...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷...
Dio yang melihat arah di mana mata Nia menatap, sampai terperangah tak percaya. "Benarkah apa yang dirinya lihat kini?" Batin dia bertanya-tanya.
Dika yang merasa penasaran dengan apa yang di bicarakan sahabatnya dengan wanita yang sejak tadi berdebat dengannya pun, mulai mengeluarkan suara.
"Ehemm " Dehem Dika memecah keheningan
Dio yang mendengar deheman seseorang yang terdengar nyaring pun langsung tersadar.
"CK. kau ini mengganggu saja ".Geturu dio dengan memperbaiki posisinya saat ini.
"Salah sendiri, siapa yang menyuruhmu melamun? memangnya kau sedang menatap apa?''.Tanya Dika penuh rasa penasaran, dia sama sekali tidak curiga jika Dio tadi menatap Nadira dengan tatapan yang penuh puja.
"Apa kau tidak melihat bidadari yang sejak tadi berdiri di sana?". Tanya Dio yang masih saja menatap lurus di mana Nadira berdiri.
Nia yang penasaran pun, mengikuti arah tatap di mana sang kakak sedang menatap saat ini.
"Maksud kakak Nadira?".Tanya Nia dengan expresi wajah yang serius.
"Nadira? mana mungkin dia Nadira! kau buta ya? Nadira kan sahabatmu yang lugu dan sedikit ceroboh itu " ucap Dio jujur. " Eh tapi tunggu dulu, benarkah dia Nadira? setau kakak Sabahat baikmu memang hanya dia !" Ucap Dio sembari berfikir keras.
"Cek, dari tadi juga aku sudah bilang padamu. kalau dia adalah Nadira sahabatku ".Gerutu Nia dengan memasang expresi wajah sebal.
"Kau itu memang menyebalkan". Sindir Dio masih setia dalam posisi yang sama.
Sementara Dika hanya menatap lurus pada kedua orang yang sedang asik berdebat itu dengan pikiran yang berputar tak menentu sejak tadi.
"Apakah Dio mengenal nadira? lalu siapa gadis yang bernama Nia ini? kenapa dia terlihat akrab sekali dengan Nadira? dan apa tadi, dia memanggil Dio kakak? apa mereka saudara? kalau iya. Kenapa aku tidak tau?". Segala pertanyaan muncul di otak Dika dan menuntut segera mendapatkan jawabannya.
"Kalian saling mengenal?". Tanya Dika penuh rasa penasaran
"CK. masih tanya lagi? tentu saja kami saling mengenal, dia kan adikku!".Jawab Dio spontan
"Ya ealah. mana aku tau kalau dia adikmu, memangnya kau pernah memperkenalkanku dengannya? kau juga belum pernah mengajakku ke rumahmu semenjak kita menjadi sahabat. jadi mana aku tau siapa saja saudaramu ?". Gerutu Dika sembari memutar bola matanya malas.
"Eh benar juga ya?". Ucap Dio sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"CK. dasar gila, kau pikir aku ini dukun bisa tau apa saja !".Omel Dika masih dalam mode kesalnya.
"Kakak kenal dengan manusia sombong ini?". Tanya Nia dengan expresi wajah dongkol, karena mengingat Omelan dika tadi
"Eh iya dia sahabat kakak !".jawab Dio jujur.
"What? siapa? dia sahabat kakak? sejak kapan kakak berteman dengan manusia tidak sopan sepertinya? sok ngajarin orang tatakrama, tapi sendirinya tidak paham apa artinya. Dasar Mr. perfeksionis tidak jelas ". Sindir Nia.
"Apa kau bilang ?" Bukan Dika yang menjawab, tapi justru tasya yang terlihat murka dengan sindiran Nia. sungguh Tasya tak terima di lecehkan oleh anak kecil seperti Nia batinnya.
"Kenapa? Lo gak terima? sini Lo!" Teriak Nia yang sudah ancang-ancang untuk menyerang Tasya, kalau saja tidak di halangi oleh Dika dan juga Dio.
"Ya ampun bocah benar-benar" Gerutu Dio yang melihat sang adik sangat bar-bar. " diamlah Nia, ya ampun ". Dia sampai menepuk keningnya secara kasar karena pusing melihat tingkah adiknya yang semakin bar-bar.
Dio yang melihat Nadira hanya diam saja dari tadi, mulai angkat bicara.
"Dira. bisakah kau bantu kakak menenangkan Nia? cepatlah " ucap Dio yang masih setia memegangi tubuh Nia yang sejak tadi berontak ingin menyerang Tasya.
Sedangkan Dika yang sejak tadi sibuk memegangi Tasya, kini mulai melonggarkan pegangannya karena mendengar ucapan Dio pada Nadira.
"Kakak? Dio memanggil dirinya sendiri dengan sebutan kakak pada Nadira? apa mereka sudah saling mengenal sebelumnya? apa mereka punya hubungan tanpa sepengetahuan ku?" Batin Dika penuh tanya. semua pertanyaan itu berputar di otaknya, hingga membuatnya tak sadar sudah melepaskan Tasya yang saat ini dengan bebas menyerang Nia.
"Hey bro, sudah puas melamun nya? cepat tolong aku, kau tidak lihat Tasya sudah berulah hah?" Bentak Dio yang meradang karena Dika malah melepaskan Tasya di saat dirinya sudah berhasil menenangkan Nia adiknya. sehingga saat ini mereka berdua saling serang hingga membuatnya kewalahan.
Dika yang baru tersadar dari lamunannya sampai terkaget saat Tasya dengan sengaja menjambak rambut Nadira hingga membuatnya berteriak kencang.
"Sakit......." Teriak Nadira dengan memegangi tangan Tasya yang sedang menjambak rambutnya dengan kencang.
"Apa-apaan ini? " Teriak seseorang dari arah dalam butik .
Bersambung .........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Melia Gusnetty
knp si nadira tdk sprt nia...kn seru..gk gampang d injak2 harga diri sm dika sm si tasya...
2024-04-21
0