Rio mengamuk setelah membaca pesan dari Ayura, dia melempar semua barang yang ada di kamar. Dia sungguh tidak percaya Ayura nekat melarikan diri darinya.
Rio turun dan mencari Bibi Ima, dia yakin wanita itu tahu di mana keberadaan Ayura. Rio akan menemukannya dan menyeretnya kembali ke rumah.
“Bibi Ima pasti tahu kan rencana Ayura pergi dari rumah!” seru Rio dengan wajah merah padam. Wanita tua itu sudah tahu apa yang akan terjadi jika Rio tahu Ayura telah pergi, dia berusaha setenang mungkin dan mengendalikan mimik wajahnya.
“Maksud Den Rio apa? Neng Ayura kenapa?” kata Bibi Ima pura-pura tidak tahu.
“Alaahhh, Bibi Ima tidak usah pura-pura. Kalian pasti sudah bersekongkol, tidak mungkin Bibi tidak tahu rencana Ayura,” teriak Rio.
“Bibi tidak usah bohong, katakan di mana Ayura. aku akan menyeretnya kembali ke rumah ini,” kata Rio masih dengan suaranya yang menggema.
Bibi Ima sudah gemetar ketakutan melihat Rio yang sangat marah, bahkan wanita itu baru melihat Rio semarah ini.
“Ada apa, Kak?” Rena yang baru pulang buru-buru masuk rumah mendengar suara Rio yang terdengar sampai di luar.
“Ayura, dia pergi dari rumah,” kata Rio. Rena membuang nafas sambil memutar bola matanya.
“Aku kira ada apa, baguslah dia pergi. Harusnya memang dia sudah pergi sejak dulu,”
“Apa kau bilang, ini semua juga gara-gara kamu yang terlalu jahat sama istriku. Sekarang dia pergi meninggalkan aku dan kamu bilang itu bagus. Dimana perasaanmu….!” Gantian Rena yang menjadi sasaran kemarahan Rio.
Rio benar-benar tidak bisa mengendalikan kemarahannya, dia bahkan memarahi adik perempuan yang tidak pernah dia marahi itu.
“Kenapa menyalahkan aku, Kak. Itu salahmu sendiri yang tidak bisa mengurus istrimu, kenapa marah padaku,” kata Rena yang tidak terima tuduhan Rio.
“Arrghhhhh….” Rio kembali naik ke kamarnya masih dengan amarah yang meluap-luap.
Rena melihat Bibi Ima, wanita itu masih bergetar ketakutan melihat amukan Rio. Tapi tentu saja Rena tidak perduli, dia meninggalkan Bibi Ima dan masuk ke dalam kamarnya.
“Aku sudah sangat baik padamu, aku sudah berusaha berubah tapi kenapa kau malah meninggalkan aku, Ayura,” suara Rio sudah tidak tinggi lagi, kali ini suara melemah sambil memandangi foto pernikahannya dengan wanita itu.
“Maafkan aku, Ayura. Aku berjanji akan berubah, aku berjanji akan membahagiakanmu. Sekarang aku mohon pulanglah, kembali padaku…”
Semua yang sudah di lakukannya pada Ayura berputar kembali di memorinya, bahkan yang paling dia sesali adalah menjalin hubungan dengan saudara Ayura sendiri. Itulah awal dari semua penderitaan yan dia berikan pada Ayura. bukan hanya itu, Rio juga menyesal sudah memisahkan anak mereka dari ibu kandungnya.
Seandainya Marsya bersama mereka, pasti Ayura tidak akan meningalkannya. Rio lalu menghubungi Diana untuk memintanya kembali bersama Marsya. Namun baru saja Rio ingin menelpon Ibunya itu, wanita itu sudah lebih dulu menghubunginya.
“Ma…” kata Rio menjawab panggilan Diana. “Ayura meninggalkan aku, Ma. Dia pergi dari rumah, dia bilang dia sudah berada di tempat yang sangat jauh, Ma. Aku harus bagaimana, apa yang harus aku lakukan,” kata Rio.
“Sudahlah, Mama akan mencarikan penggantinya untukmu. Mama akan mencarikanmu istri yang sesuai standar keluarga kita,” ternyata Rena sudah lebih dulu mengadu pada Ibunya.
“Tidak, aku hanya mau Ayura. Aku hanya mau istriku. Sekarang bawa Marsya pulang, Ma. Aku akan mencari Ayura bersama Marsya, aku yakin Ayura mau pulang jika Marsya yang membujuknya.”
Rio tidak mau mengerti sekarang, dia mungkin akan gila jika saja Ayura tidak segera kembali padanya. tapi tentu saja Diana tidak akan membiarkan hal itu terjadi, dia akan membuat Rio melupakan Ayura dengan segera.
“Tenanglah, Mama akan segera pulang bersama Marsya.” Diana mematikan sambungan teleponnya dan segera memberi kabar pada Marsya bahwa mereka akan pulang. Tapi dia belum memberi tahu gadis kecil itu kalau ibunya sudah tidak ada lagi di rumah.
Sementara Cindy yang sudah berhari-hari di abaikan oleh Rio nekat mendatangi laki-laki itu di rumahnya. Dengan percaya diri yang tinggi, Cindy masuk ke dalam rumah setelah Bibi Ima membuka pintu.
“Mana Rio, apa dia di kamarnya?” kata Cindy yang menyerobot masuk.
“Den Rio sedang tidak mau di ganggu, Neng. Sebaiknya anda datang lain kali saja,” Cindy yang mendengarnya pun berbalik dan mendekati Bibi Ima.
“Kamu tahu kan siapa aku, aku adalah calon Nyonya di rumah ini. Berani-beraninya kamu mengusirku,” kata Cindy dengan arogan.
“Bukan begitu, Neng. Perasaan Den Rio sedang tidak baik, semua orang di rumah ini kena marah. Nanti Neng Cindy juga bisa kena marah sama Den Rio,” kata Bibi Ima lagi memperingatkan Cindy. Tapi wanita itu tidak perduli dan berjalan terus hingga naik ke lantai dua.
“Mau apa kamu?” langkah Cindy terhalangi oleh Rena, gadis itu keluar kamarnya untuk makan malam.
Cindy memasang wajah manisnya menyapa Rena.
“Saudaramu sudah tidak ada di rumah ini, dia sudah pergi,” Cindy membulatkan matanya, lalu senyumnya semakin lebar mendengar Ayura tidak ada lagi di rumah itu.
“Benarkah, wah itu berita bagus,” Rena mengkerutkan keningnya.
“Apa maksud kamu?”
“Berarti Rio sudah mengusirnya dan akan segera menikahiku,”
“Apa… hahahaaa, jangan mimpi. Keluar dari rumahku, kau dan saudaramu tidak pernah di terima di rumah ini,” seru Rena.
Kepergian Ayura sudah sedikit membuat suasana rumah kembali tenang dan damai, tentu Rena dan Diana tidak akan membiarkan Cindy masuk ke dalam rumah mereka menggantikan Ayura.
“Tidak, aku tidak mau. Kau tidak tahu aku dan Rio sudah merencanakan pernikahan kami, itu sebbanya Rio mengusir Ayura dari rumah. Kau tidak tahu kan,”
“Apa….”
“Aku dan Rio sudah lama menjalin kasih dan kami akan menikah sebentar lagi,”
Rena sungguh tidak percaya mendengarnya, sejak kapan Rio menjalin hubungan dengan saudara Ayura. apakah itu penyebab Rio mengubah sikapnya pada Ayura selama bertahun-tahun.
“Kau bohong kan, Kakakku tidak mungkin menduakan Ayura,”
Cindy tersenyum lalu menunjukkan ponselnya pada Rena memperlihatkan foto dan video-video mesranya bersama Rio.
“Dasar wanita murahan. Kau berselingkuh dengan suami saudaramu sendiri, benar-benar perempuan licik.” Rena menarik tangan Cindy dan mengusirnya keluar rumah. Mendengar suara ribut, Rio pun keluar dari kamarnya.
“Apa yang kalian lakukan,” Rena menatap Rio dengan penuh amarah, dia juga merasa jijik pada saudaranya itu.
“Urus selingkuhanmu ini, jangan biarkan dia menginjakkan kakinya di rumah.”
Rena kembali masuk ke dalam kamarnya sementara Rio menarik tangan Cindy keluar.
“Apa yang kau lakukan, hah. Kenapa kau datang ke rumahku tanpa memberitahuku,” kata Rio. Wajahnya tidak sama lagi dengan wajah yang biasa dia perlihatkan pada wanita selingkuhannya itu.
“Sayang, ada apa denganmu. Aku datang karena kau tidak pernah menjawab teleponku.”
“Pergi dair rumahku dan jangan pernah datang lagi, hubungan kita berakhir sampai di sini. Kau dengar, berakhir.” Rio menutup pintu tepat di depan muka Cindy membuat wanita itu terlonjak. Setelah sadar dari terkejutnya, Cindy lalu teriak sambil menggedor-gedor pintu rumah Rio.
“Rio, sayang,” teriak Cindy.
Lalu muncul Bibi Ima dari pintu belakang rumah yang menyuruhnya pergi sebelum tetangga datang dan mengusirnya. Mendengar ancaman seperti itu membuat nyalinya ciut juga.
“Aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan aku Rio, aku pasti akan membuatmu menikahiku. Pasti,”
Dengan penuh amarah Cindy pun meninggalkan rumah Rio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments