Episode 12: Pasukan Kegelapan

Pada suatu malam sekelompok mafia yang telah disewa oleh Alexander untuk membuat kerusuhan di perusahaan SM Group mulai melaksanakan rencana mereka.

Dengan kegelapan yang melindungi identitas mereka, ratusan orang mulai menerobos masuk ke dalam gedung SM Group, menghancurkan apapun yang mereka lihat.

Dengan sengaja mereka memusatkan kekacauan di lantai pertama, tempat yang paling sering dikunjungi dan dapat dengan cepat mempengaruhi operasional sehari-hari.

Beberapa orang menerobos lift dan tangga, menuju lantai kedua dan ketiga menghancurkan apapun yang menghalangi mereka dan mencuri beberapa komputer.

Ketika mereka mulai bergerak ingin naik ke lantai selanjutnya, suara sirine polisi lekas membuat mereka panik dan berusaha untuk kembali turun ke lantai bawah unyuk melarikan diri.

Di tengah kekacauan itu salah satu anggota mafia yang dipenuhi semangat dan rasa kemenangan semu, mengambil semprotan cat dan menuliskan kata-kata "Harimau Selatan" dengan huruf besar di salah satu tembok dalam gedung.

Dalam benaknya, tindakan itu adalah simbol dari keberanian dan kekuatan, sebuah tanda bahwa aliansi mereka, yakni "Harimau Selatan" telah berhasil menyerang salah satu perusahaan raksasa bisnis tersebut.

Namun apa yang tidak dia sadari adalah, tindakannya tersebut akan memberikan sebuah petunjuk penting kepada Haris.

Sementara itu di tempat yang berbeda Haris tengah mengotak-atik komputer di apartemennya. Haris tenggelam dalam dunia digitalnya, tangan-tangan cekatan menari di atas keyboard.

Saat itu Haris masih belum mengetahui adanya penyerangan, ketenangan malam itu tiba-tiba terganggu ketika ponselnya berdering, memecah kesunyian dengan nada mendesak.

...*Tlililit.. Tlililit..* (Bunyi telepon masuk)...

Penelepon: "Pak Haris, perusahaan kita diserang dan dirusak oleh orang-orang tak dikenal, gedungnya rusak parah Pak." suara di ujung sana bergetar, penuh dengan kecemasan dan kebingungan.

Kata-kata itu seperti petir di siang bolong bagi Haris. Dengan cepat, ia mengambil kunci mobilnya dan bergegas meninggalkan apartemen, hatinya dipenuhi kekhawatiran dan determinasi untuk menghadapi situasi.

Benar saja, kondisi perusahaan kini telah rusak parah, api nampak membakar beberapa lantai gedung, serpihan-serpihan kaca dan sisa-sisa barang yang rusak bergeletakan dimana-mana.

Ada beberapa orang yang sedang berusaha memadamkan api, ada yang berusaha berusaha menolong korban-korban dari tindakan anarki tersebut dan lainnya masih penuh dengan kepanikan berlarian kesana kemari.

Di tengah keheningan yang hanya sesekali dipotong suara sirene dan teriakan dari petugas pemadam kebakaran, Haris berdiri membisu seraya menatap keadaan di sekitarnya.

Genangan air memantulkan bayangan cahaya api, menambah kesan dramatis pada suasana yang sudah tegang.

Tiga orang security dengan langkah tergesa-gesa mendekati Haris, wajah mereka pucat dipenuhi dengan keringat dan kekhawatiran.

Security: "Pak Haris! Anda sudah di sini. Kami tidak menyadari Anda telah tiba."

Haris memandangi mereka, ekspresi wajahnya tetap tenang dan datar.

Haris: "Bagaimana keadaan di dalam? Apakah semua orang aman?"

Security (cemas dan ketakutan): "Kami telah melakukan evakuasi secepat mungkin. Sebagian besar aman, tapi ada beberapa orang yang mengalami luka ringan hingga luka berat. Tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan ini, tapi gedungnya Pak..."

Haris mengangguk mendengar perkataan security itu dan tetap bersikap tenang seperti biasanya.

Haris: "Asalkan semua selamat itu sudah lebih dari sekedar kabar baik untukku.. Bantu semua orang yang terluka, biaya rumah sakit akan ditanggung perusahaan secara penuh.. Perihal gedung, biarkan pemadam kebakaran bertindak duluan.."

Security: "Terima kasih Pak. Kami akan menjalankan tugas ini sebaik mungkin."

Haris: "Terima kasih atas kerja keras kalian dan semua teman-teman kalian malam ini.. Setelah semua kejadian ini diselesaikan, temui Tania untuk mendapatkan bonus kerja ekstra kalian.."

Mendengar perkataan Haris, para security nampak tenang dan bersemangat.

Para security itu lekas kembali bergabung dengan timnya, sementara Haris mengambil momen ini untuk melihat-lihat keadaan sekitarnya lebih jauh.

Haris mengamati keadaan sekitaran gedung dari kejauhan, memperhatikan kerusakan sambil mencari petunjuk.

Sebuah coretan di salah satu dinding menarik perhatiannya, meskipun telah terkena sambaran api, tulisan tersebut masih terbaca jelas dimatanya

Haris merenung sejenak, mencoba menelaah makna di balik kata-kata itu.

Haris: "Dilihat dari kerusakannya, ini bukanlah vandalisme acak, ini jelas merupakan serangan terstruktur, tapi apakah ada orang bodoh yang dengan sengaja meninggalkan jejak? Ataukah ini hanya pengalihan untuk mengkambing hitamkan organisasi lain?" gumam Haris.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun Haris berbalik dan meninggalkan tempat itu, memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi kembali menuju apartemennya.

Sesampainya di apartemen, Haris langsung menuju ke meja kerjanya yang dipenuhi peralatan elektronik canggih. Dia duduk, menyalakan komputer, dan mulai mengumpulkan informasi.

Haris mencoba mengakses darknet, meretas cctv di seluruh sudut kota Surabaya dan menonton banyak rekaman video.

Setelah beberapa jam pengamatan yang mendalam, Haris menyimpulkan bahwa kejadian ini jelas ulah salah satu kelompok mafia.

Setiap kepingan informasi yang dia dapatkan, mengarahkannya pada Alexander.

Haris (wajah marah): "Alexander.."

Jari Haris masih menari-nari diatas papan keyboard, dengan keahliannya dia menelusuri labirin digital yang tersembunyi di kegelapan darknet.

Serangkaian kata kunci yang hanya diketahui oleh "mereka" yang benar-benar memahami kegelapan darknet terus menerus dituliskan oleh Haris, seolah terus membuka kunci demi kunci dalam kode demi kode.

Pintu-pintu rahasia itu mulai terbuka satu demi satu, hingga akhirnya menampilkan sebuah group chat yang hanya diketahui oleh "mereka" saja.

Ini bukan sembarang group chat, ini merupakan sumber dari kumpulan pikiran-pikiran terlarang. Tempat dimana inti kegelapan dunia berkumpul.

Haris mengetik "Assassination BMC-2B" pada ruang obrolan itu dan beberapa orang di dalamnya serempak membalas "Aye".

Beberapa menit kemudian, salah seorang anggota group chat mengetikkan kata "SL".

Haris membalasnya hanya dengan kata "R-ID".

Balasan demi balasan terus mengetik kata "Aye" setelah membaca ketikan Haris.

Dalam waktu kurang dari 16 jam setelah sesi obrolan group chat yang singkat itu, di sebuah tempat di pinggiran pantai Surabaya yang awalnya sepi, kini seolah berubah menjadi sebuah panggung dramatis lautan manusia.

Kehadiran berbagai individu diantar menggunakan berbagai jenis kendaraan.

Diantara mereka terbentuk kelompok-kelompok berisi puluhan atau belasan orang, nampak bergerak terorganisir dengan baik.

Disisi lainnya figur-figur soliter juga terus bermunculan, masing-masing membawa aura kehadiran yang sama kuatnya, mereka menyatu dalam kerumunan namun tetap terisolasi dalam tujuannya sendiri.

Hampir keseluruhan dari mereka mengenakan semacam penutup wajah demi tujuan menyembunyikan identitasnya.

Aura mereka memancarkan dominasi wibawa dari "orang-orang" yang terbiasa bekerja di dunia gelap, mereka adalah para profesional yang keahliannya terletak pada seni menghilangkan nyawa.

Waktu tepat menunjukkan pukul 00:00 WIB.

Kendaraan-kendaraan itu perlahan menghilang satu persatu pergi meninggalkan pantai, mengembalikan kesunyian dan kedamaian pantai pada keadaan semula.

Di sebuah bangunan yang menjadi markas "Harimau Selatan" banyak orang nampak berkeliaran disekitaran gedung, beberapa orang lainnya nampak berjaga, dan sisanya terlihat menari seraya mengangkat botol-botol minuman beralkohol di dalam gedung.

Beberapa menit kemudian, ratusan orang yang sedang berkeliaran di sekitaran gedung serta para penjaga dengan jumlah tidak kurang dari 40-an orang yang mengitari gedung tersebut seolah tersungkur dalam waktu yang nyaris bersamaan.

Hanya jejak peluru yang menembus bagian kepala-kepala mereka, tanpa suara dan tanpa tanda-tanda apapun.

Laser-laser transparan yang hanya dapat dilihat menggunakan alat khusus mulai membidik target-targetnya kembali, kali ini target mereka tertuju pada orang-orang yang berada di dalam gedung.

Seolah mengulang kejadian sebelumnya, puluhan orang yang terlihat dari lubang-lubang jendela gedung tengah menikmati pesta dengan penuh kebahagiaan tiba-tiba tersungkur dalam waktu yang nyaris bersamaan.

Kali ini suara teriakan demi teriakan mulai terdengar dari dalam gedung, para mafia itu mulai menyadari adanya serangan diam-diam.

Tapi waktu sungguh sangat terlambat untuk menyadarkan mereka, ratusan tembakan massal berikutnya yang di lepaskan hanya dengan satu komando kembali menembus puluhan kepala.

Hal ini terus berulang hingga beberapa kali, hingga hanya menyisakan beberapa puluh mafia saja yang penuh dengan ketakutan bersembunyi di tempat-tempat yang dirasa tidak bisa di jangkau oleh peluru dari luar.

Petinggi Mafia I: "Ini aneh, mereka menyerang seperti hantu. Tanpa suara, tanpa tanda-tanda. Siapa sebenarnya mereka?"

Petinggi Mafia II: "Apa ini berhubungan dengan apa yang telah kita lakukan kemarin? Apa mereka membalas perbuatan kita dengan mengirim mafia wilayah lain? Tapi... Aliansi mafia dari mana yang mampu melakukan tindakan semacam ini?"

Tiba-tiba terdengar banyak suara langkah kaki, para mafia yang sedang bersembunyi dan tersebar di berbagai tempat di gedung itu mulai mendengar suara-suara tembakan serta teriakan-teriakan memilukan.

Waktu tepat menunjukkan pukul 02:00 WIB.

Keadaan gedung itu menjadi sangat sepi, senyap tanpa suara teriakan ataupun tembakan apapun.

Pasukan misterius itu segera pergi meninggalkan tempat kejadian perkara, tapi datang pasukan berikutnya yang entah darimana.

Pasukan kali ini terlihat mengangkut satu-persatu mayat dan membersihkan area gedung tersebut dari noda-noda darah.

Ketika waktu tepat menunjukkan pukul 05:00 WIB, gedung tersebut nampak bersih dan tidak meninggalkan bekas pembunuhan apapun.

Hal serupa juga terjadi di beberapa markas cabang "Harimau Selatan" yang lainnya, seolah penuh dengan misteri yang sulit dicerna oleh akal sehat, lebih dari puluhan geng mafia kecil yang tersebar di beberapa titik kota Surabaya, kini telah menghilang tanpa bekas dari kota itu.

Terpopuler

Comments

miyamura kun~

miyamura kun~

behhh kerennn banget

2024-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!