bab 11

"Aku akan mencoba untuk tetap bertahan pah.." ucap Tania dengan senyum yang di paksakan

"Dasar bodoh...!!" Maki Haris, dia sangat kesal ketika mendengar jawaban dari wanita di hadapannya ini.

"Aku memang sangat bodoh, makanya mas Andra suka sekali menindas ku. Tapi aku bisa apa pah...?? Apa yang akan di katakan oleh orang lain dengan status janda yang akan aku sandang nantinya....?" jujur saja Tania juga tidak tahu apa yang dia inginkan saat ini.

"Memangnya kenapa dengan status seorang janda, apa itu hina dan buruk..? apa itu merugikan mereka...?" cecar Haris

Jujur saja saat ini dia ingin sekali memeluk wanita yang kini tepat berada di hadapannya ini, dia ingin menarik wanita itu kedalam pelukannya yang hangat. Dia tidak tahu kenapa saat ini dia sangat tergila-gila dengan menantunya ini, entah apa yang sudah Tania berikan kepada dirinya. Andai saja waktu bisa di putar pasti dulu dia yang akan menikahi wanita ini terlebih dahulu.

"Apa papah tidak tahu, di mata orang-orang seorang wanita yang sudah bercerai itu sangat buruk pah. Mereka akan berpikir jika wanita itu sangat buruk dan semua kesalahan ada pada dirinya, dia bahkan tidak bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya dan bahkan mungkin dia yang berselingkuh sehingga suaminya menceraikan wanita itu.." ucap Tania

Jujur saja dia juga sudah tidak tahan di perlakukan seperti ini terus menerus oleh Andra, tapi untuk bercerai dia pun belum siap sama sekali.

"Bercerai lah dengan Andra dan setelah itu menikah lah dengan ku... aku akan membuat kamu bahagia.." ucap Haris dengan tenang

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

Tania tiba-tiba saja mendadak tersedak oleh ludahnya sendiri, dia tidak menyangka kalau Haris akan berbicara seperti itu. Haris yang melihat itu langsung menyodorkan air minumnya ke arah wanita yang sudah menyita perhatiannya ini.

"kamu ini kenapa...?" tanya Haris khawatir

"Maaf pah, aku hanya kaget saja.." Tania pun segera minum air yang di berikan oleh Haris dan meneguknya sampai habis.

"Apa papah sadar dengan apa yang barusan papa ucapkan...?" Tanya Tania setelah selesai menghabiskan segelas air putih

Entah kenapa dia mendadak sangat bahagia dan salah tingkah setelah mendengar perkataan Haris, seperti banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya. Tidak mungkinkan kalau dia sudah jatuh cinta terhadap ayah mertuanya sendiri.

"Apa kamu lihat wajahku ini sedang bercanda..?" ucap Haris mendengus kesal

Tania berusaha menatap wajah pria yang kini sedang menatap dirinya, ada perasaan aneh yang bahkan dia sendiri tidak tahu perasaan apa itu. Bahkan ketika bersama Andra dia tidak pernah merasakan perasaan hal seperti ini.

Mata Haris mengunci pandangannya kepada Tania dan itu membuatnya salah tingkah, Tania baru sadar kalau ternyata Haris sangat tampan bahkan Andra saja masih kalah jauh jika di bandingkan dengan Haris. Bahkan pesona Haris lebih besar di banding Andra.

"Kalau kamu sudah lelah, tinggalkan saja Andra, kamu harus tahu Aku siap menerima kamu. Jangan pernah takut dengan status, dan jangan terus-terusan memikirkan omongan orang, toh hidup kamu bukan mereka yang tanggung"

Tania menundukkan kepalanya, dia tahu semua yang di katakan oleh Haris benar adanya. Tapi jika harus meminta cerai terlebih dahulu tanpa ada bukti pasti Andra juga tidak akan mau melepaskannya begitu saja.

"Mana mungkin aku bisa bercerai begitu saja, jika bukti kelakuan mas Andra saja aku tidak punya" ucap Tania lemah

Haris sangat senang akhirnya Tania mau juga luluh, mungkin bisa di katakan dia adalah seorang ayah ya g sangat buruk karen asudah merusak kehidupan rumah tangga anaknya. Tapi kalau saja Andra bisa berbuat baik terhadap Tania dia tidak akan mencampuri semua urusan anaknya itu.

"Apa kamu butuh bantuan ku...kalau memang kamu butuh bantuan ku katakan saja apapun itu, pasti nanti aku bantu sebisa ku.." ucap Haris mencoba mendekatkan dirinya kepada Tania.

"Tidak perlu pah, untuk sementara ini aku belum butuh bantuan papah. Aku masih mau lihat seperti apa sikap mas Andra kedepannya, dan aku juga ingin tahu apa benar dia punya wanita lain di luar sana.." ucap Tania sambil menatap mata Haris

Haris pun akhirnya mengalah dan dia akan menunggu sampai kapan Tania bisa bertahan. Bisa saja dia menunjukan bagaimana kelakuan Andra di luar sana, tapi dia tidak mau melakukan itu semua biarkan saja menantunya ini tahu sendiri seperti apa kelakuan suaminya jika berada di luar rumah.

"Maaf pah, aku pamit ke kamar dulu" ucap Tania tiba-tiba dia merasa tidak Nayaman berlama-lama berada di dekat Haris.

"baiklah"

Setelah mengatakan itu Tania pun segera pergi meninggalkan Haris seorang diri. Sedangkan Haris hanya bisa menatapnya, bahkan ketika bayangan Tania sudah tidak terlihat pun dia masih melihat kearah tangga.

Perasaan yang semakin hari semakin besar membuatnya sangat tersiksa, bahkan dia sendiri juga tidak tahu kenapa bisa tergila-gila terhadap menantunya sendiri yang sudah jelas-jelas usia mereka sangat jauh berbeda. Bahkan Tania sangat cocok jika menjadi putrinya bukan malah menjadi pasangan hidupnya.

"Mas.." panggil Tania ketika dia baru saja masuk kedalam kamar dan melihat kalau Andra sedang duduk di atas kasur.

Entah kenapa Andra sangat sayang sekali dengan ponselnya itu bahkan dia sangat betah berlama-lama memandangi benda mati itu di banding memandangi dirinya. Bahkan Tania di larang menyentuh ponselnya itu jika ketahuan saja dia menyentuh barang-barang milik Andra tentu saja dia harus menerima kemarahan laki-laki itu.

"Apa...?" tanya Andra yang masih tetap fokus kepada ponselnya tanpa menghiraukan kehadiran Tania disana, Tania pun memberanikan diri untuk mendekat dan duduk di samping Andra.

"Kamu mau apa..? tempat duduk masih banyak kenapa mesti duduk di dekat ku.." ucap Andra ketus

Dia merasa sangat terganggu dengan kehadiran Tania, tadi sebelum Tania datang dia sedang merayu Eka wanita yang menjadi resepsionis di kantor papahnya itu.

"Sebenarnya kamu ini kenapa si mas... kenapa kamu terus memperlakukan aku seperti ini, apa salah aku sama kamu...?" tanya Tania yang sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Andra terhadap dirinya.

Andra seperti sangat jijik jika berdekatan dengannya bahkan kini sikap Andra semakin hari semakin kasar saja dan itu membuatnya sangat terluka, tanpa terasa air matanya pun menetes keluar.

"Kamu ini bisanya cuma nangis saja, sebenarnya apa mau kamu..?" ucap Andra, matanya kembali menatap ponsel yang kini terlihat menarik di matanya.

"Aku mau meminta izin sama kamu, aku mau bekerja" ucap Tania pada akhirnya, biar bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang sudah memiliki suami dan mau tidak mau dia harus meminta izin kepada Andra jika akan melakukan apapun apalagi ini adalah hal yang sangat besar baginya.

Terpopuler

Comments

S

S

Cantik tapii goblok nya minta ampun.Buat apa urusin omongan orang peduli apa jika hatimu hancur dan tak bahagia.dasar perempuan geblek.Ihh...

2024-04-25

5

Dewi Anggya

Dewi Anggya

benar kt haris jgn mau ditindas dn lemah lawan doonk... apalg si Andra cuma anak papa yg gk bisa apa²

2024-05-02

0

Andri

Andri

thor jangan buat tania bodoh donk gak seru

2024-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!