...🔥🔥🔥🔥🔥🔥...
"Sedang apa kalian di sini?" Ucap Abian dengan rasa penasaran yang cukup tinggi.
"Kami hanya mengobrol singkat tidak lebih. " Jawab Nadira sewot.
"Aku tidak bertanya padamu. Tapi aku bertanya padanya" Ucap Radika dengan menatap ke arah Abian yang sejak tadi menundukkan kepalanya, tanpa mau menatap dirinya.
" Tapi kan tadi kakak tanya apa yang sedang kami lakukan dan aku me......." Nadira tidak berani melanjutkan kata-katanya setelah melihat tatapan tajam Radika ke pada dirinya.
Glek
"Matilah aku, setelah ini aku yakin dia akan mengerjaiku lagi " Gumam Nadira dalam hati, meruntuki dirinya yang sangat bodoh sudah dengan berani membantah ucapan Bosnya yang sangat baperan itu.
"Aku apa? Cepat katakan? dasar gadis tidak sopan. kau itu selalu saja berbuat semaunya, berarti benar kan ucapanku jika kau itu gadis yang sangat ceroboh " Sindir Radika dengan senyum mengejek ke arah Nadira. lalu mengalihkan tatapan matanya ke arah sang Asisten Pribadi yang sejak tadi tidak mau mengangkat wajahnya. " Dan kau" Ucap Radika dengan menunjuk ke arah Sang asisten pribadi. " Angkat kepalamu itu. Sejak kapan kau jadi bodoh begitu hah?" Bentak Radika pada Abian yang sejak tadi mengabaikan ucapannya.
Abian yang mendengar bentakan dari sang atasan. langsung mengangkat wajahnya untuk menatap ke arah sang atasan. " Maaf tuan, saya tadi hanya ingin menanyakan keadaan Nadira. saya lihat dia seperti orang yang sedang kelelahan, saya kawatir jika dia sedang sakit !" Ucap Abian jujur.
"Wah wah wah, perhatian sekali kau pada Sekretaris baruku? jangan-jangan kalian ada hubungan lebih dari sekedar partner kerja ya? aku lihat belum ada sehari Nadira bekerja di kantor ini, kau sudah sangat dekat dengannya?" Ucap Radika penuh selidik.
"Tidak tuan, saya mana berani" Jawab Abian dengan cepat, dia tau betul siapa Nadira dan seperti apa hubungan tuanya dan juga Nadira. ia tau jika Nadira adalah tunangan tuannya sejak kemarin saat tuan Kenzo memanggilnya untuk memberi tau jika Nadira akan menjadi sekretaris baru Tuan Radika Abraham dan status mereka adalah tunangan.
"Kau tidak usah sungkan dan takut begitu. Jika kau suka padanya aku tidak akan melarang, silahkan saja. tapi kau tau kan aturan di kantor ini seperti apa? sesama pegawai di perusahaan ini di larang menjalin hubungan. " Tegas Dika dengan menatap tajam ke arah sang asisten pribadi, lali beralih ke pada Nadira yang sejak tadi juga menatapnya. lalu dengan sekian detik Radika tertawa dengan sumbang hingga membuat kedua orang bawahannya itu saling tatap dengan expresi wajah bingung.
"Kalian berdua ini serius sekali." ucap Radika dengan masih melanjutkan tawanya. " Terserah saja kalian mau apa, tapi salah satu kalian harus mengundurkan diri dari Perusahaan ini". Ucap Radika sembari tersenyum smirk lalu memutuskan untuk kembali kurangnya Meninggalkan dua orang yang sedang menatapnya penuh tanda tanya.
"Apa dia sedang cemburu?" Batin Abian penuh Tanya. sedangkan Nadira malah di buat bingung dengan sikap Radika yang menurutnya sangat plin-plan.
"Kau tadi bilang apa?" Tanya Abian hingga sukses membuat Nadira menengok padanya dengan mengerutkan kening.
"Apa maksudmu kak?"
"Maksudku kau tadi ingin bicara apa? dan untuk apa kau membawa mab itu? " jelas Abian.
"Oh ini. Tuan Radika memintaku untuk memfotokopi berkas-berkas ini dan....." lagi-lagi ucapan Nadira terputus kala mendengar teriakan Radika dari dalam ruanganya yang pintunya belum tertutup dengan benar.
"Dira mana kopiku" Teriaknya dari dalam ruangan.
Nadira sampai menepuk jidatnya karena bisa-bisa dia kelupaan membuatkan kopi untuk Atasannya yang tidak punya ahlakk itu. " Iya tuan " Teriak Nadira sembari ingin berlari menuju Pantry khusus Presdir.
"Kak aku buat kopi dulu buat Kak Radika " Ucapnya pamit ke pada Abian yang saat ini tengah menatapnya dengan geleng-geleng kepala, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sang atasan yang notabene adalah Tunangan Nadira, memperlakukannya dengan sangat tidak baik.
"Bagaimana bisa tuan Radika memperlakukan Naira seperti OB padahal dia kan Tunangannya? sungguh aku tidak mengerti dengan jalan pikiran dari orang-orang kaya yang menurutku sangat membingungkan " Ucap Abian sembari berlalu berjalan menuju Ruangannya yang tidak jauh dari meja kerja Nadira.
Sementara Radika Masih setia menatap ke arah kedua orang yang membuat moodnya hari ini begitu tidak baik. " CK. mood ku jadi rusak gara-gara merek" Gerutu Radika dengan memijit pangkal hidungnya dengan menggerutu.
Sementara itu Nadira memasang wajah masamnya saat memasuki Pantry khusus Presdir dengan menghentakkan kedua kakinya bergantian. " Dasar Atasan tidak punya ahlakk, aku ini kan Sekertaris bukan OB kenapa semua pekerjaan OB juga harus aku yang melakukannya?" Gerutu Nadira dengan mengerucutkan bibirnya.
Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ratna Syam
Aku tidak suka klw perannya nadira yg sangat polos dan lugu serta gampang di kerjain, bagusx di buat badas perannya
2024-07-06
0