Bab 15. Surat

Bab 15. Surat

POV Author

"Hendra, apa si Lastri itu benar-benar sakit?" Tanya Bu Ida melalui via telpon.

"Tadi waktu aku mau pergi dia memang tampak lemah sih Bu."

"Duh, jadi siapa dong yang bersihin rumah Ibu? Ibu capek hari ini Hendra."

"Suruh si Nilam dulu deh Bu. Biar Lastri istirahat sehari. Kalau sampai sakitnya berkepanjangan dan mesti di bawa ke dokter apalagi rumah sakit, kan jadi makin banyak biaya Bu."

"Bener juga ya. Ya sudah, Ibu suruh Nilam saja."

"Iya, Nilam aja. Nanti Lastri sehat aku suruh bantu Ibu lagi."

"Iya. Sudah ya."

Telpon di tutup.

Bu Ida pun beranjak dari duduknya guna menghampiri kamar anak bungsunya.

"Nilam...! Nilam...!"

Bu Ida setengah berteriak memanggil Nilam yang berada dalam kamarnya.

Tidak lama, wajah kusut Nilam pun terlihat dari balik pintu.

"Ada apa sih Bu? Ibu ganggu aja!" Kata Nilam dengan wajah cemberut.

Bu Ida tak kalah membalas raut wajah Nilam dengan tatapan tajam.

"Sana cuci piring, baju dan nyapu! Kerjaan mu cuma dekam aja dalam kamar. Emang kamu lagi ngeram?!"

"Dih Ibu, emang aku ayam yang lagi ngeram telor?! Kok jadi aku yang ngerjain pekerjaan rumah, kan harusnya Lastri dekil itu Bu?!"

"Dia lagi sakit. Mas mu suruh dia biar istirahat saja."

"Ih, enak bener dia!"

"Kalau sakitnya parah terus ke rumah sakit, kamu mau biayai pengobatannya?!"

"Ya tidak lah Bu! Itu kan tidak sedikit biayanya?! Mana punya aku uang banyak."

"Makanya jangan protes! Cepat sana, beres rumah!"

"Kenapa tidak Mbak Tatik aja. Toh si kembar yang bikin berantakin rumah?!"

"Enak saja kamu! Kan kamu yang di suruh Ibu." Sambar Tatik tidak ingin di salahkan.

"Loh, Mbak ikut andil dong?! Kan Mbak tiap hari nongkrongin rumah ibu. Pantas saja rumah disana bersih dan rapi, berantakinnya disini sih!"

"Kamu itu ya?!"

Tatik segera berdiri dan ingin memukul adiknya.

"Eh, sudah! Sudah!"

Wawan segera memeluk istrinya, untuk menahan agar tidak berdekatan dengan Nilam.

"Biarin Mas sesekali perlu ku jambak rambutnya!" Geram Tatik.

"Enak aja!" Sahut Nilam tidak mau kalah.

"Sudah Tik, kamu tidak perlu marah-marah. Nilam sana cepat pergi...!" Ujar Wawan.

"Sana Nilam!"

Kali ini Bu Ida ikut memerintahkan.

"Ck!!"

Mau tidak mau, Nilam mengikuti perintah Wawan dan ibunya. Ia pun berlalu dari hadapan mereka sambil menghentakan kaki.

***

Di tempat yang berbeda.

Dua orang insan yang sedang di mabuk asmara, Hendra dan Rara sedang mengamati para pekerja yang sedang sibuk bergelut dengan bata, semen dan juga pasir. Mereka sedang melihat pembangunan rumah baru yang sudah berjalan 60%. Rencananya rumah yang berukuran besar dan memiliki tiga kamar itu akan di tinggali oleh Hendra dan Rara yang akan segera di nikahi olehnya.

"Siapa yang nelpon sih Mas?" Tanya Rara ketika Hendra masukan kembali handphonenya ke saku celana.

"Ibu. Kerepotan tidak ada yang beresin rumah. Karena Lastri sedang sakit." Ungkap Hendra.

Rara cemberut mendengar nama Lastri.

"Kalau kita menikah nanti aku tidak mau ya Mas, jadi kayak istri kamu itu, pembantu!" Kata Rara dengan tatapan mengintimidasi.

"Ya tidak dong sayang..., bisa di marahi Papamu nanti aku biarin anak kesayangannya bekerja kasar."

"Harus serba praktis ya Mas, baju laundry, makan beli jadi dan bersihin rumah pakai jasa cleaning service." Tuntut Rara

"Iya sayang...."

Hendra menyanggupi permintaan Rara. Karena ia berpikir, mereka berdua pasti bisa hidup nyaman dengan dua gaji yang sama besarnya.

"Terus istri kamu itu bagaimana Mas?"

"Kamu tenang saja. Aku berencana membuat surat yang akan dia tanda tangani olehnya. Isinya penyataan bahwa dia menyetujui aku menikah lagi. Dengan dalih tugas dinas keluar kota, aku akan tinggal denganmu. Biar saja Lastri tetap menjadi istriku, sebagai pembantu Ibu."

"Terus rumah kalian gimana? Pasti nanti jadi besar Mas kalau membiayai dua dapur."

"Rumah itu akan aku sewakan. Hasilnya bisa buat ibu dan kamu. Si Lastri akan aku suruh tinggal di kamar belakang. Untuk dia dan Diah, kamar itu pasti cukup.

"Kok ibu juga dikasih sih Mas? Itu kan uang kamu?!" Protes Rara.

Hendra menghela napas. Berpikir sejenak untuk memberi pengertian kepada kekasihnya.

"Ibu selalu mendoakan kesuksesan ku sayang. Jadi sepantasnya aku berbakti kepada ibuku. Yang terpenting jatah mu lebih besar dari ibu. Sudah, jangan cemburu ya..."

Hendra mengambil dagu Rara yang berwajah di tekuk seribu. Lalu mencium pipinya hingga wajah itu berubah bersemu.

"Aku mau mempersiapkan dulu surat-surat yang akan di tanda tangani oleh Lastri. Kamu bantu ya?"

"Apa dia nanti tidak curiga Mas?"

"Surat untuk rencana kita akan aku selipkan di tengah. Jadi dia tidak akan mungkin membacanya. Aku juga akan membuat surat bohongan untuk ijin tugas ke luar kota."

Rara tersenyum mendengar rencana kekasihnya. Setelah mereka melihat rumah masa depan mereka. Mereka pun pergi ke rumah Rara untuk membuat berkas palsu untuk Lastri.

***

Malam kian larut. Hendra baru saja memarkirkan sepeda motornya ketika lampu di dalam rumahnya sudah gelap. Ia pun membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia bawa, lalu masuk ke dalam rumah tanpa menimbulkan keributan.

Ini saat yang tepat! Batin Hendra.

Setelah memastikan kembali pintu terkunci, Hendra masuk ke dalam kamar mereka.

"Las, Lastri bangun sebentar."

Hendra berusaha membangun Lastri dengan menepuk pelan bahu istrinya.

Lastri langsung tersadar dengan mengerjap pelan. Lalu menoleh pada Hendra dengan temaram lampu yang remang-remang.

"Mas sudah pulang? Ada apa, apa Mas lapar?"

"Tidak. Aku hanya ingin minta tanda tanganmu. Ini surat persetujuan suami istri, kalau aku di pindah tugaskan ke luar kota."

Hendra menunjukkan beberapa lembar kertas di tangannya beserta pulpen yang telah di siapkan. Lastri pun membaca sekilas Kop surat itu dengan kesadaran yang belum penuh karena mengantuk.

"Sudah, jangan terlalu di baca. Tanda tangan saja. Besok pagi aku sudah harus memberikan kepada atasanku. Setelah tanda tangan, kamu bisa istirahat lagi. Besok kalau masih kurang sehat, tidak usah kerumah ibu dulu."

Lastri membaca sekilas isi surat di halaman pertama itu. Tertera data-data Hendra serta penyataan bahwa siap di pindah tugaskan. Ia pun lalu membubuhkan tanda tangannya sesuai yang Hendra arahkan.

"Tidur lah..." Ujar Hendra sambil membelai pucuk kepala Lastri sambil tersenyum setelah semua kertas sudah di tanda tangani oleh Lastri.

"Iya Mas."

Lastri ikut membalas senyum itu, dan kembali merebahkan dirinya. Dan tidak lama kemudian ia pun terlelap kembali dalam mimpinya.

Akhirnya, aku bisa menikahi Rara secara hukum, batin Hendra senang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

Lastri Lastri begitu nodohkah kamu semoga penulis mengubah keadaan Lastri ke yg lebih baik

2024-05-14

0

𝑆𝐴𝑇𝑟𝑖𝑜

𝑆𝐴𝑇𝑟𝑖𝑜

semoga surat cerai ajalah . biar Lastri bebas./Drowsy/

2024-04-26

0

Marlyne Lia Lyne

Marlyne Lia Lyne

Lastri ternyata memang gk peka dan bodoh ya...

2024-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anak Sakit
2 Bab 2. Tukang Ngadu
3 Bab 3. Tukang Cuci
4 Bab 4. Status
5 Bab 5. Berkurang Lagi
6 Bab 6. Pembantu
7 Bab 7. Kompor
8 Bab 8. Boneka 1
9 Bab 9. Boneka 2
10 Bab 10. Makanan
11 Bab 11. Bertemu Wanita Lain
12 Bab 12. Selalu Salah
13 Bab 13. Mendapat Kabar
14 Bab 14. Bujuk Rayu Wawan
15 Bab 15. Surat
16 Bab 16. Pulang Kampung
17 Bab 17. Pura-pura Sakit
18 Bab 18. Mendadak Kaya
19 Bab 19. Rencana Menikah Lagi
20 Bab 20. Rencana Pulang
21 Bab 21. Perjalanan
22 Bab 22. Mencari Hendra
23 Bab 23. Pembohong
24 Bab 24. Tinggal Bersama
25 Bab 25. Pembalas Di Mulai
26 Bab 26. Tidak Mau Menurut Lagi
27 Bab 27. Nilam Jatuh
28 Bab 28. Nilam Keguguran
29 Bab 29. Sepupu Jauh
30 Bab 30. Ngambek
31 Bab 31. Seatap Dengan Madu
32 Bab 32. Melihat Properti
33 Bab 33. Perawatan Diri
34 Bab 34. Berkelit
35 Bab 35. Kembali Ke Rumah
36 Bab 36. Gertakan Sambal Lastri
37 Bab 37. Bertengkar
38 Bab 38. Rahasia
39 Bab 39. Murka
40 Bab 40. Jatuh Talak
41 Bab 41. Ratu Baru
42 Bab 42. Tamu Di Pagi Hari
43 Bab 43. Konsultasi Pengacara
44 Bab 44. Jalan - Jalan
45 Bab 45. Surat Gugatan
46 Bab 46. Sidang Mediasi
47 Bab 47. Nguber Lastri
48 Bab 48. Debat Sidang
49 Bab 49. Ribut
50 Bab 50. Hidup Hemat
51 Bab 51. Membeli Tanah Baru
52 Bab 52. Gelut Mulut
53 Bab 53. Wawan Dan Nilam
54 Bab 54. Bu Ida Jatuh Sakit
55 Bab 55. Bagi Tugas
56 Bab 56. Terbongkar
57 Bab 57. Antara Tatik Dan Nilam
58 Bab 58. Praha Rumah Tangga
59 Bab 59. Menjenguk Mantan Mertua
60 Bab 60. Pertemuan
61 Bab 61. Keinginan Indri Gagal
62 Bab 62. Laporan
63 Bab 63. Ketar Ketir
64 Bab 64. Pendekatan
65 Bab 65. Calon Keluarga Kecil
66 Bab 66. Dua Duka
67 Bab 67. Pulang Ke Desa
68 Bab 68. Sama-sama Susah
69 Bab 69. Menjadi Mahasiswa
70 Bab 70. Teman Baru
71 Bab 71. Di Curigai
72 Bab 72. Di Suruh Nikah Paksa
73 Bab 73. Di Pinang Juragan Tanah
74 Bab 74. Kedatangan Fahri
75 Bab 75. Fahri DiTabrak
76 Bab 76. Sah Jadi Nyonya Tersayang
77 Bab 77. Info Tentang Lastri
78 Bab 78. Di Serang Para Isteri
79 Bab 79. Aku Tidak Mencintaimu Lagi
80 Bab 80. Mengejar Lastri
81 Bab 81. Diah Menolak
82 Bab 82. Jawaban
83 Bab 83. Berita Lamaran
84 Bab 84. Bertemu Indri
85 Bab 85. Teguhkan Hati
86 Bab 86. Panik
87 Bab 87. Masuk Bui
88 Bab 88. Bertunangan
89 Bab 89. Di Bawa Hendra
90 Bab 90. Tidak Semudah Itu
91 Bab 91. Kaum Patah Hati
92 Bab 92. Menikah
93 Bab 93. Kembali Ke Kampus
94 Bab 94. Nilam Di Hajar Para Isteri
95 Bab 95. Menyambung Silahturahmi Yang Terputus
96 Bab 96. Kurang Adonan
97 Bab 97..Kabar Bahagia
98 Bab 98. Suami Siaga
99 Bab 99. Bagi Warisan
100 Bab 100. Jual Rumah
101 Bab 101. Tamu Tak Diundang
102 Bab 102. Menolak Rujuk
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1. Anak Sakit
2
Bab 2. Tukang Ngadu
3
Bab 3. Tukang Cuci
4
Bab 4. Status
5
Bab 5. Berkurang Lagi
6
Bab 6. Pembantu
7
Bab 7. Kompor
8
Bab 8. Boneka 1
9
Bab 9. Boneka 2
10
Bab 10. Makanan
11
Bab 11. Bertemu Wanita Lain
12
Bab 12. Selalu Salah
13
Bab 13. Mendapat Kabar
14
Bab 14. Bujuk Rayu Wawan
15
Bab 15. Surat
16
Bab 16. Pulang Kampung
17
Bab 17. Pura-pura Sakit
18
Bab 18. Mendadak Kaya
19
Bab 19. Rencana Menikah Lagi
20
Bab 20. Rencana Pulang
21
Bab 21. Perjalanan
22
Bab 22. Mencari Hendra
23
Bab 23. Pembohong
24
Bab 24. Tinggal Bersama
25
Bab 25. Pembalas Di Mulai
26
Bab 26. Tidak Mau Menurut Lagi
27
Bab 27. Nilam Jatuh
28
Bab 28. Nilam Keguguran
29
Bab 29. Sepupu Jauh
30
Bab 30. Ngambek
31
Bab 31. Seatap Dengan Madu
32
Bab 32. Melihat Properti
33
Bab 33. Perawatan Diri
34
Bab 34. Berkelit
35
Bab 35. Kembali Ke Rumah
36
Bab 36. Gertakan Sambal Lastri
37
Bab 37. Bertengkar
38
Bab 38. Rahasia
39
Bab 39. Murka
40
Bab 40. Jatuh Talak
41
Bab 41. Ratu Baru
42
Bab 42. Tamu Di Pagi Hari
43
Bab 43. Konsultasi Pengacara
44
Bab 44. Jalan - Jalan
45
Bab 45. Surat Gugatan
46
Bab 46. Sidang Mediasi
47
Bab 47. Nguber Lastri
48
Bab 48. Debat Sidang
49
Bab 49. Ribut
50
Bab 50. Hidup Hemat
51
Bab 51. Membeli Tanah Baru
52
Bab 52. Gelut Mulut
53
Bab 53. Wawan Dan Nilam
54
Bab 54. Bu Ida Jatuh Sakit
55
Bab 55. Bagi Tugas
56
Bab 56. Terbongkar
57
Bab 57. Antara Tatik Dan Nilam
58
Bab 58. Praha Rumah Tangga
59
Bab 59. Menjenguk Mantan Mertua
60
Bab 60. Pertemuan
61
Bab 61. Keinginan Indri Gagal
62
Bab 62. Laporan
63
Bab 63. Ketar Ketir
64
Bab 64. Pendekatan
65
Bab 65. Calon Keluarga Kecil
66
Bab 66. Dua Duka
67
Bab 67. Pulang Ke Desa
68
Bab 68. Sama-sama Susah
69
Bab 69. Menjadi Mahasiswa
70
Bab 70. Teman Baru
71
Bab 71. Di Curigai
72
Bab 72. Di Suruh Nikah Paksa
73
Bab 73. Di Pinang Juragan Tanah
74
Bab 74. Kedatangan Fahri
75
Bab 75. Fahri DiTabrak
76
Bab 76. Sah Jadi Nyonya Tersayang
77
Bab 77. Info Tentang Lastri
78
Bab 78. Di Serang Para Isteri
79
Bab 79. Aku Tidak Mencintaimu Lagi
80
Bab 80. Mengejar Lastri
81
Bab 81. Diah Menolak
82
Bab 82. Jawaban
83
Bab 83. Berita Lamaran
84
Bab 84. Bertemu Indri
85
Bab 85. Teguhkan Hati
86
Bab 86. Panik
87
Bab 87. Masuk Bui
88
Bab 88. Bertunangan
89
Bab 89. Di Bawa Hendra
90
Bab 90. Tidak Semudah Itu
91
Bab 91. Kaum Patah Hati
92
Bab 92. Menikah
93
Bab 93. Kembali Ke Kampus
94
Bab 94. Nilam Di Hajar Para Isteri
95
Bab 95. Menyambung Silahturahmi Yang Terputus
96
Bab 96. Kurang Adonan
97
Bab 97..Kabar Bahagia
98
Bab 98. Suami Siaga
99
Bab 99. Bagi Warisan
100
Bab 100. Jual Rumah
101
Bab 101. Tamu Tak Diundang
102
Bab 102. Menolak Rujuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!