Sehari Sebelum Berangkat

Zaky terjaga seketika saat sebuah benda lumayan berat menimpa punggungnya. Padahal lagi enak tidur siang dengan posisi miring memeluk guling. Mengganti waktu semalam usai begadang dengan teman SMP berjumlah lima orang di rumahnya. Reuni kecil-kecilan hingga jam satu dini hari. Mata bersiap terpejam lagi. Namun napasnya sedikit sesak sebab mendapat tekanan di punggungnya. Ia menggeliat dan beralih mengungkung tubuh orang yang sudah mengganggu tidurnya.

"Om, bangun ada tamu. Awasss!" Anak itu memberontak di dalam kungkungan tubuh kekar Zaky. Dia adalah Pasha, keponakan ketiga yang berusia tiga tahun. Terlahir dari pasangan Aul dan Panji.

"Gak bisa kabur. Pasha udah gangguin Om. Harus dihukum." Zaky menggesekkan hidung di leher Pasha sehingga sang keponakan tertawa geli.

"Ampuuun, Om. Ha ha ha." Pasha memberontak dengan sekuat tenaga. Yang akhirnya berhasil menyembul dari ketiak Zaky. "Om halus bangun ada tamu. Cepetan kata Nenek."

"Siapa tamunya?" Zaky menutup mulut yang sedang menguap. Sekali lirik melihat jam digital di nakas menunjukkan pukul dua siang. Berarti sudah tidur satu setengah jam. Cukup kenyang.

"Ate....lupa lagi." Pasha menggeleng. Ia masih betah berada di kasur sambil loncat-loncat. Merasa senang tubuhnya memantul.

"Ate Ami?"

"Bukan. Ate Ami di Jakalta dong."

"Ate Padma?"

"No no no." Pasha menggeleng sambil tetap loncat-loncat.

"Owh, berarti Ate Aul ya." Zaky sengaja memeletkan lidah menggoda Pasha.

"Ihhhh bukan. Itu Bunda aku." Dan Pasha dengan sengaja menjatuhkan tubuh menimpa perut Zaky sehingga omnya itu mengaduh lalu tertawa-tawa sebab digelitik.

"Eh, Pasha. Disuruh manggil Om malah main-main. Zaky, tuh ada Kia." Suara Ibu Sekar terdengar dari ambang pintu yang terbuka setengahnya. Geleng-geleng kepala.

"Kenapa gak bilang ada Ate Kia gitu." Protes Zaky pada Pasha yang kemudian menggesekkan hidungnya ke ketiak bocah yang wajahnya lebih mirip Panji sehingga tergelak lagi. Barulah bangun dan melangkah ke kamar mandi. Sementara sang keponakan berlari keluar dari kamar.

Kia datang dengan menenteng satu goodie bag berisi makanan yang dibuatnya tadi pagi. Sesuai harapan Ami dulu. Kalau tiap mudik ke Tasik, tolong main juga ke Ciamis menengok Ibu. Dan ia melakukannya dengan senang hati sejak lama. Jadi sudah tidak canggung dengan kedekatannya dengan Ibu Sekar serta hingga sama asisten rumah tangga yang ada di rumah itu.

Kia bergabung dengan Aul dan Ibu Sekar yang sedang mengemas makanan awet untuk bekal yang akan dibawa Zaky besok. Kakaknya Zaky itu sambil bertanya tentang kuliahnya. Ia jawab dalam suasana santai.

"Eh ada Kia. Emang kapan mudik?" Zaky bergabung dengan duduk di kursi menghadap mini bar. Dapur selalu menjadi tempat favorit berkumpul. Bukannya ruang tamu.

"Tadi malam. Aa jadi keganggu ya tidurnya. Padahal aku udah ngelarang Pasha jangan bangunin Aa." Kia menatap wajah Zaky diiringi senyum mesem. Masih terlihat wajah bantal sisa bangun tidur meski sudah cuci muka. Tapi gantengnya gak berkurang, batinnya.

"Gak papa. Emang udah hampir dua jam tidurnya. Pulang kok gak ngabarin sih?" Zaky melangkah menuju kulkas dengan membawa gelas kosong. Ingin minum air putih dingin.

"Hehe. Kan surprise. Nih...aku bikin kentang mustofa. Sama ada dendeng dari Mamah. Rasanya nggak tau cocok apa enggak di lidah Aa." Kia menyodorkan goodie bag hitam ke hadapan Zaky yang kembali duduk di tempat semula.

"Wuih. Makasih...makasih. Makanan dari Kia gak pernah gagal. Always delicious." Zaky tersenyum simpul. Senyum manis andalannya.

"Makanan udah semua tuh, Zak. Tinggal packing." Ucap Aul yang kemudian mengejar Pasha yang pergi menuju kolam ikan.

"Oke. Mau bantuin, Kia?" Zaky membawa sebagian makanan yang menumpuk di meja marmer.

"Boleh." Kia mengekori langkah Zaky menuju ruang keluarga dengan membawa sisa makanan yang tidak muat di tangan Zaky. Sudah ada dua koper besar yang satunya masih terbuka. "Bawa mie instan juga nih?" sambungnya usai melihat deretan mie di dalam koper yang dikemas kedap

"Buat obat kangen kalau pengen mie. Gak banyak kok cuma dua belas. Sebulan satu kali. Boleh ya ya," ujarnya diiringi kekehan.

Kia pun terkekeh. "Sama aku juga belum bisa lepas dari godaan mie instan. Paling banter sebulan sekali juga."

Urusan mengemas makanan diantaranya ada telor asin yang kuat sampai dua minggu, abon sapi asli dan galendo khas Ciamis, serta makanan awet lainnya, sudah selesai. Itu artinya dua koper besar sudah siap ditenteng besok ke Jakarta.

"Kia kapan masuk kampus lagi?" Ibu Sekar bergabung duduk di sofa dengan membawa sepiring pisang bakar toping keju.

"Nanti Senin, Bu."

"Kalau gitu besok ikut juga ngantar Zaky ke Jakarta. Sabtu sore Ibu pulang lagi ke Ciamis kok. Mau?"

"Hm, gimana ya?" Kia terlihat berpikir.

"Kalau santai ikut dong, Kia. Nanti ketemu Ami sama Moci juga. Bakal ngumpul di rumah Teh Puput." Zaky mendukung ucapan Ibu. Sorot mata penuh harap.

"Kalau aku sama Kak Panji gak bisa ikut nganter ya. Besok mau ke Bandung. Iya Kia mending ikut aja." Celetuk Aul yang datang bergabung dengan menuntun Pasha.

Karena dukungan tiga orang itu, Kia pun mengangguk setuju. Hanya sampai Ashar dirinya berada di rumah Ibu Sekar. Usai.makan bareng mie ayam di teras belakang, ia pamit pulang dengan mengendarai motor. Dan nanti malam akan ketemu lagi Zaky di kios nasi goreng.

***

Zaky menuju Tasik selepas magrib mengendarai mobil Jazz putih kesayangannya. Sudah janji terhadap Daffa dan Riva kemarin. Ditambah terhadap Kia tadi sore, bahwa ia akan datang berpamitan kepada Pak Idrus dan Bu Dewi, orang tuanya Kia.

Tiba di kios nasi goreng Kabita, terlihat sudah ada beberapa orang yang makan. Daffa yang melihat kedatangannya langsung berseru girang.

"A', mau makan sekarang?"

"Boleh. Lesehan ya, Daf." Zaky tak lupa menyapa Bapaknya Kia yang sedang sibuk mengaduk nasi goreng di wajan penggorengan berukuran cukup besar. Percakapan singkat saja agar tidak mengganggu fokus tes rasa. Sangat dimaklum belum bisa bersalaman.

"Asiap, A." Sahut Daffa di sela cekatannya menambahkan irisan mentimun dan tomat serta taburan bawang goreng di atas beberapa cup nasi goreng yang akan dibawa pulang oleh pembeli. Ada seorang pegawai yang juga cekatan menyiapkan toping nasi goreng sesuai pesanan.

[Kia, Aa udah di nasgor]

Sebuah pesan dikirimkan Zaky sesuai permintaan Kia yang meminta konfirmasi jika sudah sampai. Ia duduk santai di tikar yang terhampar di teras toko yang sudah tutup. Pandangannya terarah ke layar penutup lapak yang gambarnya adalah hasil desainnya dulu waktu Kia masih SMA. Tersenyum samar. Merasa bangga hasil karyanya masih setia digunakan hingga sekarang.

Dari berjualan nasi goreng, bisa menyekolahkan tiga orang anak. Pintar-pintar lagi. Berkah.

Zaky tulus memberi pujian dalam hati. Hingga pandangannya teralihkan dengan kedatangan Kia dan mamanya. Berboncengan. Segera beranjak bangun dari duduknya. Menghampiri dua orang yang baru turun dari motor. Saling sapa bertanya kabar dengan mamanya Kia.

"Bu, saya kesini sekalian silaturahmi, sekalian mau pamitan juga mau lanjut kuliah di Swiss, sekalian minta izin mau ngajak Kia ikut ke Jakarta besok." Ucap Zaky dengan gestur sopan.

"Iya Kia udah cerita. Saya dan Bapaknya Kia izinkan. Semoga lancar dan sehat selalu, ilmunya berkah ya, Aa." Ibu Dewi tulus mendoakan.

Selanjutnya Zaky ditemani Kia duduk lesehan. Ibunya Kia masuk ke lapak untuk membantu Bapak.

"Aa, boleh tanya gak?" Tanya Kia setelah melihat Zaky menyimpan ponsel di pangkuan selesai membalas pesan sambil senyum-senyum.

"Tanya aja, Kia. Kamu masih saja sungkan. Kayak baru kenal kemarin aja. Coba udah berapa tahun kita kenal dan akrab." Zaky geleng-geleng kepala melihat Kia yang cengengesan dan meringiskan wajah.

Terpopuler

Comments

💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα

💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα

simpan rapi rasamu kia,cukup langitkan namanya di setiap doa

2024-07-29

2

Teti Hojanah

Teti Hojanah

kesian kia, kalo tau Zaky dah punya pacar pasti jd insciur deh

2024-07-23

0

Putri Dhamayanti

Putri Dhamayanti

Zaky iih koq kamu baikk bangett, aku kan jd salah paham. Pantesan si Kia naksir. Aku yo naksir jg sm Zaky 🤭

2024-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Kisah Kita Baru Dimulai
2 Farewell
3 Bertemu Shannon
4 Senja di Pantai Mertasari
5 Silaturahmi
6 Beri Waktu
7 Senja Bersama Ibu
8 Kisah Hari Ini
9 Selayang Pandang
10 Sehari Sebelum Berangkat
11 Tiba di Jakarta
12 Aku Bisa Apa
13 Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14 Menata Masa Depan
15 Musim Berganti
16 Wahai Hati
17 Selesai Tugas
18 Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19 Internship
20 Merelakan Takdir
21 Hallo, Jakarta
22 Pelarian?
23 Waktu Merubah Segalanya
24 Aku Ingin Pulang
25 Rasanya Menjadi Adik Kakak
26 Apartemen
27 Mari Berkenalan
28 Terlambat Menyadari
29 Cinta Datang Terlambat
30 Hati yang Mencelos
31 Menatap Masa Depan
32 Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33 Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34 Menunggu Besok
35 Bukan Kebetulan
36 Hanya Mudah Secara Lisan
37 Aku Pamit
38 Sambutan Horor
39 Ada yang Aneh
40 Kecamuk Pertanyaan
41 Kapan Siap Nikah
42 Ghibah
43 Bakal Ada Special Guest
44 Welcome Special Guest
45 Mesin Waktu
46 Kau Datang dan Pergi
47 Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48 Dua Hari, Dua Fakta
49 Siapa Dia?
50 Satu Persatu Tabir
51 Minta Diantar Aa
52 Cerita Teh Kokom
53 Menangislah
54 Langkah Selanjutnya
55 Kepo, Boleh?
56 Cerita Plot Twist
57 Sebuah Rencana
58 Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59 Hikmah Patah Hati
60 Informasi Penting
61 Masih Ada Waktu
62 Perayaan Patah Hati
63 Perayaan Patah Hati (2)
64 Perayaan Patah Hati (3)
65 Tanya Jawab
66 Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67 Apa Kabar Diary?
68 Zaky di Tengah Sukacita
69 Zaskia Diary
70 Terkuak
71 Rencana Berubah
72 Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73 Tamu Malam Minggu
74 Malam Minggu Akhir Juli
75 Quality Time
76 Kenalan Dulu
77 Bandara Cinta
78 Ada Apa?
79 Curhat Shannon
80 Curhat Dua Wanita
81 Jantung Berdebar
82 Silang Cerita
83 Diskusi Keluarga
84 Menjemputmu
85 Malam Canda
86 Rencana Kita
87 Seharian Denganmu
88 Selamat Jalan Kekasih
89 Pertemuan Tak Disangka
90 Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91 Semua Ada Waktunya
92 Menjelang Sabtu
93 I Love You, Cantik
94 Pertemuan Keluarga
95 Nasihat Bapak
96 Hari Demi Hari
97 Permohonan
98 Akad Nikah
99 Merayu Allah Lewat Doa
100 Dua Kemungkinan
101 101. Ratap dan Harap
102 102. Mediasi
103 103. Malam Terakhir Bersama
104 104. Beri Waktu
105 105. Pergi Untuk Kembali
106 106. Kunanti Kabarmu
107 107. Perjalanan Hari
108 108. Hidup Baru
109 109. Pengobat Rindu
110 110. Menghitung Hari Pertemuan
111 111. Menggoda
112 112. Menyambutmu
113 113. Memang Pengantin Baru
114 114. Welcome Back
115 115. Hari Bahagia Tiba
116 116. Di Luar Ekspektasi
117 117. Perkara Mantan
118 118. Ini Ujian Hati
119 Bawa Santai
120 120. Usai Sudah Ujian Hati
121 121. Banyak yang Harus Dibahas
122 122. Diskusi Panas
123 123. Jaga Diri Ya
124 124. Kabar
125 125. Sidang?
126 126. Hasil Sidang
127 127. Keputusan Kita
128 128. Opsi Pengobatan
129 129. Tamu Oh Tamu
130 130. Atur Waktu
131 131. Rencanakan
132 132. Meniti Tangga Rencana
133 133. Rumah Mertua
134 134. Bertemu Desainer Sundari
135 135. Ganti Wacana
136 136. Obat Malarindu
137 137. Waktunya Minum Obat
138 138. Sambutan di Jakarta
139 139. Family Man
140 140. Teman Perjalanan
141 141. Sibuk Persiapan
142 142. Fitting
143 143. Tiba Waktu Yang Ditunggu
144 144. Pulang
145 145. Pelukan Hangat
146 146. Semua Kumpul
147 147. Resepsi Zakia
148 148. Resepsi Zakia (2)
149 149. Cinta Terakhir
150 150. Malam Mingguan
151 151. Penasaran Kopi
152 152. Pamit
153 153. Perjalanan Baru
154 154. Jepang Impian
155 155. Rejeki Tahun Baru
156 156. Bandung Bercerita
157 157. Surprise Kecil
158 158. Ayah
159 159. Cerita Kecewa
160 160. Jangan Mendekat!
161 161. Jawaban Serba Salah
162 162. Setelah Tiga Hari
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kisah Kita Baru Dimulai
2
Farewell
3
Bertemu Shannon
4
Senja di Pantai Mertasari
5
Silaturahmi
6
Beri Waktu
7
Senja Bersama Ibu
8
Kisah Hari Ini
9
Selayang Pandang
10
Sehari Sebelum Berangkat
11
Tiba di Jakarta
12
Aku Bisa Apa
13
Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14
Menata Masa Depan
15
Musim Berganti
16
Wahai Hati
17
Selesai Tugas
18
Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19
Internship
20
Merelakan Takdir
21
Hallo, Jakarta
22
Pelarian?
23
Waktu Merubah Segalanya
24
Aku Ingin Pulang
25
Rasanya Menjadi Adik Kakak
26
Apartemen
27
Mari Berkenalan
28
Terlambat Menyadari
29
Cinta Datang Terlambat
30
Hati yang Mencelos
31
Menatap Masa Depan
32
Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33
Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34
Menunggu Besok
35
Bukan Kebetulan
36
Hanya Mudah Secara Lisan
37
Aku Pamit
38
Sambutan Horor
39
Ada yang Aneh
40
Kecamuk Pertanyaan
41
Kapan Siap Nikah
42
Ghibah
43
Bakal Ada Special Guest
44
Welcome Special Guest
45
Mesin Waktu
46
Kau Datang dan Pergi
47
Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48
Dua Hari, Dua Fakta
49
Siapa Dia?
50
Satu Persatu Tabir
51
Minta Diantar Aa
52
Cerita Teh Kokom
53
Menangislah
54
Langkah Selanjutnya
55
Kepo, Boleh?
56
Cerita Plot Twist
57
Sebuah Rencana
58
Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59
Hikmah Patah Hati
60
Informasi Penting
61
Masih Ada Waktu
62
Perayaan Patah Hati
63
Perayaan Patah Hati (2)
64
Perayaan Patah Hati (3)
65
Tanya Jawab
66
Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67
Apa Kabar Diary?
68
Zaky di Tengah Sukacita
69
Zaskia Diary
70
Terkuak
71
Rencana Berubah
72
Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73
Tamu Malam Minggu
74
Malam Minggu Akhir Juli
75
Quality Time
76
Kenalan Dulu
77
Bandara Cinta
78
Ada Apa?
79
Curhat Shannon
80
Curhat Dua Wanita
81
Jantung Berdebar
82
Silang Cerita
83
Diskusi Keluarga
84
Menjemputmu
85
Malam Canda
86
Rencana Kita
87
Seharian Denganmu
88
Selamat Jalan Kekasih
89
Pertemuan Tak Disangka
90
Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91
Semua Ada Waktunya
92
Menjelang Sabtu
93
I Love You, Cantik
94
Pertemuan Keluarga
95
Nasihat Bapak
96
Hari Demi Hari
97
Permohonan
98
Akad Nikah
99
Merayu Allah Lewat Doa
100
Dua Kemungkinan
101
101. Ratap dan Harap
102
102. Mediasi
103
103. Malam Terakhir Bersama
104
104. Beri Waktu
105
105. Pergi Untuk Kembali
106
106. Kunanti Kabarmu
107
107. Perjalanan Hari
108
108. Hidup Baru
109
109. Pengobat Rindu
110
110. Menghitung Hari Pertemuan
111
111. Menggoda
112
112. Menyambutmu
113
113. Memang Pengantin Baru
114
114. Welcome Back
115
115. Hari Bahagia Tiba
116
116. Di Luar Ekspektasi
117
117. Perkara Mantan
118
118. Ini Ujian Hati
119
Bawa Santai
120
120. Usai Sudah Ujian Hati
121
121. Banyak yang Harus Dibahas
122
122. Diskusi Panas
123
123. Jaga Diri Ya
124
124. Kabar
125
125. Sidang?
126
126. Hasil Sidang
127
127. Keputusan Kita
128
128. Opsi Pengobatan
129
129. Tamu Oh Tamu
130
130. Atur Waktu
131
131. Rencanakan
132
132. Meniti Tangga Rencana
133
133. Rumah Mertua
134
134. Bertemu Desainer Sundari
135
135. Ganti Wacana
136
136. Obat Malarindu
137
137. Waktunya Minum Obat
138
138. Sambutan di Jakarta
139
139. Family Man
140
140. Teman Perjalanan
141
141. Sibuk Persiapan
142
142. Fitting
143
143. Tiba Waktu Yang Ditunggu
144
144. Pulang
145
145. Pelukan Hangat
146
146. Semua Kumpul
147
147. Resepsi Zakia
148
148. Resepsi Zakia (2)
149
149. Cinta Terakhir
150
150. Malam Mingguan
151
151. Penasaran Kopi
152
152. Pamit
153
153. Perjalanan Baru
154
154. Jepang Impian
155
155. Rejeki Tahun Baru
156
156. Bandung Bercerita
157
157. Surprise Kecil
158
158. Ayah
159
159. Cerita Kecewa
160
160. Jangan Mendekat!
161
161. Jawaban Serba Salah
162
162. Setelah Tiga Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!