...🔥🔥🔥🔥🔥...
"Ini Tuan kopinya " Ucap Nadira dengan mengerucutkan bibirnya.
"Hei kondisikan bibirmu itu! Kau ini bekerja sebagai sekretaris jadi seharusnya kau itu harus selalu nampak senang jika bertemu denganku. Lagi pula aku tidak suka mempunyai sekertaris yang pembangkang sekaligus ceroboh seperti dirimu itu!" Gerutu Radika dengan sewot. Lalu tanpa menunggu lama ia berusaha mengambil Kopi yang di suguhkan Naira dan menyeruputnya dengan perlahan.
"Cih.Padahal dia sangat bangga memiliki Sekertaris yang Cantik bisa apa saja seperti diriku! tapi sok-sok an bilang jika aku ini Ceroboh dan pembangkang " Gerutu Nadira sewot.
Byurrrr
"Auu" Teriak Nadira dengan suara meninggi, karena Tersiram air Kopi yang di semburkan oleh Dika.
"Kau bilang Apa tadi?" Ucap Dika sembari mengelap bibirnya yang terdapat noda kopi yang ia semburkan tadi.
"Auu" Jawab Dira penuh percaya diri.
"Auu? bukan itu maksudku. Tapi yang sebelumnya! " Gerutu Radika dengan menggosok Tengkuknya dengan kasar. " Hais kepalaku pusing sekali baru beberapa menit memiliki Sekretaris seperti Nadira" Gumamnya lagi.
"Jangan di pikirkan tapi di rasakan! "
"Hei kau ini bicara apa? tidak jelas" Gerutu Dika tidak terima.
"Kalau aku tidak jelas maka kakak lebih tidak jelas lagi karena sejak tadi meladeni orang tidak jelas ini!" Sindir Nadira tidak terima.
"Ah ya ampun kepalaku pusing sekali meladeni nya sejak tadi, yang tidak kunjung berhenti untuk berdebat dengan ku.'" Batin Radika bermonolog sendiri, bahkan ia sampai memijit pangkal hidungnya yang terasa nyeri akibat ocehan Nadira yang menurutnya sangat tidak penting. Tidak mau berlama-lama berada satu ruangan dengan Secretaris barunya itu, Dika memutuskan memintanya untuk pergi dari sana.
" Sudah sana kau pergi, Ku sudah tidak mood melihat wajahmu !" Ucap Dika bermaksud mengusir, bahkan ia sampai mengibaskan tangannya.
Namun tanpa dia duga, Naira malah menggigit tangganya dan mengusap bajunya yang terlihat basah bekas semburan Air yang baru saja ia minum.
"Au" Teriak Radika kala merasakan tangannya perih di gigit oleh Nadira tadi. "Hei apa yang kau lakukan " Ucap Radika dengan suara yang cukup tinggi. Hingga membuat Nadira kaget dan tak sengaja menarik dasinya dan membuat Radika mau Tidak mau mengikuti Nadira yang terjungkal ke belakang dan berakhir dengan Radika yang kini memeluk Nadira agar tak terjatuh bersama.
"Ahhhh" Teriak keduanya saat saling menatap dalam Keheningan dan tidak itu saja, Nadira dengan spontan mencium bibir tipis milik Radika yang sejak tadi sudah menggodanya.
"Apa yang kau lakukan?" Bentak Radika penuh emosi.
Dan teriakan keduanya membuat perhatian Asisten Abian Untuk berlari menuju ruangan Radika, Karena kawatir Atasannya itu kenapa-kenapa.
Brakk
bunyi pintu ruangan yang di dobrak dari luar oleh Asisten Abian tadi.
"Tuan Anda tidak apa-apa?" Ucap Abian setelah masuk kedalam ruang kerja Radika.
Deg
Asisten Abian merasa tidak nyaman kali ini. Karena di depannya di suguhi adegan yang begitu intim antara Nadira dan juga Tuan Radika yang nampak berpelukan dan sempat berciuman jika saja dirinya tidak datang dengan membuat keributan.
Glek
"Mampus lah aku kali ini!" Gumam Asisten Abian dengan menyengir kuda, hingga berjalan mundur dari posisinya semula.
"Mau kemana kau?" Ucap Radika dengan suara yang cukup dingin.
Glek
Lagi-lagi Asisten Abian merasa dirinya sedang terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan baginya.
"Abian kau dengar tidak apa yang aku katakan tadi? Sedang apa kau di sini?" Bentak Radika dengan suara yang meninggi, karena hari ini dia sudah di buat begitu emosi dengan dua orang yang saat ini berada di hadapannya. Dan sialnya lagi untuknya bahwa keduanya adalah Asisten Pribadi dan juga Sekretarisnya sendiri.
Radika menatap tajam ke arah Nadira yang saat ini masih setia berada di dalam pelukannya.
"Apa kakak ingin aku cium lagi?" Ucap Nadira tanpa malu.
"Tidak " Jawab Radika sembari melepaskan pelukannya hingga mengakibatkan tubuh Nadira jatuh ke lantai, dengan posisi bokongnya yang mencium lantai lebih dulu.
Bukkk
"Auu" Teriak Nadira karena merasakan Bokongnya yang teramat sakit. " Kak kau itu Tega sekali?" Gerutu Nadira dengan memegangi bokongnya yang terasa linu.
"Itu karena kau sudah tidak sopan padamu?" Ucap Radika dengan melonggarkan Dasinya yang tadi sempat di tarik oleh Nadira. "Sungguh hari ini adalah hari sial untuknya". pikir Radika lagi.
"Kau mau kemana?'" Ucap Radika dengan tersenyum smirk, saat melihat Abian sudah berusaha membuka pintu ruangannya.
Abian yang tersadar sudah ketauan akan kabur pun langsung berbalik dan menatap ke arah sang atasan dengan tersenyum canggung. ia juga sampai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena bingung harus menjawab apa dari pertanyaan tuannya.
"Apa kau sudah gagal hingga tidak bisa menjawab pertanyaan ku lagi? Atau kau memang sudah bosan bekerja di perusahaan ini? Jika memang begitu aku akan.........." Kalandra tidak dapat melanjutkan ucapannya karena lebih dulu di potong oleh sang Asisten Pribadi.
"Tidak jangan" Ucap Abian dengan reflek, hingga akhirnya ia harus menutup rapat bibirnya menggunakan kedua tangannya, karena sudah berani berteriak di depan Tuanya.
Radika tersenyum smirk seakan meledek ke arah sang Asisten Pribadi yang sudah berani memotong ucapannya tadi." Wah wah wah, ternyata kau sudah berani membantah ucapanku rupanya? Baiklah kalau begitu hari ini kau harus menggantikan Nadira membuatkan kopi untukku sekarang! " Ucap Radika tegas tanpa mau di bantah. Namu belum selesai ia bicara tadi Asisten Abian sudah terburu-buru pergi keluar dari ruangannya.
"Baik Tuan" Teriak nya lagi setelah memasukkan kepalanya dari pintu ruangan Radika, karena tadi ia sudah keburu lari sebelum menjawab perintah tuanya.
"CK. Kenapa aku di kelilingi orang-orang aneh seperti ini?.
"Hahahaha"
"Kenapa kau tertawa?" Bentar Radika yang merasa Sebal dengan tingkah Nadira sejak tadi.
"Aku tertawa karena Kakak sangat lucu. Kau mengataiku dan kak Abian aneh, Padahal dirimu sendiri lah yang aneh karena memperkerjakan orang aneh!" Ucap Nadira bermaksud menjelaskan.
Radika sampai tercengang melihat tingkah Konyol Nadira yang berani menertawakannya dengan membalikkan seluruh ucapannya tadi.
"Kau?" Ucap Radika tertahan karena tidak mau marah-marah lagi hingga berakhir sial seperti tadi.
"Kau ingat ucapanku tadi tidak? Jangan memanggilku kakak jika kita sedang bekerja! Kau harus memanggilku Tuan sama seperti Abian memanggilku di saat jam kerja. Apa kau mengerti?" Ucap Radika memberi penjelasan.
"Hais repot sekali, masalah panggilan saja di buat Ribet? Gerutu Nadira emosi, namun hanya di dalam hati ia berani mengucapkannya . " Baiklah kak, aku mengerti " Ucap Nadira pada akhirnya.
"Good girl" Puji Radika tanpa sadar. " Sudah kau keluar sana " Imbuhnya.
"Baiklah kak " Tanpa banyak bicara Nadira meninggalkan Ruangan Radika dengan hati yang ngedumel. Tanpa di sadari ya saat membuka pintu, tidak sengaja menabrak Dada bidan seorang pria yang bermaksud masuk ke dalam ruangan Radika sedangkan dirinya bermaksud untuk keluar.
Bruk
"Auuu"
"Nadira?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments