My Ex-part 14

"Hen-tikan. Aku su-dah tidak kuat lagi"

Suara parau nan lemah begitu jelas terdengar di telinga sang pria, namun bukannya berhenti pria di belakang nya terus saja melakukan tusukan demi tusukan yang dia hujamkan pada inti wanita di bawah nya

"Sebentar lagi sayang"

Satu jam kemudian terdengar geraman suara berat pria itu ia semakin mempercepat gerakan di belakang wanita yang sudah terbaring lemah di atas tempat tidur kamar pria itu, bahkan untuk menggerakkan satu jari pun dia sudah tidak ada tenaga lagi. Setelah mencapai puncak lelaki itu jatuh menopangkan tubuh di bahu sang wanita dengan napas tersengal hebat

"Terimakasih , aku mencintaimu"

Ucapannya bagai lullaby tidur karena lawan mainnya sudah tak sadar kan diri sejak lima menit lalu.

Keesokan hari nya wanita itu bangun dalam pelukan pria yang seperti beruang besar di sebelah nya ,dia meringis ketika menggerakkan kaki nya. Sungguh rasanya bagai di pukul ribuan kali. Lelaki ini tidak akan puas jika hanya sekali saja memuntahkan lahar pada inti nya ,dia akan mengulangi terus menerus sampai diri nya puas tidak perduli apakah lawan mainnya masih hidup atau tidak

...----------------...

Keringat terus saja keluar di dahi mulus Lyn. Ke dua bocah kecil di sana masih sama gelisah sejak tadi. Ev bahkan menangis histeris ketika ibunya pingsan ,sang abang harus berusaha sekuat tenaga membujuk adik nya hingga tiga puluh menit berlalu namun ibu mereka belum juga sadarkan diri.

"Paman ,sebenar nya kenapa dengan mommy?"

Paman itu hanya diam memandang wanita yang tergeletak diatas brankar rumah sakit yang ada didalam ruangan Ev

"Ibu hanya shock , tenang lah!"

Sejak tadi dia hanya diam, pertanyaan yang sama sudah ribuan kali terlontar dari mulut anak kecil itu membuat nya bingung setengah mati. Tiba-tiba Paman itu bangkit mendekati kedua anak kembar yang duduk saling berhimpitan di dekat brankar sang Ibu

"Kemarilah, kalian harus tau sesuatu!"

Evan mengernyit dan berkata "Hal penting apa yang lebih penting dari kesadaran Ibu"

Pria itu terpaku , anak nya sungguh luar biasa cerdas tidak bisa sedikit pun goyah akan hal lain selain tentang Ibu nya

Pria itupun berkata "Kalian punya Daddy?"

Evan semakin bingung , di saat genting lelaki dewasa ini malah semakin banyak pertanyaan yang membuat pusing. Ev tiba tiba menyuarakan perkataan pada sang pria

"Daddy kami sedang bekerja dengan pesawat luar angkasa "

Sebelah alis lelaki tersebut mengernyit kemudian dia bertanya "Bagaimana jika dalam waktu dekat daddy kalian telah kembali?.Apa kalian akan menerima nya dengan baik?"

evan emosi , bukan nya berusaha membuat sang ibu bangun lelaki di depannya malah mengatakan sesuatu tentang keluarga mereka. Dia membantah dengan mengatakan "Ti-"

Tapi dia kalah cepat dengan sang adik yang berkata "Tentu saja, sudah sangat lama Daddy nggak pulang. Kami pasti menerima dengan baik, benar kan bang?"

Mendengar perkataan adik nya sang abang hanya diam. Kemudian pria itu berkata lagi "Abang mu nggak bisa terima daddy kalian. Bagaimana ini?"

Evan lekas bersuara agak keras

"Hentikan lelucon tua mu Paman! Panggil dokter dan kalian harus bisa membuat Ibu ku bangun"

Pria itu termenung sesaat , sebegitu benci anak lelaki itu pada nya karena selama bertahun tahun dia gagal menemukan mereka atau karena dia sudah membuat ibu nya pingsan

Pria itupun akhir nya mengalah "Baiklah"

Dia berjalan keluar ruangan menyusuri lorong rumah sakit dan mencari dokter kenalan nya. Saat kembali kedua nya terlibat percakapan serius. Sang dokter berkata dengan tawa kecil "Kau harus bisa meyakin kan anak anakmu secara perlahan. Ibu nya saja pingsan ketika melihat mu bagaimana anak nya tidak mengamuk?"

Lelaki di samping dokter menghela napas pelan "Sangat sulit meyakin kan bocah lelaki itu!"

bibir Dokter itu berkedut dia membalikkan perkataan teman di sebelah nya dengan berkata "Bukankah dirimu juga sama, bahkan jauh lebih sulit di atasi dari pada menjinakkan Singa jantan peliharaan Ayah?"

Pria itu memukul bahu teman nya dia tertawa mendengar istilah yang di sematkan atas dirinya. Ketika kedua nya sampai di pintu ruangan ternyata sang Ibu bocah tadi sudah sadarkan diri bahkan tengah tertawa pada dua bocah kecil yang duduk di sebelah nya. Dokter itu menoleh dia menatap dalam diam sahabat masa kuliah nya itu,tatapan mata nya seakan berkata

' apa yang harus aku periksa badjingan?'

Pria itu hanya menggelengkan kepala tidak faham ,jelas tadi mereka bertengkar karena Ibu anak-anak itu tak kunjung sadar. Dokter terus melangkah mendekati ranjang pasien. Lyn tersenyum ramah ketika dokter bertanya pada Lyn "Hai Nyonya , apa sudah lebih baik? Atau anda masih sedikit pusing?"

Lyn berkata "Nggak kok, saya sudah membaik Tuan Dokter , apa saya sudah boleh pulang?"

Dokter itu menipiskan bibir merah muda miliknya ,dia menggaruk pelipis mata kemudian berkata dengan perlahan "Nyonya ,lebih baik satu malam lagi melakukan rawat inap saja untuk memastikan jika anda sudah benar-benar membaik"

"Seperti nya ada hal yang membuat anda trauma?"

'Itu benar ,dan orang itu ada di belakang anda sekarang Tuan Dokter'

Tapi Lyn tidak seberani itu mengatakan secara langsung. Lyn hanya mengatakan dia khawatir pada anak-anak saja tidak lebih, membuat pria di belakang Dokter tersenyum kecut. Setelah Dokter pamit dan keluar ruangan, Evan turun dari tempat tidur mendekati pria yang duduk di atas sofa tanpa rasa takut sedikitpun, Evan terus mendekat bahkan duduk di sebelah sang lelaki. Lyn memperhatikan gerakan sang anak sambil menelan ludah yang tercekat 'Astaga , anak ku '

Lyn tak habis pikir ,mereka benar benar terlihat sama. Suara Pria itu terdengar jelas di telinga Lyn saat berkata " Ada apa boy, kenapa diam saja? Katakan apa saja yang ingin kau katakan!"

Evan menoleh ,mata nya sangat tajam saat bertanya "Apa paman tidak ingin pulang?"

"apa maksud nya ,kau mengusir ku?"

"Anggap saja begitu , Ibu sudah lebih baik. Kami bisa meminta bibi Clein datang menemani"

Pria itu tidak tahu harus berkata apa , emosi nya sudah naik drastis andai saja bukan anak nya dia pasti kan menggantung bocah ini secara terbalik di atas plafon ruangan. Pria itu nampak menarik napas secara perlahan kemudian berkata pada Evan dengan lembut

"Kau sungguh akan mengusir Daddy mu?"

Lyn sungguh terkejut wajah nya kembali pias, mendengar itu Evan berdiri melangkah pada sang Ibu. Evan kembali berkata " Jangan melawak lagi paman, nggak lucu sama sekali!"

Evan naik ke ranjang Ibu nya dengan memeluk Lyn yang kembali membeku. Evan sangat takut Ibu nya pingsan kembali anak itu berusaha membuat Ibu nya tenang "Mom, sadar lah! Nggak baik mommy terus terkejut begitu"

Lyn tersentak , guratan khawatir di wajah Evan membuat Lyn sadar dia tidak boleh lemah. Tapi Pria Itu seperti tanpa ampun membuat Lyn terus di serang rasa takut dan terkejut ketika berkata dengan lantang pada Lyn

"Ibu ,jelaskan pada anak-anak suami mu sudah kembali!"

"A-aku"

Evan langsung bertanya pada Lyn

"Bu, benarkah dia Daddy kami?"

"Bu-"

"Yes ,I am your Dad. Kemarilah!"

Kedua anak itu turun secara perlahan kemudian mendekati lelaki dengan perawakan bak dewa kegelapan di depan sana. Dengan senang hati lelaki itu menyambut pelukan hangat kedua anak-anak nya. Dia tersenyum 1blis saat melihat bagaimana wajah pias wanita masalalu nya yang nampak begitu handal melarikan diri.

Terpopuler

Comments

Nur Wahyuni

Nur Wahyuni

weh apa eV dan Evan percaya gitu aja klo itu daddy mereka

2024-05-15

0

Queen AL

Queen AL

kadang panggil bu, kadang panggil mommy, konsisten dong

2024-03-10

0

LISA

LISA

Akhirnya si kembar bertemu dgn daddnya

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!