Episode 3: Menciptakan Identitas

"Ini akan menjadi perjalanan yang berat, tapi aku harus mempersiapkan diri sepenuhnya.." ucap Dean.

Dean mulai merencanakan setiap langkahnya dengan cermat, dia siap menapaki jalan yang sulit demi mencapai tujuannya.

Langkah awal yang ia ambil adalah merancang strategi untuk menghasilkan uang secepat mungkin.

Meskipun harus mempergunakan cara-cara yang tidak wajar sekalipun, ambisi balas dendamnya sangat mempengaruhi pemikirannya.

Dean memulai aksinya dengan meretas sistem keuangan gelap dan mencuri uang para pejabat korup di berbagai negara.

Hanya dalam hitungan beberapa minggu, banyak korban yang keuangannya telah di sikat habis oleh Dean.

Setelah berhasil mengumpulkan lebih dari 500 milyar rupiah dari kegiatan hackingnya, Dean kini berusaha memikirkan langkah selanjutnya.

Rencananya adalah menciptakan sebuah identitas baru yang berfungsi untuk menyamarkan identitas aslinya.

Hal ini merupakan tindakan antisipasi untuk menghindari hal-hal buruk yang di akibatkan dari pelacakan identitas.

Belajar dari pengalaman di kehidupan sebelumnya, Dean ingin mengambil setiap tindakan dengan rencana yang terstruktur dan matang.

"Sebagai hacker nomer 1 di dunia ini, aku masih bisa terjatuh dalam jurang keputusasaan di kehidupanku sebelumnya.. Kehidupan kali ini belum tentu bisa terulang kembali jika nantinya aku menghadapi kematian lagi.. Aku harus menjaga nyawa sebaik mungkin kali ini.." gumam Dean.

Dean memulai langkahnya dengan tujuan memperkuat finansial dan latar belakangnya.

Ia mencari banyak informasi terkait perusahaan yang sedang terombang-ambing di tepi jurang kebangkrutan.

Dengan teliti ia mencatat setiap langkah, menggali lebih dalam tentang sejarah, kepemilikan, dan masalah yang sedang di hadapi oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Setelah memilah-milah dari beberapa lusin perusahaan yang telah ia data, Dean akhirnya menemukan satu perusahaan yang menurutnya paling cocok untuk di ikut sertakan dalam rencananya.

"Perusahaan ini sepertinya yang paling memenuhi kriteriaku saat ini.. Latar belakang yang lumayan, sejarah perusahaan yang panjang dan masalah penciptaan identitas sangat cocok untuk mendukung rencanaku.." ucap Dean dengan senyum liciknya di depan layar laptop.

Perusahaan tersebut bernama SM Group, sebuah perusahaan dibidang teknologi yang berlokasi di tengah kota Surabaya.

SM Group dikenal karena fokusnya pada pembuatan dan penjualan ponsel lokal dengan harga terjangkau.

SM Group memiliki sejarah yang panjang, berdiri sejak tahun 2006 dan telah meluncurkan berbagai varian ponsel lokal dengan harga yang terjangkau.

Namun kejayaannya mulai tergeser seiring dengan melesatnya perkembangan rivalnya, yaitu Hypo Tech yang merupakan perusahaan sejenis dan berbasis di kota yang sama.

Hypo Tech telah menjadi pesaing utama SM Group dalam menyajikan inovasi-inovasi terbaru di bidang teknologi dengan harga yang terjangkau.

...****************...

Setelah melakukan beberapa penyelidikan, Dean menemukan informasi yang rinci tentang keluarga Hartono yang berada di balik berdirinya perusahaan SM Group.

Berbekal informasi lengkap yang telah diperolehnya, Dean mencoba menghubungi CEO perusahaan SM Group, Rudy Hartono, melalui nomor ponsel pribadinya.

...*Tlililit.. Tlililit..* (Bunyi telepon masuk)...

"Halo. Ini siapa?" ucap Rudy.

"Aku bukan siapa-siapa.. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku dapat membantumu keluar dari semua permasalahanmu.." jawab Dean dengan misterius.

"Apa maksud Anda? Saya tidak tau dari mana Anda mendapatkan nomer telepon Saya, tapi jika Anda berniat untuk membuang waktu Sa.."

Belum sempat Rudy menyelesaikan apa yang ia bicarakan, Dean segera memotong pembicaraan.

"Pertimbangkan dengan bijak.. Ini terkait perusahaanmu, masalah hutang-hutangmu, dan keberlangsungan hidup keluargamu di masa depan.."

"Siapa Anda sebenarnya?"

"Aku akan mengatur tempat pertemuan kita besok dan aku akan memberikan penawaran yang menarik untukmu.."

...*Tuut... Tuut..* (Bunyi telepon ditutup)...

Belum sempat Rudy menjawab apapun, sambungan telepon langsung di matikan oleh Dean.

Tak berselang lama, Rudy segera menerima beberapa pesan dokumen di Whatsapp ponselnya.

Pesan dokumen tersebut berisi detail tentang data perusahaan, masalah keuangan SM Group, serta catatan keuangan pribadi dan hutang Rudy Hartono.

Selain itu terdapat juga beberapa rincian data lainnya yang berkenaan dengan keluarga Rudy Hartono dan masalah keuangan mereka.

Setelah menerima pesan-pesan dokumen tersebut, Rudy menyadari bahwa informasi yang dikirimkan oleh orang misterius ini sangat rinci dan sensitif.

Ia merasa terkejut dan sedikit khawatir tentang bagaimana informasi tersebut bisa dimiliki oleh orang lain dengan begitu akurat.

Rudy merasa sangat penasaran untuk mengetahui lebih lanjut tentang siapa yang mengirimkan informasi tersebut dan apa motif di baliknya.

"Orang ini! Siapa dia sebenarnya dan apa maksud dari tindakannya?" gumam Rudy dengan penuh rasa penasaran.

...****************...

Dean berpikir bahwa dalam waktu dekat, besar kemungkinan ia akan segera meninggalkan kota Malang.

Demi mengantisipasi beberapa hal, Dean berencana untuk menyelesaikan terlebih dahulu masalah kostnya.

Dean melangkah menuju rumah Ibu Kost yang terletak tidak jauh dari kamar kostnya, ia datang dengan niatan untuk melunasi pembayaran kost yang telah beberapa bulan menunggak.

Dean: "Selamat pagi Bu.. Aku ingin membicarakan tentang pembayaran kost.."

Ibu Kost (ekspresi marah terlihat sangat jelas pada raut wajahnya): "Bajingan tengik! Ku kira kau sudah mati membusuk."

Dean: "Aku minta maaf atas keterlambatannya bu. Ini uang untuk membayar 4 bulan kemarin."

Ibu Kost (langsung merebut uang di tangan Dean): "Nah gitu dong. Ini baru namanya saling pengertian."

Dean: "Aku berencana untuk tinggal lebih lama disini, jadi ingin memperpanjang sewa kostnya untuk lima tahun kedepan dengan sistem pembayaran di muka.."

Ibu Kost (matanya berbinar): "Lima tahun? Pembayaran di muka?"

Dean: "Jadi apakah bisa.. Bu?"

Ibu Kost (sambil tersenyum lebar): "Ya kalau pembayarannya di depan, apa yang tidak bisa? Ehm, karena lima tahun aku kasih potongan 5 bulan, jadi bayar 55 juta saja."

Dean: "Baik bu, aku akan transfer untuk pembayarannya."

Ibu Kost: "Oke.. Oke.. Nanti.. Bla..bla..bla.. (Ceramahnya terlalu panjang untuk di tulis)"

Setelah urusan pembayaran kostnya selesai, Dean berpamitan pada Ibu Kost seraya pergi meninggalkan rumah itu.

...****************...

Setelah beberapa persiapan, Dean menyewa jasa taksi online menuju stasiun untuk menaiki kereta jurusan Surabaya.

Sesampainya di Surabaya, Dean bergegas menuju apartemen yang telah ia sewa secara online di hari-hari sebelumnya.

Malam terlewati begitu cepat, keesokan harinya Dean kembali mengirimkan pesan pada Rudy yang berisi:

^^^(Datanglah ke Coffee Shop di daerah *****, duduklah di kursi dekat jendela dan aku akan menemuimu..) ^^^

Pesan singkat itu membuat pikiran Rudy kacau, berbagai pertanyaan seolah berputar-putar di kepalanya.

Di satu sisi pikiran Rudy di penuhi perasaan khawatir, tapi disisi lainnya ia melihat sebuah harapan dari penelepon misterius itu.

Setelah beberapa pertimbangan kecil dipikirannya, Rudy bersiap memacu mobilnya menuju lokasi yang tercantum dalam pesan tersebut.

Sesampainya di tempat itu, Rudy segera duduk di kursi kosong dekat jendela sesuai dengan isi pesan tersebut.

Sesaat kemudian seorang pemuda yang mengenakan kemeja putih menghampirinya, menarik kursi lalu duduk di depan Rudy.

Dean: "Pak Rudy, senang bisa bertatap muka denganmu.."

Ucap Dean dengan senyuman ringan sembari mengulurkan tangannya pertanda ingin menyalami Rudy.

Rudy: "Siapa sebenarnya Anda? Dan apa alasan Anda ingin menemui Saya?"

Jawab Rudy dengan penuh rasa penasaran.

Tanpa basa-basi Dean menyerahkan beberapa lembar dokumen yang berisi tentang perjanjian dan beberapa helai catatan.

Rudy yang masih merasa kebingungan bergegas membaca isi dokumen-dokumen tersebut dan mempelajarinya.

Rudy: "Ini mustahil. Saya tidak mungkin menyetujuinya."

Ucap Rudy dengan spontan.

Dean: "Aku tahu perusahaanmu sedang berada di ambang kebangkrutan.. Aku tidak berniat merampas perusahaanmu, tapi aku hanya ingin kamu meminjamkannya padaku dan mengakuiku sebagai anak harammu.."

Perkataan Dean seolah mempertegas maksud dan tujuannya, berusaha untuk meyakinkan Rudy.

Dean: "300 milyar ini ku anggap sebagai biaya sewa atas properti perusahaan dan imbalan atas jasa pengakuanmu sebagai ayahku.. Untuk setiap tahunnya aku akan memberimu 300 milyar.."

Dean menaruh kartu ATM dan secarik kertas catatan di atas meja.

Rudy: "Saya tetap tidak bisa menyetujuinya."

Dean: "Kamu tidak kehilangan apapun dan malah mendapatkan 300 milyar pertahun.. Aku hanya menginginkan posisi CEO perusahaanmu, apa kamu yakin menolak tawaranku?"

Rudy tampak kebingungan dengan situasi yang sedang ia hadapi saat ini, dia menyadari bahwa situasi perusahaannya saat ini memang sedang diambang kebangkrutan, dan nominal 300 milyar pertahun yang ditawarkan Dean dapat menjadi obat untuk mengatasi masalah keuangan pribadi dan keluarganya.

Berdasarkan perhitungan Rudy, kebangkrutan perusahaan mungkin akan terjadi dalam waktu kurang dari setahun jika perusahaan tersebut tidak mendapatkan suntikan dana modal.

Nominal uang yang di tawarkan Dean begitu tinggi baginya, bahkan jika ia bekerja tanpa libur selama setahun juga belum tentu bisa mendapatkan nominal tersebut di tengah kondisi perusahaannya saat ini.

Beberapa menit telah berjalan, Rudy tenggelam dalam pemikirannya sendiri, mempertimbangkan dan menimbang segala kemungkinan.

Rudy: "Perusahaan itu butuh modal yang besar agar tetap bisa bertahan. Meskipun Anda memiliki modal untuk memperbaiki masalah finansial perusahaan, produk perusahaan kami tetap tidak mungkin dapat bersaing dengan Hypo Tech."

Dean: "Yang kubutuhkan hanyalah posisi CEO dan pengakuan diriku sebagai anak harammu.. Selebihnya aku bisa mengatasinya sendiri.."

Perkataan Dean yang seolah penuh dengan rasa kepercayaan diri membuat Rudy tergerak.

Rudy: "Baiklah, Saya menerimanya."

Dean: "Bagus..! Aku akan memanggilmu Ayah mulai dari sekarang, dan kamu dapat memanggilku Haris.."

Rudy: "Saya akan membangun narasi dalam keluarga Saya sesuai dengan instruksi Anda. Tapi, Saya hanya dapat memberikan sebatas pengakuan dalam keluarga, bukan tempat tinggal."

Dean (tertawa): "Memang hanya itu yang kubutuhkan.."

Sesuai dengan isi dari perjanjian tersebut, kebenaran dari cerita ini hanya boleh diketahui oleh mereka berdua.

Setelah beberapa percakapan ringan terjadi diantara mereka dan perjanjian telah di sepakati bersama, Dean memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.

"Latar belakang identitas ini masih tidak terlalu kuat, tapi ini sudah cukup untuk menutupi identitas utamaku sebagai Dean.." gumam Dean dalam hati.

*NB: Pada episode selanjutnya, Dean akan memainkan peran ganda sebagai Haris.

Terpopuler

Comments

Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)

Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)

waduh ini ni, orang kayak Dean yang sangat meresahkan rakyat, pintar sekali melakukan pencucian uang demi keuntungan pribadi. setelah korban lapor polisi, eh polisinya malah ceramah. entah deh bagaimana. btw baru kali ini baca pemeran utamanya nggak baik2 amat hehe tapi seru

2024-04-04

1

Mpit

Mpit

namanya jadi inget pada suatu Manhwa wkwkkw

2024-03-22

2

Wira

Wira

lanjutkan thorrr

2024-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!