Bab 7 MENJAGA SI CANTIK

Ketukan pintu mengusik tidur Dominic, di luar sudah ada Paman Kenras bersama kedua pelayan yang membawa sarapan. Dominic bangun sembari mengucek mata, dia melihat Hanum yang masih terbaring namun sudah memandanginya.

"Kamu sudah bangun?" tanya Dominic.

Ketika hendak mendekati Hanum, Dominic tersadar bahwa dia baru saja bangun tidur, dia tidak percaya diri bila harus mendekati Hanum dengan keadaan seperti itu.

"Paman.." Dominic mengizinkan Paman Kenras masuk menemuinya.

Paman Kenras masuk di susul kedua pelayan yang membawa sarapan. Dominic bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, melihat kepanikan Dominic, Paman Kenras menahan gelak tawanya, baru kali ini Pangeran kecil menjaga penampilan bangun tidur di depan orang lain.

"Letakkan sarapannya di meja, setelah itu kalian boleh keluar," kata Paman Kenras kepada kedua pelayannya.

Setelah kedua pelayan itu keluar, Paman Kenras menyapa Hanum yang masih diam mengamati keadaan sekitarnya. Paman Kenras paham arti dari tatapan Hanum yang bingung.

"Hai putri kecil, kamu di tempat yang aman, kami akan melindungi mu sampai kamu sembuh, tenang saja, kami orang baik, saya Paman Kenras, Paman angkat Pangeran Dominic," ucap Paman Kenras.

Hanum tertegun, kata 'Pangeran' yang disebut oleh Paman Kenras mengejutkan dirinya. Pikiran yang masih belum stabil menambah keingintahuan Hanum, sejak dulu dia mengkhayal masuk ke negeri dongeng dan berada di istana.

"Kamu pasti bingung, setelah kamu lebih pulih, kami akan menjelaskannya lagi," tambah Paman Kenras.

Hanum terdiam, dia melirik ke makanan-makanan enak yang tertata di meja, sejak kemarin belum ada makanan yang mengisi perutnya, Hanum sangat lapar, mata gadis kecil itu tidak bisa bohong jika dia menginginkan makanan itu.

"Saya suap kamu, boleh?" tanya Paman Kenras.

Hanum hanya menjawab lewat anggukan. Paman Kenras mulai menyuapi Hanum, dia membuka topik pembicaraan agar Hanum tidak kaku lagi berhadapan dengannya. Sembari makan, Hanum bercerita tentang dia nekat kabur dari rumah Kakeknya demi menepati janjinya kepada Dominic. Mendengar hal itu, Paman Kenras tertawa, rupanya yang dilakukan Hanum sama dengan yang diperbuat oleh Dominic, rela pergi diam-diam dari istana agar dapat menemui teman barunya.

"Kamu tidak apa-apa jika berada disini beberapa hari? Paman takut jika keluargamu mencarimu," tanya Paman Kenras.

Hanum teringat dengan Uwa Sri yang di rumah Kakeknya, dia tahu Uwa Sri dan keluarga lainnya sudah mencarinya, khawatir, dan bahkan sudah menghubungi kedua orang tuanya di Kota. Namun di pikiran Hanum saat itu, baginya tidak mengapa jika untuk berlibur di tempat Dominic beberapa hari lagi, lagipula dia dikelilingi orang-orang yang baik pula.

"Tapi aku 'kan tidak melakukan berbahaya Paman, Paman dan Dominic juga orang baik, tidak apa-apa juga kalau Hanum beberapa hari disini?" tanya Hanum dengan celotehnya.

Paman Kenras mengerti maksud Hanum, walaupun keluarga Hanum khawatir, kekhawatiran itu tak benar adanya, nyatanya Hanum baik-baik saja dan akan dilindungi olehnya dan pihak kerajaan atas nama Pangeran Dominic.

"Baiklah, Nona Hanum bisa beberapa hari ini disini, kami akan bertanggung jawab atas keselamatan Nona Hanum," ucap Paman Kenras.

Pria berbadan kekar itu tidak sanggup mengecewakan Dominic dan Hanum. Paman Kenras berusaha agar penetapan undang-undang di undur dalam waktu beberapa hari ke depan, agar Hanum tetap berada di Uwentira. Usaha itu akan Kenras lakukan demi menyenangkan hati Dominic.

"Paman.." Sapa Dominic yang sudah rapi dengan pakaian mahal ala kerajaan Uwentira.

Paman Kenras berdiri, dia mempersilahkan Dominic duduk disamping Hanum. Sedangkan Hanum bingung dengan perilaku Paman Kenras terhadap Dominic.

'Apa dia benar-benar Pangeran?' Hanum bertanya-tanya dalam hati.

Dominic duduk di kuris tempat Paman Kenras sebelumnya, dia melihat Hanum yang tersenyum kepadanya tanpa ada rasa sakit lagi.

"Kau berusaha keras datang di Gapura?" tanya Dominic.

Hanum tersipu malu karena saat itu ada Paman Kenras.

"Bukankah kita sudah berjanji? aku tidak ingin ke air terjun itu, tapi aku tidak mau jadi anak yang ingkar janji," jawabnya.

"Kenapa kamu berusaha ke gapura jika tidak ingin datang? jika hanya menepati janji, itu hal biasa," ketus Dominic yang lagi mengedepankan rasa gengsinya.

"Kamu yang bilang kemarin, aku harus datang ke tempat itu lagi jika ingin melihat taman bunga Ibumu dan kupu-kupu, kamu ini cepat lupa juga ya," keluh Hanum, wajahnya amat kesal karena perkataan Dominic.

"Tapi aku tidak ingin janji itu malah membahayakan dirimu, jika kamu sulit menepatinya, lebih baik ingkar saja," ucap Dominic.

Paman Kenras menahan agar tidak tersenyum, dia seolah tidak mendengar perdebatan sepasang bocah yang menuju ke masa remaja itu. Hanum melirik ke Paman Kenras, dia berdecak kesal karena Dominic berkata demikian di depan pamannya.

"lalu? apakah aku harus pergi?" tanya Hanum.

"Tidak, sesuai dengan pembicaraanmu dengan Pamanku, kamu akan tetap tinggal disini beberapa hari lagi."

Dominic berdiri dari tempat duduknya, "Paman, aku ingin bicara di luar, tentang Ayahku," pinta Dominic.

Kedua laki-laki beda generasi itu keluar meninggalkan Hanum yang tetap mengikuti mereka hingga lenyap dibalik pintu. Dominic memilih untuk menjauh dari Hanum agar dapat lebih leluasa berbicara dengan Paman Kenras.

"Paman, aku tahu, Paman tidak akan berani memutuskan hal ini jika tidak ada pertimbangan matang, apa Paman akan bersuara di depan Ayahku?"

Paman Kenras tertunduk, dia menarik nafas panjang, Dominic sedang dalam mode serius dengannya, dia akan memposisikan dirinya sebagai ajudan pribadi,

 "Maaf Pangeran, sejujurnya saya sedang mencari cara juga, tetapi saya akan berjuang untuk gal ini."

"Ya, Paman. Tapi apa ada resiko jika kita tidak menemukan cara itu? aku tidak ingin Hanum sampai di usik oleh aturan kerajaan," Dominic khawatir jika aturan undang-undang itu malah menjadi anak panah yang akan menyakiti Hanum.

Paman Kenras terdiam, belum sempat menjawab, suara bell rumah berbunyi. Pelayan bergegas membuka pintu rumah, ternyata yang datang ialah dokter Khael, pagi itu jadwal memeriksa keadaan Hanum. Melihat kehadiran dokter Khael, Dominic enyah dari hadapan Paman Kenras.

"Anda sudah datang dok? ini pagi-pagi sekali, apa tidak merepotkan?"

"Tentu tidak, aku ingin melihat gadis kecil itu, karena dia manusia dari dunia lain, aku khawatir," sahut dokter Khael.

"Dia sudah siuman, mari kita masuk menemuinya," ajak Paman Kenras.

Dokter Khael masuk ke kamar tamu bersama Paman Kenras, di dalam kamar ada Dominic yang duduk seraya melempar senyum kepada dokter Khael.

"Iru dokter yang mengobatimu, dia orang yang sangat baik,", kata Dominic.

Hanum tersenyum malu-malu, dokter Khael mendekatinya, meraih tangan Hanum lalu memeriksa denyut nadinya.

"Gadis kecil ini sudah pulih, kamu putri kecil yang memang pejuang," ucap dokter Khael.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!