Bab 9 KENANGAN PAHIT

Hanum tak berniat menjawab pertanyaan Dominic, dia sebenarnya ingin banyak bercerita dengan teman barunya itu, akan tetapi cerita keluarganya terlalu runyam baginya. Dominic tetap menunggu jawaban, dia mengamati mimik wajah Hanum yang berubah muram.

"Kenapa kamu bersedih setiap bercerita keluarga? kamu masih punya Ayah dan Ibu 'kan?"

Tak ada pilihan lain lagi, Hanum tergugah untuk bercerita, "Masih, tapi ..mereka sibuk, tidak memilik waktu untukku, aku bahkan jarang bersama mereka, walaupun itu di rumah," jelasnya.

Dominic memahami perasaan Hanum, dulu ia sempat berpikir jika kesibukan Ayah dan Ibunya adalah bentuk tidak perhatian orangtuanya, padahal tugas Ayah dan Ibunya sebagai orang nomor satu di Uwentira amat berat, mereka harus menyongsong kebahagiaan para rakyatnya.

"Hanum, mereka pasti sangat menyayangimu, tapi untuk waktu mereka tidak dapat mengaturnya dengan baik, kata Paman Kenras, setiap anak pasti akan merasakan hal demikian."

Nasehat Paman Kenras ketika Dominic merasa tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya tetap menjadi obat hatinya. Dominic mengerti jika Hanum hanya merasa diabaikan, tetapi pada kenyataannya semua perasaan itu hanya kesalahpahaman antara orang tua dengan anak.

"Benarkah? apakah Ayah dan Ibuku hanya tidak memiliki waktu luang?" tanya Hanum, berharap dugaan itu benar adanya.

"Iya Hanum, kamu harus percaya itu, percaya padaku," sahut Dominic.

Bagi Dominic, benar atau tidak, dia tidak ingin Hanum merasa tersisihkan sebagai anak. Dominic sangat paham betul perasaan seorang anak yang tak dihiraukan oleh orangtuanya.

"Lupakan, mari kita bermain, bukankah ini yang kamu impikan?"

Sepasang anak beranjak remaja itu sibuk bermain ayunan, sedangkan Paman Kenras dan dokter Khael ke ruangan tamu untuk berbicara empat mata. Paman Kenras akan meminta saran kepada dokter Khael perihal keberadaan Hanum di Uwentira.

"Aku paham kegelisahanmu, tentang gadis kecil itu dan undang-undang begitu?"

"Iya, tapi sebelum itu, aku terkejut dengan pertemuan kita, sejak kamu menghilang, kami berusaha mencarimu, kau dari mana dan kemana saja selama ini?" tanya Kenras.

 Dia ditugaskan oleh Garret agar mencari tahu keadaan Khael. Rasa empati Raja Garret terhadap dokter Khael memerintahkan pihak kerajaan agar memantau kehidupan dokter Khael, pencarian itu memakan waktu bertahun-tahun lamanya, namun sayang pihak kerajaan tidak menemukan keberadaan dokter Khael, pria berwajah oriental itu hilang tanpa meninggalkan jejak.

"Aku menenangkan diri, dan memulai kehidupan baru, setelah kematian Kakek dan Nenekku, aku tidak memiliki siapapun selain diriku sendiri," jawab dokter Khael.

Luka lamanya sudah sembuh, kehilangan cinta pertamanya, di susul lagi kematian Kakek dan Neneknya di tahun yang sama membuat dokter Khael tidak memiliki arti hidup lagi. Namun alam berkata lain, Khael harus melanjutkan hidup agar menemukan kebahagiaan kembali.

"Kau dimana selama ini?" tanya Kenras.

Dokter Khael tak menjawab, dia menarik nafas karena mengeluarkan sesak di dadanya. Kenras tak melepaskan pandangan dari Khael, wajah seorang dokter itu menyimpan luka yang teramat dalam, padahal Khael adalah dokter ternama yang seringkali banyak menyembuhkan pasien.

"Kau terluka, tapi kau tidak bisa menyembuhkan dirimu sendiri, mengapa kau tidak mencoba meminta dokter lain?" usul Paman Kenras.

"Aku belum menemukan penyembuh, dam aku tidak berniat mencari," jawab Khael.

"Ternyata cintamu sangat besar kepadanya," ucap Kenras spontan. Sebagai sesama lelaki, Kenras memahami perasaan Kenras.

Dokter Khael tersenyum masam, dia menertawakan dirinya sendiri, berani membahas cintanya dengan seseorang yang berpihak pada seorang yang menjadi saingannya dulu.

"Aku harap semua ini harus dilupakan, berhenti memojokkan ku karena perasaanku, aku sudah lupa semuanya, jangan ingatkan lagi," kata dokter Khael.

Tiba-tiba ponsel Paman Kenras berdering, tertera nama permaisuri Aliza, melihat itu Paman Kenras segera menepi, meninggalkan dokter Khael yang masih duduk di ruang tamu.

"Selamat pagi, Yang mulia.." Ucap Paman Kenras dibalik telepon.

"Selamat Pagi, Kak Kenras, apa yang Dominic lakukan lagi?" tanya Permaisuri Aliza.

 Naluri seorang Ibu sangat peka, dia tahu kepergian Dominic dari istana sejak semalam adalah pertanda putra semata wayangnya itu sedang melakukan misi diam-diam, yang tidak boleh diketahui oleh kedua orang tuanya.

"Hmm, Pangeran Dominic sedang di rumahku yang mulia."

Paman Kenras tidak ingin berbohong, namun ia juga terlalu segan untuk terbuka perihal keberadaan Hanum di rumahnya bersama Dominic.

"Aku tahu, Kak Kenras. Dominic tidak mungkin pergi tanpamu, tapi di berani melakukan apapun di belakang kami meskipun dia bersamamu," ujar Permaisuri Aliza.

Paman Kenras terdiam, sejenak melirik ke dokter Khael, ada dua perihal yang berusaha ia sembunyikan dari permaisuri Aliza, pertama keberadaan Hanum, dan kedua keberadaan dokter Khael yang tiba-tiba, sosok masa lalu Aliza yang masih menyimpan duka.

"Baiklah, jaga Dominic baik-baik, jangan sampai melanggar aturan Kak Kenras, dia seorang pangeran, harus memberikan contoh yang baik terhadap rakyatnya," kata Permaisuri Aliza.

Paman Kenras menghela nafas lega, dia tak tahu agi jika Raja Garret dan Permaisuri Aliza mengetahui Dominic membawa seorang gadis manusia ke Uwentira. Setelah menutup panggilan, Paman Kenras kembali menemui dokter Khael di ruang tamu.

"Apakah mereka masih asyik bermain?" tanya Paman Kenras yang kembali mencairkan suasana.

Dokter Khael memang dari taman belakang memastikan keadaan Dominic dan Hanum baik-baik saja.

"Sepertinya, mereka bermain seperti tak ada beban," sahutnya.

Paman Kenras menghirup udara tenang, sedikit melegakan karena Permaisuri Aliza mempercayakan Dominic kepadanya. Namun di istana malah berbeda sebaliknya, Permaisuri Aliza tetap gelisah, kepergian Dominic tanpa izin lagi membuat para pelayan pribadi Dominic khawatir. Permaisuri Aliza tidak ingin para pelayan itu membocorkan kepada Raja Garret atas kepergian Dominic tanpa izin lagi dari mereka.

"Yang mulia, bagaimana ini?" tanya kepala pelayan Doninic.

"Suamiku pasti akan mengerti, tetapi Dominic selalu berulah dengan melanggar aturan kerajaan, hal ini akan menjadi pemicu citra buruk bagi keluarga kerajaan, andaikan saja dia meminta izin kepadaku, pasti akan aku izinkan," kata Permaisuri Aliza.

Sebagai Ibu pasti akan mengerti jika keinginan anaknya hidup normal layaknya rakyat biasa, bermain sepuasnya, bergaul dengan siapa saja, dan menikmati masa kecil tanpa aturan dari kerajaan.

"Sebelum Raja dan lainnya tahu, sebaiknya kita harus bertindak, Kak Kenras tidak akan bilang apa yang dilakukan Dominic di luar sana, mati kita telusuri sendiri," ucap Permaisuri Aliza dengan keputusannya yang sudah bulat.

Mobil disediakan untuknya, dua barisan pengawal siapa mengawal Permaisuri Canai itu. Nasib baik, hari itu Raja Garret sedang berkunjung di kita kecil yang ada di Uwentira, sehingga Permaisuri Aliza dapat bergerak leluasa.

"Kita ke rumah Kak Kenras," ujar Aliza kepada sekretarisnya.

Kelima mobil mewah itu melancong ke pinggiran kota, permaisuri Aliza akan memastikan jika Dominic benar-benar berada di rumah saudara angkatnya itu.

"Jangan sampai Raja tahu, ini tidak akan membuat suamiku marah, tapi pihak lainnya akan menyudutkan suamiku hanya karena putra kami," kata Aliza kepada sekretarisnya.

"Baik yang mulia," sahut sekretaris yang berusia paruh baya itu.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!