Episode 17: Kesepakatan Di Balik Bayangan

Beberapa hari setelahnya di bawah langit Surabaya yang mulai gelap, Angin Timur mengumpulkan kekuatannya untuk memberikan pesan yang jelas kepada Haris Hartono.

Setelah berjam-jam diskusi dan pertimbangan mendalam, mereka memutuskan bahwa tindakan langsung adalah langkah yang perlu diambil untuk menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dengan mudah diintimidasi atau diancam.

Meskipun dipenuhi keraguan didalam hatinya, Estele tetap mencoba untuk memimpin pergerakan tersebut dan berusaha memastikan pergerakan timnya tidak melampaui batas.

Misinya bukan untuk menyakiti siapapun, melainkan untuk sekedar memberikan pesan yang ditujukan pada Haris.

Estele mengenakan jaket kulit hitamnya yang telah menjadi ciri khas, berdiri di depan kelompoknya yang terdiri dari beberapa anggota terbaik Angin Timur.

Estele: "Ingat, tujuan kita bukan untuk membunuh atau menyakiti siapapun." ucap Estele dengan penampakan matanya yang sedang menatap tajam ke arah kelompoknya.

Estele: "Kita di sini untuk memberikan pesan agar Haris Hartono tahu bahwa Angin Timur tidak bisa dianggap remeh."

Estele membagi kelompoknya menjadi dua tim.

Tim pertama bergerak, mobil-mobil hitam mulai meluncur menuju sebuah rumah mewah di salah satu area paling eksklusif di Surabaya.

Sistem keamanan yang ketat dan penjagaan yang sulit ditembus menanti mereka, tetapi Angin Timur sudah mempersiapkan rencana mereka dengan matang.

Dengan kombinasi dari keahlian teknis dan taktis, mereka berhasil melewati pertahanan luar dan memasuki halaman rumah tanpa terdeteksi.

Sebuah benda terbang tanpa awak (drone) yang membawa pesan dari Angin Timur meluncur diam-diam di atas rumah Haris, menjatuhkan spanduk besar dengan pesan tercetak yang jelas: "Angin Timur Tidak Akan Tunduk".

Beberapa orang naik ke lantai kedua rumah itu, mencoret kaca dengan tulisan-tulisan yang mengintimidasi.

Sementara itu beberapa anggota lainnya menempatkan graffiti didinding luar rumah, meninggalkan tag mereka sebagai tanda kehadiran.

Tidak ada kerusakan serius yang dilakukan, namun dampak dari pesan yang mereka sampaikan sangat jelas.

Disisi lain kota, tim kedua mulai mengepung gedung perusahaan SM Group dengan jumlah ratusan orang yang berpakaian serba hitam.

Puluhan orang memaksa masuk ke dalam perusahaan, meskipun tanpa berbuat kerusakan tapi mereka berhasil menyabotase komputer-komputer yang berisi banyak data.

Tujuan dari Angin Timur melakukan ini adalah untuk memancing Haris agar menggerakkan kekuatannya untuk menyerang Angin Timur supaya Angin Timur dapat melakukan serangan balasan, hal ini di perlukan untuk menghindari konfrontasi secara langsung antara pihak mafia dengan pihak pemerintah, mengingat Haris dan SM Group adalah perusahaan legal dibawah naungan hukum.

Tidak lama setelah operasi tersebut, kabar tentang serangan Angin Timur terhadap properti Haris Hartono dan kantor SM Group menyebar dengan cepat di kalangan dunia bawah tanah Surabaya.

Pesan yang ingin disampaikan Angin Timur terdengar keras dan jelas, memicu diskusi dan spekulasi di antara kelompok-kelompok lain.

Mereka mulai bertanya-tanya tentang kekuatan sebenarnya dari Angin Timur dan apakah ini merupakan awal dari perang terbuka antara mereka dengan Haris Hartono.

Berita tentang serangan itu juga mencapai telinga Haris, yang merespons dengan cara yang tak terduga.

Alih-alih marah atau merencanakan balas dendam, Haris memilih untuk mengundang Estele dan perwakilan dari Angin Timur untuk bertemu dengannya secara langsung.

Estele yang pada awalnya skeptis dan bersiap untuk segala kemungkinan, terkejut dengan sikap yang ditunjukkan Haris.

Pertemuan itu diatur di sebuah kafe netral eksklusif, di mana keduanya bisa berbicara tanpa khawatir akan gangguan.

Ketika Estele dan beberapa pemimpin mafia lainnya tiba, mereka menemukan Haris sudah menunggu, duduk sendirian di meja di sudut kafe.

Pria itu tampak tenang dan fokus memperhatikan layar Smartphonenya, sangat bertentangan dengan gambaran seorang pria yang pernah melenyapkan salah satu aliansi mafia seperti pembayangan banyak orang.

Haris membuka percakapan dengan mengakui bahwa dia menghargai keberanian dan determinasi Angin Timur dalam mengirimkan pesannya serta mencuri dari perusahaannya.

Namun dia juga menekankan bahwa kekerasan dan konflik terbuka bukanlah solusi yang ia cari.

Haris: "Estele, awalnya aku percaya bahwa kita bisa menemukan cara untuk bekerja sama tanpa perlu saling menyakiti.." ujar Haris dengan tenang.

Haris: "Awalnya aku berpikir bahwa SM Group dan Angin Timur memiliki kekuatan masing-masing, dan jika kita bisa menggabungkannya, bayangkan apa yang bisa kita capai.." lanjut Haris dengan sikap yang sangat tenang.

Pria Hitam (dengan tenang): "Itu semua hanyalah omong kosongmu, kami memahami bahwa niatmu hanya ingin menelan kekuatan Angin Timur."

Estele: "Haris, peluru telah di lepaskan dan mustahil menariknya kembali saat ini."

Haris: "Aku tidak sedang membicarakan tentang penyesalanku, tapi aku sedang membicarakan penyesalan kalian.."

Pria Bertato: "Aku mulai tidak tahan dengan omong kosongmu."

Pria besar bertato itu segera mengambil pistol yang disembunyikan dibalik bajunya, seolah bersiap mengarahkannya pada Haris.

Estele: "Tunggu... Kita disini bukan untuk membunuh..."

Haris (tertawa dengan keras): "Kalian lucu sekali.. Beraninya bermain mafia-mafiaan di depanku.."

Hanya selang beberapa detik setelah Haris tertawa, beberapa cahaya laser dari sekitar kafe dan dari atas gedung sekeliling tempat itu nampak mengarahkan sinarnya ke kepala dan dada semua orang di ruangan itu dan ke semua mafia anggota Angin Timur yang sedang berjaga diluar bagunan tersebut, menyisakan Haris sendiri saja yang tak tersentuh sinar laser.

Semua orang nampak tekejut dengan kejadian itu, bahkan pria dengan badan besar penuh tato sekalipun nampak menunjukkan ekspresi takut.

Estele: "Haris, apa maksudnya ini semua? Bukankah kamu mengundang kami untuk berbicara?"

Haris: "Aku hanya sedang membalas seseorang yang ingin menodongkan pistolnya ke arahku.. Bukankah dengan cara ini kalian bisa lebih tenang untuk berbicara sekarang?"

Haris nampak melambaikan tangannya dan seketika itu juga seluruh sinar laser menghilang sekejap.

*Tlililit.. Tlililit..* bunyi dering ponsel Estele.

Estele yang masih tertegun dengan kejadian beberapa menit lalu, nampak mengabaikan panggilan masuk ke ponselnya itu.

Haris (dengan tersenyum sembari menuangkan kopi dari sebuah teko kecil ke gelasnya): "Angkatlah.. Barangkali itu penting.."

Estele dengan ragu mengangkat telepon, tatapan matanya tetap tertuju pada Haris yang sedang tersenyum tenang.

Estele: "Ya?"

Bawahan: "Nona Estele, kami punya situasi yang buruk di markas. Orang-orang tak dikenal telah mengelilingi markas. Mereka... mereka mengarahkan laser secara bergantian ke kepala anggota-anggota kita. Tapi tidak terlihat ada pergerakan apapun dari mereka."

Estele: "Laser? Apa kalian bisa melihat dari mana asalnya?"

Bawahan: "Tidak bisa Nona. Mereka berada di kejauhan, kami tidak bisa mendekat atau melihatnya dengan jelas. Berdasarkan banyaknya sinar laser ini, kemungkinan jumlah mereka lebih dari 500 orang. Situasinya sangat menegangkan, semua orang di sini diam tidak bergerak, kami membutuhkan perintah secepatnya."

Estele: "Baiklah, Aku tahu apa yang terjadi."

Bawahan: "Tapi Nona..."

*Tut.. Tut.. Tut..* bunyi telepon ditutup.

Setelah Estele menutup telepon, wajahnya kini terlihat lebih tegang.

Dia memandang Haris dengan tatapan yang seolah mencoba mencari jawaban.

Estele: "Apa yang kamu inginkan sekarang?"

Haris menyesap kopinya sebelum menjawab dengan tenang.

Haris: "Seperti yang kubilang sebelumnya, Aku hanya ingin berbicara.. Dan saat ini kesabaranku hampir mencapai batasnya.."

Pria Bertato (ekspresi ketakutan): "Haris, ini sebenarnya ide dari orang bermama Samara. Kami sebenarnya tidak memiliki niat untuk menyatakan perang."

Haris: "Sebelumnya kau berniat menodongku dengan satu pistol, dan kini kubalas dengan menodong pistol ke kepala semua orang.. Lalu bagaimana menurutmu dengan balasan yang akan aku lakukan ketika kalian mengotori rumahku dan mencuri dari perusahaanku?"

Pria Bertato: "Ini karena Samara dan organisasi misterius di belakangnya, kami hanya terpaksa..."

Haris (memotong pembicaraan): "Lebih baik hentikan ocehanmu, dirumahmu mungkin anak istrimu sekarang sedang ketakutan.."

Pria bertato itu langsung panik seketika dan mencoba untuk mengambil ponsel di balik bajunya, lalu bergegas menelepon nomor istrinya.

...*Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif..*...

Pria Bertato: "Brengsek kau, kenapa kau sampai melibatkan keluargaku!!"

Haris: "Sudahi basa-basinya, aku tidak berniat untuk melukai siapapun.. Ini adalah dokumen perjanjian tunduk dan penyerahan penuh.. Tanda tangani ini semua, lalu kembalilah dengan damai ke rumah kalian masing-masing.. Angin Timur akan berada di bawah naunganku.."

Estele: "Apa yang akan kau lakukan dengan kekuatan mafia sebesar kami?"

Haris: "Tidak ada, aku hanya ingin ketenangan kembali tercipta di kota ini.."

Estele: "Setelah kami menyerah, apa yang akan terjadi pada kami?"

Haris: "Persatuan.. Aku tidak mau mendengar adanya kelompok-kelompok kecil dengan beberapa pemimpin lagi.. Aku ingin menyatukan Angin Timur.."

Beberapa orang nampak saling memandang satu sama lain dalam kebisuan ruangan.

Estele: "Pertanyaan terakhir, apa yang akan kami dapatkan jika kami tunduk?"

Haris: "Cara hidup manusia dan hewan kurang lebih sama.. Hewan hanya butuh makan, bertahan hidup, lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka.. Itu saja cukup.."

Estele menjadi orang pertama yang menandatangani dokumen-dokumen tersebut, di susul pria hitam, lalu pria bertato dan beberapa orang sisanya.

Pertemuan ini berakhir damai, mereka semua berdiri dan berpamitan kepada Haris layaknya seorang anak yang sedang berpamitan pada orang tuanya.

Sebelum pergi, Estele mengatakan sesuatu pada Haris.

Estele: "Bagaimana dengan Samara dan organisasi misterius di belakangnya?"

Haris: "Mereka hanya badut dimataku.."

Mendengar perkataan Haris, Estele yang sejak awal nampak mengkerutkan dahinya seolah terbebas seketika dari tekanan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!