Episode 14: Ancaman & Tekanan

...(Apartemen Haris - kota Surabaya)...

Haris duduk dengan pandangan yang tertuju pada layar laptopnya, terlihat tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Cahaya dari lampu gedung di luar berkelip-kelip menciptakan bayangan yang menari-nari di matanya, menambahkan aura misterius pada sosoknya.

Duduk di sampingnya, Tania sedang sibuk dengan ponsel di genggamannya. Dia tampak fokus, namun ada kerutan di keningnya pertanda ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Setelah beberapa saat berlalu dalam kesunyian, akhirnya dia memutuskan untuk berbicara.

Tania: "Haris, aku ingin bertanya beberapa hal."

Haris (tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya): "Tentang apa?"

Tania: "Kamu berhasil menggerakkan organisasi rahasia di darknet. Aku pikir itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang paling berkuasa dan misterius di dunia darknet saja. Aku bingung bagaimana caramu melakukannya?"

Haris yang duduk dengan postur santai, menanggapi komentarnya dengan sikap yang tenang dan terkendali.

Ada senyum ringan yang bermain di sudut bibirnya, seolah-olah rahasia besar dunia itu hanyalah bagian dari rutinitas hariannya.

Haris: "Darknet, seperti halnya dunia nyata, kamu punya kemampuan, kamu punya uang maka kamu punya kuasa.."

Tania memperhatikan, menangkap setiap kata dengan antusiasme yang tinggi layaknya seorang murid yang sedang belajar dari gurunya.

Tania: "Tapi bagaimana kamu bisa memiliki kuasa seperti itu? Dan juga, apakah kamu tidak merasa... takut atau khawatir dengan risikonya?"

Haris (dengan suara yang tetap tenang): "Jawabannya jelas, harus memiliki kemampuan untuk mendapatkan kekuasaan.. Dan berbicara mengenai resiko, segala sesuatu memiliki resiko.."

Haris menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.

Haris: "Selama kamu memiliki pemahaman yang cukup dan memiliki sumber daya finansial yang memadai, entah itu dunia nyata atau darknet sekalipun juga bisa digerakkan.. Terkadang, mengasah kemampuan dengan belajar dari contoh permainan catur juga hal yg baik.."

Tania: "Aku lumayan mengerti sekarang. Tapi apa hubungannya dengan belajar dari permainan catur?"

Haris: "Banyak hal yang dapat dipelajari dari permainan catur, seperti ketepatan strategi, pemikiran sudut pandang, dan banyak hal lainnya.. Ketika kamu mencapai level tertentu dari kemampuan catur, kamu bahkan bisa memiliki sedikit pengelihatan tentang bagaimana masa depan berjalan.. Dengan begitu, akan lebih mudah mengembangkan kemampuan.."

Tania menatap Haris, pikirannya dipenuhi dengan campuran rasa kagum dan ingin tahu lebih banyak.

Bagi Tania, keberadaan Haris sebagai seorang pemimpin perusahaan teknologi yang juga mampu mengendalikan bagian dari dunia darknet, membuka jendela baru tentang dunia yang lebih luas dan kompleks daripada yang pernah dia bayangkan.

Tania: "Kamu benar-benar menginspirasiku. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa sekuat dan secerdas kamu."

Haris (dengan tatapan yang mendukung): "Dengan terus berusaha dan terus belajar, siapapun juga bisa.."

Tania: "Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak melenyapkan Alexander sekalian? Setelah apa yang dia lakukan bukankah itu dapat menjadi alasan yang tepat untuk melenyapkannya?"

Haris akhirnya berpaling dari layar dan menutup laptopnya. Terlihat kelembutan memancar dalam tatapan matanya.

Haris: "Ketika aku melenyapkan para mafia, publik akan menganggap bahwa kejadian itu sebagai bagian dari perang kekuasaan antar mafia itu sendiri.. Publik mungkin akan terkejut, tapi mereka akan cepat berpikir bahwa itu hanyalah dinamika normal dalam dunia kriminal.. Ini tidak akan menimbulkan terlalu banyak pertanyaan.."

Dia mengambil napas sejenak, menimbang kata-katanya selanjutnya dengan hati-hati.

Haris: "Namun, jika seorang CEO perusahaan besar seperti Alexander tiba-tiba lenyap, itu akan menjadi berita besar.. Publik akan mulai bertanya-tanya dan banyak spekulasi akan bermunculan, bagian yang paling penting adalah, besar kemungkinan pemerintah akan mulai ikut campur dan melakukan penyelidikan.. Itu cukup merepotkan.."

Tania: "Aku sedikit mengerti, tapi apakah kamu akan melepaskan Alexander begitu saja?"

Haris (tersenyum kecil): "Ada banyak cara untuk menangani orang seperti Alexander.. Atur jadwalku, di lihat dari waktunya.. Akan ada seseorang yang menemuiku besok.."

Tania: "Ha? Siapa?"

Haris: "Tulis nama.. Estele.."

Tania nampak sedikit terkejut, menyadari bahwa nama Estele bukanlah sebuah nama biasa, pengalamannya menjadi hacker membuatnya dapat mengakses beberapa informasi sehingga dia tau siapa itu Estele.

Dalam kesunyian yang menyusul, Tania mulai menyadari bahwa pria di sampingnya ini beraksi tidak hanya dengan kekuatan dan keberanian, tapi juga dengan kebijaksanaan dan pertimbangan yang dalam tentang konsekuensi setiap tindakannya.

...****************...

Keesokan paginya, surya menyinari kaca-kaca gedung perusahaan SM Group menciptakan kilauan yang menandakan awal hari yang baru.

Estele dengan langkah anggun dan tatapan yang penuh tekad melangkah masuk ke lobi utama perusahaan tersebut.

Penampilannya yang elegan namun mematikan seolah memberi sinyal bahwa dia bukan sekadar tamu biasa.

Dengan langkah yang mempesona ia melewati pintu masuk dan langsung menuju ke meja resepsionis.

Estele: "Aku di sini untuk bertemu dengan Haris Hartono."

Resepsionis (dengan sopan): "Tentu Bu, apakah sebelumnya sudah memiliki janji dengan Pak Haris?"

Estele: "Belum."

Resepsionis: "Baik, sebelumnya dengan siapa Saya berbicara?"

Estele: "Estele.."

Resepsionis mengetik nama Estele di layar komputernya.

Resepsionis: "Maaf Bu atas kurang perhatiannya sambutan kami, nama Ibu Estele telah tercantum dalam daftar janji temu dengan pak Haris."

Estele nampak menunjukkan sedikit keterkejutan di wajahnya.

Resepsionis: "Silakan tunggu sebentar, Saya akan menginformasikan kedatangan Anda kepada Pak Haris."

Tak lama kemudian, Resepsionis mengarahkan Estele menuju pintu lift dan mengantarkannya menuju ruangan eksekutif.

Akhirnya ia tiba di depan ruangan Haris, saat pintu terbuka ia langsung disambut oleh sosok yang sudah tidak asing lagi di benaknya.

Haris (dengan tenang): "Estele, selamat datang.. Aku sudah menunggu kedatanganmu.."

Keduanya duduk dengan saling menghadap satu sama lain. Aura di ruangan itu menjadi tegang namun penuh dengan ketenangan.

Estele: "Haris, aku di sini bukan tanpa alasan. Hilangnya Harimau Selatan telah mengguncang kami semua. Aku tahu kamu ikut andil dalam masalah ini dan aku ingin tahu tujuanmu."

Haris (menyilangkan tangan, menatap Estele dengan serius): "Ini hanyalah masalah pribadi.."

Estele: "Hanya masalah pribadi katamu? Kamu pikir aku anak kecil yang bisa kamu bohongi dengan sebuah perkataan manis?"

Haris: "Faktanya memang demikian, aku tidak berniat mengganggu jika aku tidak diganggu.."

Estele: "Apa maksudmu ini berhubungan dengan Hypo Tech?"

Haris: "Siapa yang tau.."

Estele: "Jika ini hanyalah masalah pribadi seperti perkataanmu, lalu kenapa Hypo Tech masih berdiri tegak sedangkan Harimau Selatan lenyap?"

Haris: "Entahlah.. Mungkin mereka hanya sedang sial.."

Estele (dengan wajah jengkel): "Kamu..!!"

Haris (menatap tajam ke arah Estele sambil tersenyum kecil): "Ku bilang, mereka hanya sedang sial.. Dan kesialan itu bisa menimpa siapa saja, bahkan mungkin kalian juga bisa.."

Estele: "Apa sebenarnya maumu?"

Haris: "Pada awalnya aku tidak bermaksud melakukan apapun, tapi aku di ganggu.. Saat kelompok dunia bawah menggangguku, maka aku juga bisa melakukan hal yang sama.. Aku bisa menyerang semua mafia.."

Estele: "Apa maksudmu?? Kami berbeda aliansi!!"

Haris (tatapan sangat tajam): "Tapi kalian semua tetaplah mafia.."

Estele: "Apa kamu ingin mendeklarasikan perang?"

Haris (tertawa): "Perang? Hahaha.. Permainan sekecil itu kamu anggap perang?"

Estele (nampak wajah ketakutan): "Haris, seriuslah.."

Haris: "Aku hanya memiliki satu saran.. Karena kelompok dunia bawah kota ini menggangguku, maka aku hanya bisa menawarkan kata tunduk atau lenyap.."

Estele: "Kamu pikir kami mudah untuk di ancam?"

Haris: "Harimau selatan hanya butuh waktu kurang dari semalam, aku sedikit penasaran berapa lama waktu yang dibutuhkan jika itu adalah kalian? Seharian? Ataukah seminggu?"

Estele terdiam mendengar ancaman Haris, ia jelas mengetahui bahwa perkataan Haris tidak bisa di remehkan.

Haris: "Cepat atau lambat aku pasti bergerak.. Dengan mematuhiku, aku menjanjikan keuntungan, bukan perbudakan.. Dan untuk saat ini, hanya ini yang bisa kusampaikan.."

Estele (wajah marah): "Kamu..!!)

Haris: "Aku jelas mengakui kecerdasanmu.. Dan kuharap, julukanmu sebagai "Otak Ratu" bukan hanya sekedar omong kosong belaka.."

Estele dengan wajah marah membalik badannya lalu meninggalkan ruangan tanpa mengatakan apapun.

Pertemuan antara Haris dan Estele bukan hanya pertemuan antara dua individu dengan kekuatan besar tapi juga simbolisasi dari dialog antara dunia bawah tanah dan kekuatan legal yang mencoba untuk menavigasi kompleksitas kekuasaan dan pengaruh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!