andra layaknya anak sendiri.

"Kelihatannya kamu senang banget mbok, harusnya mbok kesal dan juga marah, tugas mbok di rumah ini jadi bertambah banyak." Haris merasa heran dengan tingkah sang asistennya itu.

"Tidak apa-apa tuan, itu bukan masalah besar buat si mbok.. kalau begitu si mbok pamit ke belakang dulu mau lanjut masak.." mbok Yun pun segera meninggalkan Haris seorang diri

"Iya.."

Haris pun kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi, tapi entah kenapa, bukannya fokus dengan pekerjaannya Haris malah teringat dengan menantunya itu, ini memang kali pertama dia bisa agak dekat dengan menantunya itu.

Bukan tanpa sebab, dari awal dia merasa sangat canggung saja jika bertemu dengan Tania. mungkin kalau istrinya masih ada dia akan memperlakukan Tania lebih baik lagi.

Di tambah dengan jadwal yang sangat padat membuat Haris sangat jarang sekali bertemu dengan anak dan menantunya itu.

"Kamu rapihkan baju-baju ku ke lemari, ingat harus rapi. Aku mau mandi dulu.. !" perintah Andra

"Iya mas." Jawab Tania

Lalu dia mulai mengeluarkan baju-baju milik Andra dan menatanya ke dalam lemari besar di kamar itu. Setelah selesai kini giliran baju miliknya sendiri untuk masuk ke dalam lemari yang kosong.

Ceklek

"Mana baju ganti untuk aku..?" Tanya Andra sambil menatap tajam istrinya itu.

"Mau pakai baju santai apa gimana mas?" tanya Tania balik

"Tentu saja baju bagus, celana dan kemeja." sahut Andra tidak suka dengan pertanyaan istrinya itu.

Tania pun segera memberikan baju yang di minta sang suami dan memberikannya, sedangkan Andra melepaskan handuk dan melemparkannya sembarangan sehingga mendarat mulus di wajah Tania.

Handuk yang berhasil mendarat ke wajah Tania itu pun pada akhirnya jatuh ke pangkuannya. Wanita itu hanya bisa diam dan mengelus dada dengan sikap sang suami. Walau hatinya teramat sakit dan merasa tak dihargai, dia tak bisa berbuat apa-apa.

Dia tidak ingin pernikahannya yang baru seumur jagung harus kandas karena masalah-masalah seperti ini, dia harus bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Sejak menikah, Tania baru tahu sifat asli sang suami, temperamen, keras dan egois. Tapi dia tidak ingin menyesali semua itu, dia hanya kenal dengan Andra beberapa bulan saja dan dia pun langsung menerima lamaran pria itu, pria yang ingin segera menikahinya.

Andra pun segera memakai baju yang di berikan Tania, jujur saja dia Ingin segera pergi dari kamar ini, agar bisa terhindar dari istrinya yang membuat dia kesal.

Tania yang melihat Andra sangat rapi pun tidak bisa menghentikan ke ingin tahuan nya.

"Mas mau kemana..?" Tanya Tania hati-hati dia tidak ingin mendapatkan kemarahan lagi dari sang suami sudah cukup hari ini dia merasa terhina dan sakit.

"Bukan urusan kamu, aku mau pergi kemanapun itu semua tidak ada hubungannya dengan kamu sama sekali.. jadi jangan banyak bertanya" ucap Andra sambil menyemprotkan parfum ke seluruh tubuh, hingga aromanya tercium begitu menyengat.

"Tapi aku ini istri kamu mas, jadi aku harus tahu kemana saja suamiku pergi?" Tania pun akhirnya memberanikan diri untuk menjawab.

"Kamu tahu aku sangat menyesal menikah dengan kamu. Sudah miskin, jelek, bodoh, dan yang paling aku sesali ternyata kamu itu juga perempuan pembawa sial.. bisanya hanya menengadahkan tangan saja pada suami..!" Setelah mengucapkan kata yang cukup kasar dan pedas itu, Andra pun bergegas Keluar dari kamar.

Tania hanya bisa menatap punggung Andra, hingga pria itu benar-benar hilang dari pandangannya.Tania berjalan ke arah meja rias, lalu dia berdiri di depan kaca rias.

Dia memperhatikan dirinya disana, apa memang sekarang dia sudah tidak menarik lagi di mata suaminya.

Tania adalah wanita yang lembut, dengan wajah cantik dan berkulit putih, Hidungnya pun mungil dan lancip, sedangkan bibirnya pink alami walaupun tanpa make up sedikitpun. dia pun melihat kearah tubuhnya yang tergolong ideal.

Rambutnya hitam panjang, sungguh sangat sempurna bagi lelaki yang memang benar-benar mencintanya apa adanya. Entah apa yang membuat Andra tiba-tiba menikahinya dulu, dan kenapa juga dia dengan cepat bisa menerima lamaran dari lelaki yang belum lama dia kenal.

Tania yang hidup sebatang kara, berpikir jika hidupnya akan bahagia jika sudah menikah nanti, setidaknya ada seseorang yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya, hingga dia tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan lagi.

"Pah bagi uang dong.. Aku mau jalan.." Ujar Andra dengan mudahnya.

Haris yang masih berada di ruang keluarga sontak mengernyitkan dahinya heran, Apalagi melihat sang putra yang sudah rapi dan wangi, anehnya tanpa ada Tania di sampingnya.

"Mau kemana kamu...?" Tanya Haris

"Mau ketempat teman pah, siapa tahu dia berminat mengajak aku bekerjasama.." sahut Andra sambil duduk di samping Haris

"Kenapa harus ketempat teman kamu segala, kamu tidak perlu repot-repot.. kamu bisa bekerja di perusahaan papah, kamu juga bisa mulai dari staf yang paling bawah" ujar Haris

"Tidak mau pah.. papah ini gimana sih masa aku di kasihnya hanya jadi staf biasa saja, apa kata karyawan lain dan juga teman-teman ku, apalagi yang mereka tahu aku ini anak dari pemilik perusahaan, bisa malu aku pah.." sahut Andra langsung menolak mentah-mentah tawaran dari Haris

"Lantas kamu mau jadi apa...?? CEO..?? usaha milik kamu sendiri saja bangkrut karena kamu tidak becus mengurusnya apalagi perusahaan besar milik papah..." Haris benar-benar tidak habis pikir dengan pola pikir anaknya ini.

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

suami gk tau diri dn gk bisa ngaca diri cuma bisa ngandelin tampang sm kekayaan papa ny doank

2024-05-02

5

Minn

Minn

model kek andre ini memang gak kepake mau disorong kemanapun Karna sifatnya yg angkuh dan egois

2024-05-08

0

Kamiem sag

Kamiem sag

yaelaah Tan... lakikkayak Andra itu buang aja ke laut cari kumpul uang untuk gugat cerai

2024-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!