My Ex-part 11

PLAK....

"Kalian persis seperti keledai dungu yang hanya tahu nya makan uang ku saja"

Bawahan bos itu hanya terdiam dengan kepala yang menunduk dalam, perkataan bos nya memang benar. Tapi mereka juga tidak lalai, mereka bekerja dengan baik hanya saja lawan mereka lah yang tidak main-main

"Kenapa diam? Apa kalian juga bisu?"

Klak , suara tarikan pistol terdengar. Anak buah dengan gemetar perlahan berkata " Maaf bos"

DOR... Peluru itu melesat menembus kepala sang anak buah yang berkata maaf

"S1alan , memang nya aku butuh kata maaf?"

Diri nya memandang ke depan, ada tiga puluh lebih para anak buah berjejer menghadap bos tapi kemurkaan sang bos benar benar naik kali ini. Dia sudah kehilangan ribuan dollar dan sekarang malah mendengar kabar jika tawanan nya sudah di temukan pemilik asli

"Ampun Tuan, Nona tidak sengaja di temukan"

"Lalu, apa kerja kalian hanya menikmati uang haram ku begitu saja?"

Senyap ,tidak ada yang berani lagi bersuara. Kemudian bos berputar arah menuju meja kerja dan duduk di sana. Tak lama bos kembali berdiri dan melayangkan sebuah amplop putih

"Berikan langsung pada nya, mereka tidak boleh bertemu secepat itu"

"Ba-baik Bos "

setelah bos pergi barulah para bawahan bernapas lega. Bos mereka memang gila ,tidak pandang bulu dalam menghabisi nyawa manusia

...----------------...

"Clein"

"Ada apa Lyn kenapa kau terlihat cemas?"

"Aku tidak bisa lebih lama lagi menunda ,aku harus segera pindah"

"Hah!" clein tercengang setengah mati

"Ta-tapi ,kenapa Lyn? Anak-anak juga harus sekolah"

Lyn menarik napas , terlihat raut ketakutan terpancar di wajah wanita itu dengan ragu ragu dia berkata pada Clein "Sebenar nya beberapa waktu lalu aku melihat orang yang pernah mengincar diriku sejak lama. Dan puncak nya kemarin aku begitu jelas melihat wajah lelaki itu"

Clein terkejut mendengar nya ,matanya melotot. Tetangga Lyn itu bahkan meragukan pendengarannya ,untuk memastikan Clein kembali bertanya pada Lyn

"Lyn, aku tidak paham. Maksudmu kau di incar seorang pemb*nuh?"

Lyn bingung bagaimana harus menjelaskannya ,tapi dia tidak mungkin jujur pada Clein bagaimana pun juga ini adalah masalah keluarga Lyn di masalalu. Setelah terdiam cukup lama Lyn berkata

"Anggap saja begitu Clein. Aku mohon jangan katakan pada siapapun!"

Mendengar nya ,Clein tidak lagi bertanya banyak hal pada Lyn. Dia membantu Lyn beberes barang milik kedua anak Lyn.

"Terima Kasih Clein, aku titip sebentar ya! Tiga jam lagi aku kembali"

Clein meng iyakan, lalu Lyn pergi mengendarai mobil ke suatu tempat dimana dia bisa meminta pertolongan sejak kali pertama kabur dari pria itu. Kiri dan kanan Lyn terlihat tumbuhan tinggi yang sudah menguning daunnya,di depan sana ada sebuah kandang hewan ternak. Ini bukan kota ,Lyn menghabiskan waktu satu jam lebih untuk sampai ke desa kecil pinggir kota ini. Setelah mobil terparkir di antara rerumputan, Lyn turun berjalan ke arah pintu kayu yang tampak lapuk di makan usia. Setelah ketukan ketiga pintu terbuka, lelaki tua dengan badan besar di penuhi tatto sekujur tubuh muncul. Bibir di penuhi kumis itu tampak bergetar melihat siapa yang dia lihat di depannya

"Ada apa, mau kabur lagi?"

Lyn terdiam, itu pernyataan yang benar. Setiap kali akan kabur lelaki ini lah yang akan membantu diri nya sesulit apapun halangan di depan Lyn

"Benar Ayah ,tapi aku hanya ingin sangat menjauh kali ini saja, agar dia tidak bisa lagi menemukan aku dan anak-anakku!"

"Masuklah"

Lelaki besar itu bergeser ,setelah Lyn masuk dia keluar pintu menatap sekeliling nya. Kedutan di bibir berkumis pria itu bergetar, dia sudah menduga jika Lyn pasti tengah di awasi. Pria itu dengan cepat memasukkan tangan ke saku celana dan mengeluarkan sebuah benda kecil lalu menerbangkan nya ke udara. Dalam sekejap kabut asap tampak meliputi wilayah pedesaan membuat pandangan sekitar menjadi payah dalam memandang,setelah selesai pria itu masuk dan menutup pintu rapat

Pria itu menghampiri Lyn ,mengelus dengan sayang rambut wanita yang dia anggap adalah anak perempuan nya. Lyn tidak menepis atau merasa risih ini sudah biasa terjadi selama sepuluh tahun ini. Kemudian mereka berdua duduk berhadapan di kursi meja makan

"Katakan ,kau pilih yang mana?"

Pria itu melemparkan kertas kertas desa dan kota yang ada di seluruh dunia. Bukan hal yang sulit baginya, kemanapun Lyn melangkah dengan mudah dia akan mengabulkan

"Bagaimana jika New York? Ini "

Lyn menyodorkan foto sebuah desa yang tertera jelas nama kota dan negara nya di pojok atas kertas

"Kau yakin? Di Selandia baru Ayah lelaki itu baru saja membangun perhotelan bintang tujuh. Dan tak jauh dari kota yang kau tuju, di situ juga ada anak cabang dari hotel yang ada di Selandia baru"

Lyn mulai gugup dan mencoba kembali mencari wilayah lain. Dia menggeser tiap kertas dan lembaran gambar di atas meja. Sudah sepuluh menit tak kunjung dia menemukan yang pas lalu tiba tiba Lyn berkata "Bagaimana jika Brazil? Ayah bersedia mengantar kesana?"

Pria itu menjawab "Mudah ,jika kau ingin di sana. Tapi-"

Lyn dengan segera memotong ucapan pria itu "Tapi Apa Yah. Jika bisa tiga hari lagi aku dan anak anak akan pergi kesana"

Pria itu terdiam, lalu kepala nya bergerak ke kiri dan ke kanan , Lyn yang bingung pun bersuara

"Ayah keberatan?"

Pria itu berkata pada Lyn dengan sangat serius

"Tidak ada anak buah Ayah di sana, hanya ada beberapa teman itupun dulu nya kami bermusuhan"

"Tidak masalah ,asalkan kami aman"

Bukannya membahas perpindahan Lyn ,sang Ayah malah bertanya "Apa kau tidak bisa memaafkan dia sedikit pun?"

"TIDAK"

Lyn berkata dengan lantang , lalu sedetik kemudian segera dia menutup mulut nya karena sadar telah berteriak di depan sang Bos besar dalam dunia Hitam di depannya. Pria itu tampak terkekeh

"Kembalilah pulang, akan Ayah pikirkan segera"

Tapi Lyn tidak mau kembali sebelum mendapatkan ke inginan nya, Lyn tidak akan berdiam diri terus. Pria masa lalu Lyn sudah di depan mata dia tidak mungkin berdiam diri pertanda menyerah. Lyn juga memohon pada sang Ayah

"Segera lah bergerak Ayah! Jika lebih lama aku yakin pria itu akan menangkap anak-anakku"

Usai berkata demikian Lyn keluar ,cahaya di luar sudah terang dan tidak lagi berkabut. Suasana pun nampak berbeda dari sebelum Lyn mendatangi kediaman sang Ayah

"Aku pamit"

"Salam untuk jagoanku, jaga mereka baik-baik"

Lyn mengangguk dan bergerak masuk ke dalam mobil. Dia Memutar kemudi dan berjalan menjauhi rumah berbahan kayu milik sang Ayah

Terpopuler

Comments

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

ayahnya lyn juga bukan orang sembarangan

2024-05-15

0

LISA

LISA

Ternyt Lyn punya Ayah yg hebat jg

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!