Dua hari setelah pertemuan Arya dan Lyn
Bugh...bugh..bugh...
Bogem mentah dan menyakitkan terus di rasakan seorang Tuan Muda kedua dari keluarga Benedict ,bagaimana tidak! Sang Ayah yang merupakan Tuan besar itu baru saja mendapat laporan dari mata-mata pribadi tentang kelakuan sang anak. Wanita yang merupakan Ibu sekaligus Nyonya Besar Benedict hanya bisa menatap sendu ke arah anak lelaki yang tergeletak tak berdaya. Bahkan anak tertua di keluarga itu pun tak berani bergerak barang se inc pun untuk membantu adik kembar nya.
Terdengar napas tersengal perpaduan emosi dan lelah di karenakan faktor usia, dari wajah Tuan Benedict. Jari telunjuk nya mengacung keras tepat ke wajah anak lelaki di bawah nya dia berkata dengan amarah yang memuncak "B3debah seperti mu harus m4ti di tangan ku. Berani sekali kau menyakiti anak perempuan kesayangan kami"
"Da-d a-"
"Tutup mulut mu si4lan! Pantas saja kau menolak untuk menikah, di belakang kami dosamu ternyata setinggi gunung"
"Hah.."
Tuan besar menarik napas , sungguh jika sang istri tidak bergerak maju menenangkan maka bisa di pastikan dia akan meninggal akibat darah tinggi. Wanita yang menemani lelaki berkuasa selama puluhan itu berkata dengan lembut, sesekali tangannya mengelus bahu sang suami " Daddy, tenanglah! Arya juga sudah mengakui kesalahan dirinya , sekarang mari temukan Asta dan kedua cucu kita.. Hmmm"
Sang suami menurut ,dia mengikuti tarikan tangan istri nya untuk duduk dan minum air. Setelah dia sedikit tenang ,anak lelaki yang terkapar terlihat sedang bergerak menyeret tubuh penuh lebam dan luka itu mendekat sambil mendesis kesakitan. Sang Ayah bahkan melayangkan tongkat bisbol secara membabi buta tanpa melihat bahwa dia adalah darah daging nya. Dengan terbata-bata sang anak berkata "Dad A-aku minta maaf"
Sang Ayah mendengus kasar "Untuk apa?" raut wajah nya sangat tidak enak untuk di pandang
Arya mendekat dan berlutut. Rasa nyeri yang menjalar ke seluruh tubuh terpancar jelas di wajah sang Anak. Mata sang Ibu sudah berkaca-kaca tanpa mampu berkata apapun. Anak nya menyuarakan permintaan maaf secara tulus "Bu ,Ar-Arya minta maaf ishh" sudut bibir lelaki tampan nan gagah meskipun babak belur itu berdenyut dia memandang sang Ayah yang tampak membuang muka ke arah lain ,Arya melanjutkan perkataannya " Dad ,selama delapan tahun aku mencari Asta. Bukan hal yang mudah ,bahkan sudah dua kali aku kehilangan Asta dia kabur entah kemana tanpa aku tahu jika dia tengah mengandung anakku"
Sang Ibu mendelik tajam serata berkata "Arya ,kau sungguh mencoreng nama baik keluarga, Daddy mu seliar apapun di masa dulu dia bahkan tidak berani menabur benih sebelum pernikahan tiba. Kau sungguh luar biasa anakku, hanya binatang yang tak punya akal yang mampu melakukan itu semua"
Ucapan sarkas sang Ibu membuat rasa sakit di hati Arya terasa semakin menyakitkan ,selama ini Ibu nya bahkan tidak akan pernah mencerca anak nya ,sejahat apapun kelakuan dirinya di masalalu dan sekarang diri nya di sama ratakan dengan binatang. Dia memohon ,bergeser dengan posisi berlutut ke hadapan sang Ibu "Bu, Arya gak sengaja semua di luar batas ke-"
"Berkali-kali?" potong sang Ayah
"Hah?"
Dia tersentak , dengan reaksi tubuh nya sudah jelas terlihat jika dia lupa siapa Ayah nya , Aslan Putra Benedict. Dia salah meremehkan kekuatan sang Ayah,Arya buru-buru berkata "Bu-bukan begitu Dad, ak-aku aku -"
Aslan tersenyum mengejek kemudian berkata "Aku apa? Kau bahkan tidak bisa berbohong dengan baik"
Sang istri bersuara terhadap anak nya "Bawa Asta kemari ,pastikan kau tidak memaksa anak perempuan ku itu dalam hal apapun. Dan cucu ku -"
Air mata Ibu nya menetes ,segera ia usap dan melanjutkan perkataan "Cucu ku , entah kesulitan macam apa yang mereka terima selama delapan tahun ini"
"Bu-"
"CUKUP ARYA "
Suara sulung Benedict menggelegar dalam ruangan mewah yang menjadi ruang utama berkumpulnya mereka semua, sang Abang tidak tahan melihat bagaimana hancur nya Sang Ibu dengan air mata yang terus jatuh ke pipi mulus itu. Saudara kembar Arya itu berkata "Cukup ,jika air mata Ibu kembali jatuh,maka bersiap lah darah mu yang akan membayar setiap tetes nya"
Mendengar itu , sang Ibu terdiam. Dia lupa ada seorang lelaki lagi yang siap mat1 untuk diri nya, Ibu nya berdiri dan mendekat " Bang, duduk dulu ya. Kita bicarakan baik-baik , sudah yuk duduk bang. Kasian Adik kalian ,coba lihat!"
Ibu nya mengarahkan pandangan pada si bungsu Benedict yang sedari tadi diam memandang semua. Wajah dingin gadis cantik itu tampak datar tapi mata nya memancarkan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak , dia sungguh kecewa pada sang abang. Melihat itu sang anak tertua pun menarik napas ,dia melonggarkan dasi yang terasa mencekik leher. Setelah duduk perkataan lelaki itu mengejutkan mereka semua
"Bagaimana jika aku saja yang menikahi Asta?"
"Apa abang nggak waras?"
"Kamu yang nggak waras Ar, sudah berapa kali Asta kamu rudapaksa?"
Sang adik diam, kemudian dia membela diri dengan berkata " Bang , Arya nggak pernah memaksa Asta. Kami -"
"Kau mau bilang Asta dengan sukarela menerima mu,begitu?"
"Tidak akan sampai delapan tahun berlalu kau kepayahan menemukan mereka jika memang dia bisa menerima diri mu" ujar sang Ayah langsung
Arya frustasi , rasa bersalah membuat lelaki itu semakin gila. Dia pikir tidak akan sesulit ini setelah dia menemukan wanita pujaan nya sejak lama. Dia tidak menyangka drama panjang baru saja bermula hari ini. Arya meremas rambut hitam legam miliknya kemudian dia mendongak pada semua orang. Posisi kaki yang sakit akibat pukulan tongkat bisbol beberapa waktu lalu membuat nya sulit berdiri tegak. Arya memaksa kan badan nya dan berkata "Bunuh aku jika memang tidak ada kata maaf lagi dari kalian semua"
Air mata lelaki itu tidak lagi tertahan , dengan sudut bibir terkoyak dan lebam yang memenuhi wajah lelaki melanjutkan rasa sakit yang selama ini dia simpan diam-diam
"Kalian tahu-"
"TIDAK!" Ujar Saudara kembar Arya itu
Sang adik menoleh "Tahu apa,apa tentang abang yang sudah buat kak Asta terluka sedemikian rupa?" lanjut si bungsu bertanya
"Aku sudah berusaha , tapi dia tetap saja sulit di temukan"
Sang Ibu menyela "Kami masih hidup, kenapa Arya nggak pernah sekalipun jujur selama ini?"
"Bu, aku aku minta maaf. Aku salah , aku berjanji di masa depan Arya akan sebaik mungkin menjaga Asta"
"Apa Arya mencintai Asta? "
"AKU MENCINTAI ASTA SEJAK KALI PERTAMA KAMI BERTEMU"
perkataan yang berisi pernyataan sang Aryasatya Blade Benedict di balas dengan keheningan dalam ruang utama yang menjadi saksi cinta Putra Kedua Aslan tersebut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nur Wahyuni
lah.. asta anak perempuannya juga.. apa asta anak angkat ya
2024-05-15
1
LISA
ternyt namanya Arya..cukup menarik jg nih
2024-02-25
0