Itu punggung apa batu?

Hening menyelimuti perjalanan Ranti dan Braja. Beberapa kali gadis itu melirik lelaki di sampingnya yang setia bungkam. Iya, di sampingnya. Tadi saat dirinya baru saja naik di kursi belakang, pikirnya mereka akan langsung bergegas pergi. Tapi perkiraan nya salah! Tepat saat mobil baru saja di lajukan, tiba-tiba Braja berhenti mendadak lalu menoleh ke arahnya.

"Kamu pindah ke depan!"

"Huh?" sautnya bingung.

"Saya pikir kamu tidak tuli."

Kontan Ranti yang mendengar ucapan apatis tersebut langsung beranjak pindah kedepan. Bukannya tidak dengar, hanya saja ia ingin memastikan barangkali pendengarannya salah, mengingat lelaki itu yang irit bicara. Dan tepat sesuai dugaannya, lelaki itu pasti berfikir jika ia beranggapan menjadi supir jika Ranti duduk di belakang.

Yahh, kira-kira seperti itulah. Lelaki di sampingnya itu berucap ketus dengan wajah kakunya. Persis seperti profesor Severus snape di film Harry potter, enggan tersenyum dan cenderung menyeramkan.

Duduk dengan perasaan canggung serta gestur yang tidak nyaman. Ranti beberapa kali menelan ludahnya susah payah. Beberapa kali menoleh dan membuka mulut tapi ia urungkan. Ia ingin memecah keheningan, ingin bertanya atau sekedar berbicara kecil agar suasana tidak secanggung ini.

Tapi melihat mimik wajah yang sedari tadi diam tak beriak, ia jadi pikir panjang untuk melakukannya. Dari pengamatannya, Pak Braja ini tipe-tipe lelaki kulkas, cenderung dingin dan tidak ada hangat-hangatnya.

Aaiihh ... Pantas saja Mbok Darmi bilang kalau Pak Braja belum punya pendamping. Bagaimana wanita mau mendekat? Kalau dia nya saja senantiasa pasif begini, mukanya galak lagi! Tapi ehh! Itu kan sepengamatan nya saja. Mungkin saja kalau yang di sampingnya ini wanita cantik dengan body melehoy, bisa lain lagi.

Bukan seperti dirinya, biar tergolong sekal dan juga putih. Tapi kan dia gadis desa yang tabu akan bersolek dan segala macam, pendek lagi! Jika di sandingkan dengan Pak Braja saja, mungkin tinggi badannya tak sampai ketiak. Haduh ... Benar-benar gen kurcaci!

Terlebih ia hanya menggunakan bedak kintalan dan juga lipblam tipis untuk merias wajahnya, beda dengan gadis-gadis kota yang berdandan menor layaknya biduan. Apalagi dirinya sering bikin pening tujuh keliling, ingat saja kejadian terakhir. Ranti jadi malu sendiri ketika mengingatnya.

Mendesah panjang seraya menatap kosong jalan dari balik kaca, Ranti tidak sadar jika perilakunya tersebut tak lepas dari perhatian Braja.

Lelaki itu biar pun diam, tapi dari tadi netranya tak lepas memperhatikan setiap gerak gerik gadis di sebelahnya. Hanya saja ia enggan menoleh. Ia tidak mau nanti gadis itu besar kepala karena merasa di perhatikan meskipun sisi lain dalam dirinya berkata demikian.

Braja juga tau jika Ranti saat ini tengah gugup dan ingin berbicara, lihat saja jemari yang sedari tadi bertaut menahan gemetar. Namun Braja memilih acuh, memang dasarnya dirinya yang irit bicara.

Memasuki kawasan ketat penjagaan dengan para taruna yang tengah menjaga di depan dan sebagian tengah sibuk apel di tengah lapangan. Braja memarkirkan mobilnya di lahan khusus tempat kendaraan pribadi berada.

Mematikan mobil dan melepas seabelt, ia bergegas akan turun. Namun sejurusnya ia di buat terpaku dengan gadis di sebelahnya, bukannya turun tapi gadis itu malah tertidur dengan kepala miring sedikit menengadah serta mulut terbuka. Astagaa ... Braja sampai geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. Bagaimana bisa ada gadis yang tertidur dengan mudahnya? padahal di sampingnya ada pria asing. Benar-benar aneh!

Mendengus sabar, ia kemudian terpaksa menepuk pelan pundak gadis itu untuk membangunkannya.

"Bangun! Sudah sampai."

Beruntung Ranti yang memiliki sensitivitas tinggi langsung terbangun dalam sekali teguran. Seketika ia tersadar dengan posisi kelabakan, ia langsung sadar dan teringat jika tengah bersama dengan Braja.

Menegakkan tubuh seraya mengelap sudut bibirnya. Ia tersenyum malu ke arah Braja.

"Maaf saya tertidur pak, hehehe," cicitnya tak enak hati di sertai ringisan sungkan.

"Ayo cepat turun," Braja berucap ketus nan berlalu pergi. Ranti lantas segera turun dari mobil dan menutup pintunya.

Brakkkk!

Sontak Braja terhenyak dan menoleh singkat saat mendengar suara pintu mobil yang lumayan nyaring, sedangkan Ranti lagi-lagi hanya meringis lebar.

"Benar-benar, bikin keki aja kamu Ranti!" rutuknya pada diri sendiri.

Berjalan sedikit terburu-buru.

Ranti Mengikuti langkah lebar lelaki di depannya, ia sedikit kewalahan dan ngos-ngosan, maklum kakinya pendek. Huhuhu ...

"Itu kaki panjang bener! Pelan dikit kenapa sihh!" keluhnya mulai merasa kesal.

Jarak dari tempat parkir dan ruangan sang laksda memang tergolong jauh. Memutari lapangan, manaiki gunung nan menyusuri sungai, bercanda! Hihihi... Hanya sekitar 1km lebih lahh kira-kira jaraknya. Ranti sampai beberapa kali mendesah letih seraya menyeka keringat di pelipisnya.

Ranti menggerutu. "Padahal sering main layangan di tengah sawah sambil panas-panasan, tapi kok tidak secapek ini ya? Apa karena aku yang belum sarapan kali yaa?" sibuk mencerna sembari tergopoh-gopoh berjalan tanpa melihat depan. Ia sampai tidak sadar jika sosok yang sedang di ikuti telah berhenti hingga menubruk punggung kokohnya.

"Aduh!"

"Kamu ini!"

"Bapak berhenti tidak bilang-bilang," sungutnya pelan sembari menggosok keningnya. "Itu punggung apa batu? Keras banget sampe sakit keningku," desisnya hampir tak terdengar, namun tetap terdengar jika itu telinga Braja. Bibirnya manyun merasakan nyeri di pusat jidatnya.

Menggeram samar, Braja lantas membuka ruangannya dan menyuruh gadis itu untuk masuk.

"Tunggu di sini dan jangan kemana-mana! Saya ada perlu sebentar," ujarnya berat terdengar seperti kecaman. Ia lalu berlari pelan meninggalkan ruangan.

Sementara Ranti, gadis itu hanya mengangguk patuh tanpa suara.

Berlari tenang ke tengah lapangan, Braja bergabung mengikuti apel pagi meskipun sedikit telat. Para taruna yang melihat pun melirik heran akan hal itu. Tumben-tumbennya senior satu ini telat, biasanya ia selalu datang awal dan berdiri di sudut lapangan atau berjalan mengitari area saat pagi.

...----------------🍁🍁🍁----------------...

Terpopuler

Comments

ꪶꫝ𝐀⃝🥀ᴀғғᴀɴͫᴅᷰʜͫɪᷰ⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

ꪶꫝ𝐀⃝🥀ᴀғғᴀɴͫᴅᷰʜͫɪᷰ⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

dih ileran wkwkwkwkwk🤣🤣🤣😁😁

2024-03-07

1

༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌

༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌

wkwkwk, nah kan di suruh pindah

2024-03-06

1

Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ

Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ

untung gak netes ilernya Ran 😂 saking nyamannya atau saking ngantuknya Ranti bisa ketiduran.
SEMANGAT Thor 🤗

2024-02-22

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!