"Kuliti dia hidup-hidup jika perlu kebiri tanpa anestesi "
"Baik Tuan"
Seorang Algojo maju mendekati kaki lelaki yang sudah tampak pasrah di atas meja eksekusi. Se inc lagi pisau menyentuh kulit sang pria telepon berdering. Algojo itu menoleh ,melihat tangan lelaki itu terangkat dia mundur selangkah. Lelaki yang akan di eksekusi nampak menarik napas lega meskipun sekujur tubuhnya sudah mandi darah dia masih mengharapkan keberuntungan hidup datang pada nya
Di ujung sang Tuan masih mendengar suara serak akan tangisan dari balik telepon
"A-aku ber-sedia memberimu data-data nya. Datang lah ke kantor komersil sekarang"
Senyuman iblis nya tercetak "Bagus ,mayat suami mu akan kau terima jika berani menipu ku"
"Aku bersum-pah aku tidak menipu mu"
"Tidak ada yang bisa menjamin penipu sepertimu"
Setelah mematikan panggilan Tuan berkuasa tersebut berbalik menatap Algojo dan sang k0rban secara bergantian " kurung dia sampai aku kembali"
Dia melangkah maju, terdengar teriakan tercekat dari pria berlumuran darah di belakang nya dia tidak menghiraukan dan pergi berlalu keluar dari markas yang baru saja menjadi tempat baru nya di kota ini
Kantor eksekutif komersil
Sepatu pantofel berdetak di atas marmer buatan import perusahaan asing ,lelaki dengan tubuh berbalut jas mahal dengan angkuh masuk ke dalam perusahaan lawan. Orang lain akan mengira dia terlalu berani tapi bagi nya perusahaan ini tak ubahnya bagai debu pantai yang bisa di hancurkan tanpa sisa kapanpun dia mau. Pengawal menekan tombol lift, setelah dia masuk pengawal lainnya ikut menyusul masuk mereka naik ke lantai teratas perusahaan yang bergerak di bidang perangkat lunak ini. Tidak satupun penjaga berani menegur sesuai pesan Ibu pimpinan agar tidak menyinggung lelaki yang merupakan tamu Agung ini.
"Mari Tuan, Ibu pimpinan sedang menunggu anda"
Tanpa menjawab ,begitu pintu terbuka dia langsung melangkah masuk. Kaki nya berhenti di ujung sofa ruangan wanita di hadapannya tampak kacau dengan bawah mata yang menghitam meskipun di tutup make up tebal namun kantung mata itu tidak bisa berbohong
"Serahkan pada ku" ujar nya to the point
"Silahkan duduk Tuan Muda"
pengawal maju menyemprotkan cairan desinfektan pada sofa baru lah sang Tuan Muda duduk sementara sang wanita tanpa berani bersuara. Berulang kali tenggorokan nya tercekat dengan susah payah dia menahan getar seluruh tubuh saat melihat gambar dalam kertas putih yang baru saja di lempar Tuan Muda ke atas meja kaca
Di sana suami nya nampak mengenaskan seluruh tubuh nya terkena luka gores yang entah kena cambukan atau senjata tajam. Mata wanita itu nampak memerah ,tangannya gemetar hebat memegang sebuah foto dimana sang suami nampak seperti mayat hidup dengan bibir yang sudah membiru. Tuan muda di depan nya nampak muak dengan se enak nya dia berkata
" serahkan padaku , maka suami mu akan selamat. Waktu nya hanya tiga jam"
"Ba-baik Tuan"
Wanita itu berdiri , tapi dia ragu-ragu dalam melangkah semua tak luput dari mata tajam sang Tuan Muda "Mau main-main denganku?"
"Jack, patah kan tangan kiri suami nya"
Entah sejak kapan panggilan itu terhubung , tapi setelah nya suara jeritan menyayat hati terdengar di telinga sang wanita. Dia jelas tau itu suara suami nya , dia berbalik dan berlutut
"A-aku mo-hon. Hentikan Tuan, baik baiklah aku aku akan segera menyerahkan semua bukti padamu"
Dengan kaki melemas bagai jelly dia berdiri meskipun berkali kali kaki mulus tertekuk akibat respon tubuh nya dia secepat mungkin membuka pintu dan masuk ke dalam. Tak lama dia kembali dengan sebuah dokumen di tangan dan menyerah kan pada Tuan Muda "Ini saja?" alis lelaki itu naik sebelah seakan meragukan bukti yang ada
"Benar Tuan , bahkan bukti Rumah sakit juga ada di dalam nya. Anda silahkan periksa langsung"
Lelaki itu membuka map putih,mata tajam nya dengan perlahan menyisir bait demi bait tulisan di dalam kertas. Saat melihat nama rumah sakit dimana dulu nya sang istri melahirkan sudut bibir nya tertarik. Lelaki tersebut berdiri dan melangkah pergi, saat sampai di pintu dia berhenti sejenak dan menoleh "Aku tidak penipu seperti mu"
"Jack, kirim kan suami nya kembali. S4mpah itu terlalu mengotori markas milikku"
Ucapan pedas itu terdengar menyakitkan di telinga istri yang masih tertunduk dalam di depan sana. Kemudian tanpa berkata lagi dia pergi, wanita itu jatuh ke lantai saat semua pengawal itu pergi meninggalkan diri nya sendiri
Dia adalah wanita dengan backingan mafia dan Ayah petinggi negara namun sepertinya kekuasaannya tidak berarti bagi pria tadi.
"Darah Benedict memang gila, jika saja Paramitha tidak melibat kan aku. Suami ku pasti baik baik saja"
"Awas kau-"
"Ku balas kau, kau dan kau Paramitha si4lan"
"AAAKH...." Suara nya melengking dalam ruang kerja
Mata memerah itu penuh dendam, genggaman tangan nya menguat hingga kuku indah wanita itu melukai telapak tangan mulus sang wanita
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bu, Ev nakal"
"Ev, sayang jangan ganggu abang belajar nak"
"Mom, Abang gak kasi Ev pinjem krayon nya "
Lyn berjalan mendekat menghampiri anak-anak yang menggambar di ruang keluarga. Lyn baru saja membersihkan kamar tamu, malam ini Clein dan keluarga kecil nya akan datang dan berencana menginap. Rencana nya liburan musim panas minggu depan mereka akan berlibur bersama
"Mom"
"mmmm, Ev gantian ya sayang. Abang belajar dulu"
Ev cemberut ,bibir bocah itu maju ke depan sementara Ibu nya malah terkekeh.
"Oh iya Cristian akan datang sore nanti. Kita bisa pergi belanja ke supermarket "
Sangat mudah membujuk Ev berbeda dengan Evan yang memerlukan tenaga ekstra jika sudah tersinggung maka dari itu Lyn sangat hati-hati pada anak sulung nya itu
Wajah Ev sudah gembira kembali dengan cepat dia menjawab ucapan sang Ibu
"Oh ya, apa mereka juga mengajak Elle Mom?"
"Tentu dong, kan Elle mau main sama Ev"
"yee... Ev mau beli barbie sama Elle ,boleh mom"
"Boleh sayang. Untuk anak Ibu pasti boleh"
Evan menoleh sekejap setelah itu fokus mewarnai lagi
"Abang tuh mom"
Lyn mengernyit " kenapa?"
"Abang nggak bolehin Ev main sama Cristian"
"oo abang gak mau kalau Elle jadi gak punya temen. Ya kan bang?"
Evan mengangkat wajah nya lalu berkata
"Cristian it's a boy"
"You can't get too close to him" sambung Evan
"but we're just playing" jawab Ev cepat
Lyn tertawa "you are possessive brother "ujar Lyn bercanda
"Pantesan abang gak punya temen perempuan"
"I don't like having female friends except you"
"Abang , emang nya punya female friend"
Kedua nya menepuk jidat mendengar pertanyaan Ev
"Ayo lanjut saja mewarnai nya "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nur Wahyuni
sadis tuan mudanya
2024-05-15
0