Senja di Pantai Mertasari

Sabtu ini libur kuliah. Kia memanfaatkan waktu senggang dengan beberes kamar dan juga antri mencuci pakaian. Baju kotor selama lima hari sudah menumpuk di keranjang. Ia mendapat giliran kedua menggunakan mesin cuci umum. Sekarang sedang dipakai oleh Resi. Sambil menunggu, ia tengkurap santai di kasur. Membuka lagi beberapa video kiriman Zaky semalam saat farewell party. Senyam senyum saat Zaky bernyanyi. Memang diakui, semua keluarga Zaky suaranya bagus-bagus dan pandai bernyanyi. Lalu beralih cekikikan sendiri di part Zaky joget Domba Kuring. Padahal sudah lihat berulang kali tapi masih saja merasa lucu dan terhibur.

Notif berbunyi terus-menerus. Rupanya dua grup sedang ramai. Kia lebih tertarik membuka grup Semasa. Grup bentukan teman sebangkunya masa SMA bagi teman-teman sekelas yang aktif menjalin komunikasi meski berbeda kampus. Anggotanya adalah Ami, Marga, Vino, Almond, Sonya, Yuma, Ifa, dan ia sendiri. Ada 8 pesan belum dibaca.

Ami : [Om, Ate, lagi pada ngapain? Moci udah cancik nih mau jalan-jalan. Nunggu dijemput Oma]

Dengan melampirkan foto baby girl berusia 10 bulan yang menggemaskan. Nama lengkap anaknya Ami itu adalah Adelle Maiza Bachtiar. Pipinya yang putih dan bulat membuat Oma nya yang selalu heboh, memberi panggilan Moci.

Yuma : [Moci.....sini tak gigit dulu pipinya sama Ate Yuma. Emesss deh ah]

Marga : [Uuyy...Moci. Culik ah bawa ke Bogor. Ga ada temen di kosan nih lagi pada hiking]

Vino : [Ke gunung salak bukan? Tumben maneh teu miluan]

Marga : [Yup. Kali ini ga. Ada janji sore jalan sama ayang 😜]

Ami : [Ehmm. Yg udah punya ayang. Colek atuh orangnya biar semua tahu. @Sonya]

Ifa : [WHAT! Ciuss Marga jadian sama Sonya? Besok belum kiamat kan?]

Yuma : [ 😱 Nitip sandal]

Vino: [🤣🤣🤣 nitip sandal juga]

Kia tak kalah menganga membaca keriuhan di grup Semasa. Sonya dan Marga bagaikan Tom and Jerry. Marga sering meledek Sonya yang ganjen sebab hobi berfoto dengan cowok tampan di masa SMA. Koleksi fotonya sudah seratus yang dengan bangga diumumkan saat acara perpisahan. Zaky menjadi salah satu cowok koleksi fotonya Sonya.

Hmm. Menyebut nama Zaky, jadi teringat kalau hari ini dia akan pergi ke Bali. Sudah berangkat belum ya? Segera mengirim chat untuk konfirmasi.

Ami : [Sudah tervalidasi. Orangnya langsung japri aku nih protes. Malu ceunah 🤣]

Ami : [Kiaaaa jangan ngintip aja woy. Moci pengen disapa Ate Kia]

Kia terkekeh. Kepala suku kalau sudah berteriak, ya mesti segera menghadap.

[Moci....sending kiss dari ate Kia 😘]

Saat hendak mengetikkan pesan lanjutan, pintu kamarnya diketuk diiringi suara Resi memanggil namanya. Memilih membuka dulu pintu.

"Giliranmu, Kia. Aku udah beres." Ucap Resi.

"Asiap." Kia keluar kamar sambil melanjutkan mengetik pesan. Pakaian yang akan dicuci serta deterjennya, sudah di dekat mesin cuci.

[Aku nyuci dulu, gais. Btw, congrats buat yg udah jadian. Really shock but 🫰 🫠]

Sambil menunggu proses menggiling, ia masih tetap memantau grup Semasa. Kali ini Marga dan Sonya menjadi trending topik. Keduanya mendapat godaan dari semua yang online. Sonya hanya muncul sekali mengirim emoji menutup wajah.

Selesai mencuci, menjemur, lalu mandi. Lanjut melaksanakan salat Dhuha. Kegiatan senggangnya diisi dengan membuat revisi laporan untuk tugas yang akan disetor Senin besok.

Notif pesan terdengar. Kia penasaran segera membuka layar ponselnya sebab sedari tadi menunggu balasan Zaky. Tersenyum mesem melihat foto selfie Zaky dengan latar belakang ruang tunggu bandara. Tak lama senyumnya memudar demi mengingat jika Zaky ke Bali untuk menemui Shannon. Terasa ada sedikit perih di ulu hati padahal tadi sudah makan.

"Kia, ada tamu."

Suara yang berteriak itu adalah Elma. Kia kenal betul dengan warna suara semua penghuni kos yang berjumlah 10 orang. Teman kosnya itu ada yang seangkatan, ada juga yang kakak tingkat.

"Tamu siapa, El?" Kia melongokkan wajah di pintu yang dibuka separuh.

"Nggak tahu. Cowok cakep pokoknya." Elma tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

"Siapa ih? A Zaky, bukan?" Bertanya kurang yakin. Soalnya chat barusan, Zaky sedang di bandara.

"Kalau Zaky sih aku udah kenal. Ini mah baru lihat. Aku ke kampus dulu, Kia. Mau ngerjain tugas di perpus." Elma melambaikan tangan meninggalkan Kia yang sedang mengerutkan kening.

Pasmina yang terpasang asal, segera dirapikan dengan benar sebelum meninggalkan kamar. Berjalan menuju ruang tamu terbuka yang ada di teras dengan benak penuh tanya. Nampak seorang pria duduk di kursi dengan kepala menunduk menekuri ponsel.

"Ehmmm." Kia berdehem. Demi untuk melihat jelas wajah pria yang duduk menyamping dan mengenakan topi.

"Hai, Kia." Pria yang mengenakan topi itu berdiri menghadap Kia sambil mengulas senyum.

Kia menautkan kedua alisnya dengan tatapan menyipit. Sedang diingat-ingat sebab lupa-lupa ingat.

"Masih lupa ya. BIP....es krim." Pria yang mengenakan kaos hitam itu menaikkan satu alisnya.

Clue yang membuat Kia melebarkan mata dan menepuk dahi. "Bang Yuga ya. Maaf.....lupa," ujarnya dengan wajah meringis.

***

Ini kali ketiga Zaky bertanding ke kediaman keluarga Shannon di Denpasar. I Made Tito Sanjana dan Cathy Stewart, orangtua Shannon, selalu menyambut hangat dan ramah akan kedatangannya. Seperti siang menjelang sore ini, Zaky bahkan asyik berbincang dengan mereka berdua. Sementara Shannon harus menjemput dulu adiknya dari tempat les tari.

Berbagai topik dibahas. Soal Ciamis yang hanya mereka ketahui lewat media sosial. Wilayah Jawa Barat yang diketahui orangtua Shannon hanya Bandung. Pernah beberapa kali datang karena urusan pekerjaan sekaligus liburan ke Lembang.

Membahas beasiswa Zurich yang mendapat apresiasi orangtua Shannon dengan tatapan kagum. Dan pembahasan random lainnya hingga Shannon datang.

"So sorry, Zaky. Malah ditinggal. Boring gak?" Shannon duduk kembali di kursi semula dengan wajah memerah sebab cuaca yang panas. Kesejukan hanya dirasa saat di dalam mobil. Sang adik yang juga perempuan, berlalu ke kamar usai ber high five dengan Zaky.

"It's oke. Malah gak merasa ditinggal kok. Asyik ngobrol sama Mom, Dad." Awalnya Zaky canggung saat ibunya Shannon menyuruh memanggil demikian. Namun Shannon menjelaskan jika itu berlaku juga untuk teman-teman dekatnya dan teman-teman adiknya.

"Hm, tahu gitu aku gak buru-buru pulang." Shannon mencibir, pura-pura kesal.

"Mommy enjoy berbincang sama Zaky. Kamu sana aja kalau mau pergi lagi. Hush!" Cathy mengibaskan tangannya.

Membuat Zaky terkekeh melihat Shannon mendelik dan memasang wajah galak. Sangat terlihat kedekatan hubungan orangtua dan anak. Bisa disimpulkan jika Shannon berasal dari keluarga yang harmonis.

"Mom, Dad, saya mau minta izin ngajak Shannon jalan-jalan sore ke Sanur. Boleh?"

Shannon menoleh ke arah Zaky dengan mata berbinar. Bahkan ia belum diberitahu rencana tersebut. Menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan.

"Boleh. Nikmati kebersamaan kalian. Kalau Zaky udah ke Swiss, pasti bakal lama main kesini lagi. Nunggu beres study. Betul kan?" ucap Tito mewakili menjawab.

Zaky tersenyum dan mengangguk. Ia pamit menuju paviliun tempatnya menginap. Awalnya hendak menginap di hotel. Namun Shannon memaksa menginap di rumahnya dan diperkuat oleh permintaan Tito dan Cathy. Ia mengalah.

Pintu paviliun diketuk saat Zaky akan membuka kaos bersiap mandi. Dengan mengintip dari jendela, terlihat Shannon berdiri di depan pintu.

"Kamu pasti butuh ini." Shannon tersenyum sambil mengangsurkan paper bag.

"Apa ini?"

"Sajadah."

"Thanks, Sha."

Shannon mengangguk. "Bye...aku mandi dulu."

Zaky masih tersenyum memandangi punggung Shannon yang berjalan menjauh dan kemudian hilang di saat berbelok masuk ke dalam rumah utama.

Dengan mengemudi mobil milik Shannon, Zaky berkendara santai. Setelah 20 menit sampailah di Pantai Mertasari Sanur. Cukup ramai pengunjung yang datang menikmati senja di pantai yang indah itu. Apalagi ini weekend. Sebagian ada yang duduk-duduk di gazebo. Ada pula yang bermain air dan membuat istana pasir. Ada juga yang berjalan-jalan-jalan. Zaky mengajak Shannon berjalan santai menyusuri tepi pantai dengan bertelanjang kaki.

"Jadi berangkat ke Zurich nya kapan?" Shannon menghentikan langkah saat riak ombak pertama yang menepi pecah mengenai kaki.

"Tanggal 27. Dua puluh hari lagi. Besok jam dua aku take off ke Jakarta buat urus visa." Zaky ikut berhenti dan berdiri di sisi kiri Shannon. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Kaos putih dan celana pendek selutut menjadi outfit santai senja ini. Tanpa janjian, Shannon pun mengenakan setelan yang sama. Hanya beda warna celana.

"Aku boleh antar ke bandara kan?"

"Ini sih bukan pertanyaan tapi pernyataan."

Zaky dan Shannon saling tatap dan tertawa bersama.

"Berarti jawabannya yes." Shannon menyimpulkan diiringi senyum lebar. Merasa senang. Dan Zaky cukup membalas dengan senyuman.

Semburat jingga menaungi langit Pantai Mertasari. Pukul 17.15 WITA saat ini. Sang surya perlahan mulai bergerak turun. Zaky dan Shannon menatap pergerakan sang surya dalam diam dengan perasaan dan pemikiran masing-masing. Cukup lama dalam hening.

"Sha...." Zaky memutar badan ke kanan. Menatap pipi putih yang bersemu kemerah-merahan. Hening dalam hitungan menit barusan adalah cara diri mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan sebuah maksud.

"Ya." Shannon menghadap ke arah Zaky. Hembusan angin pantai meniup rambut pirangnya yang tergerai sebahu. Membuatnya harus merapikan dengan menyelipkan rambut ke belakang telinga.

Zaky merogoh saku kanan. Membuka telapak tangan yang memperlihatkan dua buah gelang tali berbeda warna. "Aku ingin berbicara tentang our relationship. Jujur aku gak pandai merangkai kata. Intinya, relationship kita harus ada tujuan. Dan gelang ini mengandung makna. Biru berarti kita berteman. Hitam berarti kita mulai pacaran. Kamu pilih, Sha!"

Posisi dua insan menjadi sangat pas di tengah-tengah view sang surya yang terus bergerak perlahan semakin menurun. Gelombang ombak kecil seolah siap menyambut tenggelamnya sang penerangan bumi menuju peraduan di dasar samudera. Shannon mendongak menatap wajah Zaky dengan mata mengerjap yang dihiasi kilat cahaya. Kemudian menunduk lagi mengamati dua gelang tali berwarna biru navy dan hitam dengan bandul inisial huruf SZ. Speechless.

"Ak-aku belum bisa memilih tapi aku pengen mendengar dulu. What do you feel about me?" Shannon mendongak untuk menelisik ke netra hitam pria berwajah tampan dan meneduhkan itu.

Zaky menarik nafas dan menghembuskan perlahan. Tangan kanan menyentuh dada dimana letak jantung berada. "Sha, my heart skips a beat, every time I'm around you. Sha....I have fallen for you."

Shannon melipat bibir dengan wajah memerah seperti tomat matang. Mata beriak embun keharuan. Dengan gerak yakin dan pasti gelang berwarna hitam berpindah tangan ke telapak tangannya. "Jujur....I have liked you since I met you," ujarnya seiring air mata luruh membasahi pipi yang masih memerah.

"Seriously?" Zaky menatap tak percaya. Tapi kemudian mendapat jawaban anggukan dari Shannon yang sedang terisak diiringi senyum yang menampakkan kedua lesung pipi. Cantik.

"Berarti waktu nabrak di bandara itu modus?" Zaky menatap dengan mata menyipit.

"Eh itu serius accident. Beneran lagi lari telat ngerem. Bo kong sakit dan malu tapi gak masalah karena kita jadi saling follow." Shannon terkekeh sambil mengangkat dua jari.

Zaky menyentil pelan dahi Shannon sebab gemas. "Mau dipasang di kiri apa kanan?" Ia memasukkan gelang biru ke dalam saku. Menggenggam gelang hitam untuk dipasangkan.

"Kanan aja." Shannon mengamati Zaky yang memasang gelang tali dengan hati-hati. Kini gelang telah melekat. Sederhana tapi cantik dan menghadirkan ribuan kupu-kupu di taman hati. Langit yang memayungi Pantai Mertasari tetap cerah meski sang surya baru saja tenggelam.

"Aku gak dipeluk?" Shannon memiringkan kepala dengan tatapan merajuk.

Zaky tersenyum mesem. "Gini aja." Tangan yang tersemat gelang itu digenggam erat. Berubah jemari saling bertautan sambil melanjutkan langkah menyusuri tepi pantai dengan bertelanjang kaki.

Terpopuler

Comments

Hafsatun

Hafsatun

hmmm...juga ah..kerren zaky menjaga agar tdk berlebihan sblm halal...

2024-10-23

1

annfypink🍒

annfypink🍒

hmm

2024-09-30

0

Qin one

Qin one

duuuh kasihan kia,pujaan hati nembak wanita lain.sabar ya kia

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Kita Baru Dimulai
2 Farewell
3 Bertemu Shannon
4 Senja di Pantai Mertasari
5 Silaturahmi
6 Beri Waktu
7 Senja Bersama Ibu
8 Kisah Hari Ini
9 Selayang Pandang
10 Sehari Sebelum Berangkat
11 Tiba di Jakarta
12 Aku Bisa Apa
13 Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14 Menata Masa Depan
15 Musim Berganti
16 Wahai Hati
17 Selesai Tugas
18 Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19 Internship
20 Merelakan Takdir
21 Hallo, Jakarta
22 Pelarian?
23 Waktu Merubah Segalanya
24 Aku Ingin Pulang
25 Rasanya Menjadi Adik Kakak
26 Apartemen
27 Mari Berkenalan
28 Terlambat Menyadari
29 Cinta Datang Terlambat
30 Hati yang Mencelos
31 Menatap Masa Depan
32 Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33 Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34 Menunggu Besok
35 Bukan Kebetulan
36 Hanya Mudah Secara Lisan
37 Aku Pamit
38 Sambutan Horor
39 Ada yang Aneh
40 Kecamuk Pertanyaan
41 Kapan Siap Nikah
42 Ghibah
43 Bakal Ada Special Guest
44 Welcome Special Guest
45 Mesin Waktu
46 Kau Datang dan Pergi
47 Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48 Dua Hari, Dua Fakta
49 Siapa Dia?
50 Satu Persatu Tabir
51 Minta Diantar Aa
52 Cerita Teh Kokom
53 Menangislah
54 Langkah Selanjutnya
55 Kepo, Boleh?
56 Cerita Plot Twist
57 Sebuah Rencana
58 Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59 Hikmah Patah Hati
60 Informasi Penting
61 Masih Ada Waktu
62 Perayaan Patah Hati
63 Perayaan Patah Hati (2)
64 Perayaan Patah Hati (3)
65 Tanya Jawab
66 Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67 Apa Kabar Diary?
68 Zaky di Tengah Sukacita
69 Zaskia Diary
70 Terkuak
71 Rencana Berubah
72 Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73 Tamu Malam Minggu
74 Malam Minggu Akhir Juli
75 Quality Time
76 Kenalan Dulu
77 Bandara Cinta
78 Ada Apa?
79 Curhat Shannon
80 Curhat Dua Wanita
81 Jantung Berdebar
82 Silang Cerita
83 Diskusi Keluarga
84 Menjemputmu
85 Malam Canda
86 Rencana Kita
87 Seharian Denganmu
88 Selamat Jalan Kekasih
89 Pertemuan Tak Disangka
90 Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91 Semua Ada Waktunya
92 Menjelang Sabtu
93 I Love You, Cantik
94 Pertemuan Keluarga
95 Nasihat Bapak
96 Hari Demi Hari
97 Permohonan
98 Akad Nikah
99 Merayu Allah Lewat Doa
100 Dua Kemungkinan
101 101. Ratap dan Harap
102 102. Mediasi
103 103. Malam Terakhir Bersama
104 104. Beri Waktu
105 105. Pergi Untuk Kembali
106 106. Kunanti Kabarmu
107 107. Perjalanan Hari
108 108. Hidup Baru
109 109. Pengobat Rindu
110 110. Menghitung Hari Pertemuan
111 111. Menggoda
112 112. Menyambutmu
113 113. Memang Pengantin Baru
114 114. Welcome Back
115 115. Hari Bahagia Tiba
116 116. Di Luar Ekspektasi
117 117. Perkara Mantan
118 118. Ini Ujian Hati
119 Bawa Santai
120 120. Usai Sudah Ujian Hati
121 121. Banyak yang Harus Dibahas
122 122. Diskusi Panas
123 123. Jaga Diri Ya
124 124. Kabar
125 125. Sidang?
126 126. Hasil Sidang
127 127. Keputusan Kita
128 128. Opsi Pengobatan
129 129. Tamu Oh Tamu
130 130. Atur Waktu
131 131. Rencanakan
132 132. Meniti Tangga Rencana
133 133. Rumah Mertua
134 134. Bertemu Desainer Sundari
135 135. Ganti Wacana
136 136. Obat Malarindu
137 137. Waktunya Minum Obat
138 138. Sambutan di Jakarta
139 139. Family Man
140 140. Teman Perjalanan
141 141. Sibuk Persiapan
142 142. Fitting
143 143. Tiba Waktu Yang Ditunggu
144 144. Pulang
145 145. Pelukan Hangat
146 146. Semua Kumpul
147 147. Resepsi Zakia
148 148. Resepsi Zakia (2)
149 149. Cinta Terakhir
150 150. Malam Mingguan
151 151. Penasaran Kopi
152 152. Pamit
153 153. Perjalanan Baru
154 154. Jepang Impian
155 155. Rejeki Tahun Baru
156 156. Bandung Bercerita
157 157. Surprise Kecil
158 158. Ayah
159 159. Cerita Kecewa
160 160. Jangan Mendekat!
161 161. Jawaban Serba Salah
162 162. Setelah Tiga Hari
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kisah Kita Baru Dimulai
2
Farewell
3
Bertemu Shannon
4
Senja di Pantai Mertasari
5
Silaturahmi
6
Beri Waktu
7
Senja Bersama Ibu
8
Kisah Hari Ini
9
Selayang Pandang
10
Sehari Sebelum Berangkat
11
Tiba di Jakarta
12
Aku Bisa Apa
13
Jatuh Cinta dan Patah Hati Itu Fitrah
14
Menata Masa Depan
15
Musim Berganti
16
Wahai Hati
17
Selesai Tugas
18
Jatuh Cinta, Bangun Cinta Lain
19
Internship
20
Merelakan Takdir
21
Hallo, Jakarta
22
Pelarian?
23
Waktu Merubah Segalanya
24
Aku Ingin Pulang
25
Rasanya Menjadi Adik Kakak
26
Apartemen
27
Mari Berkenalan
28
Terlambat Menyadari
29
Cinta Datang Terlambat
30
Hati yang Mencelos
31
Menatap Masa Depan
32
Mengikis Diterbangkan Sayap Waktu
33
Lebih Aman Jauh Daripada Dekat
34
Menunggu Besok
35
Bukan Kebetulan
36
Hanya Mudah Secara Lisan
37
Aku Pamit
38
Sambutan Horor
39
Ada yang Aneh
40
Kecamuk Pertanyaan
41
Kapan Siap Nikah
42
Ghibah
43
Bakal Ada Special Guest
44
Welcome Special Guest
45
Mesin Waktu
46
Kau Datang dan Pergi
47
Niatnya Ingin Memberi Kejutan
48
Dua Hari, Dua Fakta
49
Siapa Dia?
50
Satu Persatu Tabir
51
Minta Diantar Aa
52
Cerita Teh Kokom
53
Menangislah
54
Langkah Selanjutnya
55
Kepo, Boleh?
56
Cerita Plot Twist
57
Sebuah Rencana
58
Bahagia Itu Kita Yang Ciptakan
59
Hikmah Patah Hati
60
Informasi Penting
61
Masih Ada Waktu
62
Perayaan Patah Hati
63
Perayaan Patah Hati (2)
64
Perayaan Patah Hati (3)
65
Tanya Jawab
66
Lebih Berharga Dari Benda Pusaka
67
Apa Kabar Diary?
68
Zaky di Tengah Sukacita
69
Zaskia Diary
70
Terkuak
71
Rencana Berubah
72
Sesakmu Dulu, Sesakku Kini
73
Tamu Malam Minggu
74
Malam Minggu Akhir Juli
75
Quality Time
76
Kenalan Dulu
77
Bandara Cinta
78
Ada Apa?
79
Curhat Shannon
80
Curhat Dua Wanita
81
Jantung Berdebar
82
Silang Cerita
83
Diskusi Keluarga
84
Menjemputmu
85
Malam Canda
86
Rencana Kita
87
Seharian Denganmu
88
Selamat Jalan Kekasih
89
Pertemuan Tak Disangka
90
Dua Masa Lalu Dalam Sepekan
91
Semua Ada Waktunya
92
Menjelang Sabtu
93
I Love You, Cantik
94
Pertemuan Keluarga
95
Nasihat Bapak
96
Hari Demi Hari
97
Permohonan
98
Akad Nikah
99
Merayu Allah Lewat Doa
100
Dua Kemungkinan
101
101. Ratap dan Harap
102
102. Mediasi
103
103. Malam Terakhir Bersama
104
104. Beri Waktu
105
105. Pergi Untuk Kembali
106
106. Kunanti Kabarmu
107
107. Perjalanan Hari
108
108. Hidup Baru
109
109. Pengobat Rindu
110
110. Menghitung Hari Pertemuan
111
111. Menggoda
112
112. Menyambutmu
113
113. Memang Pengantin Baru
114
114. Welcome Back
115
115. Hari Bahagia Tiba
116
116. Di Luar Ekspektasi
117
117. Perkara Mantan
118
118. Ini Ujian Hati
119
Bawa Santai
120
120. Usai Sudah Ujian Hati
121
121. Banyak yang Harus Dibahas
122
122. Diskusi Panas
123
123. Jaga Diri Ya
124
124. Kabar
125
125. Sidang?
126
126. Hasil Sidang
127
127. Keputusan Kita
128
128. Opsi Pengobatan
129
129. Tamu Oh Tamu
130
130. Atur Waktu
131
131. Rencanakan
132
132. Meniti Tangga Rencana
133
133. Rumah Mertua
134
134. Bertemu Desainer Sundari
135
135. Ganti Wacana
136
136. Obat Malarindu
137
137. Waktunya Minum Obat
138
138. Sambutan di Jakarta
139
139. Family Man
140
140. Teman Perjalanan
141
141. Sibuk Persiapan
142
142. Fitting
143
143. Tiba Waktu Yang Ditunggu
144
144. Pulang
145
145. Pelukan Hangat
146
146. Semua Kumpul
147
147. Resepsi Zakia
148
148. Resepsi Zakia (2)
149
149. Cinta Terakhir
150
150. Malam Mingguan
151
151. Penasaran Kopi
152
152. Pamit
153
153. Perjalanan Baru
154
154. Jepang Impian
155
155. Rejeki Tahun Baru
156
156. Bandung Bercerita
157
157. Surprise Kecil
158
158. Ayah
159
159. Cerita Kecewa
160
160. Jangan Mendekat!
161
161. Jawaban Serba Salah
162
162. Setelah Tiga Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!