My ex-part 3

Kamu harus tahu ,hidup itu pilihan. Keputusan dalam menentukan perjalanan ada di tangan mu bukan mereka, ataupun dia atau yang lainnya. Sama seperti yang Lyn lakukan, wanita berusia 32 tahun itu memilih mundur dan pergi karena dia sadar jika hidup tak melulu tentang cinta. Sejati nya Lyn sudah tau jika bertahan pun belum tentu dia akan menang.

Rasa khawatir kian melanda saat Lyn mendengar suara mobil berhenti di bawah. Lyn mendekat ke jendela mata nya melotot, itu adalah mobil James. Segera Lyn menelpon bertepatan dengan mati nya mesin mobil James.

Sementara di dalam mobil James belum menurunkan anak anak, lelaki dewasa itu mengernyit heran pasal nya Lyn menghubungi saat dia sudah di depan toko. James menoleh ke arah Evan yang menatap nyalang ke arah nya sambil menjawab panggilan " Iya Lyn ada apa? Kami sudah di de-"

"Jangan turun, bawa anak anak ku pergi" ujar Lyn dengan suara panik

James mengernyit " Ada apa Lyn, kau membuat ku terkejut?" suara Lyn masih terdengar panik

"Pergilah secepat nya, jangan bawa anak anak turun ke toko. Aku akan pulang cepat hari ini"

Lyn menyaksikan dari atas mobil James sesekali tampak meremas kasar kulit kepala nya.

'Kenapa James banyak tanya sih?' batin Lyn

Di dalam mobil Evan yang mendengar nya tiba tiba khawatir "Bisa aku bicara pada Mommy sebentar" James menyodorkan handphone miliknya, dengan cepat Evan mengambil dan berbicara dengan kode rahasia kepada Lyn

"Halo James kau de-" pertanyaan Lyn terputus saat mendengar suara anak nya di balik telepon

"Mom, it's me. kenapa suara mommy bergetar?" ujar Evan cepat

"Ev,Evan. Apa Ev bersama mu?"

Evan menoleh ke arah Ev yang tampak bingung dengan situasi " Dia bersama ku mom" jawab Evan

"dengar kan mommy sayang!" ucap Lyn, tanpa berkata Evan mengangguk kemudian Lyn berkata kembali dengan nada tak kalah gemeteran

"Eskrim rasa coklat di sebelah nya ada sedikit strowberry "

Evan terkejut, di saat bersamaan Ev memaksa turun dengan gerakan cepat Evan menahan lengan sang adik sambil menggeleng. Evan meletakkan telunjuk nya di bibir. Ev menurut saja pada sang abang dan tak lagi bergerak gelisah ingin turun. Evan mematikan panggilan usai sang mommy berbicara dengan bahasa kode rahasia

"Kita pulang Paman. Mommy akan segera pulang" James heran.

"Kita gak turun bang?" tanya Ev

"No, it's dangerous" ucap Evan dengan mimik serius

James memutar tubuh nya ke arah kursi kemudi belakang "What do you mean, boy?"

"Sudah ,Paman ikuti saja. Mommy menyuruh kami pulang dia tidak ada di toko sekarang" Evan terpaksa berdusta. Sementara Ev ber oh ria mendengar nya

"Ya udah pulang aja paman. Ngapain juga ke toko kalau mommy gak disini" ujar Ev

James menghela napas, kemudian memperbaiki duduk nya " Oke oke. Kita pulang "

Kemudian James memutar mobil keluar dari parkiran dan berjalan menjauh. Lyn yang melihat dari atas menarik napas lega, menyapu keringat di dahi. Saat mobil berputar melewati pohon besar di sebelah kiri toko mata elang milik Evan melihat seorang lelaki berpakaian hitam seperti mengintai sesuatu. Dengan memicing Evan terus memperhatikan lelaki itu hingga mobil melesat jauh

"Abang ,abang " panggil Ev

Evan tersadar " Iya ,ada apa bocah nakal?"

"Ih abang dari tadi Ev panggil tapi liatin ke arah luar terus. Ada apa sih memang nya?" Ev , si ingin tahu yang tinggi melongo ke arah kaca samping Evan

Sang abang mendorong pelan adik nya agar kembali duduk dengan benar " Duduk lah, kau akan terantuk jika bergerak seperti cacing. Tidak ada apapun di luar sana" ujar Evan

"Masa sih, abang itu ya dari tuh begini nih"

Ev memperhatikan gerakan patah patah menggunakan kepala nya ke arah jendela sebelah Ev. Sang abang terkekeh pelan melihat adiknya

"Kamu ini ya, kepo banget tau. Udah duduk yang bener" Ev hanya misuh misuh di katakan begitu

James melirik dari kaca spion, sudut bibir nya tertarik melihat interaksi dua bocah pintar di belakang. Sayang,Evan tak pernah sehangat itu padanya. Padahal sejak sebulan kepindahan Lyn Menjadi tetangga James sudah mulai berinteraksi aktiv dengan mereka

Evan dulu nya juga hangat dan banyak bicara pada James,namun entah kenapa semenjak James mendekat kan diri pada Lyn tampaknya sang anak sulung berubah menjadi dingin dan kadang kerap kali menatap tajam ke arah nya. James menghela napas pelan mengingat bagaimana sikap Evan akhir akhir ini padanya seperti nya aku harus ekstra berusaha lagi batin James bermonolog

"Anak anak ,mau makan ice crema?"

"Ma-" ucapan Ev terpotong

"Tidak, kami ingin langsung pulang saja " ujar Evan cepat, dia melotot pada Ev yang sudah menunjukkan wajah protes

"Ah baiklah"

James tak lagi bertanya dan melajukan mobil ke arah pulang, hingga lima belas menit kemudian mereka sampai ke depan rumah Lyn. Evan turun begitu mobil terhenti sempurna, kemudian menggendong sang adik turun. James sudah berada di belakang mereka " Ayo anak anak"

Evan mengangguk kemudian menggandeng Ev berjalan, setelah sampai di depan pintu Evan berbalik ke arah James "Paman ,terimakasih sudah mengantar. Kami bisa kok dirumah berdua saja,Paman kembali lah" ucap nya membuat James merasa tersinggung

'usia saja yang kecil,tingkah nya persis seperti Ayah yang tidak menyukai ada lelaki datang kerumah menjemput anak perempuannya' gumam James

"Paman" panggil Ev

" Ya baiklah baiklah. Paman pamit, ingat jangan buka pintu tanpa melihat dulu siapa tamu nya"

Ujar James memperingati, sekarang sedang marak perampokan bahkan dirumah sendiri

James berbalik pergi , baru dua langkah James berhenti. Evan yang sudah bergerak ingin mengambil kunci di tempat rahasia terpaksa menghentikan gerakan tangannya kemudian melihat james yang berbalik ke arah mereka

"Ev" kedua kakak beradik itu melihat James secara bersamaan " Ya paman" ucap keduanya serentak

"Telepon Paman jika ada sesuatu yang di perlukan"

Keduanya mengangguk barulah James pergi tanpa berbalik lagi. Evan segera mengambil kunci lalu membuka pintu dengan cepat mengajak Ev masuk. Ev menghela napas membuka jaket nya kemudian melayangkan satu kaki ke udara,sepatu nya terlepas dan melambung tinggi. Evan melotot, Ev dengan cepat bergerak mengambil sepatu nya yang sudah tergeletak di dekat anak tangga.

"Iya iya, Ev simpan. Abang hati hati mata nya mau keluar tuh dari tempat nya" sambil bergerak Ev mengomentari wajah Evan yang tampak marah

"Lekas ganti baju, dan ke meja makan. Abang akan panas kan makan siang kita "

Ev mengangguk dan naik ke atas untuk bersih bersih. Sedang kan Evan usai membereskan peralatan sekolah pada tempat nya dia menuju dapur dan mencuci tangan. Barulah bocah lelaki itu membuka kulkas. Lyn sudah menyediakan makan siang sang anak di dalam kulkas,Evan mengambil sekotak makanan siap saji buatan sang Ibu.

Evan tersenyum " Mommy yang terbaik " ucap Evan

Lyn memasak makanan kesukaan Evan, bocah itu memindahkan ke piring tahan panas kemudian memasukkan ke dalam microwave lalu memutar waktu pemanasan

Ting.. Setelah selesai Evan mengeluarkan dengan tangan yang sudah di balut sarung tangan masak milik Lyn ,bertepatan Ev sudah datang dengan wajah segar dan berganti baju rumah berjalan ke arah Evan. Bocah perempuan itu menggeser kursi ia juga tersenyum melihat menu makan siang mereka

"Wah, it's my favourite food" dia bertepuk tangan kecil

"Makanlah" sang adik mengangguk, keduanya menikmati makan siang dalam diam

Sementara di toko, Lyn yang sedari tadi memperhatikan cctv rumah sejak Evan sampai didepan rumah mereka tersenyum bangga melihat bagaimana gesit nya sang anak sulung dalam mengurus adik semata wayang nya yang terkenal keras kepala. Pasalnya jika bersama Lyn sekalipun terkadang Ev tidak mendengar perkataannya berbeda saat bersama sang abang. Ev tidak akan berani membantah sedikitpun

"Jiwa pemimpin nya persis seperti mu. Ah"

Gumam Lyn di ruang kerja toko

Tiba tiba air mata Lyn menetes, segera ia menghapus

"Tidak tidak, ini tidak boleh terjadi. Ikhlas kan dia"

Lyn berusaha menyemangati diri sendiri dan kembali bekerja sambil sesekali mengawasi anak anak dari cctv rumah. Nampak Evan dan Ev bersiap istirahat siang usai menyelesaikan makan siang dan mencuci piring bersama. Lyn tersenyum saat melihat bagaimana pertengkaran kecil ke dua anak Lyn. Sang abang yang otoriter dan sang adik yang pembangkang

"Perfect Combo" ujar Lyn bahagia

Terpopuler

Comments

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

insting seorang ibu nih takut anaknya kenapa2

2024-05-15

0

LISA

LISA

Menarik jg nih

2024-02-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!