Ello kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Giana mempersiapkan teh lemon hangat untuk tuannya. Gadis cantik yang terlihat polos itu mulai menjalankan tugasnya untuk melayani tuannya. Baginya bekerja sebagai pelayan rumah tangga adalah hal yang sangat mudah, sudah menjadi pekerjaan sehari-harinya selama ini dirumah. Dia mengurus rumah ayahnya yang kecil, dan mengurus sendiri segalanya secara mandiri. Mana kuat ayahnya memperkerjakan asisten rumah tangga, sedangkan untuk hidup saja selama inj serba pas-pasan.
Harapannya bekerja sebagai asisten rumah tangga kelak adalah dia bisa mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikannya. Giana bercita-cita ingin menjadi dokter, sayang cita-citanya harus terhenti karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan.
Pintu kamar mandi terdengar terbuka saat Giana menyiapkan teh hangat di meja kecil yang ada didekat sofa kamar besar itu, tampak Ello keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggangnya, sebagian rambutnya tampak masih basah, sehingga airnya menetes dan mengenai bagian dada dan punggungnya. Apa yang dilihat Giana saat itu juga adalah tuannya tampak seksi. Apalagi dengan adanya beberapa tato yang terlukis di tubuhnya.
Pria itu dengan cueknya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil lalu mengalungkan handuk tersebut dikedua pundaknya, namn seketika matanya menatap kearah Giana.
"Maaf, aku lupa kalau ada kamu disini," ucap pria itu dengan nada santai.
Giana hanya menundukkan wajahnya, tidak berani memandang tuannya yang tengah dalam posisi seksi, menurut pandangan mata wanita manapun. Wanita pasti akan terpesona dengan pahatan indah di dada dan perut pria seperti Ello. Bohong jika Giana tidak kagum. Giana bahkan nyaris tidak mengatupkan mulutnya sejak Ello keluar dari kamar mandi tadi.
“Maaf Tuan, pakaian Tuan sudah saya siapkan, dan ini teh lemon untuk anda. Maaf masih sedikit panas,” kata Giana sambil berusaha mengalihkan pandangan matanya, keringat mulai mengalir dipelipisnya.
Pria hanya menganggukkan kepala saja kemudian ia menuju walk in closet, dan mengenakan pakaian yang sudah disiapkan Giana. Sebuah setelan pakaian santai, namun dia tidak mendapati pakaian dalam ditumpukan pakaian yang sudah disiapkan Giana.
Pria itu hanya tersenyum, dan ia mengambil sendiri pakaian dalamnya. Setelah selesai berpakaian, ia keluar dari kamar ganti dengan tampang lebih segar dan wangi, setelah dia menyemprotkan parfum ke tubuhnya
“Kalau menyiapkan pakaianku, jangan lupa sekalian pakaian dalamnya!” tegur pria itu sambil melangkah menuju sofa, melewati Giana yang masih berdiri mematung, mencium aroma khas pria tersebut.
“Oh! I-Iya, Tuan! Ma-maafkan saya, Tuan. Saya pikir itu kurang sopan karena saya hanya seorang pelayan,” balas Giana
“Tidak! Kamu aku bayar untuk menjadi pelayan khususku, maka kamu harus menyiapkan segala keperluanku, termasuk pakaian dalam, paham!?" kata pria itu yang kemudian meneguk teh hangatnya.
“Baik, Tuan,” balas Giana
“Apakah kamu sudah mendapatkan penjelasan dari Mommy Bonita mengenai tugasmu apa selama melayani aku?" tanya Ello
“Mommy Bonita?" Giana merasa asing dengan nama tersebut. Giana bahkan baru mendengar nama itu dari mulut tuannya, “Saya hanya mendapatkan penjelasan dari Bibi Jino untuk tugas-tugas saya melayani tuan secara khusus apa. Maaf, saya tidak kenal Mommy Bonita."
Pria itu hanya tertawa kecil, kemudian dia duduk di sofa.
"Duduk sini!" seru pria itu sambil menepuk pahanya sendiri, tentu saja Giana terkejut, masa iya dia duduk dipangkuan tuannya. Namun gadis itu tidak berani menolak perintah tuannya, dia kemudian duduk dipangkuan Ello dengan posisi duduk menyamping, dan pria itu tiba-tiba menarik tangan Giana dan merangkulkan dipundaknya, sedangkan tangan kekar pria itu melingkar di pinggang ramping gadis cantik itu.
“Berapa usiamu?” tanyanya. Pria itu tampak memandang lekat Gadis itu, dari perkiraannya usia wanita itu tidak lebih dari dua puluh tahun.
“Delapan belas tahun, Tuan,” jawab Giana, sambil berusaha membuang muka, tidak berani memandangi wajah tuannya.
“Kamu tidak tahu siapa Mommy Bonita?” tanya Ello sekali lagi, "Dia wanita yang mengatur semua kebutuhan wanitaku, termasuk membawamu kemari dan akan melayani aku."
“Tidak, Tuan,” jawab Giana, "Kebutuhan wanita? Maksudnya apa Tuan?"
“Kamu belum pernah tidur dengan pria manapun? Apakah kamu sudah pernah merasakan bagaimana nikmatnya bercinta?"
Giana terkejut dengan pertanyaan yang sedikit frontal dari tuannya itu, “Hah! Ti-tidak pernah, Tuan!” seru Giana. Jangankan tidur dengan pria, pacaran saja dia tidak pernah selama ini. Tidur dan bercinta dengan pria? Bahkan Giana tidak pernah kepikiran sampai melakukan itu selama ini. Yang ada dalam pikirannya selama ini adalah bagaimana bisa cepat lulus dari sekolah kemudian bisa bekerja dan menghasilkan uang.
Untuk apa tuannya itu menanyakan soal dia sudah pernah tidur dan bercinta dengan pria lain atau belum? Bukankah tugasnya adalah pelayan? Pelayan artinya tentu saja melayani kebutuhan majikannya secara wajar, bukan melayani urusan ranjangnya juga. Kenapa sampai ke urusan tidur dengan pria lain dibawa-bawa? Giana sungguh dibuat bingung dengan apa yang ditanyakan Ello. Pria itu tentu saja tampak tersenyum, senyum yang sebenarnya jarang dilihat banyak kaum wanita, karena selama ini aura dingin selalu menjadi image Ello, tapi entah kenapa banyak wanita justru menyukainya.
“Baguslah, berarti kamu memang benar-benar masih virgin dan belum pernah tidur dengan pria manapun,” kata Ello, "Sebanding dengan uang yang aku keluarkan untuk membeli tubuhmu."
“Tuan, maksud anda apa berbicara seperti itu?” tanya Giana
“Jadi kamu tidak tahu artinya pelayan khusus?”
Giana menggelengkan kepala, karena dia benar-benar tidak tahu. Pelayan dalam konteks secara luas tentu hanya melayani kebutuhan majikannya.
“Pelayan khusus berbeda dengan pelayan biasa, artinya juga melayani urusan ranjangku, melayani aku bercinta, dan menemani aku sepanjang malam diranjangku,” kata pria itu
Giana seketika terdiam, seluruh tubuhnya kaku. Dia tidak menyangka bahwa dia yang niatnya mau bekerja untuk menjadi asisten rumah tangga, justru kini terjerumus dalam dunia gelap sebagai wanita yang hanya akan menjadi pemuas hasrat pria. Anehnya, bahkan dia tidak mengenal siapa wanita yang dipanggil Mommy Bonita itu, apa hak dia sampai hati menjual dirinya pada seorang pria yang dia yakini sebagai tuannya, ternyata justru akan menjadi pemuas nafsu pria tersebut.
Ello memang tampan, dari sisi manapun pria itu terlihat tampan. Tidak akan ada wanita yang sanggup menolak untuk tidur dengannya walau hanya satu malam saja, tetapi hal ini tidak berlaku untuk Giana. Gadis cantik yang tidak pernah mengenal apa itu cinta, tidak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki manapun, tentu sangat terkejut dengan pernyataan Ello.
“Maksudnya, aku melayani dia di ranjang juga?” tanya Giana dalam hati, "Tidur dengannya!?"
Giana terdiam.
"Demi dewa Yunani! Mana mungkin aku melayani dia sampai tidur di ranjangnya dan bercinta dengannya!" seru Giana dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments