Para dayang istana menyiapkan sarapan, suasana di istana hening, tak ada yang berani mengeluarkan bunyi-bunyian yang mengusik suasana duka itu. Permaisuri Aliza duduk menyendiri di depan meja makan, matanya sembab karena semalaman menangisi Dominic. Sedangkan Raja Garret di ruangannya, sejak kemarin orang nomor satu di Uwentira itu membungkam mulut, ia kecewa atas kejadian Hanum yang disembunyikan oleh orang-orang yang disayanginya. Dari sisi hati kecilnya, bukan Raja Garret tidak mengerti, akan tetapi sebagai Raja dia tidak ingin keluarganya di pandang sebelah mata karena tidak mampu menjadi contoh yang baik buat rakyat mereka.
"Yang mulia, maafkan saya," ucap Paman Kenras.
Ucap Paman Kenras ke Permaisuri Aliza, dia merasa karena membantu Dominic membawa Hanum ke Uwentira, kesalahpahaman terjadi diantara Raja dan Permaisuri.
"Ini bukan salah, Kak Kenras. Hanya saja putraku memang seperti Ayahnya, dia jatuh hati pada gadis manusia," sahut Permaisuri Aliza.
Paman Kenras terdiam, dia teringat dengan perjuangan Raja Garret yang mempertaruhkan nyawanya demi bersama Aliza.
"Izinkan saya bertemu dengan yang mulia Raja," ucap Paman Kenras.
"Silahkan, Kak. Sampaikan bahwa aku ingin bertemu siang nanti," sahut Permaisuri Aliza.
Paman Kenras menuju ke ruangan pribadi Raja Garret, namun di tengah perjalanannya, dia berpapasan dengan pelayan Dominic, para pelayan itu mengembalikan makanan-makanan yang disediakan khusus untuk Pangeran.
"Pangeran masih tidak mau makan?" tanyanya.
"Iya Tuan Kenras, Pangeran menolak dan tidak mengizinkan kami masuk ke kamarnya."
Sejak kemarin Dominic mogok makan, dia meminta untuk menyendiri, bahkan Raja Garret yang ingin bertemu tidak juga di gubris olehnya.
"Dia bisa sakit jika begini terus," gumam Paman Kenras.
Sebagai Paman, dia tidak mampu memaksa Dominic untuk mentaati perintahnya. Paman Kenras paham, Dominic selalu punya cara dan pendirian tersendiri untuk mematahkan ego orang-orang disekitarnya.
"Simpan makanan itu di depan kamar Pangeran, tunggu saya di sana, saya ingin menemui yang mulia Raja terlebih dulu," ujarnya.
Paman Kenras melanjutkan perjalanan lagi ke ruangan pribadi Raja. Para pengawal yang menjaga menyapa atas kedatangan Paman Kenras. Mereka menyampaikan kehadiran Paman Kenras ke Raja dengan kamera di pintu.
"Tuan Kenras, silahkan masuk," ucap salah satu penjaga itu. Mereka sudah mendapatkan izin dari Raja Garret.
Paman Kenras masuk dengan langkah perlahan, terlihat Raja Garret sedang berdiri di depan jendela.
"Kau datang, Kenras. Kamu tahu apa yang alu butuhkan saat ini," ucap Raja Garret.
Dia ingin sendiri, tapi di sisi lain dia membutuhkan seseorang yang dapat di ajak bertukar pikiran. Tak ada yang benar-benar ia percaya selain Kenras, dari dulu dia ingin mengangkat Kenras sebagai penasehat kerajaan, namun Kenras selalu menolak, sebab dia ingin lebih leluasa melindungi Raja Garret dan Dominic sebagai keluarga.
"Yang mulia maafkan saya," ucap Paman Kenras.
Raja Garret menoleh ke arahnya.
"Bisakah hilangkan kata 'Yang mulia' untuk sementara waktu? Aku ingin mengobrol denganmu sebagai sahabat, tolong ..," pinta Garret.
Kenras mengatur nafasnya terlebih dulu, dia juga ingin membuat berdiskusi dengan Garret sebagai seorang sahabat.
"Maafkan kami, Garret. Bukan maksud kami untuk menyembunyikan darimu, tapi Dominic juga butuh kesenangan, dunianya terpaut dengan dunia manusia, sama sepertimu," kata Kenras.
Garret tersenyum, sejak semalam dia sudah menelisik jika putranya sudah mulai menyimpan rasa suka terhadap lawan jenis, jadi wajar saja jika Dominic merasa kehilangan setelah kembalinya Hanum ke dunianya.
"Aku terlalu sibuk mengurus negeriku hingga lupa jika putraku sudah remaja," ucapnya.
"Iya. Dominic sudah memiliki perasaan pria normal, kata orang, fase ini adalah ujian berat bagi orang tuanya."
Garret duduk di sofa, dia menuangkan kopi ke cangkir untuk Kenras. Sangat asyik baginya jika dia membahas pertumbuhan Dominic.
"Sepertinya baru kemarin aku mengajari Dominic berjalan, tapi kini putraku mulai mencintai seorang gadis," ucapnya.
"Dia seperti kamu, dia tipe pria yang tidak malu untuk berjuang jika menyukai wanita."
Garret tertawa lepas, meski di hatinya memendam kegelisahan. Setelah puas tertawa, Garret kembali terdiam, cukup lama lalu berkata,
"Tapi perjuangannya bahkan akan melawan orang tuanya dan rakyatnya."
"Apakah undang-undang itu harus berlaku? Kenapa tidak-,"
"Tidak mungkin, ini sudah keputusan mutlak para kabinet, ini bukan keputusanku, ada banyak rakyat kuta yang merugi, dan aku tidak ingin anakku berjuang susah payah tapi dia malah mendapatkan kesulitan," jelasnya.
Kenras paham dengan maksud dari Raja Garret. Setiap orang tua ingin membebaskan anaknya untuk menjemput kebahagiaannya sendiri, tetapi bagaiman jika definisi kebahagiaan anak itu hanya untuk melukai dirinya sendiri? Garret rasa Dominic akan bersusah payah untuk menyatu dengan gadis kecil itu.
"Aku mengerti, aku rasa dia akan berusaha, meskipun kamu menentangnya."
"Jika demikian, dia harus mempersiapkan mentalnya, ini bukan lagi tentang dia yang dihalangi orang tuanya, tapi rakyatnya."
Garret meyakini jika semuanya akan berjalan sesuai takdirnya, begitupula Kenras. Namun takdir Dominic akan lebih menghadapi lembah yang terjal, jatuh bangun dia menghadapi ujian cinta beda dunia.
Setelah banyak berdiskusi dengan Raja Garret, Kenras pamit untuk menemui Dominic. Ada rencana yang sudah ia susun bersama Raja. Semua mereka lakukan demi masa depan Dominic.ketika Paman Kenras keluar dari kamar, ada Permaisuri Aliza yang hendak masuk. Ibu Dominic itu bersama pelayan membawa sarapan untuk Raja Garret.
"Silahkan masuk yang mulia," ucap Paman Kenras.
Permaisuri Aliza tersenyum, dia selalu bisa mengandalkan Kenras dalam menyelesaikan masalah keluarganya.
"Terima kasih, Kak."
Paman Kenras melanjutkan perjalanannya ke kamar Dominic. Setiba di kamar pangeran Uwentira itu, dia memencet bel untuk menyampaikan pesan suaranya kepada Dominic.
"Izinkan saya masuk, Pangeran. Saya ingin berbicara, tolong .."
Mengetahui kehadiran Paman kesayangannya, Dominic bergegas memencet remote agar pintu kamarnya terbuka. Paman Kenras lega karena Dominic memberikan dia ruang untuk mengobrol empat mata.
"Pangeran, maaf saya mengganggu paginya," ucap Paman Kenras.
"Tidak Paman, aku juga ingin bertemu Paman, tapi aku hanya terlalu lelah," sahut Dominic.
Paman Kenras duduk disamping Dominic, dia ingin berbicara antara Paman dan keponakan, bukan sebagai pengawal pribadi dengan pangeran. Dominic memandangi pamannya dengan perasaan bersalah.
"Maafkan aku, Paman. Karena aku, Ayahku sampai kecewa dengan Paman," ucapnya.
"Tidak anakku, Paman bangga bisa membantumu, tidak ada yang menyebabkan Paman menyesalinya, kita hanya perlu memperbaikinya, mempersiapkan, dan mengambil keputusan."
Dominic mengerutkan alis, "Apakah Paman punya rencana? Apa maksud Paman?"
Paman Kenras mengeluarkan surat perjanjian, surat yang berisikan tentang Dominic yang harus lakukan dan Raja Garret yang juga harus lakukan. Perjanjian antara Ayah dan anak agar keduanya saling memahami. Dominic membaca itu dengan seksama, surat perjanjian yang berisikan jika Dominic harus mengikuti segala keinginan kedua orang tuanya, mulai dengan serius sekolah hingga ke jenjang pendidikan kerajaan yang lebih tinggi, mempelajari segala hal yang menjadi bekal Dominic ketika dewasa, terutama ketika Dominic dinobatkan menjadi Raja Uwentira kelak, menggantikan Ayahnya. Sementara yang akan Raja Garret lakukan ialah menerima segala keinginan Dominic, termasuk membiarkan Dominic memilih jalan hidupnya, mencintai wanita dari dunia lain.
"Berarti Ayahku tidak marah saat ini, Paman?" Tanyanya.
"Ayahmu tidak marah, tidak pernah marah, dia hanya dilema untuk memilih, untuk menjaga perasaanmu, atau perasaan rakyatnya."
Dominic menandatangani perjanjian itu, dari wejangan Paman Kenras, dia mempersiapkan dirinya menjadi pria sejati untuk Hanum dan Raja Uwentira kelak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments