Bab 5. Berkurang Lagi

Bab 5. Berkurang Lagi

POV Lastri

Hampir setiap hari aku mendapat kiriman pesan gambar dari Mbak Yuli yang memantau status mereka. Dan hampir semua gambar itu berisi postingan mereka yang pergi jalan-jalan maupun makan bersama.

Sedih sekali rasanya, saat aku dan Diah hanya berdua disini dan makan seadanya, Mas Hendra dan keluarganya bersenang-senang di luar sana tanpa mengajak kami.

Apa seperti ini pernikahan yang aku harapkan? Tidak. Pernikahan dalam bayangan ku adalah pernikahan yang bahagia meski hidup sederhana seperti kedua orang tua ku. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Dan aku menyesal telah memaksa Mas Hendra untuk bertanggung jawab menikahiku karena ia telah menodaiku dengan cara liciknya.

Masa itu aku bertemu Mas Hendra yang berkunjung ke kampung untuk pendataan warga. Aku dulu kembang desa di Kampung ku, meski setelah menikah dengan Mas Hendra wajahku kusam dan tak lagi menarik. Ketika aku terus menolak di dekati, Mas Hendra terus gencar berusaha mendekatiku. Lalu suatu hari, aku mas Hendra ingin berbicara penting padaku, aku pun di ajak pergi ke suatu tempat. Disana lah aku di gauli setelah di beri obat tidur.

Perbuatan Mas Hendra ketahuan oleh fahri, lelaki yang ku kenal sejak kecil. Lalu fahri pun melaporkannya kepada orang tuaku, juga ke Kepala Desa. Mas Hendra di tangkap dan akan di jebloskan ke penjara. Lalu keluarga Mas Hendra datang membujuk orang tuaku dan minta berdamai secara kekeluargaan dengan memintaku untuk di jadikan istri Mas Hendra.

Kami pun menikah, dan aku di sambut baik keluarga Mas Hendra. Mas Hendra memperlakukan aku bak putri raja. Namun itu hanya berlangsung 2 bulan setelah kami menikah dan tinggal di rumah sepetak yang dibeli ketika Ayah mertua masih hidup.

Rumah itu dibeli ayah mertua sebagai hadiah atas pernikahan Mas Hendra dengan ku. Lalu dua bulan setelah aku tinggal di sana, ayah mertua meninggal. Dan sejak saat itu lah, sedikit demi sedikit perubahan Mas Hendra dan keluarganya mulai terlihat hingga saat ini, yang tersisa hanya ketidak sukaan mereka terhadapku.

***

Mas Hendra pulang dengan sepeda motornya. Aku tidak pernah melihat di mana mobil baru itu ia bawa.

Wajahnya tampak lelah memasuki rumah. Ia pun duduk di kursi ruang tamu dan melepas sepatunya.

"Las! Lastri!!"

"Iya Mas."

Aku duduk di dekat Mas Hendra, mengambil sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu.

"Nih buat belanja bulanan. Jangan boros-boros karena aku tidak ada uang lagi."

Mas Hendra meletakkan tumpukan uang 50 ribu di atas meja. Aku pun mengambilnya dan menghitungnya sekilas. 650 ribu! Mas Hendra mengurangi lagi uang untukku.

"Kenapa hanya 650 ribu Mas? Kenapa kamu terus mengurangi uang untuk belanja di rumah ini?! Ini tidak cukup Mas!"

Aku kesal dan kecewa pada Mas Hendra yang mengurangi lagi jatah uang belanja bulanan untuk rumah ini. Ia terus melakukannya sesuka hati. Tidakkah dia tahu 700 ribu saja kurang. Apalagi hanya di beri 650 ribu saja untuk menanggung semuanya.

"Kamu itu wanita tidak tahu bersyukur! Masih untung aku kasih uang. Gajiku tidak utuh bulan ini, karena ada potongan kantor."

Deg, jantungku sakit di katakan wanita tidak tahu bersyukur.

"Potongan apa Mas?" Tanyaku.

Setahuku Mas Hendra tidak pernah mengatakan sebelumnya, kalau akan ada potongan kantor. Apa itu jangan-jangan karena mobil baru? Apa kamu mencoba menutupinya dari ku Mas?

"Kamu tidak perlu tahu itu!"

Aku membuang napas berat.

"Apa itu karena mobil baru yang Mas beli?" Tanyaku mencoba menyelidiki.

Raut wajah Mas Hendra berubah ketika aku menyebut mobil baru. Sepertinya itu benar, karena mobil baru itu, uang bulanan untukku di kurangi lagi. Apa mobil itu dia beli dengan mencicil lewat potongan kantor? Sungguh terlalu kamu Mas. Di rumah kamu tidak peduli apa yang anak istri mu makan. Tapi di luar kamu bahagiakan semua anggota keluarga di atas penderitaan kami. Hatiku sakit...

Kembali aku menghela napas berat.

"Aku tahu Mas membeli mobil baru. Kalian sering pergi jalan-jalan tapi tidak pernah mengajak Diah. Kenapa Mas? Kenapa Mas tidak pernah mempedulikan anak kandung Mas sendiri. Bahkan Mas begitu sangat perhatian terhadap Dion dan Marla."

"Tahu dari mana kamu? Jangan mengatakan sesuatu yang tidak ada kejelasannya! Di kantor sekarang memang ada potongan untuk asuransi kerja."

Tidak mungkin apa yang di kirim oleh mbak Yuli itu salah. Jelas-jelas status Nilam dan mbak Tatik sudah menunjukkan semuanya. Baiklah akan ku buktikan dengan mataku sendiri kalau kamu membeli mobil itu mas!

"Baiklah Mas. Tapi Mas juga jangan protes kalau setelah ini aku tidak akan membeli telur atau ikan untuk Mas. Kita akan sama-sama makan tahu dan tempe." Kataku.

"Tidak bisa gitu dong!"

Mas Hendra protes mendengar hanya akan makan lauk tahu dan tempe yang akan aku suguhkan untuknya.

"Kalau begitu Mas bisa tambahin dari jatah Mas saja."

"Tidak bisa begitu Lastri! Kemarin-kemarin saja, uang segitu tidak cukup untukku."

"Mas, itu hanya untuk Mas sendiri. Apa Mas juga tidak bisa sedikit berhemat agar uang belanja untuk di rumah ini cukup? Mas sendiri dengan uang segitu tidak cukup, lalu bagaimana aku yang harus mengatur semua keperluan kita di rumah ini Mas?!"

Mas Hendra terdiam sesaat.

"Aaah, sudahlah. Bagaimana pun caranya kamu harus mengatur agar itu cukup!"

"Tapi Mas..."

"Aahh! Pusing aku di rumah ini. Lebih baik aku kerumah ibu dan makan enak disana."

"Mas..., Mas Hendra!"

Aku meremas ujung daster ku melihat sikap Mas Hendra yang mau menang sendiri. Bahkan ia hanya memikirkan kenyamanannya sendiri.

"Bu, Diah laper...."

Diah keluar dari kamarnya sambil memegang perutnya. Membayangkan Mas Hendra makan enak di rumah ibunya, aku jadi tidak tega melihat anakku yang jarang sekali makan enak. Baiklah, seperti katamu Mas. Aku akan mengatur uang belanja dengan sebaik-sebaiknya.

"Diah mau makan ayam krispy?" Tanyaku.

Mata Diah berbinar mendengar ayam krispy. Kasihan anakku. Kamu yang sabar ya Nak, meskipun kamu tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Ayahmu, tapi ibu akan memberikannya berlimpah untukmu.

"Mau Bu!"

"Baiklah, ayo kita pergi beli ayam krispy."

"Yeeee...!"

Diah melompat-lompat kegirangan. Aku lalu menutup pintu rumah dengan rapat dan pergi bersama Diah dengan berjalan kaki membeli ayam krispy yang di jual mbak Edah di ujung gang kami.

Dengan langkah senang sambil berdendang riang,

Diah mengikuti langkahku menuju kesana. Aku pun senang melihat senyum cerah di wajah anakku.

Lihat saja Mas! Mulai sekarang aku juga tidak akan peduli dengan keponakanmu yang sering numpang makan di rumah kita. Bukan aku yang jahat, tapi orang tua mereka yang jahat karena tidak memberikan Dion dan Marla makanan yang cukup. Dan aku pun beguru padamu yang mengajarkan aku untuk pilih kasih pada orang-orang yang lebih aku sayangi.

Bersambung...

Note : Tolong dukungannya untuk novel ku, walau tidak mau komen, sekedar like pun tak apa🙏🥺

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

begitu dong jgn mau ditindas terus cari kerja tambahan jgn lagi mau diperbudak ipar3mu itu kalau mertuamu mau cuci pakaiannya boleh2 saja baik boleh terlampau baik itu bodoh namanya

2024-05-14

0

Marlyne Lia Lyne

Marlyne Lia Lyne

jangan terlalu BDI dramtisir. dan jg jangn terlalu lemah mau sj di tindas sm mertua dengan dluh takut di bkng istri durhaka...

2024-05-12

0

Rafi Farisi

Rafi Farisi

gtu kek dr kmrin. gk ush mikir jd istri durhaka, lakik cem firaun pun. 😏😏

2024-05-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anak Sakit
2 Bab 2. Tukang Ngadu
3 Bab 3. Tukang Cuci
4 Bab 4. Status
5 Bab 5. Berkurang Lagi
6 Bab 6. Pembantu
7 Bab 7. Kompor
8 Bab 8. Boneka 1
9 Bab 9. Boneka 2
10 Bab 10. Makanan
11 Bab 11. Bertemu Wanita Lain
12 Bab 12. Selalu Salah
13 Bab 13. Mendapat Kabar
14 Bab 14. Bujuk Rayu Wawan
15 Bab 15. Surat
16 Bab 16. Pulang Kampung
17 Bab 17. Pura-pura Sakit
18 Bab 18. Mendadak Kaya
19 Bab 19. Rencana Menikah Lagi
20 Bab 20. Rencana Pulang
21 Bab 21. Perjalanan
22 Bab 22. Mencari Hendra
23 Bab 23. Pembohong
24 Bab 24. Tinggal Bersama
25 Bab 25. Pembalas Di Mulai
26 Bab 26. Tidak Mau Menurut Lagi
27 Bab 27. Nilam Jatuh
28 Bab 28. Nilam Keguguran
29 Bab 29. Sepupu Jauh
30 Bab 30. Ngambek
31 Bab 31. Seatap Dengan Madu
32 Bab 32. Melihat Properti
33 Bab 33. Perawatan Diri
34 Bab 34. Berkelit
35 Bab 35. Kembali Ke Rumah
36 Bab 36. Gertakan Sambal Lastri
37 Bab 37. Bertengkar
38 Bab 38. Rahasia
39 Bab 39. Murka
40 Bab 40. Jatuh Talak
41 Bab 41. Ratu Baru
42 Bab 42. Tamu Di Pagi Hari
43 Bab 43. Konsultasi Pengacara
44 Bab 44. Jalan - Jalan
45 Bab 45. Surat Gugatan
46 Bab 46. Sidang Mediasi
47 Bab 47. Nguber Lastri
48 Bab 48. Debat Sidang
49 Bab 49. Ribut
50 Bab 50. Hidup Hemat
51 Bab 51. Membeli Tanah Baru
52 Bab 52. Gelut Mulut
53 Bab 53. Wawan Dan Nilam
54 Bab 54. Bu Ida Jatuh Sakit
55 Bab 55. Bagi Tugas
56 Bab 56. Terbongkar
57 Bab 57. Antara Tatik Dan Nilam
58 Bab 58. Praha Rumah Tangga
59 Bab 59. Menjenguk Mantan Mertua
60 Bab 60. Pertemuan
61 Bab 61. Keinginan Indri Gagal
62 Bab 62. Laporan
63 Bab 63. Ketar Ketir
64 Bab 64. Pendekatan
65 Bab 65. Calon Keluarga Kecil
66 Bab 66. Dua Duka
67 Bab 67. Pulang Ke Desa
68 Bab 68. Sama-sama Susah
69 Bab 69. Menjadi Mahasiswa
70 Bab 70. Teman Baru
71 Bab 71. Di Curigai
72 Bab 72. Di Suruh Nikah Paksa
73 Bab 73. Di Pinang Juragan Tanah
74 Bab 74. Kedatangan Fahri
75 Bab 75. Fahri DiTabrak
76 Bab 76. Sah Jadi Nyonya Tersayang
77 Bab 77. Info Tentang Lastri
78 Bab 78. Di Serang Para Isteri
79 Bab 79. Aku Tidak Mencintaimu Lagi
80 Bab 80. Mengejar Lastri
81 Bab 81. Diah Menolak
82 Bab 82. Jawaban
83 Bab 83. Berita Lamaran
84 Bab 84. Bertemu Indri
85 Bab 85. Teguhkan Hati
86 Bab 86. Panik
87 Bab 87. Masuk Bui
88 Bab 88. Bertunangan
89 Bab 89. Di Bawa Hendra
90 Bab 90. Tidak Semudah Itu
91 Bab 91. Kaum Patah Hati
92 Bab 92. Menikah
93 Bab 93. Kembali Ke Kampus
94 Bab 94. Nilam Di Hajar Para Isteri
95 Bab 95. Menyambung Silahturahmi Yang Terputus
96 Bab 96. Kurang Adonan
97 Bab 97..Kabar Bahagia
98 Bab 98. Suami Siaga
99 Bab 99. Bagi Warisan
100 Bab 100. Jual Rumah
101 Bab 101. Tamu Tak Diundang
102 Bab 102. Menolak Rujuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1. Anak Sakit
2
Bab 2. Tukang Ngadu
3
Bab 3. Tukang Cuci
4
Bab 4. Status
5
Bab 5. Berkurang Lagi
6
Bab 6. Pembantu
7
Bab 7. Kompor
8
Bab 8. Boneka 1
9
Bab 9. Boneka 2
10
Bab 10. Makanan
11
Bab 11. Bertemu Wanita Lain
12
Bab 12. Selalu Salah
13
Bab 13. Mendapat Kabar
14
Bab 14. Bujuk Rayu Wawan
15
Bab 15. Surat
16
Bab 16. Pulang Kampung
17
Bab 17. Pura-pura Sakit
18
Bab 18. Mendadak Kaya
19
Bab 19. Rencana Menikah Lagi
20
Bab 20. Rencana Pulang
21
Bab 21. Perjalanan
22
Bab 22. Mencari Hendra
23
Bab 23. Pembohong
24
Bab 24. Tinggal Bersama
25
Bab 25. Pembalas Di Mulai
26
Bab 26. Tidak Mau Menurut Lagi
27
Bab 27. Nilam Jatuh
28
Bab 28. Nilam Keguguran
29
Bab 29. Sepupu Jauh
30
Bab 30. Ngambek
31
Bab 31. Seatap Dengan Madu
32
Bab 32. Melihat Properti
33
Bab 33. Perawatan Diri
34
Bab 34. Berkelit
35
Bab 35. Kembali Ke Rumah
36
Bab 36. Gertakan Sambal Lastri
37
Bab 37. Bertengkar
38
Bab 38. Rahasia
39
Bab 39. Murka
40
Bab 40. Jatuh Talak
41
Bab 41. Ratu Baru
42
Bab 42. Tamu Di Pagi Hari
43
Bab 43. Konsultasi Pengacara
44
Bab 44. Jalan - Jalan
45
Bab 45. Surat Gugatan
46
Bab 46. Sidang Mediasi
47
Bab 47. Nguber Lastri
48
Bab 48. Debat Sidang
49
Bab 49. Ribut
50
Bab 50. Hidup Hemat
51
Bab 51. Membeli Tanah Baru
52
Bab 52. Gelut Mulut
53
Bab 53. Wawan Dan Nilam
54
Bab 54. Bu Ida Jatuh Sakit
55
Bab 55. Bagi Tugas
56
Bab 56. Terbongkar
57
Bab 57. Antara Tatik Dan Nilam
58
Bab 58. Praha Rumah Tangga
59
Bab 59. Menjenguk Mantan Mertua
60
Bab 60. Pertemuan
61
Bab 61. Keinginan Indri Gagal
62
Bab 62. Laporan
63
Bab 63. Ketar Ketir
64
Bab 64. Pendekatan
65
Bab 65. Calon Keluarga Kecil
66
Bab 66. Dua Duka
67
Bab 67. Pulang Ke Desa
68
Bab 68. Sama-sama Susah
69
Bab 69. Menjadi Mahasiswa
70
Bab 70. Teman Baru
71
Bab 71. Di Curigai
72
Bab 72. Di Suruh Nikah Paksa
73
Bab 73. Di Pinang Juragan Tanah
74
Bab 74. Kedatangan Fahri
75
Bab 75. Fahri DiTabrak
76
Bab 76. Sah Jadi Nyonya Tersayang
77
Bab 77. Info Tentang Lastri
78
Bab 78. Di Serang Para Isteri
79
Bab 79. Aku Tidak Mencintaimu Lagi
80
Bab 80. Mengejar Lastri
81
Bab 81. Diah Menolak
82
Bab 82. Jawaban
83
Bab 83. Berita Lamaran
84
Bab 84. Bertemu Indri
85
Bab 85. Teguhkan Hati
86
Bab 86. Panik
87
Bab 87. Masuk Bui
88
Bab 88. Bertunangan
89
Bab 89. Di Bawa Hendra
90
Bab 90. Tidak Semudah Itu
91
Bab 91. Kaum Patah Hati
92
Bab 92. Menikah
93
Bab 93. Kembali Ke Kampus
94
Bab 94. Nilam Di Hajar Para Isteri
95
Bab 95. Menyambung Silahturahmi Yang Terputus
96
Bab 96. Kurang Adonan
97
Bab 97..Kabar Bahagia
98
Bab 98. Suami Siaga
99
Bab 99. Bagi Warisan
100
Bab 100. Jual Rumah
101
Bab 101. Tamu Tak Diundang
102
Bab 102. Menolak Rujuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!