My ex-Part 10

Satu minggu setelah liburan musim panas, Lyn dan kedua anaknya pergi ke museum seni untuk menikmati pameran karya lukis buatan pelukis ternama asal New York. Mereka bersiap lalu pada jam empat sore ketiga nya pergi mengendarai mobil menuju Museum di jalan Ceungho kota. Setelah lima belas menit mereka sampai ,saat di pintu masuk Lyn terlebih dahulu menunjukkan tiket digital miliknya di atas layar kaca yang di jaga oleh pengawal lelaki

"Silahkan nona,lewat sini"

Lyn mengangguk kemudian berjalan menggandeng Evan dan Ev. Suasana gedung mulai ramai ,di wajah Ev tampak kekaguman akan hal hal indah yang terpajang di sekitar nya. Sedangkan Evan sudah berjalan ke sekeliling, mata Evan mulai menelisik secara detail keseluruhan seni lukis. Dirinya adalah bocah kecil berumur tujuh tahun yang penuh dengan imajinasi seni di kepala

"Mom" Lyn menoleh

"Ada apa nak?"

"Dimana Ev?"

Lyn baru sadar , tiga puluh menit sudah berlalu Ev tidak terlihat. Ketika memperhatikan sekeliling Lyn menemukan punggung anak kecil mirip dengan Ev kemudian Lyn menghampiri dan menyentuh bahu anak kecil itu

"Ev" bocah ini berbalik badan, tapi Lyn melihat jika dia bukan Ev

Lyn terkejut , dia berdiri setelah meminta maaf pada orang tua sang anak. Dia kembali ke tempat dimana Evan berada ,ternyata anak bungsu nya sudah bersama dengan sang Abang. Dengan cepat dia menghampiri sang anak

"Ev" nada suara Lyn tersirat khawatir dan marah disaat bersamaan membuat Ev sedikit takut membuat anak itu menunduk

"I am sorry mom"

Lyn mengusap bibir dengan telapak tangan kanan, terdengar helaan napas wanita itu. Kemudian Lyn berkata

 "Lain kali jangan buat mommy khawatir"

"tadi Ev pergi ke toilet bersama Paman itu"

Tangan Evan menunjuk lelaki yang berdiri tak jauh dari mereka. Lyn melihat punggung lelaki dengan tinggi menjulang, tampak punggung lelaki itu berbalut coat hitam panjang selutut. Lyn mengernyit ,perawakan itu tidak asing bagi seorang Lyn tapi mungkinkah memang dirinya yang sedang bermimpi karena akhir akhir ini sering berpikir tentang pria masa lalu itu

Lyn tidak ingin menebak ,dia maju membawa Evan dan Ev. Anak sulung Lyn bersuara

 " Mommy ,apa yang ingin mommy lakukan?"

Ev seakan faham tujuan ibu nya segera anak itu berkata sedikit keras

" Ev sudah berterima kasih pada Paman itu Mom"

Langkah ketiga nya berhenti ,dia menoleh ke arah bawah "Kita pulang , sudah sore. Mommy juga harus belanja makan malam kita "

Rasa takut akan pria itu masih mendominasi akal sehat Lyn jadi dia tidak ingin mengambil resiko jika benar pria itu adalah lelaki yang sangat dia hindari. Evan ,anak lelaki itu sedikit tersinggung. Dia protes pada Ibunya

"Bukannya mommy janji bakalan temani abang lihat pameran sampai selesai "

Mendengar itu Lyn memejamkan mata dan menghembuskan napas gusar. Saat sudah tenang dia membawa anak-anak nya untuk duduk di kursi yang ada di tengah ruangan Museum " anak-anak"

Suara nya mulai lembut ,namun ke khawatiran jelas terlihat di mata Lyn. Dia tidak tahu harus berkata tapi dia mencoba membuat anak-anaknya faham meskipun Lyn tau itu sulit

Dengan perlahan Lyn mencoba berkata

"Mommy minta maaf nggak bisa tepati janji "

Kedua bocah itu hanya terdiam saja tanpa bersuara ,membuat Lyn semakin serba salah. Di satu sisi dia tidak ingin bertemu dengan pria masa lalu Lyn ,di sisi lain ada janji yang harus dia tunaikan. Dengan pemikiran yang masih kacau Lyn Mencoba mengatakan keputusan nya

"Baiklah , hanya sampai pameran utama selesai. Setelah itu mommy mohon kita kembali secepat nya kerumah"

Dua bocah tersebut dengan semangat mengangguk ke arah sang Ibu. Senyuman terbit di wajah kedua anak Lyn, sang ibu merasa lega

"Ayo ,kita lihat-lihat lagi. Ev.."

Pandangan Lyn sangat intens pada Ev membuat sang anak tersenyum menampilkan gigi putih nya lalu anak itu bersuara

"Iya Ev nggak akan lagi pergi sendirian tanpa izin"

"Baiklah ,Ayo"

Ketiga nya bersamaan berjalan menelusuri Museum ,setelahnya terdengar suara dari arah atas gedung dimana pengeras suara berada jika pameran utama akan segera tampil. Tamu yang hadir mulai beralih memasuki sebuah ruangan yang tampak seperti panggung teater dengan tempat duduk yang berjejer rapi. Lyn beserta kedua anaknya mendapat barisan kursi nomor dua dari belakang. Evan sudah tidak sabar ,berkali kali bertanya pada sang Ibu

"Mom, apa acara nya masih lama?"

Mendapat pertanyaan antusias sang anak ,Lyn tersenyum lembut dan berkata "Sebentar lagi bang"

Tepat saat itu lampu utama bersinar terang memenuhi ruang di atas panggung acara pertanda jika sudah dimulai. Tidak terasa hingga dua jam terlewati akhir nya Lyn bisa bernapas lega,mereka akan pulang setelah ini

Satu per satu tamu yang hadir mulai keluar secara teratur , Lyn menunggu sedikit sepi agar memudahkan membawa kedua anak nya. Saat suasana mulai kondusif Lyn berjalan keluar dengan Evan dan Ev di depannya

Ketika kedua anaknya sudah berada dekat dengan pintu keluar yang terbuat dari kaca. Lyn bersuara

"Mommy ke toilet sebentar. Kalian jangan pergi kemanapun sampai mommy kembali"

Setelah Lyn menitipkan anak anak nya pada petugas keamanan, dengan segera dia pergi ke arah toilet. Tak lama wanita itu kembali. Lyn terlihat merogoh tas di bahu kanan ,wanita itu mencari kunci mobil setelah dapat wajah Lyn terangkat ke depan tapi dengan cepat dia segera berlari ke arah pilar besar untuk bersembunyi

Napas nya mulai tercekat tangan nya bahkan gemetar hingga menjatuhkan kunci mobil itu, membuat beberapa orang menoleh ke arah nya termasuk yang Lyn lihat barusan. Tak tau harus berbuat apa ,Lyn hanya diam pelan pelan menunduk menggapai kunci mobil lalu berputar melewati jalan lain. Tergesa gesa Lyn menghampiri kedua anaknya setelah mengucapkan terimakasih pada petugas ,bergegas Lyn membawa kedua anak nya pergi dari Museum

......................

"Tuan Muda , bukan kah itu Nona Muda?"

Seorang pengawal memberanikan diri bertanya usai melihat wanita yang tampak berjalan tergesa-gesa ke pintu keluar menggandeng dua bocah kecil. Mendengar itu mata pria itu memicing, sudut bibir nya tertarik lalu berkata "Ikuti dia dalam jarak aman"

Seorang bodyguard membungkuk hormat kemudian mundur dua langkah ,dia menekan walkie talkie di atas bahu kiri. Suara nya terdengar jelas saat berkata

"Ikuti Tesla putih dengan Plat nomor kendaraan 8889E"

"perintah di terima ,02 melanjutkan"

Wajah dingin pria itu tidak tertebak tapi dalam hati dia bersorak senang karena berhasil mempermainkan rasa takut wanita yang dulunya adalah seorang gadis kecil bermata seperti kucing

"Perintah sudah terlaksana Tuan Muda "

Pria itu menjawab dengan dingin

"Bagus "

kemudian dia mulai berjalan dengan angkuh ,disebelah nya seorang sekretaris pribadi. Terdengar suara kecil sang Tuan Muda

" Selidiki sekolah anak anakku!"

"Aku akan datang , cukup bermain-main nya"

"Baik Tuan Muda "

Kumpulan manusia berseragam dengan sigap menutup tubuh sang Tuan Muda dari paparazi dan jepretan kamera yang sudah menanti di pintu keluar. Kilatan cahaya seperti petir langsung menyambut tubuh lelaki jangkung yang merupakan konglomerat generasi ke lima dari Eropa tersebut. Dia tidak perduli sama sekali bagi nya mereka hanya akan mengambil keuntungan dari kehidupannya yang mewah. Tanpa memberi waktu pria itu langsung memasuki mobil mewah dan melesat jauh di ikuti mobil pengawal dan polisi keamanan jalan.

Terpopuler

Comments

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

klo dia tuan muda ayah dari ev dan Evan terus tuan muda kedua siapa ya

2024-05-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!