Episode 18: Sang Maestro Digital

Di tengah kesibukan kota Surabaya, Komisaris Jenderal Polisi Teguh Santoso duduk di balik meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan berkas dan layar komputer yang masih menyala.

Matanya yang lelah masih terpaku pada laporan penyelidikan terbaru.

Teguh telah menghabiskan dua bulan terakhir ini untuk mengungkap jaringan kriminal yang semakin rumit di Surabaya.

Setiap petunjuk, setiap bukti, membawanya ke lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Namun satu nama selalu muncul dalam penyelidikannya, yaitu Samara, wanita misterius yang selalu bergerak dalam bayang-bayang dan tampaknya memiliki jaringan yang luas dan berbahaya.

Di sisi lain penyelidikannya malah menunjukkan bahwa Haris Hartono selaku CEO SM Group bersih dari segala macam bentuk kegiatan kriminal.

Teguh tidak bisa menyangkal bahwa setiap kali mereka menyelidiki Haris, tidak ada satu pun bukti yang mengarah padanya.

Ini membuat Teguh frustrasi, namun ia tetap pantang untuk menyerah.

Teguh berdiri dan berjalan ke jendela, memandang kota yang terbentang luas di hadapannya.

Teguh: "Aku selalu merasa bahwa ada sesuatu yang kami lewatkan" gumamnya kepada diri sendiri.

Keputusannya untuk terus menyelidiki Haris bukan tanpa alasan.

Instingnya sebagai detektif berpengalaman mengatakan bahwa Haris memegang kunci penting dalam puzzle ini, meskipun bukti konkret masih sulit ditemukan.

Keesokan harinya, Teguh memanggil timnya untuk rapat darurat.

Ruangan dipenuhi dengan agen-agen terbaiknya, semua menunggu instruksi selanjutnya dari komandan mereka.

Teguh: "Tidak ada yang namanya jalan buntu dalam penyelidikan."

Teguh memulai pembicaraannya dengan tegas.

Teguh: "Samara memang bukan target utama, tapi berdasarkan bukti yang telah kita kumpulkan, cepat atau lambat kita harus menyusun rencana untuk penangkapannya."

Perkataan demi perkataan yang di keluarkan oleh Teguh seolah di simak dengan sangat baik oleh semua bawahannya.

Teguh: Dan aku masih memiliki keyakinan, kalau Haris Hartono memiliki hubungan dengan jaringan ini. Kita hanya perlu menemukan cara untuk membuktikannya."

Rina (spesialis forensik digital): "Pak, mungkin kita perlu pendekatan yang berbeda. Apa kita perlu fokus pada jaringan finansial mereka? Kebanyakan kegiatan kriminal selalu meninggalkan jejak secara finansial."

Teguh mengangguk, mempertimbangkan saran tersebut.

Teguh: "Itu pendekatan yang bagus. Mulailah penyelidikan pada transaksi finansial terkait Haris dan SM Group untuk menemukan jejak petunjuk."

Tim tersebut bergerak cepat, memulai penyelidikan baru dengan fokus pada aspek finansial.

Hari-hari berlalu dengan kerja keras, mencari jarum dalam tumpukan jerami digital yang luas.

Atas usaha dan kerja keras mereka, akhirnya mereka sampai pada sebuah penemuan.

Rina dan timnya menemukan transaksi mencurigakan yang secara tidak langsung menghubungkan sebuah perusahaan cangkang dengan SM Group.

Meskipun hubungannya tidak langsung, ini adalah petunjuk pertama yang mengindikasikan mungkin ada keterlibatan Haris dengan tindakan kriminal.

Teguh merasa jantungnya berdebar kencang saat mendengar laporan itu.

Ini mungkin bukan bukti langsung yang dia butuhkan untuk menuduh Haris, tetapi mereka menganggap bahwa ini adalah langkah awal yang baik.

Teguh: "Dengan petunjuk baru ini, kami jadi memiliki alasan untuk menyelidiki lebih dalam." gumamnya dalam hati.

Namun Teguh sadar betul bahwa mereka sedang bermain dengan api.

Mengusik Haris Hartono tanpa bukti yang jelas, bukanlah hal yang bisa dilakukan tanpa konsekuensi.

Tapi demi keadilan dan keamanan kota yang diyakininya, Teguh merasa harus mengambil risiko tersebut.

Teguh: "Siapkan segalanya untuk penyelidikan lanjutan." perintah Teguh kepada timnya.

Teguh: "Kita akan mengungkap kebenaran, apa pun risikonya."

Dengan petunjuk baru di tangan, Teguh bertekad untuk menarik benang merah demi mengungkap jaringan kriminal yang mengancam kota itu, khususnya jika itu melibatkan Haris.

...****************...

Sementara pihak Komisaris Teguh terus bekerja keras dalam percobaan untuk menyelidiki Haris, di dalam kesunyian kantor pribadinya yang luas Haris duduk dengan gaya santainya di depan laptop ditemani secangkir kopi hitam yang mengeluarkan aroma khasnya.

Tampilan layar laptopnya berkedip dengan banyak notifikasi peringatan terhadap serangan cyber, bukti dari pertempuran tanpa suara melibatkan hacker-hacker pemerintah yang sedang berusaha memecahkan benteng digitalnya.

Haris dengan ketenangan yang hanya dimiliki oleh mereka yang telah lama berkecimpung dalam dunia keamanan cyber, merespon setiap serangan dengan ketenangan, kecepatan dan efisiensi.

"Menarik sekali melihat usaha kalian.." gumamnya, sebuah senyum tipis terbentuk saat jari-jemarinya menari di atas keyboard untuk menjalankan kontra-serangan.

Pengalamannya yang luas dalam teknologi informasi tidak hanya memberinya keahlian untuk mendeteksi ancaman, tapi juga kemampuan untuk memutarbalikkan serangan tersebut.

Ia dengan cermat mengalihkan para penyusup ke labirin informasi yang telah ia bangun dengan teliti, sebuah perangkap yang membingungkan dan mengarahkan mereka jauh dari kebenaran.

Dengan pergerakan yang artistik, Haris menyusun rangkaian dokumen dan data yang terlihat autentik tetapi sepenuhnya fiktif.

Berkas-berkas dokumen ini dirancang untuk memikat dan menyesatkan, menjadikannya umpan agar para peretas tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi bagian dari permainan Haris.

Haris menyusun skenario yang menyesatkan, sehingga membuat setiap tuduhan dan bukti palsu mengarah pada Samara.

"Dalam permainan catur, pion yang tidak tahu bahwa dirinya sedang diperalat adalah pion yang paling mudah untuk dikorbankan.." gumam Haris.

Haris dengan penuh konsentrasi mengatur semua bukti palsu itu dalam sebuah folder yang diberi nama yang cukup provokatif yaitu "Operasi Samara - Konfrontasi Pemerintah".

Kemudian dengan beberapa klik saja, dia menempatkan folder tersebut di lokasi yang sulit ditemukan oleh siapapun yang mencoba meretas informasi tersebut, hingga membuat mereka berpikir bahwa data tersebut adalah data asli yang sedang mereka cari.

Ketika terdapat indikasi bahwa pihak berwenang telah menggigit umpannya muncul, Haris tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

"Hehehe.. Samara.. Tak seharusnya kau mencampuri urusan yang tidak bisa kau campuri.." gumamnya dengan senyuman tipis yang menjadi ciri khasnya.

Di dalam kantor yang gelap itu, hanya suara ketukan keyboard yang terdengar, suara yang menyiratkan seorang maestro sedang mengatur nada dari simfoni digital yang rumit.

Haris mulai memikirkan tentang langkah selanjutnya, dengan secangkir kopi yang terus menemani pemikiran malamnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!