Sebagian rakyat terkejut dengan undang-undang baru di Uwentira, namun sebagiannya lagi merasa lega, karena kehadiran manusia bagi mereka di dunianya hanya mengusik mereka semata, bagi mereka manusia mahkluk yang paling serakah, para pria yang datang hanya mengawini perempuannya lalu meminta kekayaan wanita di Uwentira, setelah mendapatkan yang mereka inginkan, wanita-wanita Uwentira dicampakkan, dan wanita-wanita itu merana, patah hati, dan merasa di campakkan, patra orang tuanya melaporkan hal ini kepada kementerian wanita di Uwentira bahwa keresahan ini tidak boleh berlarut-larut, seorang wanita dan pria di uwentira selalu saja menjadi korban manisnya janji manusia.
Wajah-wajah yang ikut terheran juga meliputi di jajaran anggota keluarga kerajaan, termasuk Aliza dan Dominic. Mereka sama sekali tidak mengetahui dengan adanya aturan undang-undang baru yang akan diputuskan oleh Raja Garret, terlebih lagi Aliza, sebagai istri, putusan suaminya ini adalah hal yang mengejutkan, Aliza bahkan tidak pernah di ajak berunding dalam perihal itu.
"Ibu, kenapa Ayah tidak pernah memberitahu kita?" tanya Dominic yang sangat terkejut.
"Tenang, Nak. Kita harus tetap bersikap tenang, rakyat sedang gaduh saat ini, kasihan Ayahmu," ujar Aliza yang tetap memposisikan dirinya sebagai Permaisuri yang tetap mendampingi suaminya.
Raja Garret dari jauh memandangi Aliza, dia tahu istrinya itu menyimpan seribu tanda tanya dengan keberanian Garret memutuskan hal demikian, Aliza sudah banyak berkorban demi mengikuti Garret di Canai, dia tidak lagi menginjakkan kaki di dunianya demi menjaga kesejahteraan rakyatnya.
"Aku, aku tidak setuju, Ibu.." ucap Dominic lagi. Dia berkata seperti itu di depan Ibunya dan anggota keluarga kerajaan lainnya.
"Tenang Dominic, kamu lebih bai ke kamarmu, nanti Ibu dan Ayah menemui mu," kata Aliza.
Dominic meninggalkan aula istana bersama pengawal pribadinya, wajahnya murung menahan kesal, Dominic bahkan mengabaikan panggilan-panggilan rakyatnya yang hanya sekedar menyapa. Sebagai nak berusia sepuluh tahun, Dominic mulai sedikit mengerti dengan kebebasan berpendapat terhadap aturan orang tuanya.
Acara telah berakhir, setelah sesi foto-foto dengan para kabinetnya, Raja Garret kembali ke ruangannya, diikuti oleh permaisurinya, Aliza.
Setelah semuanya selesai, Raja Garret melepas jasnya, Aliza menuangkan teh hangat ke cangkir lalu diberikan kepada suaminya."Minum dulu, Sayang .."
Raja Garret menghela nafas sambil memandangi istrinya, "Aku tahu kamu terkejut, aku minta maaf tidak pernah memberitahumu soal ini," ucapnya.
"Memberitahu atau tidak, tidak akan merubah keputusan ini, kamu pasti sudah mempertimbangkan dengan matang, dan aku tahu, kamu tidak ingin membuat aku ikut terbebani karena hal ini, kamu mencoba menanggungnya sendiri," kata Aliza. Bertahun-tahun menjadi permaisuri, Aliza sudah paham betul sistem pemerintahan Uwentira yang telah di pimpin suaminya, Raja Garret selalu meminta pendapat kepada Aliza dalam hal apapun, tetapi keputusan besar memutuskan hubungan antara dimensi manusia amatlah krusial di mata Aliza, istrinya tak dapat lagi melihat keluarganya dari jauh, salah satu kesedihan yang akan Aliza pendam seumur hidupnya.
"Terima kasih, Sayang.. Kau selalu jadi penenang setelah kekacauan yang terjadi, walaupun aku tahu, ada banyak hati yang patah karena ini, ada banyak cinta yang tak tersampaikan karena ini, ada banyak perpisahan karena ini," kata Garret yang mencoba merasakan kepahitan rakyatnya yang mencintai sosok yang berbeda dimensi.
"Selain rakyat kita, ada juga satu yang akan menjadi penentang utama, yaitu putra kita, Dominic," tambah Aliza yang memasang wajah sendu.
"Kenapa seperti itu? bukankah tak ada alasan yang menyebabkan Dominic menentang keputusan ini? Dominic juga bukan pria dewasa yang memiliki kehidupan manusia," Garret terheran.
"Kecuali dia tertarik dengan dunia manusia," ucap Aliza.
Raja Garret terkejut, dia memalingkan wajahnya dari Aliza, ia tahu akan sulit bagi Dominic bila memiliki daya tarik terhadap dunia manusia.
"Itu tidak mungkin, jika memang iya, Dominic harus berdamai dengan keinginannya," sahut Raja Garret. Padahal kata hatinya sedang mengiyakan jika putra semata wayangnya sedang tertarik dengan kehidupan manusia.
Di salah satu kamar nan megah, Pangeran Dominic sedang menuntaskan marahnya dengan melepaskan anak-anak panahnya, dia tak henti berucap bahwa dia tidak setuju oleh undang-undang baru yang diputuskan oleh Ayahnya.
"Bagaimana ini, Paman Kenras? aku tidak akan bisa keluar dari sini lagi, aku juga ingin bermain-main," ujarnya kepada Paman Kenras, penasehat sekaligus saudara angkat Raja Garret.
"Ini akan berlaku dua hari lagi, lebih baik Pangeran mengambil kesempatan ini untuk ke dunia manusia, katanya Pangeran mendapatkan teman baru," kata Paman Kenras memberi saran. Dia hanya kasian dengan keponakannya yang selalu saja merasa bosan dengan dunia kerajaan.
Dominic meletakkan busurnya, dia melihat jam dinding, waktu Uwentira berbeda dengan dimensi manusia, "Mungkinkah Hanum menungguku? apakah dia akan menepati janjinya?" gumam Dominic.
Paman Kenras keluar mengecek kondisi istana, keadaan sepi dan hening, seluruh anggota kerajaan sudah beristirahat di kamar masing-masing, tentu Paman Kenras merasa ini waktunya membawa Dominic sejenak ke dunia manusia.
"Ayo, Pangeran. Kita harus keluar, kiat akan kembali menyamar," ucap Paman Kenras, pria berbadan tegap itu memberikan jaket coklat kepada Dominic, kini Pangeran Uwentira berpenampilan biasa layaknya manusia.
"Ini mungkin agak berbeda, tapi kamu akan menikmati siang ini bersama teman barumu di dunia manusia, Paman akan mengawal mu," kata Paman Kenras.
Sejak dulu Raja Garret mempercayakan Dominic kepada Kenras, karena kesibukan sebagai pemimpin Uwentira, Garret nyaris tidak memiliki waktu bersama putranya.
Diam-diam keduanya melalui penjagaan ketat di istana, Paman Kenras seolah-olah sedang membawa anak pelayan yang harus segera dipulangkan. Mobil mewah telah disiapkan olehnya, mobil itu akan membawa mereka menuju pintu dimensi tepat di gapura.
"Perjalanan hanya beberapa menit, jika tubuh Pangeran lelah, istirahatkan sebentar, akan saya bangunkan setelah tiba di sana," ujar Paman Kenras.
Namun Dominic enggan tidur, dia lebih memilih untuk membuat rencana tentang hal-hal apa saja yang akan ia lakukan bersama Hanum, mainan apa saja yang akan mereka berdua mainkan bersama.
"Apakah di dunia manusia ada mall, Paman?" tanya Dominic.
"Tentu, tapi mall mereka berbeda dengan kita, semuanya masih seperti Uwentira di abad sekian-sekian, mall kita lebih mewah, jadi Pangeran jangan protes di sana, anggaplah kita tamu ya," Paman Kenras mewanti-wanti, ia paham betul watak Dominic yang selalu bersikap perfeksionis dimanapun berada.
Lima belas menit kemudian, mereka telah tiba di depan gapura, para penjaga pintu dimensi terkejut dengan kehadiran Paman Kenras dan Pangeran di tengah larutnya malam.
"Tutup mulut rapat, Pangeran hanya ingin mencari udara segar." Paman Kenras bernegosiasi dengan penjaga pintu dimensi. Mereka turut saja, lirikan mata Dominic menciutkan nyali mereka untuk bertanya-tanya.
"Ayo Pangeran, kita menyeberang sekarang," kata Paman Kenras, dia meraih tangan Dominic untuk di genggamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
zin
Hadir kak,
boleh mampir di karya ku kak,
Cinta Setelah Kata Cerai
2024-02-17
2