Moll

"Ihh sejak tadi aku sudah melakukannya Nia. kenapa kau suruh aku lakukan lagi? buang-buang waktu saja. ayo kita pergi dari sini, dan cari mol lain" Oceh Nadira tanpa mau di bantah.

"Ogah. sini Lo, liat sana ke cermin. Lo bandingin penampilan kita di sana". Tunjuk Nia pada pantulan gambar dirinya dan sang sahabat

"Kenapa?". Lagi-lagi Nadira belum menyadari keadaannya. dan malah sibuk berbalik menatap Nia bukan malah membandingkan penampilan dirinya dan juga mia, yang terlihat sangat jauh berbeda.

"Oh ya tuhan. kau itu benar benar. kau bandingkan lah dirimu denganku! kau nampak cuek, dekil, culun dan cupu. sedangkan aku nampak cantik, modis, dan terawat. ku tanya padamu, jika kau sebagai laki-laki siapa yang akan kau pilih di antara aku dan dirimu? " Ucap Nia penuh keyakinan di setiap katanya. dia yakin Dira pasti paham apa maksud ucapannya.

"Jelas kau lah, mana mungkin aku memilih diriku sendiri. apa kau sudah gila ?".

Gubrakkk

Nia sudah merasa senang kala nadira menjawab "kAu" yang berarti adalah dirinya, karena dia pikir memang Nia sudah paham penampilan nya lebih baik dari pada dirinya. tapi rasa senang itu berubah jadi rasa dongkol ketika mendengar kata-kata selanjutnya yang membuat dirinya yakin, jika Nadira masihlah tidak mengerti apa maksud dirinya.

"Kau kenapa?" Tanya Dira yang merasa kawatir pada sang sahabat, yang nampak tersusun lemas di sampingnya. sejak dia menjawab pertanyaan nya tadi.

"Ya ampun dira. seharusnya aku tidak meragukan kebodohanmu itu!" Gerutu Nia sembari memijit keningnya yang terasa sangat pusing.

Nadira yang lagi-lagi di Katai bodoh oleh sahabatnya mulai tak terima kali ini.

"Kau itu berniat membantuku atau menceramahi ku sih Nia? dari tadi kau menggerutu terus?" Sindir Nadira dengan expresi wajah kesalnya.

"Hey kau. aku niat sekali membantumu, tapi tingkahmu yang konyol itu membuatku pusing. sejak tadi aku jelaskan padamu tapi kau tak mengerti mengerti. lalu apa gunanya aku menemanimu jika kau saja tidak mau belajar memahami semua yang aku jelaskan!" Gerutu Nia penuh rasa kesal di dalam hati.

dia sudah berusaha membantu Nadira, tapi sahabat nya itu tidak mengerti sama sekali apa yang sudah ia jelaskan.

"Sabar Nia, sabar. Nadira memang sedikit bodoh dan tidak peka sama sekali " Batin Nia bermonolog.

...🔥🔥🔥🔥🔥...

Setelah beberapa saat lamanya berdebat. Akhirnya Nadira dan Nia sudah berbaikan dan menemukan ide cemerlang untuk membuat Dika merasa senang.

Saat ini Nia memutuskan membawa Nadira ke salon lebih dulu, setelah tadi Nadira berucap akan menuruti keinginan Nia untuk mengubah dirinya, tanpa protes lagi.

"Gimana nek, cucok kan? " Ucap pria kemayu yang tadi sudah me make over Dira.

Nia yang tadi masih fokus pada majalah yang ia baca, kini mulai memindahkan fokusnya menatap pada Nadira yang sedang tersenyum ke arahnya, yang dapat ia lihat dari pantulan cermin.

"Oh my God. Benarkah dia Nadira sahabatku ? " Teriak Nia girang. Matanya saja sampai melotot tak percaya dengan pemandangan yang di lihatnya saat ini.

Rambut panjang Nadira yang selalu di kuncir kuda, kini sudah berubah menjadi potongan rambut Blunt cut, yang menambah kesan seksi pada wajahnya.

"Oh ya ampun. Kau benar-benar Nadira sahabatku? kau tidak berbohong kan? mana mungkin sahabatku yang culun dan ceroboh bisa secantik dirimu? atau jangan-jangan kau pakai susuk ya ?"

"Sembarangan !" Ucap wanita kemayu yang mendandani Nadira tadi sembari memukul pundak Nia yang tidak ada ahlak menurut nya. " Kau pikir aku ini dukun, bisa membuat wanita jelek bisa cantik seketika?" Omelnya

Niat yang merasa malu akibat ulahnya pun kini hanya bisa menyengir kuda.

"Ya siapa tau kan om " Ujar Nia dengan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal untuk menetralisir rasa malunya.

"CK. om? om? Kapan coba aku nikah sama tantemu " ucap pria kemayu tadi dengan nada tinggi seakan kembali pada mode setelan pabrik. " Panggil saya sist. paham ?" Ucapnya lagi sembari kembali ke mode wanita manjalita.

"Oh ya ampun, manusia jadi-jadian ini sebenarnya spesies apa". Gerutu Nia dengan memutar bola matanya.

"Nia. apa aku terlihat aneh?" Tanya Dira yang merasa dirinya sangat berbeda setelah memangkas rambutnya.

Niat yang tadi sempat melamun, kini berusaha fokus lagi dengan menatap Nadira dari dekat dan sangat lekat.

"Kau cantik sekali Dira!" Puji Nia dengan jujur

"Kau tidak bohong kan? " Tanya Nadira penuh harap.

"Tentu saja tidak. kalau kau tidak percaya, kau bisa menanyakannya pada om itu". Tunjuk Nia pada sang hairstylist yang tadi neng make over Nadira.

Pria kemayu yang tadi sempat pergi, dan kembali lagi karena ketinggalan sesuatu di meja depan Nadira mulai tersulut emosi.

"Hais dasar bocah, Sudah di bilang panggil aku sist, malah am om am om. dasar menyebalkan sekali " Bentar sang pria kemayu dalam mode pria

Glek

Nia dan Nadira sampai menelan ludahnya dengan kasar, dan saling pandang untuk saat ini.

"Kau sih Nia, sembarangan saja !" Gerutu Nadira pada sang sahabat

"Enak saja kau nyalahin aku, kau sendiri yang tanya. kenapa jadi aku yang kena!" Omel nia sembari berbisik agar tidak di dengar oleh pria kemayu tadi

"Terus bagaimana ini? cepat kau bayar sana !" Perintah nadira

"Loh kok aku? kau lah, kan kau yang make over bukan aku!" Protes Nia tak mau kalah

"Ya ampun Nia, mana aku punya uang buat bayar ini semua. kau gila ya ?"

Deg

"Apa? " Teriak Nia dan sang wanita kemayu bersamaan

"Dira kau jangan macam-macam, tempat ini tempat mahal dan jangan bilang dari tadi kita muter-muter keluar masuk butik tanpa membeli apapun itu, juga karena kau tidak memilik uang hah?" Bentar Nia sembari menarik tangan Nadira dengan kasar untuk lebih mendekat padanya.

Nadira hanya menyengir kuda menjawab pertanyaan Nia yang sangat konyol menurutnya. jelas saja dirinya tidak punya uang, orang keluarga radika hanya memberinya kartu saja. Mana bisa kartu di pakai buat jajan pikir Nadira. Karena dia tidak tau fungsi kartu yang di pegangnya itu apa

"Ya tuhan Nadira!" Teriak Nia dengan menepuk jidatnya dengan kasar

"Terus gimana dong Nia?" Tanya Nadira dengan expresi wajah bingungnya

"Kau itu bukannya dari tadi bicara padaku soal itu, malah setelah seperti ini kau bicara. Kalau kau jelaskan sejak tadi. pasti aku akan membantumu Dira, jadi aku tidak perlu jalan jauh-jauh seperti tadi tanpa mendapatkan hasil." Gerutu Nia sebal. " Sudah jangan kau pikirkan lagi masalah itu, sekarang biar itu jadi urusanku. setelah ini kita ke butik mencari baju yang cocok untukmu !" Jelas Nia

"Tapi Nia, kita bayar pakai apa?" Tanya nadira penuh harap

"Ya pakai uang lah. Kau pikir pakai apa lagi?" Gerutu Nia lagi dan lagi

"CK. Kau itu marah-marah terus, pantas aja kau tidak punya pacar dari dulu" Ledek Nadira sebal.

"Dira " Teriak Nia yang masih bisa mendengar ucapan Nadira saat meledeknya tadi

"Hehe peace ". Jawab Nadira dengan merekatkan dua hari telunjuk dan tengahnya secara bersamaan.

"Awas kau ya. tunggu pembalasanku ". Gerutu Nia sembari tersenyum senang, karena sang sahabat sudah bisa tertawa lagi bersamanya.

Setelah selesai membayar tagihan perawat badan dan rambut Nadira. Mereka berdua kembali memutari mol itu untuk mencari baju yang cocok untuk Nadira gunakan mulai sekarang.

"Ingat Dira, setelah ini kau tidak boleh memakai pakaian lusuh mu ini ". Sindir Nia dengan menarik baju yang di kenakan Dira. Dira yang sudah biasa mendapat ledekan dari Nia mengenai pakaian dan tampilannya pun tak menanggapi ejekan sahabatnya itu dengan serius. Dia hafal betul bahwa apa yang di ucapkan Nia itu hanya bercanda seperti biasanya.

"lihat itu, ayo kita kesana!". Ucap Nia sembari menarik pergelangan tangan Nadira untuk ikut bersamanya menuju butik yang menyediakan pakaian wanita yang serba mahal.

Terpopuler

Comments

Chen Aya

Chen Aya

mall thor bukan mol, ntar di kira cimol lagi

2024-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan.
2 Mr.perfeksionis
3 Moll
4 Perubahan
5 Kejutan
6 Terkesima
7 Ketahuan
8 Kekecewaan Nadira
9 Siasat Tasya
10 Masih Menyoal Siasat
11 Rencana Tuan Kenzo
12 Hari Pertama Bekerja
13 Ketegangan
14 Membalas
15 Part Sedih tapi Lucu
16 Hari Pertama bekerja
17 Peringatan
18 Bertemu kembali
19 Saling Sapa
20 Masalah Lagi
21 Rencana
22 Rencana
23 Sepakat
24 Pada Akhirnya.
25 Perasaan yang Membingungkan.
26 Lamaran
27 Acara lamaran 2
28 Radika cemburu?
29 Keanehan Radika
30 Hal yang tidak terduga
31 Kali kedua
32 Awal mula kebencian di mulai
33 Menyesal
34 Kesal
35 Merasa kehilangan
36 Mencoba cincin
37 Akhirnya Miss Ceroboh kembali
38 Kedatangan Tasya
39 Insiden kecil
40 Hukuman
41 Membelikan sepatu
42 Sepatu baru
43 Kedatangan Tuan Kenzo
44 Apa rencana Radika?
45 Terjebak di lift
46 Skandal
47 Skandal Part 2
48 Pembelaan
49 Kemarahan Tuan Haditama
50 Konferensi Pers
51 Kemarahan Tuan kenzo
52 Kecewanya Nia
53 Harus di ancam dulu baru paham.
54 Jebakan
55 Satu tahun kemudian
56 Kemunculan Liona
57 Kisah Abian
58 Kekesalan Dika
59 Kepergian Dika
60 berusaha berdamai
61 Salah paham
62 Murka Dira
63 Talak
64 Sebait sesal
65 Renggang
66 Nasib Abian
67 Nasib Liona
68 Kekesalan Abian
69 Nasib Liona
70 Nia vs abian
71 Siasat Abian
72 Kejutan
73 Leticia
74 Sial berkelanjutan
75 Bertemu kembali
76 Pria aneh
77 Keceplosan
78 Kembali ke Jakarta
79 Daddy KW
80 Negosiasi Daddy Kw
81 Pertemuan
82 Bertemu Kembali
83 Kisah Masa lalu
84 Daddy biologis vs Daddy Kw
85 Kembali 1
86 Bertemu 2
87 Ending
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Perkenalan.
2
Mr.perfeksionis
3
Moll
4
Perubahan
5
Kejutan
6
Terkesima
7
Ketahuan
8
Kekecewaan Nadira
9
Siasat Tasya
10
Masih Menyoal Siasat
11
Rencana Tuan Kenzo
12
Hari Pertama Bekerja
13
Ketegangan
14
Membalas
15
Part Sedih tapi Lucu
16
Hari Pertama bekerja
17
Peringatan
18
Bertemu kembali
19
Saling Sapa
20
Masalah Lagi
21
Rencana
22
Rencana
23
Sepakat
24
Pada Akhirnya.
25
Perasaan yang Membingungkan.
26
Lamaran
27
Acara lamaran 2
28
Radika cemburu?
29
Keanehan Radika
30
Hal yang tidak terduga
31
Kali kedua
32
Awal mula kebencian di mulai
33
Menyesal
34
Kesal
35
Merasa kehilangan
36
Mencoba cincin
37
Akhirnya Miss Ceroboh kembali
38
Kedatangan Tasya
39
Insiden kecil
40
Hukuman
41
Membelikan sepatu
42
Sepatu baru
43
Kedatangan Tuan Kenzo
44
Apa rencana Radika?
45
Terjebak di lift
46
Skandal
47
Skandal Part 2
48
Pembelaan
49
Kemarahan Tuan Haditama
50
Konferensi Pers
51
Kemarahan Tuan kenzo
52
Kecewanya Nia
53
Harus di ancam dulu baru paham.
54
Jebakan
55
Satu tahun kemudian
56
Kemunculan Liona
57
Kisah Abian
58
Kekesalan Dika
59
Kepergian Dika
60
berusaha berdamai
61
Salah paham
62
Murka Dira
63
Talak
64
Sebait sesal
65
Renggang
66
Nasib Abian
67
Nasib Liona
68
Kekesalan Abian
69
Nasib Liona
70
Nia vs abian
71
Siasat Abian
72
Kejutan
73
Leticia
74
Sial berkelanjutan
75
Bertemu kembali
76
Pria aneh
77
Keceplosan
78
Kembali ke Jakarta
79
Daddy KW
80
Negosiasi Daddy Kw
81
Pertemuan
82
Bertemu Kembali
83
Kisah Masa lalu
84
Daddy biologis vs Daddy Kw
85
Kembali 1
86
Bertemu 2
87
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!