Bab 14. Bujuk Rayu Wawan

Bab 14. Bujuk Rayu Wawan

POV Author

Rumah masih berantakan ketika hari beranjak naik menjelang siang. Tumpukan piring kotor serta pakaian menggunung di belakang. Belum lagi lantai yang berdebu serta barang-barang yang berserakan tidak pada tempatnya.

Nilam sedang asik memainkan handphonenya sambil rebahan di dalam kamarnya. Sesekali ia tersenyum dan cekikikan sendiri melihat layar handphone dan membalas pesan seseorang di sana.

Beda lagi dengan Bu Ida yang sedari tadi bolak balik menunggu kedatangan Lastri yang tak kunjung muncul juga orangnya.

"Kemana sih si Lastri ini?! Sudah siang begini belum datang juga!"

Sedang menunggu Lastri, Tatik datang beserta suami dan anak-anaknya.

"Nenek!" Seru si kembar dan langsung turun begitu motor berhenti.

"Loh, Ibu ngapain duduk di luar? Apa nungguin kami datang ya? Kok tahu Bu kalau kami mau datang?"

"Ibu bukan nungguin kalian, tapi nungguin Lastri belum datang juga."

"Wah, kebetulan aku bawa pakaian anak-anak minta di cuciin sekalian sama dia." Ujar Tatik lalu masuk kedalam rumah mengantar pakaian kotor anak-anak ke belakang.

"Apa mau aku samperin Bu?" Tanya Wawan.

"Coba deh, kamu samperin. Suruh cepat kesini, kerjaan banyak!"

"Oke Bu."

Dengan berjalan kaki, Wawan menantu Ibu Ida itu mendatangi rumah Hendra. Ia pun mengetuk perlahan pintu rumah yang tertutup rapat.

"Tok... Tok... Tok...!"

"Las...! Lastri...!"

"Tok... Tok... Tok... !"

"Las...! Kamu di dalem Las?! Buka pintunya?!"

Wawan terus mengetuk dan mencoba memanggil Lastri. Setelah beberapa saat, tampak Lastri menutupi dirinya dengan selimut dan terlihat tidak sehat.

"Kamu sakit Las?" Wawan langsung menanyakan keadaan Lastri.

"Iya Mas. Mas ada apa kesini?"

"Ibu nyariin kamu. Kamu tidak menyuruh aku masuk Las?"

Lastri melihat ke dalam rumahnya. Lalu menunduk.

"Maaf Mas, di dalam tidak ada orang. Jadi aku tidak bisa mengajak Mas masuk, karena takut timbul fitnah Mas."

"Fitnah apa sih Las?! Aku ini Abang ipar suamimu. Kamu sedang sakit, aku mau menolongmu. Tidak ada orang kan? Pasti tidak ada yang ngerokin kamu. Sini biar Mas bantu." Kata Wawan sambil tersenyum.

Melihat senyum Wawan Lastri sedikit ngeri. Bukan Lastri tidak tahu perangai Wawan di belakang istrinya. Lastri pernah tanpa sengaja melihat Wawan memperhatikan Nilam dengan penuh hasrat yang memakai rok pendek dari belakang. Matanya tak berkedip melihat bagian yang mengundang sahwat, bahkan sesekali Wawan tampak menelan ludahnya.

Tatik masih cantik dari segi wajah, dengan pipi cubbynya. Tetapi soal body, Tatik kalah jauh dari Nilam dan Lastri. Meski Lastri kumal karena tampil apa adanya dan tidak pernah perawatan, tapi tubuh Lastri masih terjaga bentuknya. Berbeda dengan Tatik yang kata orang sekarang menyebutnya gemoy.

"Tidak usah Mas. Aku sudah minum obat dan sebentar lagi mungkin sembuh." Tolak Lastri halus.

"Kamu ini kok ngeyel sih Las?! Sudah sini aku kerokin!"

Wawan menyelonong masuk dan sedikit mendorong tubuh Lastri hingga wanita itu mundur beberapa langkah.

Lastri kelabakan menghadapi suami dari kakak iparnya. Ia benar-benar takut jika ada yang melihat akan menimbulkan gosip yang tidak benar.

"Tapi Mas tidak boleh seperti ini?!" Lastri mencoba mengingatkan.

"Sini?!"

Wawan menarik selimut yang menutupi tubuh Lastri. Tentu saja itu membuat Lastri kalang kabut pasalnya ia hanya mengenakan daster berlengan pendek tanpa kerudung.

"Mas, jangan Mas!"

Lastri mencoba bertahan dengan mencengkeram kuat selimut yang menutupi dirinya.

"Kamu ini semakin berani ya?! Cepat buka!"

"Tidak Mas aku tidak mau! Sebaiknya Mas pulang saja, nanti aku bisa minta Mas Hendra buat kerokin aku. Mas tidak perlu repot!"

"Halah, nunggu Hendra kelamaan! Sini cepat!"

Wawan berusaha melepas selimut yang menutupi Lastri. Tapi Lastri terus berontak dan mencoba mempertahankan selimutnya.

"Jangan Mas, biar saja sama Mas Hendra nanti!"

Keributan itu terdengar sampai ke luar. Bahkan Seorang ibu-ibu yang melintas jadi penasaran karenanya. Ia pun masuk ke dalam rumah Lastri tanpa permisi.

"Ono opo toh iki?! Kok main tarik-tarikan segala!"

Tiba-tiba saja Dewi masuk ke dalam rumah Lastri dengan raut tidak senang juga terlihat begitu penasaran.

Ya Tuhan, tukang kepo sampai memergoki kami! Batin Lastri ngeri.

Siapa yang tidak kenal dengan Dewi di gang itu. Wanita yang hobi menyebar berita hingga menyebabkan gosip di kalangan ibu-ibu disana.

Wawan segera melepaskan tangannya dari selimut Lastri.

"Ternyata bahan selimut mu bagus Las. Nanti aku akan minta Tatik membeli yang seperti ini. Aku permisi dulu."

Wawan buru-buru meninggalkan rumah Lastri.

"Haah?"

Lastri melongo mendengar Wawan berkilah karena ke pergok tetangga mereka. Bahkan Dewi ikut memperhatikan selimut yang Lastri gunakan sampai mengeryitkan dahinya.

Selimut tipis bahkan kainnya serabutan dikatakan bagus oleh Wawan, tentu membuat Dewi tercengang.

"Kamu tidak apa-apa toh Las?"

"Iya Mbak, tidak apa-apa."

"Wong edan kui! Bisa-bisa ne cari kesempatan dalam kesempitan, dasar keluarga tidak bener!"

Lastri hanya bisa diam mendengar umpatan Dewi. Ia takut salah bicara pada tetangga yang terkenal julid itu.

"Aku dari tadi sudah curiga waktu dia ngajuin diri mau memanggilmu untuk ke rumah Bu Ida itu. Ternyata bener, dia mau berbuat sesuatu sama kamu. Kamu sakit toh Las? Aku belum mendengar kamu ke rumah itu." Ungkap Dewi.

Rupanya Dewi mendengar percakapan Wawan dan mertuanya karena rumahnya bersebelahan dengan rumah Bu Ida. Dan ternyata Dewi pun tahu bila Lastri ada di rumah itu.

"Mmm...anu, Mbak kok tahu aku belum kesana?" Tanya Lastri ragu-ragu.

"Tentu tahu dong! Kalau sudah terdengar suara Bu Ida dan Tatik marah-marah dengan suara lantang kayak pakai toa, itu berarti kamu lagi di sana."

"Oh begitu..." Ujar Lastri tersenyum dan tertunduk malu.

"Kamu sakit?"

Lastri menunduk. Takut dan ragu berbicara jujur.

"Sebenarnya... Aku tidak sakit Mbak. Hanya ingin istirahat sejenak karena lelah." Jawab Lastri tertunduk. Ternyata ia lebih takut dengan dosa sehingga ia berkata dengan jujur.

"Walah, gitu aja kamu takut Las. Biarin aja mereka bersihkan rumah sendiri, wong punya tangan dan kaki kok. Apalagi si Nilam itu harusnya bisa bantu ibunya. Penampilan memang oke, iya kalau dapet suami kaya yang tidak perlu turun tangan beresin rumah. Lah kalau dapat suami pas-pasan kayak kita, bisa apa dia?! Kamu manusia, bukan robot. Kalau lelah bilang saja pada mereka. Kalau keberatan kamu juga bilang, jangan mau di tindas. Kalau kamu terlihat lemah, mereka semakin berani menyiksa mu."

Lastri tertunduk. Ucapan Dewi begitu mengenai hatinya. Jika saja tidak memikirkan anak yang haus kasih sayang Ayahnya, tentu Lastri juga kepikiran untuk berpisah dari Hendra. Toh selama ini ia merasa hanya dirinya yang berharap pernikahan mereka akan harmonis seiring berjalannya waktu. Tapi nyatanya tidak.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Marlyne Lia Lyne

Marlyne Lia Lyne

nah kudu sadar Lastri ada tmn yg kesehatan klw lemah makin di tindas makanya lwan gknushbtakut di blng istri durhaka... balikin sj sua. i kshn uang semaunya jg durhaka gitu.. 😃😃.. gemes klw lihat istri diperlakukan sewenang wenang diam sj krn takut di nkng istri durhaka.

2024-05-12

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

rupanya tetangga yg di kira julid malah baik....itu si ipar kurang ajar minta di geprek tu telornya

2024-04-23

1

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

suami durhaka mertua nenek lampir ipar2 kurang ajar pertahankan terus lastri

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anak Sakit
2 Bab 2. Tukang Ngadu
3 Bab 3. Tukang Cuci
4 Bab 4. Status
5 Bab 5. Berkurang Lagi
6 Bab 6. Pembantu
7 Bab 7. Kompor
8 Bab 8. Boneka 1
9 Bab 9. Boneka 2
10 Bab 10. Makanan
11 Bab 11. Bertemu Wanita Lain
12 Bab 12. Selalu Salah
13 Bab 13. Mendapat Kabar
14 Bab 14. Bujuk Rayu Wawan
15 Bab 15. Surat
16 Bab 16. Pulang Kampung
17 Bab 17. Pura-pura Sakit
18 Bab 18. Mendadak Kaya
19 Bab 19. Rencana Menikah Lagi
20 Bab 20. Rencana Pulang
21 Bab 21. Perjalanan
22 Bab 22. Mencari Hendra
23 Bab 23. Pembohong
24 Bab 24. Tinggal Bersama
25 Bab 25. Pembalas Di Mulai
26 Bab 26. Tidak Mau Menurut Lagi
27 Bab 27. Nilam Jatuh
28 Bab 28. Nilam Keguguran
29 Bab 29. Sepupu Jauh
30 Bab 30. Ngambek
31 Bab 31. Seatap Dengan Madu
32 Bab 32. Melihat Properti
33 Bab 33. Perawatan Diri
34 Bab 34. Berkelit
35 Bab 35. Kembali Ke Rumah
36 Bab 36. Gertakan Sambal Lastri
37 Bab 37. Bertengkar
38 Bab 38. Rahasia
39 Bab 39. Murka
40 Bab 40. Jatuh Talak
41 Bab 41. Ratu Baru
42 Bab 42. Tamu Di Pagi Hari
43 Bab 43. Konsultasi Pengacara
44 Bab 44. Jalan - Jalan
45 Bab 45. Surat Gugatan
46 Bab 46. Sidang Mediasi
47 Bab 47. Nguber Lastri
48 Bab 48. Debat Sidang
49 Bab 49. Ribut
50 Bab 50. Hidup Hemat
51 Bab 51. Membeli Tanah Baru
52 Bab 52. Gelut Mulut
53 Bab 53. Wawan Dan Nilam
54 Bab 54. Bu Ida Jatuh Sakit
55 Bab 55. Bagi Tugas
56 Bab 56. Terbongkar
57 Bab 57. Antara Tatik Dan Nilam
58 Bab 58. Praha Rumah Tangga
59 Bab 59. Menjenguk Mantan Mertua
60 Bab 60. Pertemuan
61 Bab 61. Keinginan Indri Gagal
62 Bab 62. Laporan
63 Bab 63. Ketar Ketir
64 Bab 64. Pendekatan
65 Bab 65. Calon Keluarga Kecil
66 Bab 66. Dua Duka
67 Bab 67. Pulang Ke Desa
68 Bab 68. Sama-sama Susah
69 Bab 69. Menjadi Mahasiswa
70 Bab 70. Teman Baru
71 Bab 71. Di Curigai
72 Bab 72. Di Suruh Nikah Paksa
73 Bab 73. Di Pinang Juragan Tanah
74 Bab 74. Kedatangan Fahri
75 Bab 75. Fahri DiTabrak
76 Bab 76. Sah Jadi Nyonya Tersayang
77 Bab 77. Info Tentang Lastri
78 Bab 78. Di Serang Para Isteri
79 Bab 79. Aku Tidak Mencintaimu Lagi
80 Bab 80. Mengejar Lastri
81 Bab 81. Diah Menolak
82 Bab 82. Jawaban
83 Bab 83. Berita Lamaran
84 Bab 84. Bertemu Indri
85 Bab 85. Teguhkan Hati
86 Bab 86. Panik
87 Bab 87. Masuk Bui
88 Bab 88. Bertunangan
89 Bab 89. Di Bawa Hendra
90 Bab 90. Tidak Semudah Itu
91 Bab 91. Kaum Patah Hati
92 Bab 92. Menikah
93 Bab 93. Kembali Ke Kampus
94 Bab 94. Nilam Di Hajar Para Isteri
95 Bab 95. Menyambung Silahturahmi Yang Terputus
96 Bab 96. Kurang Adonan
97 Bab 97..Kabar Bahagia
98 Bab 98. Suami Siaga
99 Bab 99. Bagi Warisan
100 Bab 100. Jual Rumah
101 Bab 101. Tamu Tak Diundang
102 Bab 102. Menolak Rujuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1. Anak Sakit
2
Bab 2. Tukang Ngadu
3
Bab 3. Tukang Cuci
4
Bab 4. Status
5
Bab 5. Berkurang Lagi
6
Bab 6. Pembantu
7
Bab 7. Kompor
8
Bab 8. Boneka 1
9
Bab 9. Boneka 2
10
Bab 10. Makanan
11
Bab 11. Bertemu Wanita Lain
12
Bab 12. Selalu Salah
13
Bab 13. Mendapat Kabar
14
Bab 14. Bujuk Rayu Wawan
15
Bab 15. Surat
16
Bab 16. Pulang Kampung
17
Bab 17. Pura-pura Sakit
18
Bab 18. Mendadak Kaya
19
Bab 19. Rencana Menikah Lagi
20
Bab 20. Rencana Pulang
21
Bab 21. Perjalanan
22
Bab 22. Mencari Hendra
23
Bab 23. Pembohong
24
Bab 24. Tinggal Bersama
25
Bab 25. Pembalas Di Mulai
26
Bab 26. Tidak Mau Menurut Lagi
27
Bab 27. Nilam Jatuh
28
Bab 28. Nilam Keguguran
29
Bab 29. Sepupu Jauh
30
Bab 30. Ngambek
31
Bab 31. Seatap Dengan Madu
32
Bab 32. Melihat Properti
33
Bab 33. Perawatan Diri
34
Bab 34. Berkelit
35
Bab 35. Kembali Ke Rumah
36
Bab 36. Gertakan Sambal Lastri
37
Bab 37. Bertengkar
38
Bab 38. Rahasia
39
Bab 39. Murka
40
Bab 40. Jatuh Talak
41
Bab 41. Ratu Baru
42
Bab 42. Tamu Di Pagi Hari
43
Bab 43. Konsultasi Pengacara
44
Bab 44. Jalan - Jalan
45
Bab 45. Surat Gugatan
46
Bab 46. Sidang Mediasi
47
Bab 47. Nguber Lastri
48
Bab 48. Debat Sidang
49
Bab 49. Ribut
50
Bab 50. Hidup Hemat
51
Bab 51. Membeli Tanah Baru
52
Bab 52. Gelut Mulut
53
Bab 53. Wawan Dan Nilam
54
Bab 54. Bu Ida Jatuh Sakit
55
Bab 55. Bagi Tugas
56
Bab 56. Terbongkar
57
Bab 57. Antara Tatik Dan Nilam
58
Bab 58. Praha Rumah Tangga
59
Bab 59. Menjenguk Mantan Mertua
60
Bab 60. Pertemuan
61
Bab 61. Keinginan Indri Gagal
62
Bab 62. Laporan
63
Bab 63. Ketar Ketir
64
Bab 64. Pendekatan
65
Bab 65. Calon Keluarga Kecil
66
Bab 66. Dua Duka
67
Bab 67. Pulang Ke Desa
68
Bab 68. Sama-sama Susah
69
Bab 69. Menjadi Mahasiswa
70
Bab 70. Teman Baru
71
Bab 71. Di Curigai
72
Bab 72. Di Suruh Nikah Paksa
73
Bab 73. Di Pinang Juragan Tanah
74
Bab 74. Kedatangan Fahri
75
Bab 75. Fahri DiTabrak
76
Bab 76. Sah Jadi Nyonya Tersayang
77
Bab 77. Info Tentang Lastri
78
Bab 78. Di Serang Para Isteri
79
Bab 79. Aku Tidak Mencintaimu Lagi
80
Bab 80. Mengejar Lastri
81
Bab 81. Diah Menolak
82
Bab 82. Jawaban
83
Bab 83. Berita Lamaran
84
Bab 84. Bertemu Indri
85
Bab 85. Teguhkan Hati
86
Bab 86. Panik
87
Bab 87. Masuk Bui
88
Bab 88. Bertunangan
89
Bab 89. Di Bawa Hendra
90
Bab 90. Tidak Semudah Itu
91
Bab 91. Kaum Patah Hati
92
Bab 92. Menikah
93
Bab 93. Kembali Ke Kampus
94
Bab 94. Nilam Di Hajar Para Isteri
95
Bab 95. Menyambung Silahturahmi Yang Terputus
96
Bab 96. Kurang Adonan
97
Bab 97..Kabar Bahagia
98
Bab 98. Suami Siaga
99
Bab 99. Bagi Warisan
100
Bab 100. Jual Rumah
101
Bab 101. Tamu Tak Diundang
102
Bab 102. Menolak Rujuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!