bab 5

Baru saja dia selesai merapikan meja makan, sang ayah mertua pun langsung duduk di kursi. Dia juga terlihat tengah memegang ponsel di tangan kanannya, Dengan hati berdebar Tania mulai membawa menu makan malam ke meja makan dan menatanya.

"Permisi pah.." Ucap Tania

"Iya" Sahut Haris tanpa melihat Tania sedikit pun karena matanya tetap fokus dengan ponsel yang ada di tangannya.

Tidak lama kemudian semua menu sudah siap dan Tania mempersilahkan mertuanya untuk segera makan.

"Makan malam sudah siap pah.." Ucap Tania

"Kamu duduklah."

"Aku nanti saja pah.." Tolak Tania,

Jujur saja dia merasa sangat canggung jika hanya berdua saja dengan Haris Entah mengapa, ada yang aneh dengan dirinya.

"Sudah kamu makan saja, tidak perlu menunggu suami kamu itu. Ayo duduk"

akhirnya mau tidak mau Tania pun menuruti perkataan Haris dan mulai menarik kursi.

"Iya pah..."

Tapi sebelum duduk, Tania lebih dulu mengambil makanan untuk sang ayah mertua, Setelah itu baru dia mengambil untuk dirinya sendiri. Yang terdengar hanya suara sendok di ruangan itu, tidak ada percakapan sama sekali. Benar-benar sangat sunyi dan ini membuat Tania merasa tidak nyaman.

Tania ingin sekali cepat-cepat menyelesaikan makan malamnya dan segera pergi dari situ, dia pun makan dengan cepat tanpa berpikir panjang sampai akhirnya dia tersedak sendiri.

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

"Makannya pelan-pelan, kunyah yang betul" sahut Haris sambil menyodorkan segelas air kepada Tania dan tanpa dia sadari nada bicaranya sedikit agak tinggi sehingga membuat Tania ketakutan.

"Maaf pah." Dengan gugup Tania menerima gelas dar Haris dan meneguknya hingga habis. Rasa panas akibat kuah pedas yang tercekat di tenggorokan perlahan menghilang di guyur oleh air minumnya.

"Seperti anak kecil saja kamu itu." Hardik Haris.

Dia tidak suka melihat wanita yang lemah dan mudah sekali di tindas seperti Tania.

"Maaf pah, aku hanya teringat mas Andra.. Apa dia sudah makan apa belum." Wanita cantik itu pun menunduk, untuk menyembunyikan wajahnya yang sedih.

Bagaimanapun juga Andra adalah suaminya, pasti ada rasa tidak nyaman dan cemas saat tidak melihatnya seharian begini.

"Ck, dia bukan anak kecil.. Kalau lapar bisa makan di mana saja. Kenapa kamu harus repot-repot memikirkan dia!" Sergah Haris tidak suka.

Haris pun segera menyudahi makannya, karena sudah tidak berselera sama sekali.

"Maaf pah.. " Tania kembali menunduk.

Apa yang di katakan oleh Haris memang benar adanya, tidak seharusnya dia memikirkan Andra dan belum tentu juga laki-laki itu memikirkan dirinya.

"Dia bisa pulang kalau dia mau, jika dia belum mau pulang, itu berarti dia belum cukup bersenang-senangnya." tambah Haris

"Memang mas Andra kemana pah..?" dengan memberanikan diri mengangkat kepalanya dan mata bulatnya yang sayu bertemu dengan mata elang milik sang ayah mertua.

"Kenapa malah bertanya sama papah, memangnya dia anak TK yang harus laporan mau kemana-mana?" Sinis Haris yang tidak habis pikir menantunya ini.

"Maaf pah.. Aku pikir mas Andra bilang sama papah." Lirih Tania.

Dan di waktu yang tepat Andra pun muncul di hadapan mereka, tentu saja dengan wajah yang sangat lelah dan juga mengantuk.

"Malam pah.." sapa Andra tanpa berniat untuk menyapa sang istri yang sejak tadi menunggunya.

"Mas, kamu dari mana saja...? kamu sudah makan..?ayo kamu makan dulu mas, biar aku ambilkan." Dengan wajah berseri Tania berdiri dan menyambut sang suami.

"Aku sudah makan, mau langsung tidur saja!" Ketus Andra.

Entah mengapa setelah menghabiskan waktu dengan sang kekasih dia bertambah muak dan tidak suka dengan istrinya.

"Iya mas." ucap Tania lemas

setelah mengatakan itu Andra pun berlalu menuju ke kamarnya sedangkan Tania hanya bisa menatap punggung sang suami yang sudah berjalan menuju lantai atas.

"Seperti itu laki-laki yang kamu khawatirkan..? Bahkan dia saja tidak cemas sama sekali sama kamu" Haris merasa sangat geli melihat kelakuan anaknya tetapi dia juga merasa sangat kasihan sekali melihat nasib sang menantu.

Tania hanya bisa menghela napas dan menundukkan kepalanya, dia kembali duduk dan melanjutkan makannya. Walaupun rasanya sangat sulit sekali di telan, serasa mengganjal di tenggorokan.

Haris menyelesaikan makanya dan dia beranjak pergi tanpa berpamitan sama sekali kepada Tania, Akhirnya wanita cantik itu pun ikut menyudahi makannya. Dia segera membereskan meja makan, setelah itu bergegas naik untuk menyusul Andra.

"Mas, kamu dari mana saja seharian ini...?" Tanya Tania

dia sudah tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya, Andra tampak berbaring di ranjang, terlihat kalau dia sedang bahagia apalagi senyumannya tidak pernah luntur sama sekali.

"Bukan urusan kamu...!!!" Ketus Andra

Senyuman yang sejak tadi menghias wajahnya mendadak sirna dan di ganti dengan wajah yang sangat dingin.

"Aku istri kamu mas dan aku berhak tahu apa yang sedang di lakukan oleh suamiku ini.." ucap Tania

Dia menahan amarah yang sudah sangat menyesakkan dadanya.

"Aku menyesal sudah menikahi kamu, dasar wanita miskin, bodoh dan tidak berguna..!" Amarah Andra begitu meletup-letup.

Dalam keadaan terpuruk seperti ini, dia lebih mudah terpancing emosi.

Mendengar perkataan suaminya yang menusuk membuatnya sudah tidak bisa lagi menahan air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya. Harga dirinya sudah di jatuhkan Andra, bahkan kini dia tidak tahu lagi apa yang harus di lakukan.

"Apa kamu punya wanita lain mas?" Lirih wanita itu.

"Tentu saja, aku sudah muak melihat wajahmu!" jawab Andra sambil menatap Tania penuh rasa kesal.

"Apa mau kamu mas?"

"Mau aku kamu pergi jauh dari hidupku.. aku sudah tidak ingin melihat wajah kotor kamu lagi.." ucap Andra sambil bertolak pinggang di depan sang istri, jika saja bisa dia ingin langsung melempar wanita yang tengah menangis itu sejauh mungkin agar hidupnya bisa tenang.

Andra kemudian kembali naik ke atas tempat tidur, dia pun mulai memejamkan matanya. Dia benar-benar sudah tidak perduli pada sang istri yang hanya bisa memandanginya sembari menangis.

Tania sama sekali tidak bisa memejamkan mata walaupun hanya sekejap saja, bahkan matanya masih betah terbuka hingga larut malam seperti ini. Saat dia menatap jam digital yang ada di dinding, jarum jam menunjukkan angka dua.

Tania menatap sang suami yang tertidur lelap, bahkan pria itu seperti tidak punya beban sama sekali. Bisa-bisanya tertidur pulas, padahal sang istri tengah menangis.

Terpopuler

Comments

Nona Lee

Nona Lee

Ku selalu komen dan dukung kak othor, tapi nggak pernah di sapa🤧

2024-04-29

6

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Laki2 klo udh selingkuh y gitu segala sesuatu ttng istrinya sdh tidak menarik perhatiannya lgi,,,,kasian Tania,dia sebatang kara mau plng jga kmana,ssh nya gitu klo seorng ibu rmh tangga yng tidak punya penghasilan,mknya penting klo perempuan punya uang sendiri,nasib dan jodoh siapa yng tau,,,,senggaknya klo punya uang sendiri bisa lbih tenang klo ada apa2 😪

2024-05-11

0

Bu Neng

Bu Neng

lagi baca maraton nih ...salam kenal Thor..
judul nya bikin penasaran 😅

2024-04-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!