bab 14

"Papah nggak usah bercanda deh, aku mohon berhenti pah.. Kalau papah tidak mau berhenti aku akan lompat..!" Tania pun segera memegang handle pintu dan hendak membukanya.

"Jangan berbuat hal bodoh kamu, aku mohon kali ini saja kamu menurut dengan ku.." Bentak Haris

Haris pun segera menarik tangan Tania dengan kasar, bahkan kini Tania merasa sangat kesakitan karena ulah Haris. Sejujurnya Haris sangat marah melihat penampilan Tania saat ini, dia mencoba menahan rasa kesalnya dari sejak pagi tapi saat ini sudah tidak bisa ditahannya lagi.

"Papah, tolong lepas ini sakit pah..." ucap Tania dengan suara bergetar, Haris yang baru sadar akhirnya segera melepaskan cengkeramannya.

"Maafkan aku Tania, aku mohon kamu mengerti. Kamu mau bekerja dengan penampilan seperti itu dan di lihat banyak orang, jujur saja aku benar-benar tidak rela.." ucap Haris

Entah kenapa Haris bisa seperti ini, sejak Tania tinggal di rumahnya perasaannya selalu kacau jika memikirkan wanita ini. Bahkan Haris saja tidak tahu kenapa dia bisa seperti itu.

"Kenapa papah begini...?? Mas Andra saja yang status nya suamiku tidak pernah perduli dengan ku, tapi kenapa papah malah perduli dengan ku... kenapa pah..??" ucap Tania dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan bahkan kini Tania sedang menatap Haris

"Apa kamu tidak bisa merasakannya...?? apa harus aku jelaskan kenapa aku begitu perduli sama kamu...??" ucap Haris yang sangat kesal dengan wanita yang ada di sampingnya ini, kenapa wanita ini sama sekali tidak bisa peka terhadap perasaannya.

"Aku benar-benar tidak mengerti pah..." ucap Tania yang masih dengan setia menunggu jawaban dari Haris.

"Apa selama ini perhatian dan di bahkan ciuman ku sama sekali tidak berarti.. memangnya kamu pikir para pria mau mencium wanita karena apa hmmm.." ucap Haris gemas sendiri

"Aku sungguh tidak tahu pah, laki-laki bisa menyentuh wanita bahkan tanpa adanya perasaan sama sekali. Bahkan laki-laki juga bisa bercinta dengan seorang wanita walau dia tidak memiliki cinta untuk wanita itu sama sekali" lirih Tania

"Kamu pikir aku laki-laki seperti itu...?? ingat Tania aku bukan laki-laki macam begitu, aku hanya akan menyentuh wanita yang benar-benar aku cintai saja, jadi aku mohon kamu mengerti.." akhirnya Haris pun merasa sangat kesal dengan Tania karena dia membandingkannya dengan pria brengsek di luar sana.

"Apa papah benar suka sama aku...? tapi kenapa pah, kenapa aku...? aku ini menantu papah..." ucap Tania tidak percaya

Haris tidak menjawab pertanyaan Tania dia fokus ke jalanan yang ada di depannya apalagi saat ini mereka juga akan segera sampai.

Sesampainya di tempat parkir Haris segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Tania untuk turun, tapi wanita itu malah diam saja dan tidak beranjak sama sekali.

"Kita sudah sampai, ayo keluar"

"Tapi pah nanti kalau mas Andra tahu bagaimana?" Tanya Tania cemas

"Kenapa kamu harus takut, justru kamu harus tahu bagaimana kelakuan dia jika berada di luar rumah.." ucap Haris

"Tapi pah, aku... " Tania terlihat masih ragu

"Apa aku perlu menggendong kamu sampai lantai atas...?" Haris pun mulai menatap menantu ya ini dengan tajam, jujur saja dia sungguh gemas dengan sikap Tania.

"hah... tidak pah, tidak usah. Aku bisa jalan sendiri" ucap Tania yang bergegas turun dari mobil dan segera mengikuti Haris yang sudah berjalan lebih dulu.

Saat mereka mulai memasuki gedung, para karyawan yang berpapasan mengangguk hormat kepada Haris dan juga mereka menatap heran pada wanita yang bersamaan sang bos. Didalam hati mereka bertanya-tanya siapa wanita itu, sampai bisa berada di samping bos mereka. Sedangkan Tania hanya menunduk karena merasa malu dan juga dia merasa asing dengan tempat ini, bahkan ini kali pertama dia datang ke kantor milik ayah mertuanya ini.

"Selamat pagi pak." Sapa Rina sambil berdiri dan tentunya jangan lewatkan senyuman manisnya. Dan ketika Rina melihat ada seorang wanita cantik berada di samping bosnya itu dia menatapnya dengan tidak suka, apalagi saat ini penampilan Tania sangat seksi.

"Pagi, Rin masuk ke ruangan saya..." perintah Haris tanpa menoleh sedikitpun kepada sekretaris nya itu.

"Baik pak.."

Haris segera masuk ke dalam ruangannya dan di ikuti oleh Tania dari arah belakang. Dia sungguh tidak tahu apa yang harus di lakukan setelah ini.

"Sandra pasti menunggu ku disana" ucap Tania dalam hati

"Duduk Tan.." perintah Haris, sedangkan Haris sendiri duduk di kursi kebesarannya.

"Baik pah.." Dengan patuh Tania pun segera duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja Haris. Tidak lama kemudian Rina masuk sambil membawa berkas dan juga tablet di tangannya.

"Permisi pak.." ucap Rina setelah mengetuk pintu sebelumnya.

"Ya, apa jadwal saya hari ini..?" Tanya Haris sambil matanya melirik kepada Rina, sementara Rina malah melirik dengan kesal ke arah Tania yang sedang duduk manis di sofa.

"Hari ini ada meeting penting di restoran mall Central pak, nanti jam 10.00 pagi, setelah makan siang ada meeting di restoran hotel Amara.. Dan setelah itu anda free.." ucap Rina

"Ok.. Oh ya, perkenalkan dia Tania dan mulai saat ini dia akan menjadi asisten pribadiku. Aku harap kamu bisa bekerja sama dengannya.." Ucap Haris

Matanya melirik ke arah sang menantu yang tengah memainkan ponselnya di sofa. Dalam hati dia menggeram, siapa yang tengah dia hubungi, hingga begitu asyik dan tidak peduli dengan sekelilingnya.

"Apa pak....?? apa bapak tidak salah, kenapa bapak tiba-tiba punya asisten pribadi, apa kinerja saya mulai di ragukan pak..?" Protes Rina sejujurnya dia tidak rela jika ada wanita lain di sisi Haris selain dirinya.

"Apa ada masalah jika saya menerima Tania sebagai asisten pribadi saya...? kalau kamu tidak suka silahkan pergi ke bagian HRD dan urus surat pengunduran diri kamu..!" ucap Haris tegas, dia tidak suka dengan sikap sekretaris nya yang sudah berani protes dengan keputusannya.

"Ma-maaf pak, bukan maksud saya begitu, saya hanya merasa tidak enak. Apa kerja saya selama ini kurang bagus hingga bapak masih butuh asisten...?" ucap Rina gugup

"Jika tidak keberatan, jangan banyak protes. Kamu boleh keluar dan jangan lupa ingatkan saya jika sudah waktunya meeting.." usir Haris

"Baik pak.." Dengan perasaan kesal mau tidak mau akhirnya Rina pun meninggalkan ruangan Haris, tetapi sebelum keluar dia sempat melihat ke arah Tania yang juga kini sedang menatapnya, Rina sengaja memberikan tatapan penuh ancaman dan itu membuat Tania merasa ngeri dengan sikap sekretaris ayah mertuanya itu.

Terpopuler

Comments

Andri

Andri

kok haris malah aneh di bawa ke kantor apa biar orang kantor tahu tania mantu nya

2024-04-27

7

N Wage

N Wage

bingung...emangnya orang2 kantorntidak kenal dg andra?sebagai anak saru2nya pak haris selaku bos yg punya perusahaan?
dan jg tania sbg menantunya?

2024-05-13

0

Rini Shop

Rini Shop

SMG Tania ngeliat kelakuan suami y yg kerja,an y tebar pesona

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!