Mood acak adul!

"Kamu tidak bisa agak tinggi sedikit?"

Apa!

"Saya rasa kamu akan sedikit kesulitan untuk latihan hari ini, jika tinggi badan kamu hanya segini."

Heii! Oh ... Ya ampun!

Sayangnya seruan itu hanya tertahan sampai di tenggorokan saja. Ranti hanya tak habis fikir, bagaimana mungkin Pak Braja berujar seperti itu. Dia fikir dia ini tiang penyangga tenda yang bisa di naik turunkan dalam waktu semenit. Andai pun bisa, ia juga mau menambah panjang kakinya dalam sekejap.

Haish ... Benar-benar! Rasa-rasanya ia ingin menggigit kepala lelaki itu saat ini juga jika mengingat ucapannya barusan. Apalagi di tambah dengan raut wajahnya tadi saat bicara, kentara jelas jika lelaki itu sedang merundung tentang fisiknya.

Bersungut-sungut, menggerutu, segala grundelan keluar mengiringi langkah Ranti yang menghentak-hentak kakinya. Tangan satunya membawa tas sementara satunya lagi mengepal erat sambil mecucu sempurna. Hari masih sangat pagi, tapi moodnya sudah acak adul begini. Baru juga semalam ia ingin berbaik hati membuatkan kue manis untuk sosok itu, ehh ... Hari masih begitu pagi dia sudah bertingkah menjengkelkan.

"Gak ada itu namanya Nastar geter-geter, Nastar kesetrum aja sekalian!" dengusnya bersungut-sungut.

Sekian menit ia melangkah menahan kesal, ia akhirnya sampai di gedung kesehatan. Masih berada di pelataran depan, netranya sedikit memincing heran melihat beberapa taruna serta kowal yang tampak sibuk di dalam sana. Terlihat karena dinding kaca yang transparan.

Ranti lantas berlari kecil dan segera masuk. Sampai di tengah koridor, ia melihat banyak taruna serta kowal yang sudah tiba. Berbeda dengan kemarin, hari ini terlihat riuh, sepertinya semua divisi berkumpul lengkap di gedung kesehatan.

Terlihat dari wajah-wajah para tentara yang sebelumnya jarang nan belum ia temui. Beberapa ada yang menyapa dan hanya acuh saja. Tapi, ia tetap tersenyum, mengangguk sopan sebagai formalitas sikap yang baik. Dilihat, Mereka nampak sibuk kesana-kemari.

"Sepertinya akan ada kegiatan." gumamnya sambil melangkah.

Bicara akan kegiatan, ia jadi teringat akan ucapan Pak Braja. Seingatnya, tadi saat baru sampai di parkiran lelaki itu berujar tentang pelatihan, entah pelatihan apa? Tapi dia menyangkut pautkan tentang tinggi badannya. Apa jangan-jangan? Ohh!

Berhenti dengan wajah terkejut, Ranti seketika berlari kencang ke ruangan divisinya. Sampai di depan pintu tanpa mengetuk ia langsung membukanya, dan bertepatan saat itu ia di buat terhenyak hingga hampir memekik kaget.

Ranti lantas segera menutup kembali pintu itu dengan kasar. Beruntung tangannya lebih dulu refleks bergerak dari pada mulutnya.

"Brakk!"

Sementara beberapa orang yang ada di dalamnya hanya terdiam sesaat dan selanjutnya tertawa lebar.

Ranti berdiri di luar pintu sambil tergugu menunduk malu. Hari masih terlalu pagi, tapi ia sudah di suguhkan dengan pemandangan yang masyaallahh, menggoda iman sekali.

"Itu tadi roti sobek, roti kasur semuanya ada ehh," cicitnya sembari menutup wajahnya malu.

"Mereka gak malu apa ya? Kok bisa-bisanya buka baju di ruang umum begitu, mana bareng-bareng lagi. Mereka lupa apa kalau ada aku!"

"Haduh... Mata suci ku jadi tidak perawan lagi!"

Yang badannya gak seberapa gede aja, ototnya bisa begitu. Apa lagi yang gede, yang tinggi, yang seksi. Haduhh! Pasti awur-awuran bikin ileran. Persis Pak Braja, eeh!

Kontan Ranti menjitak keningnya sendiri, bisa-bisanya di saat genting begini dia malah keingat yang iya-iya. Tapi mau bagaimana?

"Pesonanya memang tidak bisa di anggap enteng!"

Mengeleng cepat sembari menghembuskan nafas panjang, ia memainkan ujung sepatunya sambil menunduk. Selang beberapa menit, pintu di belakangnya tiba-tiba terbuka dan menampilkan sesosok pria jakung berkulit putih seiras dengan senyumnya yang nampak menawan.

"Ranti," tegur Niko membuka pintu sambil menatapnya kalem.

Ia lantas berbalik nan tersenyum canggung dengan raut kekinya. Berbeda dengan Niko yang hanya mendengus geli.

"Udah bisa masuk kan yaa?" tanyanya was-was memastikan.

"Udah aman, ayo masuk!"

Ranti lantas mengangguk setuju, tersenyum kecil dan melangkah sedikit ragu.

Di dalam ruangan, Dio, Teddy serta Jeva menatapnya lucu sermbari menahan tawa.

"Maaf ya, kita tadi ngagetin kamu," ujar Dio si pemilik perut roti sobek yang tadi sempat ia lihat.

"Huum, gak apa-apa kak," sautnya pelan sarat akan canggung.

Kalau sudah begini, ia tidak akan berani memperlihatkan jiwa usilnya. Di kelilingi banyak taruna tampan dalam satu ruangan. Refleks membuatnya menjadi sosok yang cenderung pendiam, sangat berbanding terbalik dengan kebiasaannya yang suka pecicilan dan juga usil. Entah bagaimana ceritanya? Dia bisa menjadi satu-satunya perempuan disini. Kenapa juga harus di sini? Berkumpul dengan para lelaki bukannya para perempuan.

"Ranti, Ayo cepat ganti baju."

"Ganti baju?"

"Iya."

"Baju apa? Aku gak bawa baju ganti, cuma pakai ini aja kak," sautnya sambil menunjukkan stelan blouse serta rok sepan yang ia pakai sekarang.

Niko tiba-tiba mengulurkan sesuatu kepadanya. "Pakai itu, hari ini kita ada kegiatan pelatihan ketangkasan fisik. Gunanya untuk melatih ketahanan fisik kita saat tugas di lapangan nanti," pungkasnya.

Ranti menerima itu dan manggut-manggut.

"Ranti ikut juga ya kak?" ia bertanya polos, pikirnya karena dirinya bukan tentara sesungguhnya, ia hanya bertugas membantu hal-hal kecil saja, tidak sampai ke pelatihan fisik begini.

"Iya, dong Ran. Kan kamu juga bagian dari kami," timpal kak Dio yang sedari tadi tersenyum memperhatikan ku.

"Ayo, cepat ganti! Sebentar lagi kita harus sudah berkumpul di lapangan," seru kak Jeva yang kini tengah mengikat rapi tali sepatunya.

"Huum, tapi," cicitnya sambil menggigit sisi bibirnya nan menatap ragu.

"Tapi apa?" tanya salah satu dari mereka.

Ragu-ragu, Ranti mengatakannya sambil menutupi rautnya dengan buntelan yang di beri Niko barusan.

"Kalian keluar dulu, masa iya aku ganti di tungguin kalian begini."

Kontan semua orang ada di ruangan itu kembali tertawa.

"Ohh! Iya, yaa? Hahaha!"

"Bisa gak kedip sampe meleleh aku Ran, kalo liat kamu ganti di sini, hahaha!"

"Ihh, kak Dio," Ranti menghentak pelan karena merasa malu yang bertalu-talu.

Lantas mereka pun bergerak cepat dan meninggalkan ruangan.

"Jangan lama-lama, kita tunggu di depan pintu."

"Huum!"

Pintu tertutup, Ranti segera mengganti bajunya dengan buntelan yang di berikan kak Niko. Memakai stelan training, ia sedikit mendesah lega. Setidaknya baju yang ia pakai kali ini tidak terlalu kebesaran seperti outer perawat kapan hari. Yahh, meskipun bagian lengan masih ia tekuk. Begitu pula dengan sepatunya, entah sepatu siapa yang ia pakai saat ini? rasanya begitu pas dan juga nyaman di kakinya yang cenderung kecil.

Selesai bersiap-siap, ia lantas segera melesat keluar ruangan.

Semua taruna serta kowal telah berkumpul di tengah lapangan, tak terkecuali dengan Ranti serta divisinya.

Berbaris sesuai gender, Ranti akhirnya harus terpisah dengan rekan divisinya. Kembali, ia merasakan grogi seperti awal bekerja. Beruntung, ia tidak di taruh di barisan paling depan padahal tubuhnya paling mungil dari pada yang lain.

Kendati tak satu barisan dengan para rekannya, namun Kak Jeva beserta kawan-kawan mencuri pandang memberi lirikan semangat kepada Ranti.

Ia yang melihat itu pun sempat terkikik samar meskipun barang semenit sampai kedatangan beberapa orang nan delikan serius dari kowal di sebelahnya membuatnya terdiam kembali fokus.

...----------------🍁🍁🍁----------------...

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

wow wow yang habis ngelihat roti sobek jadi pengen lihat juga wkwkwkwkwkw eh lupa Ranti semungil kayak apa yakkk🤭😁🤔🤔

2024-03-20

0

Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ

Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ

wahh.. Ranti dapat rezeki 😂 untung segera Ranti tutup pintunya bisa2 Ranti beneran ngiler lihat roti sobek beraneka ragam 🤭

SEMANGAT Thor 🤗

2024-02-28

2

BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ Qυҽêɳྃᴿᵋᵑ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ Qυҽêɳྃᴿᵋᵑ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

awww aku belomm liatt lohh rotii sobekknyaa🤭🤭🙈🙈🙈

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!