Episode 9: Kembali Ke Kampung Halaman

Setelah dua tahun menjalani kehidupan sebagai Haris yang notabenenya adalah seorang CEO sukses, Haris memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Malang dan menggunakan identitas aslinya sebagai Dean.

Malang merupakan kota yang tenang dan penuh kenangan yang selalu memiliki tempat spesial di hatinya. Tapi kepulangannya kali ini membawa cerita yang berbeda.

Menggunakan identitasnya sebagai Dean, dia ingin merasakan kembali kesederhanaan hidup di kampung halaman tanpa bayang-bayang kesuksesannya sebagai Haris.

Dean melepaskan jubah kemewahannya, menaiki bus untuk melakukan perjalanan.

Dia tiba di rumah yang sederhana yang terbuat dari kayu ala-ala rumah di pedesaan pada umumnya. Namun di balik kesederhanaan rumah itu, menyimpan kehangatan keluarga di mana Ibu dan Ayahnya selalu menyambutnya dengan pelukan hangat.

Nampak seorang wanita paruh baya yang sedang menjemur pakaian tiba-tiba kaget melihat kehadiran Dean.

Ningsih (Ibu Dean): "Dean... Dean akhirnya kamu pulang. Kami sangat merindukanmu."

Dean: "Ibu, aku senang bisa pulang dan melihat ibu baik-baik aja.. Aku minta maaf selama beberapa tahun ini aku.."

Ningsih (memotong pembicaraan): "Sudah... Sudah... Asalkan kamu pulang dengan keadaan sehat ibu sudah sangat bersyukur."

Dean (tersenyum sembari memeluk ibunya): "Sehat-sehat ya bu.. Dimana Ayah?"

Ningsih: "Ayahmu pergi ke kebun, nanti biar Ibu jemput Ayahmu. Kamu masuk dulu nak, kamu sudah makan? Kamu pasti capek di perjalanan."

Setelah bertahun-tahun merindukan kehangatan kasih sayang yang tidak pernah dia rasakan, bahkan dalam kehidupannya sebagai Kevin, Dean terhanyut dalam gelombang emosi yang mendalam.

Dean (tersenyum): "Nggak capek bu, dan aku juga sudah makan.. Aku bawa sedikit oleh-oleh buat Ibu dan Ayah.."

Ningsih: "Jangan bilang nggak capek, Ayo masuk rumah dulu dan beristirahat. Ngomong-ngomong gimana kuliahmu?"

Dean: "Tentang kuliah, Aku sebenarnya belum menyelesaikannya.. Karena saat ini aku sibuk dengan pekerjaanku di sebuah perusahaan besar di Surabaya.."

Ningsih: "Ya sudah nggak apa-apa, mana yang menurutmu baik dan bisa buat kamu bahagia itu aja yang kamu tempuh."

Mendengar perkataan ibunya, perasaan terharu menyelimuti hatinya, sementara tekanan batin yang tak terucapkan bergemuruh, mengingatkannya pada kekosongan dan kesepian yang selama ini dia sembunyikan.

Dean melangkah ke dalam tidur pribadinya, sebuah kamar yang dipenuhi oleh gema kenangan.

Matanya tertuju pada deretan foto yang tersusun dengan rapi, setiap bingkai seolah mengingatkannya pada kisah masa lalu.

*NB: Ingatan Dean dan ingatan Kevin menyatu dengan sangat kuat, makanya Kevin merasakan nostalgia secara nyata pada ingatan Dean.

Dia menghempaskan diri pada kasur yang pernah menyimpan ribuan mimpi, menyerap setiap detik memori yang terjalin di dalam ruangan itu.

"Meskipun aku bukanlah Dean yang sesungguhnya, tapi perasaan ini terasa begitu kuat dan nyata.." gumam Dean sembari melihat sekelilingnya.

Tak berselang lama, ayah Dean datang menghampirinya, memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Cokro (Ayah Dean, penuh haru): "Nak, kamu pulang. Kamu akhirnya pulang."

Dean (tersenyum): "Aku punya ijin cuti cukup lama, jadi aku bakalan menghabiskan banyak waktu untuk menemani kalian.."

Ibu dan ayah Dean menatapnya dengan mata berbinar penuh kebahagiaan.

Ningsih: "Sudah Pak, anaknya capek. Biarin dia istirahat dulu."

Setelah beberapa percakapan ringan yang penuh dengan kegembiraan, kedua orang tua Dean meninggalkan ruangan itu.

Dean menghabiskan malam dengan berbaur dalam suasana hangat makan malam sederhana bersama orang tua tercintanya.

Keesokan harinya Dean beserta kedua orang tuanya mengunjungi kediaman kakek Dean.

Saat berkumpul dengan keluarga besar, suasana menjadi sedikit tegang saat Paman Dean dan istrinya bergabung.

*NB: Paman dan Istri barunya tidak lagi tinggal di kota (Malang), mereka pulang ke kampung halaman dan menetap di desa itu setelah kebangkrutan paman Dean (karena aksi pembobolan finansial yang dilakukan Dean di episode awal).

Paman Dean dengan sikap yang skeptis, langsung menunjukkan ketidaksukaan kepada Dean.

Haryo (Kakek Dean): "Dean, bagaimana kabarmu? Sudah lama kakek tidak mendengar beritamu."

Dean: "Aku baik Kek.. Saat ini aku bekerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya.."

Paman Dean yang mendengar perkataan itu dengan nada skeptis langsung menyela.

Nugroho (Paman Dean): "Tck!! Berbohong lagi. Sejak kapan kamu bekerja? Sejauh yang saya tahu, kamu hanyalah pengangguran, dan cerita kuliahmu itu hanyalah kebohongan."

Ayah Dean yang kaget dan merasa tidak terima dengan perkataan paman Dean, menganggap perkataan tersebut adalah fitnah kepada anaknya.

Cokro: "Ngomong apa kamu tentang anakku? Jangan ngawur kalau ngomong."

Dean (dengan santai menjawab tuduhan pamannya): "Mungkin paman pikun.. Aku memang bekerja di salah satu perusahaan Surabaya.."

Nugroho: "Buktinya? Kalau kamu memang bekerja, tunjukkan buktinya!"

Dean (mengacuhkan pamannya, berbica pada kakeknya): "Kepulanganku kali ini bertujuan untuk melakukan sesuatu untuk keluarga.. Aku berencana membangun rumah yang lebih layak untuk Ibu dan Ayah serta merencanakan sebuah usaha yang bisa dikelola bersama oleh keluarga kita.."

Haryo: "Itu niat yang baik. Kakek mendukungmu."

Nugroho (merasa tidak percaya): "Halah, ngomong apa bocah ingusan ini, saya tidak percaya kamu bisa melakukan itu. Mau memberi harapan kosong pada keluarga biar terlihat mengesankan ya?"

Dean (penuh ketenangan): "Baiklah, Paman. Tentang usaha yang akan aku dirikan, aku memang berniat melibatkan keluarga, tapi aku nggak berencana menyertakan Paman di dalamnya.. Aku ingin usaha ini dibangun atas dasar kepercayaan dan kerjasama, bukan keraguan.."

Paman Dean, seolah menerima tantangan itu, dengan nada sinis.

Nugroho: "Yee, memangnya aku butuh ajakanmu? Tidak usah libatkan saya. Saya tidak bodoh untuk mempercayai kebohonganmu."

Istri Paman Dean (mendukung suaminya): "Hahaha... Kayak dia punya uang aja."

Kakek Dean yang ingin tetap menjaga keharmonisan keluarga mencoba mencairkan suasana.

Haryo: "Dean, kakek percaya padamu. Aturlah sesuai dengan yang kamu rencanakan. Kakek mendukungmu."

Sesi kumpul keluarga tersebut akhirnya berakhir, meskipun diterpa gelombang kecil keributan yang dibangkitkan oleh Paman Dean dan istrinya, Dean cukup dewasa untuk menghadapinya dengan ketenangan.

Beberapa anggota keluarga lainnya menaruh kepercayaan pada Dean meskipun mereka tidak menaruh kepercayaan penuh atas setiap perkataan yang hari ini Dean katakan.

...****************...

Setelah beberapa hari menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan berkeliling desa sembari memikirkan beberapa perencanaan untuk usaha yang akan ia dirikan, Dean memutuskan untuk membangun semuanya sekaligus.

Langkah pertamanya adalah membeli beberapa bidang tanah milik tetangganya yang dirasa cukup strategis dan memiliki akses langsung ke jalan raya.

Tanah ini tidak hanya akan menjadi lokasi pembangunan rumah untuk kedua orang tuanya tapi juga awal dari serangkaian proyek yang akan Dean mewujudkan.

Setelah menyelesaikan setiap proses jual belinya, Rumah minimalis modern mulai dibangun di salah satu sudut tanah tersebut.

Didesain dengan gaya yang elegan namun sederhana, rumah ini akan menjadi simbol dari awal yang baru bagi keluarga Dean, tempat dimana kedamaian dan kehangatan keluarga bisa berkumpul dan berbagi cerita.

Tidak berhenti di situ, Dean juga memulai pembangunan pergudangan kecil di sisi lain tanah yang telah di belinya.

Pergudangan ini direncanakan akan menjadi tempat pengolahan produk pertanian organik, sebuah inisiatif untuk mengolah hasil bumi lokal menjadi produk yang siap konsumsi.

Sayuran dan buah-buahan organik akan diolah menjadi selai, saus, atau keripik, produk-produk yang tidak hanya sehat tapi juga mendukung petani lokal.

Di samping pergudangan, sebuah pabrik kecil mulai dibangun. Pabrik ini akan fokus pada produksi pupuk organik dari limbah pertanian dan peternakan.

Dean ingin menawarkan solusi berkelanjutan bagi petani desa, membantu mereka mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen.

Di sebelahnya lagi Dean membangun sebuah toko kecil yang menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan sembako, beras dan lain sebagainya.

Toko kecil ini juga berfungsi sebagai tempat penyewaan alat pertanian yang menyediakan layanan penyewaan alat pertanian modern untuk membantu para petani di desanya meningkatkan efisiensi kerja.

Terakhir, Dean membangun sebuah tempat usaha kecil yang akan dijadikan sebagai koperasi simpan pinjam untuk pengembangan usaha.

Tempat ini akan menjadi pusat akses modal bagi warga desa yang ingin mengembangkan usahanya sendiri.

Dengan adanya koperasi ini, Dean berharap bisa memicu semangat kewirausahaan di kalangan warga desa, membuka peluang baru dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dean berharap apa yang ia bangun dapat menjamin kestabilan finansial untuk keluarganya, terutama bagi kedua orang tuanya.

Dalam waktu satu bulan semua proyek telah dalam tahap pembangunan. Dean menyerahkan beberapa milyar uang kepada kedua orang tua Dean.

Dean: "Ayah, Ibu, Aku nggak bisa berlama-lama lagi disini.. Aku masih memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan setelah satu setengah bulan aku meninggalkan pekerjaanku.."

Cokro (Ayah Dean): "Iya sudah tidak apa-apa. Tapi yang kamu lakukan semuanya ini kedepannya bagaimana cara mengelolanya?"

Dean: "Beberapa hari kemudian akan datang beberapa orang untuk membantu kalian mengurusi semua masalah ini sampai selesai.. Mereka adalah teman-temanku, dan aku telah mengontrak salah satu rumah di desa ini untuk mereka tinggali, jadi kalian jangan mengkhawatirkan apapun.."

Ningsih (Ibu Dean): "Kamu sebenarnya kerja apa nak? Kok uang yang kamu berikan pada kami sebanyak ini?"

Dean: "Ibu, pekerjaanku memberiku gaji yang lumayan tinggi.. Anggap ini sebagai tanda baktiku untuk kalian.."

Setelah beberapa percakapan, Dean berpamitan pada kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah kakeknya.

- Di kediaman kakek Dean.

Haryo (Kakek Dean): "Dean, kamu benar-benar luar biasa. Aku tidak menyangkan kalau apa yang kamu katakan tempo hari realitanya akan menjadi sebesar ini."

Dean: "Kakek, aku mungkin akan sangat merepotkan kakek untuk membantu mengawasi beberapa masalah pembangunan ini kedepannya. Aku titip satu hal, apapun yang terjadi aku harap kakek bisa mencegah paman dan istrinya untuk ikut campur dalam usaha keluarga ini."

Haryo: "Sebetulnya pamanmu ingin meminta maaf padamu... Tapi..."

Dean: "Ada beberapa hal yang mungkin kakek belum ketahui.. Sewaktu awal-awal aku merantau, paman dan istrinya tinggal di tempat yang nggak jauh dari kostku.. Aku mengakui kalau aku pengangguran waktu itu, dan mereka sama sekali nggak punya niatan membantu.."

Haryo: "Apa? Ada hal semacam itu yang terjadi di antara kalian?"

Dean: "Sejujurnya waktu itu aku terus mengirimkan kabar kalau aku telah bekerja, padahal aku masih menganggur dan berusaha mencari peluang pekerjaan.. Karena takut membuat keluarga khawatir, aku terpaksa membohongi kalian waktu itu.. Paman dan istrinya mengetahui semuanya ini, mereka memerasku agar mereka tetap menjaga rahasiaku.."

Haryo (menampakkan ekspresi marah): "Nugroho... Pantas aja kamu..."

Dean: "Aku nggak mau memperbesar masalah, kakek bisa menilai semuanya sendiri.. Dan mengenai semua hal ini, jangan menceritakan apapun pada siapapun termasuk Ayah dan Ibu.."

Haryo: "Baik. Dan masalah pamanmu... Baik biar aku yang mengatur."

Dean: "Terima kasih kek."

Perasaan Dean sedikit lega dan tenang, setidaknya untuk saat ini ia bisa memastikan bahwa keadaan kedua orang tuanya dalam ruang lingkup keluarga akan baik-baik saja kedepannya selama masih ada Kakeknya.

Beberapa hari setelahnya, tibalah saatnya Dean berpamitan untuk kembali ke kota dan melanjutkan pekerjaannya. Dengan rasa berat yang mendalam, kedua orang tua Dean melepas kepergian anak kesayangan mereka, memeluknya erat sebagai simbol doa dan harapan mereka yang tak terucap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!