Bab 15 KABAR MASA DEPAN

"Berbeda apanya, Kakek?" tanya Hanum yang amat polos.

Dia tetap mengira jika tempat tinggal Dominic hanya berseberangan dari tempat tinggal Kakeknya.

"Kelak kamu akan paham, Nak. Istirahatlah," ucap Kakeknya.

Ambo' rante yang berada disamping mereka berdua menerawang masa depan Hanum, dia melihat bayangan Hanum yang terisak tangis, suara histeris bersamaan dengan suara anak bayi perempuan didekatnya. Bayangan wanita itu yang ia yakini Hanum meminta tolong, dari adegan pertengkaran, terdengar suara pria yang emosi, bahkan Hanum dipukuli berkali-kali.

"Ahhgg.." Ambo' rante membuyarkan semedinya.

Ambo' rante tidak sanggup melihat adegan-adegan kasar yang terjadi di penglihatan mata batinnya. Setelah mengatur nafas, Ambo' rante kembali memandangi Hanum yang bersandar di lengan Kakeknya.

'Siapa pria yang kulihat memukuli gadis kecil ini?' Ambo' rante bertanya-tanya dalam hati.

Namun Ambo' rante memiliki firasat jika Hanum tetap akan berhubungan dengan Uwentira, keterikatan Hanum dengan Uwentira dapat dilihat dari dengan mudahnya gadis kecil itu menembus dimensinya, hingga bertemu dengan pihak keluarga kerajaan.

"Ada apa Ambo'? Kenapa kau memandangi cucuku dengan mimik seperti itu? Apakah dia sedang tidak baik-baik saja?" Kakek Hanum ternyata memperhatikan Ambo' rante dari kaca spion tengah.

"Nanti kira bicarakan," jawab Ambo' rante.

Di jok depan ada kepala penjaga keamanan yang juga ikut mendengar percakapan mereka. Bila tamunya itu melanggar etika bicara, maka akan ada konsekuensi yang mereka harus terima.

Perjalanan terasa amat singkat, mereka sudah tiba di pintu dimensi, Hanum yang tertidur pulas sengaja tidak dibangunkan, Ambo' rante sudah bersepakat dengan pengawal istana jika momen pertemuannya dengan pihak kerajaan tidak diceritakan ke orang lain.

"Kalian bisa keluar, selamat tinggal," ucap kepala penjaga pintu dimensi.

Ambo' rante, Pak Dadang, dan Pak Limbong yang menggendong cucunya keluar dari pintu gapura, mata mereka semua terpejam, pusaran angin yang teramat dingin kembali mengitari mereka. Dan pada akhirnya, suara kicauan burung-burung terdengar. Semuanya membuka mata, kecuali Hanum yang masih tertidur. Ternyata salah seorang penjaga memberikan obat tidur sesaat kepada Hanum, cara itu mereka lakukan agar Hanum tidak melihat proses saat berpindahan dimensi.

"Ini sudah malam, Ambo'.." ujar Pak Dadang terkejut.

Dia merasa baru tiga jam berada di Uwentira, akan tetapi secepat itu berganti malam.

"Kamu akan lebih terkejut nantinya, cari senter mu, kita segera pulang," sahut Ambo' rante.

Pak Dadang menuntun jalan dengan modal cahaya lampu senter. Sembari berjalan, Ambo' rante banyak mewanti-wanti Pak Dadang dan Kakek Hanum, ada banyak pesan yang Ambo' rante katakan, pesan yang telah kepala penjaga sampaikan.

"Sepertinya itu warga yang menunggu kita, Ambo'," seru Pak Dadang melihat obor rombongan warga desa.

Perjalanan melewati air terjun kecil tak menemukan rintangan, nampak warga desa memang menunggu kepulangan mereka, diantaranya ada Uwa' Sri dan Ayah Hanum. Jeritan histeris mengucap syukur mereka panjatkan setelah melihat Hanum berada di gendongan Pak Limbong.

"Anakku, Hanum .." ucap Ayah Hanum mengambil putrinya dari gendongan mertuanya.

"Dia hanya tertidur, Nak. Jangan khawatir," kata Pak Limbong.

"Pak, kenapa bisa teledor seperti ini? Kenapa anakku bisa seperti ini?" tanya Ayah Hanum yang keberatan.

Sebagai Kakek yang diberikan amanah, Pak Limbong merasa bersalah karena lalai menjaga cucunya. Kemarahan Ayah Hanum sebagai bentuk hukuman yang harus ia pertanggung jawabkan. Pak Limbong berjalan dibarisan belakang, dia memberikan dirinya jarak agar tidak mendekati Ayah Hanum yang sedang kecewa terhadap dirinya.

Setiba di rumah, Kakek Hanum menepi seorang diri, dia ingin beristirahat, bersandar di dinding ubin rumahnya. Di dalam rumah ada banyak tetangga yang datang membesuk Hanum, suara tangis meriuhkan suasana malam yang dibaluti rasa syukur itu. Sedangkan Ambo' rante mencari-cari keberadaan Pak Lombong, sebelum pulang ke rumahnya, Ambo' rante ingin mengatakan sesuatu penting Kakek Hanum itu.

Setelah mencari ke setiap sudut rumah, Ambo' rante menemukan Pak Limbong di gudang tumpukan karung kopi. Pak Limbong duduk merenung seorang diri, di tempat dia berlindung, suara Ayah Hanum dapat di dengarnya, menantunya itu tetap saja mengomel, dia memarahi Uwa' Sri dan Ibu Hanum.

"Duduk disini juga tidak akan menyelesaikan masalahmu dengan menantumu," ucap Ambo' rante mengejutkannya.

Pak Limbong tersenyum masam, teramat berat menerima cara kemarahan menantunya, namun di sisi lain dia tidak ingin memperkeruh suasana, dia menyadari dirinya salah, lalai dalam menjaga Hanum.

"Ada sesuatu yang penting ingin saya katakan," kata Ambo' rante.

Pak Limbong paham jika sedari tadi ada yang mengusik jiwanya tentang Hanum. Kakek Hanum itu memperbaiki posisi duduknya, dia berfokus pada Ambo' rante.

"Katakan Ambo', ada apa dengan cucuku?" tanyanya.

Ambo' rante menarik nafas panjang, baru kali ini dia mengatakan sejujurnya tentang penglihatan mata batinnya.

"Cucumu akan dipenuhi tangisan ketika dewasa, aku bisa melihatnya, betapa sedihnya dia menjadi wanita yang harus menerima segala takdirnya," ucap Ambo' rante dengan tatapan serius.

Pak Limbong tertegun, dia makin serius menanggapi Ambo' rante. Sebagai orang yang cukup mengenali Ambo' rante, Kakek Hanum cukup mempercayai hal-hal yang dikatakan Ambo' rante.

"Apakah itu karena kejadian tadi? Apakah ada hubungannya dengan Uwentira? Atau ada hal lain Ambo'?"

"Semuanya, saya melihat cucumu akan memiliki banyak keterikatan dengan Uwentira, akan ada peristiwa yang membuatnya banyak terluka, saya melihat pria di dalam penglihatan ku selalu memukulinya, membuatnya menangis."

Belum usai masalah antara dirinya dengan Ayah Hanum, tetapi kali ini dia telah dihantui kekhawatiran perihal kehidupan Hanum yang banyak menjalani kesengsaraan kelak di masa depan.

"Siapa pria yang Ambo' lihat? Apakah pangeran Uwentira itu? Atau pria lain?"

Ambo' rante tidak bisa menjelaskan secara detail, sebab yang dilihat hanya siluet pria dan wanita yang sedang bertengkar hebat, di gendongan wanita itu terdapat bayi perempuan yang menangis sebab ketakutan mendengar kedua orang tuanya bertengkar.

"Itu di luar kemampuanku lagi, saya hanya di beri pertanda untuk menyampaikan hal ini, tapi hikmah yang bisa kita ambil ialah.."

"Apa Ambo'? Hanum cucuku satu-satunya, saya berharap dapat melihatnya tumbuh besar, menjadi dewasa, dan melindunginya dari pria yang Ambo' lihat itu," ujarnya. Pak Limbong tidak kuasa membayangkan cucunya disengsarakan oleh suaminya kelak.

Spekulasi Kakek Hanum mengarah ke Dominic, mungkin saja yang dilihat Ambo' rante adalah Pangeran Dominic yang berjuang untuk menikahi cucunya.

"Tapi sepertinya dia manusia biasa," kata Ambo' rante. Kata hatinya mengatakan jika pria yang dilihatnya adalah manusia biasa yang berhasil menikahi Hanum.

"Benarkah Ambo'? Lalu bagaimana dengan Pangeran Uwentira itu? Apakah dia memiliki hubungan di masa depan? Bukankah pintu dimensi Uwentira telah di tutup untuk manusia?"

Ambo' rante tersenyum tulus memandangi Pak Limbong, dia sempat melihat adegan selanjutnya dari tangisan itu. Dia melihat Hanum berdiri memandangi lukisan kebun kopi yang dibuat oleh Pak Limbong. Namun hal itu tidak akan Ambo' rante katakan, dia membiarkan takdir bejalan semestinya pada rahasia alam.

"Setiap kesedihan akan ada kebahagiaan setelahnya, dibalik orang yang membuat orang menderita, maka akan ada yang siap membahagiakannya, hukum alam itu nyata, Pangeran Uwentira itu memiliki jiwa yang murni, saya meyakini jika dia akan mencintai Hanum tanpa syarat," jelas Ambo' rante.

Keresahan hati Pak Limbong seketika lenyap mendengar kalimat penenang dari Ambo' rante. Dia berharap ucapan si Kakek berusia delapan puluh tahun itu benar, sehingga Hanum dapat bersatu dengan pria yang mencintainya secara tulus.

"Syukurlah, saya berharap pria itu benar Pangeran Uwentira, cucuku berhak bahagia, saya tahu jika dia tersiksa oleh tekanan-tekanan dari orang tuanya," ucap Pak Limbong.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!