Kisah Hari Ini

Berada di kampung halaman memang sangat betah. Tak terasa sudah seminggu berlalu. Kabar baik diterima Zaky dari Jakarta. Lebih tepatnya dari Puput, kakak pertamanya. Bahwa visa sudah selesai dan dipegang sang kakak. Itu artinya sekarang waktunya mengurus tiket pesawat. Semua berjalan sesuai rencana. Tanggal 27 siap berangkat.

"Bu, Pa, aku mau ziarah ke ayah dulu." Zaky menghampiri Ibu dan Papa yang berada di teras belakang sedang menikmati sarapan. Ia sendiri sudah sarapan lebih awal. Kini sudah rapi dan wangi bersiap pergi.

Ibu mengangguk. "Naik motor?"

"Mobil aja, Bu. Mau sekalian ada perlu ke Tasik." Zaky mencium tangan Ibu.

"Salam sama ayahmu." Papa menepuk bahu Zaky usai anak sambungnya itu mencium tangannya.

"Iya, Pa." Zaky berucap salam dan berlalu dengan langkah lebar. Honda Jaz putih yang sudah bersih mengkilap menunggu di pekarangan. Mobil yang baru berusia lima bulan, dibeli tunai dari tabungan hasil magang sejak kuliah dan dana setengahnya dari Akbar, adik ipar.

Mobil menepi di bahu jalan depan kebun singkong. Memasuki area pemakaman keluarga harus menyusuri jalan gang di samping rumah warga. Baru turun dari mobil, ponselnya berbunyi. Video call.

"Hai, Sha." Zaky mengulas senyum simpul andalannya begitu bertatap muka di layar ponsel. Wajah cantik Shannon yang selalu tersenyum cerah ceria menularkan semangat.

"Hai, Babe. Lagi dimana ini? Kok kayak di kebun."

"Mau ziarah ke makam Ayah. Sebelum berangkat ke Swiss, pengen bersihin dulu makamnya sekalian kirim doa." Zaky mulai berjalan santai memasuki jalan gang yang berhamparkan paving blok.

"Who's with you?"

"Sendirian."

"Aku temenin ya?"

"Boleh banget." Zaky menerima dengan senang hati. Masuk ke area pemakaman dengan berucap salam. Begitu sampai di depan pusara bertuliskan nama Ramdan Wijaya, ia berjongkok. Mengatur posisi ponsel dimana Shannon setia memperhatikannya sambil menopang dagu.

"Ayah meninggal waktu aku baru masuk SMP. Tapi kenangan masa kecil dengan Ayah masih membekas di ingatan sampai sekarang." Zaky mulai mencabuti rumput liar diantara rongga bebatuan. Hanya bagian nisan saja yang terbuat dari marmer. Selebihnya adalah bebatuan sungai yang ditata rapi. Semua makam ditata seragam.

"Kamu dekat ya dengan Ayah?" Shannon menanggapi dengan antusias.

"Semuanya dekat dengan Ayah. Hanya Ami yang paling sebentar merasakan kebersamaan. Pas Ayah pergi, Ami baru naik kelas empat kalau gak salah. Kami semua diajarin silat. Ikut kompetisi dan selalu juara. Yang paling banyak dapat piala ya Teh Puput. Mungkin karena Teh Puput yang paling kenyang mendapat gemblengan Ayah." Zaky menoleh menatap layar diiringi kekehan.

"Wow, tapi semuanya keren. Proud." Shannon mengacungkan dua ibu jari dengan senyum terkembang.

"Ayah meninggal karena kanker paru-paru. Padahal bukan perokok. Tapi karena lingkungan kerja. Dulu Ayah kerja di perusahaan alat berat. Teman kantor satu divisi semuanya cowok dan merokok. Jadi Ayah perokok pasif. Korban." Zaky bercerita tanpa diminta sambil melanjutkan mencabuti rumput teki yang menghiasai bagian tengah berupa tanah.

Shannon terlihat memasang ekspresi empati. "Persis seperti yang dialami grandfa. Dulu meninggal karena pneumonia. Perokok pasif juga. Ya sama....circle-nya perokok aktif. Tahu nggak, Babe. Pertama kali tahu kamu gak merokok, aku senang. The one of my criteria. Hihihi."

Zaky menanggapi dengan terkekeh. "Sha, aku mau berdoa dulu ya."

"Okay. Aku masih setia menemanimu."

Zaky mengangguk dan tersenyum. Mulai menaburkan bunga sepanjang pusara. Kemudian menunduk dengan mata terpejam. Mulai memanjatkan doa di dalam hati dengan khusyu.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu.

Allahumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafa'ata 'ala ahlil qubur min ahli la ilaha illallah Muhammadun rasulullah.

Masih berlanjut doa yang lebih panjang. Penuh harap sang ayah mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Zaky tak lupa bercerita jika dirinya akan berangkat ke negeri orang untuk melanjutkan menuntut ilmu. Yang menjadi penutup dari kegiatan ziarah. Ia undur pamit diiringi ucap salam.

"I'm touched (Aku terharu)." Shannon mengerjapkan mata yang berembun. Sepanjang Zaky terpekur berdoa lalu monolog, ia tak sedetik pun mengalihkan atensi. Semakin kagum akan sosok pria kekasihnya itu.

Zaky tersenyum simpul, senyum andalannya. Melangkah lagi menyusuri gang dengan ditemani Shannon. Masih melanjutkan berbincang santai hingga sampai di samping mobil. Barulah video call pun berakhir sebelum mulai menyetir.

***

Zaky memilih duduk di halte tempat antar jemput penumpang ojek online yang terletak di trotoar depan SMA negeri. Mobilnya terparkir melewati halte agar tidak menghalangi. Ia sedang menunggu salah satu siswa yang katanya bubar sekolah hari ini lebih awal, jam 12. Semalam sudah janjian.

Kemudian berdiri ketika waktu menunjukkan pukul 12 namun yang ditunggu belum muncul. Zaky memilih jalan-jalan sepanjang trotoar sekolah. Memandang dan mengamati ke bagian dalam yang terhalang benteng tinggi dan kokoh. Pandangannya hanya bisa melihat ring basket juga bagian gedung sekolah lantai dua yang jendelanya berteralis. Bisa dipastikan di balik benteng itu adalah lapangan olahraga.

Berjalan lagi ke arah pintu gerbang besi yang tinggi menjulang dan tertutup rapat, Zaky dapat melihat lobi gedung sekolah dengan display puluhan mungkin saja ratusan piala kejuaraan berbagai ukuran. SMA negeri itu adalah salah satu sekolah favorit di Tasikmalaya. Banyak siswa berprestasi di dalamnya. Termasuk pula ada alumni yang menjadi artis dan penyanyi.

"A Zaky, maaf telat bubarnya. Gurunya pengumuman dulu. Sudah lama nunggu, A'?" Tanya seorang siswa yang mendatangi Zaky dengan berlari menyeruak di antara puluhan siswa yang juga berburu meninggalkan lobi menuju parkiran motor.

"Cuma nunggu 10 menit. Santai aja." Zaky menepuk bahu anak IPA kelas 11 bernama Daffa. Mengajak masuk ke mobil. Daffa adalah adiknya Kia.

"Teh Kia tahu nggak kita mau jalan?" Zaky menyuruh Daffa segera mengenakan safety belt sebab alarm peringatan penggunaan sabuk keselamatan mulai berbunyi.

"Nggak, A. Aku cuma bilang sama Mamah sesuai perintah A Zaky." Daffa tertawa cengengesan.

Zaky tertawa. Tak lagi melanjutkan tanya. Pandangannya fokus mengamati lalu lintas jalanan yang ramai lancar. Membiarkan Daffa berkutat membuka baju seragam putih. Berganti dengan mengenakan kaos hitam yamg sudah disiapkan di dalam tas. Hanya berkendara sekitar dua belas menit, mobil tiba di depan SMP Negeri. Salah satu sekolah favorit di Tasikmalaya.

"Kamu yang turun jemput Riva ya, Daf. Hati-hati nyebrangnya." Zaky mematikan mesin mobil sekalian menurunkan kaca jendela usai menepi dengan arahan petugas parkir.

"Siap, A." Daffa turun dengan semangat. Melihat ke kiri dan ke kanan sebelum menyeberang di kawasan pusat kota. Menjemput sang adik yang juga akan diajak jalan. Entah mau diajak kemana sebab semalam Zaky tidak menjelaskan panjang lebar. Riva adalah adiknya Daffa yang berarti adik bungsu Kia.

Tak butuh waktu lama, Daffa terlihat menuntun Riva yang akan menyeberang. Sudah berganti baju atasan dengan kaos pink lengan panjang, tetap dengan kerudung sekolah warna putih. Zaky tersenyum begitu adik bungsu Kia itu menghampiri dan mencium tangannya sebelum masuk ke dalam mobil.

Mobil melaju lambat menuju taman kota lalu berbelok memutarinya dan melewati Masjid Agung. Sampailah di hotel Seruni. Mengajak Daffa dan Riva untuk turun. "Kita makan dulu di sini ya. Sekalian salat Dzuhur."

"Aku belum pernah masuk sini, Aa. Kalau lewat mah sering. Aduh jadi deg-degan." Riva berkata dengan polosnya diiringi wajah meringis dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangan.

"Riva, jaim dikit atuh lah. Jangan malu-maluin." Daffa mencibir sambil memutar bola mata.

"Ya mending jujur apa adanya daripada sok sok an. Ingat pesan Teteh. Be your self!" Riva mendongak dengan tatapan menantang Daffa yang memiliki postur tubuh lebih tinggi darinya.

Zaky tertawa renyah. Menengahi perdebatan kakak beradik itu dengan mengajak masuk ke lobi. Menunaikan salat dulu di mushola. Barulah memasuki restoran.

"Daffa, Riva, pilih makanan dan minuman apa saja yang kalian mau. Jangan liat harganya tapi lihat fotonya aja." Zaky membiarkan Daffa dan Riva mengamati buku menu lebih dulu.

"Boleh lebih dari dua gak, A?" Riva tersenyum meringis.

"Boleh. Asalkan dimakan sampai habis." Zaky tersenyum mesem.

"Kalau gak habis bisa dibungkus gak, A?" Riva masih penasaran. Ia belum mengerti aturan restoran hotel. Apakah bebas bungkus sama dengan makan di lapak nasi goreng bapaknya atau pun warung nasi umumnya.

Zaky mengangguk. "Bisa. Nanti tinggal minta tolong ke waiter."

"Aseek. Soalnya mau disisain. Ingat Mamah sama Bapak. Hehehe." Riva berkata terus terang. Namun kemudian mendapat tendangan kaki di kolong meja dan tatapan tajam Daffa.

"Oh kalau buat Mamah sama Bapak beda lagi. Nanti Aa bungkusin kok. Riva sama Daffa makan dengan tenang aja. Cepetan pilih. Habis ini kita ke mall."

Terpopuler

Comments

Julie Julia

Julie Julia

mgkanya kia baper orang Zaky perhatian bahkan sama keluarga kia

2024-12-29

2

Arifatul Ahda

Arifatul Ahda

A zaky ke adek²nya Kia kaya ke adek ipar 😁

2024-08-12

2

🙌@i_k#0eR!yaH🌷

🙌@i_k#0eR!yaH🌷

aaah....udh ahhh vibes nya lbh ke kiaaa aa zaky

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Kita Baru Dimulai
2 Farewell
3 Bertemu Shannon
4 Senja di Pantai Mertasari
5 Silaturahmi
6 Beri Waktu
7 Senja Bersama Ibu
8 Kisah Hari Ini
9 Selayang Pandang
10 Sehari Sebelum Berangkat
11 Tiba di Jakarta
12 Aku Bisa Apa
13 Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14 Menata Masa Depan
15 Musim Berganti
16 Wahai Hati
17 Selesai Tugas
18 Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19 Internship
20 Merelakan Takdir
21 Hallo, Jakarta
22 Pelarian?
23 Waktu Merubah Segalanya
24 Aku Ingin Pulang
25 Rasanya Menjadi Adik Kakak
26 Apartemen
27 Mari Berkenalan
28 Terlambat Menyadari
29 Cinta Datang Terlambat
30 Hati yang Mencelos
31 Menatap Masa Depan
32 Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33 Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34 Menunggu Besok
35 Bukan Kebetulan
36 Hanya Mudah Secara Lisan
37 Aku Pamit
38 Sambutan Horor
39 Ada yang Aneh
40 Kecamuk Pertanyaan
41 Kapan Siap Nikah
42 Ghibah
43 Bakal Ada Special Guest
44 Welcome Special Guest
45 Mesin Waktu
46 Kau Datang dan Pergi
47 Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48 Dua Hari, Dua Fakta
49 Siapa Dia?
50 Satu Persatu Tabir
51 Minta Diantar Aa
52 Cerita Teh Kokom
53 Menangislah
54 Langkah Selanjutnya
55 Kepo, Boleh?
56 Cerita Plot Twist
57 Sebuah Rencana
58 Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59 Hikmah Patah Hati
60 Informasi Penting
61 Masih Ada Waktu
62 Perayaan Patah Hati
63 Perayaan Patah Hati (2)
64 Perayaan Patah Hati (3)
65 Tanya Jawab
66 Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67 Apa Kabar Diary?
68 Zaky di Tengah Sukacita
69 Zaskia Diary
70 Terkuak
71 Rencana Berubah
72 Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73 Tamu Malam Minggu
74 Malam Minggu Akhir Juli
75 Quality Time
76 Kenalan Dulu
77 Bandara Cinta
78 Ada Apa?
79 Curhat Shannon
80 Curhat Dua Wanita
81 Jantung Berdebar
82 Silang Cerita
83 Diskusi Keluarga
84 Menjemputmu
85 Malam Canda
86 Rencana Kita
87 Seharian Denganmu
88 Selamat Jalan Kekasih
89 Pertemuan Tak Disangka
90 Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91 Semua Ada Waktunya
92 Menjelang Sabtu
93 I Love You, Cantik
94 Pertemuan Keluarga
95 Nasihat Bapak
96 Hari Demi Hari
97 Permohonan
98 Akad Nikah
99 Merayu Allah Lewat Doa
100 Dua Kemungkinan
101 101. Ratap dan Harap
102 102. Mediasi
103 103. Malam Terakhir Bersama
104 104. Beri Waktu
105 105. Pergi Untuk Kembali
106 106. Kunanti Kabarmu
107 107. Perjalanan Hari
108 108. Hidup Baru
109 109. Pengobat Rindu
110 110. Menghitung Hari Pertemuan
111 111. Menggoda
112 112. Menyambutmu
113 113. Memang Pengantin Baru
114 114. Welcome Back
115 115. Hari Bahagia Tiba
116 116. Di Luar Ekspektasi
117 117. Perkara Mantan
118 118. Ini Ujian Hati
119 Bawa Santai
120 120. Usai Sudah Ujian Hati
121 121. Banyak yang Harus Dibahas
122 122. Diskusi Panas
123 123. Jaga Diri Ya
124 124. Kabar
125 125. Sidang?
126 126. Hasil Sidang
127 127. Keputusan Kita
128 128. Opsi Pengobatan
129 129. Tamu Oh Tamu
130 130. Atur Waktu
131 131. Rencanakan
132 132. Meniti Tangga Rencana
133 133. Rumah Mertua
134 134. Bertemu Desainer Sundari
135 135. Ganti Wacana
136 136. Obat Malarindu
137 137. Waktunya Minum Obat
138 138. Sambutan di Jakarta
139 139. Family Man
140 140. Teman Perjalanan
141 141. Sibuk Persiapan
142 142. Fitting
143 143. Tiba Waktu Yang Ditunggu
144 144. Pulang
145 145. Pelukan Hangat
146 146. Semua Kumpul
147 147. Resepsi Zakia
148 148. Resepsi Zakia (2)
149 149. Cinta Terakhir
150 150. Malam Mingguan
151 151. Penasaran Kopi
152 152. Pamit
153 153. Perjalanan Baru
154 154. Jepang Impian
155 155. Rejeki Tahun Baru
156 156. Bandung Bercerita
157 157. Surprise Kecil
158 158. Ayah
159 159. Cerita Kecewa
160 160. Jangan Mendekat!
161 161. Jawaban Serba Salah
162 162. Setelah Tiga Hari
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kisah Kita Baru Dimulai
2
Farewell
3
Bertemu Shannon
4
Senja di Pantai Mertasari
5
Silaturahmi
6
Beri Waktu
7
Senja Bersama Ibu
8
Kisah Hari Ini
9
Selayang Pandang
10
Sehari Sebelum Berangkat
11
Tiba di Jakarta
12
Aku Bisa Apa
13
Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14
Menata Masa Depan
15
Musim Berganti
16
Wahai Hati
17
Selesai Tugas
18
Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19
Internship
20
Merelakan Takdir
21
Hallo, Jakarta
22
Pelarian?
23
Waktu Merubah Segalanya
24
Aku Ingin Pulang
25
Rasanya Menjadi Adik Kakak
26
Apartemen
27
Mari Berkenalan
28
Terlambat Menyadari
29
Cinta Datang Terlambat
30
Hati yang Mencelos
31
Menatap Masa Depan
32
Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33
Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34
Menunggu Besok
35
Bukan Kebetulan
36
Hanya Mudah Secara Lisan
37
Aku Pamit
38
Sambutan Horor
39
Ada yang Aneh
40
Kecamuk Pertanyaan
41
Kapan Siap Nikah
42
Ghibah
43
Bakal Ada Special Guest
44
Welcome Special Guest
45
Mesin Waktu
46
Kau Datang dan Pergi
47
Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48
Dua Hari, Dua Fakta
49
Siapa Dia?
50
Satu Persatu Tabir
51
Minta Diantar Aa
52
Cerita Teh Kokom
53
Menangislah
54
Langkah Selanjutnya
55
Kepo, Boleh?
56
Cerita Plot Twist
57
Sebuah Rencana
58
Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59
Hikmah Patah Hati
60
Informasi Penting
61
Masih Ada Waktu
62
Perayaan Patah Hati
63
Perayaan Patah Hati (2)
64
Perayaan Patah Hati (3)
65
Tanya Jawab
66
Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67
Apa Kabar Diary?
68
Zaky di Tengah Sukacita
69
Zaskia Diary
70
Terkuak
71
Rencana Berubah
72
Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73
Tamu Malam Minggu
74
Malam Minggu Akhir Juli
75
Quality Time
76
Kenalan Dulu
77
Bandara Cinta
78
Ada Apa?
79
Curhat Shannon
80
Curhat Dua Wanita
81
Jantung Berdebar
82
Silang Cerita
83
Diskusi Keluarga
84
Menjemputmu
85
Malam Canda
86
Rencana Kita
87
Seharian Denganmu
88
Selamat Jalan Kekasih
89
Pertemuan Tak Disangka
90
Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91
Semua Ada Waktunya
92
Menjelang Sabtu
93
I Love You, Cantik
94
Pertemuan Keluarga
95
Nasihat Bapak
96
Hari Demi Hari
97
Permohonan
98
Akad Nikah
99
Merayu Allah Lewat Doa
100
Dua Kemungkinan
101
101. Ratap dan Harap
102
102. Mediasi
103
103. Malam Terakhir Bersama
104
104. Beri Waktu
105
105. Pergi Untuk Kembali
106
106. Kunanti Kabarmu
107
107. Perjalanan Hari
108
108. Hidup Baru
109
109. Pengobat Rindu
110
110. Menghitung Hari Pertemuan
111
111. Menggoda
112
112. Menyambutmu
113
113. Memang Pengantin Baru
114
114. Welcome Back
115
115. Hari Bahagia Tiba
116
116. Di Luar Ekspektasi
117
117. Perkara Mantan
118
118. Ini Ujian Hati
119
Bawa Santai
120
120. Usai Sudah Ujian Hati
121
121. Banyak yang Harus Dibahas
122
122. Diskusi Panas
123
123. Jaga Diri Ya
124
124. Kabar
125
125. Sidang?
126
126. Hasil Sidang
127
127. Keputusan Kita
128
128. Opsi Pengobatan
129
129. Tamu Oh Tamu
130
130. Atur Waktu
131
131. Rencanakan
132
132. Meniti Tangga Rencana
133
133. Rumah Mertua
134
134. Bertemu Desainer Sundari
135
135. Ganti Wacana
136
136. Obat Malarindu
137
137. Waktunya Minum Obat
138
138. Sambutan di Jakarta
139
139. Family Man
140
140. Teman Perjalanan
141
141. Sibuk Persiapan
142
142. Fitting
143
143. Tiba Waktu Yang Ditunggu
144
144. Pulang
145
145. Pelukan Hangat
146
146. Semua Kumpul
147
147. Resepsi Zakia
148
148. Resepsi Zakia (2)
149
149. Cinta Terakhir
150
150. Malam Mingguan
151
151. Penasaran Kopi
152
152. Pamit
153
153. Perjalanan Baru
154
154. Jepang Impian
155
155. Rejeki Tahun Baru
156
156. Bandung Bercerita
157
157. Surprise Kecil
158
158. Ayah
159
159. Cerita Kecewa
160
160. Jangan Mendekat!
161
161. Jawaban Serba Salah
162
162. Setelah Tiga Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!