...🔥🔥🔥🔥🔥...
Mereka bertiga berada di dalam ruangan Radika dengan Radika yang duduk di belakang meja kerjanya, serta Nadira dan juga Asisten Abian berdiri di depa meja kerja Dika dengan menundukkan kepala.
"Apa yang ingin kalian katakan?" Ucap Radika tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang saat ini ia baca.
"Maaf kak. aku ma..,...." Ucapan Nadira terputus karena Radika lebih dulu menyela kata-kata nya.
"Aku tidak butuh permintaan Maafmu!" Gumam Radika
"Tapi kak. Aku bukannya ingin meminta maaf padamu, Tapi aku meminta maaf karena bingung saat ini aku haru mengerjakan apa?"
gubrakk
Radika sampai terjengkang dari duduknya karena malu sudah mengira Nadira meminta maaf padanya karena kejadian tadi. " Dasar gadis ceroboh, bisa-bisanya kau baru bertanya sekarang sementara sejak tadi kau berada di sana bersama Asisten Abian. Sebenarnya kau itu niat bekerja tidak?" Bentak Radika dengan memegangi lehernya yang terasa sakit, karena terlalu banyak marah-marah hari ini.
"CK. Mana aku tahu kak! seharusnya kakak yang memberi tahuku semua pekerjaan yang harus aku kerjakan. Aku ini kan masih masa training!" Gerutu Nadira sebal.
"Hey beraninya kau mengajariku? Kau yang salah kenapa jadi mengomel padaku? seharusnya kau itu mengomel pada Pria yang sejak tadi berada di sampingmu itu" Ucap Radika dengan mengarahkan sorot matanya ke arah sang Asisten Pribadi berdiri.
Dan dengan patuh Nadira ikut melihat ke arah di mana mata Radika menatap saat ini.
Glek
Merasa di tatap oleh dua orang yang ada di ruangan itu bersamanya, Asisten Abia. sampai menelan ludahnya dengan sangat kasar. " Hais Matilah kau kali ini Abian, bagaimana bisa kau lupa memberi tahu semua tugas yang harus di lakukan Nadira " Gerutu Abian dalam hati. meruntuki kebodohannya yang sejak tadi malah asik dengan pekerjaan nya sendiri, tanpa perduli dengan Nadira. Padahal sejak tadi gadis itu sudah sering bertanya padanya, tapi karena terlalu fokus dengan pekerjaan nya Abian sampai abai dengan keberadaan Gadis lugu itu di sana.
"Apa yang ingin Kau katakan tuan Abian?" Sindir Radika dengan menatap Tajam ke arah Asisten Abian dengan sangat tajam.
Glek
Lagi-lagi Abian harus menelan ludahnya dengan kasar Untuk ke dua kalinya, karena merasa di intimidasi oleh sang Atasan. Tidak mau mendapatkan Teguran lagi, Abian memilih meminta maaf saja dari pada mendapat hukuman.
"Maaf Tuan"
Radika langsung memutar bola matanya jegah, karena lagi-lagi hanya mendapatkan ucapan Kata Maaf dari kedua orang manusia berlainan jenis yang ada di hadapannya. Apalagi keduanya adalah bawahannya yang bertugas menjadi tangan kanan dan tangan kirinya selama bekerja.
"Ya Tuhan. Bagiamana mungkin Aku bisa bekerja dengan Manusia ceroboh seperti kalian berdua? Kalian tau? kalian berdua membuatku begitu Frustrasi hari ini. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Terlalu lama bekerja dengan kalian nantinya? Oh my God membayangkan saja aku sudah sangat Takut " Ucap Radika dengan bergidik ngeri.
"Cih lebai " Cibir Nadia dengan mencebikkan bibirnya. sedangkan Abian sampai di buat memejamkan kedua matanya karena begitu kaget mendengar ucapan Nadira yang sangat frontal.
"Apa kau bilang? Beraninya kau mengataiku, hah? " Bentak Radika
"Hais kan kan, Apa aku bilang? memang kedua orang ini sama-sama aneh. Yang satu Miss Ceroboh dan Yang satunya Miss Perfeksionis. " Umpat asisten Abian dalam hati.
"Lalu tunggu apa lagi hah? cepat kalian berdua kembali bekerja. Dan kau Abian , beritahu Nadira apa saja pekerjaan nya selama menjadi Sekretaris ku! Aku tidak mau dia membuat kesalahan di hari pertamanya bekerja. jika pekerjaan nya tidak benar, Maka aku tidak akan segan memotong gajinya bulan ini!" Ucap Radika mengancam. " Karena aku tidak bisa memecatnya, maka dari itu aku akan rajin memotong gajinya. setidaknya itu sebagai kompensasi buatku karena semua kartu ku di blacklist oleh ayah. " Gumam Radika dalam hati.
"Baik Tuan" Jawab Abian dengan menundukkan kepalanya, lalu berbalik menatap Nadira serta memberi kode pada partner kerjanya yang baru itu untuk keluar dari ruangan Tuan Radika untuk menuju Ke kursinya sendiri yang ada di depan Ruangan Radika.
Nadira langsung keluar mengikuti Asisten Abian setelah mendapatkan kode dari rekan kerjanya itu untuk mengikutinya. Karena masih merasa sangat penasaran Nadira sampai mencegat Abian untuk menanyakan sesuatu padanya.
"Wait. Wait, Wait kak. Tunggu dulu jangan pergi dulu kak. Aku ingin bertanya sesuatu Padamu." Ucap Nadira
"Apa lagi nona? Anda tidak dengar tadi apa yang di katakan oleh Tuan Radika? Kita harus segera bekerja dan gaji kita akan di potong jika kita hanya bermain-main Saja. Dan ini semua karena sejak tadi anda mengajak saya berbicara serta bercanda. " Omel Asisten Abian yang merasa sangat dongkol saat ini. " " " Kenapa Nona Nadira selalu mengganggunya sejak tadi " Pikirnya.
"ISS kau ini tidak asik sekali. Aku hanya ingin bertanya, memangnya kak Radika orangnya suka marah-marah seperti itu ya kalau bekerja?"
"Anda akan tau jika anda sudah mulai bekerja, tapi jika anda terus saja berbicara tentunya tuan Radika tidak akan segan menegur anda seperti tadi dan......." Ucapan Abian terpotong karena mendengar tiba-tiba saja Radika berteriak pada mereka dari dalam Ruangan kerjanya
"Abian, Nadira Kalian mau bekerja apa konseling hah? Kenapa sejak tadi kalian selalu Ngerumpi berdua? Jika kalian tidak bekerja sekarang juga, maka dengan senang hati aku memecat kali...." Radika tidak jadi melanjutkan ucapannya karena mendengar teriakan dari sang Asisten pribadi dan juga Nadira secara bersamaan.
"Tidak".
Abian langsung berlari masuk ruangannya, serta Nadira langsung duduk di kursi kerjanya sembari membuka mab yang baru saja di serahkan oleh Abian kepadanya untuk di cek.
"Ya Tuhan, Kak Radika itu seperti singa betina yang di ganggu anaknya jika sedang bekerja. kerjaannya marah-marah terus. seperti ingin memangsa musuhnya Saja. Semoga saja nasibku beruntung bekerja denganya selama magang Dalam waktu tiga bulan ke depan " Batin Nadira penuh Harap.
Sementara Radika yang berada di ruangannya menatap jegah ke arah kaca ruanganya yang tembus ke arah Nadira yang nampak sedang sibuk membaca berkas yang di pegangnya.
"Cih aku tidak yakin jika Miss Ceroboh itu bisa menjalankan tugasnya dengan benar. Lihat saja tingkahnya yang sejak tadi membuatku pusing, bahkan Asisten Abian saja yang biasanya fokus dalam bekerja kini jadi keteteran, padahal belum ada sehari Ia bekerja dengan Nadira dalam satu tim. " Gumam Radika dalam hati, sembari memijat keningnya yang terasa sangat pusing.
Sedangkan Nadira di buat pusing dengan isi berkas yang ia baca. "Apa-apaan ini? kenapa kepalaku pusing seperti ini setelah membaca semua angka yang tertulis di dalamnya?" Keluh Nadira tak habis pikir.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments