Bertemu Cristian

Ayura yang penasaran membuka ponsel yang di berikan Cristian tempo hari padanya, tidak ada apapun. Pesan atau panggilang tidak terjawab juga tidak ada. Meski berusaha menampik perasaanna sendiri, Ayura tidak bisa membohongi hatinya kalau dia masih ingin bertemu lagi dengan Cristian.

“Kenapa aku kecewa, aku sudah punya suami dan dia juga pasti punya anak dan istri. Memangnya apa yang aku harapkan,” kata Ayura. Dia lalu kembali meletakkan ponsel itu di dalam nakas. Saat meletakkannya ponsel itu tiba-tiba berdering. Ada nama Cristian tertera di layarnya.

Ayura diam memandang ponsel itu, dia masih terkejut ketika tiba-tiba ponsel itu berdering. Ayura hanya melihatnya saja dan tidak menyentuhnya hingga ponsel itu berhenti berdering. Ayura memegang dadanya yang berdegup dengan kencang.

Ponsel itu bunyi, kali ini bukan panggilan tapi hanya pesan. Dengan ragu-ragu Ayura membaca pesan yang masukitu.

‘Ayo bertemu, Ayura. Suamimu sedang bersama Cindy, aku pastikan dia tidak akan tahu kalau kita bertemu.’ Bunyi pesan dari Cristian.

Ayura ragu dan belum membalasnya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi dia tentu sangat ingin bertemu dengan Cristian tapi di sisi lain dia takut pertemuan mereka di ketahui orang lain hingga menimbulak kesalah pahaman.

Ponsel itu bergetar lagi, pesan masuk.

‘Ayy, aku tahu kau membacanya. Aku ingin bertemu denganmu, ada yang ingin aku sampaikan padamu.’

Dengan ragu-ragu Ayura membalas pesan Cristian.

‘Aku takut’ balasnya.

Tidak lama kemudian ponsel itu bergetar lagi.

‘Tidak perlu takut, Ayy. Jangan khawatirkan apapun,’

Tidak terasa air mata Ayura mentes membaca pesan Cristian. Itulah dia, laki-laki yang akan selalu menenangkannya.

Cristian lalu memberikan petunjuk padanya, Ayura lalu bersiap-siap untuk bertemu dengan mantan kekasihnya itu.

Lama Ayura memandang dirinya di cermin, dia melihat pantulan wajahnya yang sangat kusam dan tidak lagi secerah dulu. Ayura memang sudah jarang merawat dirinya, hanya sesekali saja kalau dia lagi mood.

Ayura lalu memakai riasan di wajahnya agar dia tidak terlihat terlalu menyedihkan. Setelah melihat dirinya yang kembali cantik dan bercahaya karena bantuan riasan, Ayura merasa bahwa itu bukan dirinya. Dia menghampus riasannya dan hanya memakai seadanya saja seperti biasa.

“Mau kemana, Ayura?” tanya Bibi Ima. Ayura merasa ragu untuk mengatakan pada Bibi Ima kemana dia akan pergi. Tapi Bibi Ima adalah satu-satunya yang Ayura percaya sekarang jadi dia tidak ingin berbohong kepada wanita itu.

“Aku akan bertemu dengannya, Bi” jawab Ayura sejujurnya. Bibi Ima mengkerutkan keningnya lalu membulatkan matanya saat mengerti siapa yang Ayura maksud.

“Kalau ketahuan Den Rio bagaimana?’ tanya Bibi Ima yang khawatir pada Ayura jika sampai ketahuan Rio.

Ayura diam, dia lalu tersenyum pada Bibi Ima.

“Dia bilang aku tidak perlu khawatir,” jawabnya dengan wajah tenang.

Bibi Ima terdiam memperhatikan Ayura, setelah tinggal dengan wanita itu selama delapan tahun baru kali ini wanita itu melihatnya dengan wajah yang sangat teduh seperti sekarang. Mungkin suasana hatinya sedang sangat baik hingga mempenagruhi wajahnya.

“Pergilah, biar rumah Bibi yang urus,” kata Bibi Ima. Ayura memeluk wanita itu sebelum meninggalkan rumah.

Tidak jauh dari rumah, sudah ada sebuah mobil yang menunggu Ayura. mobil yang seperti ciri-ciri yang Cristian sebutkan. Ayura masuk ke dalam mobil. Seseorang yang familiar sudah duduk di balik kemudi.

“Selamat siang, Buk” kata Andre yang di tugaskan menjemput Ayura. Ayura hanya tersenyum membalas salam Andre. Setelah melihat dari kaca spion Ayura sudah duduk dengan nyaman, Andre lalu melajukan mobilnya ke tempat di mana Cristian telah menunggu mereka.

Cukup jauh perjalanan yang harus di tempuh, Ayura mulai khawatir. Dia tdak menyangka akan sejauh ini Cristian mencari tempat untuk menemuinya.

“Apakah masih jauh?” tanya Ayura dengan gelisah.

“Tidak, Buk. Kita hampir sampai,” jawab Andre.

Tidak lama mereka sampai di sebuah resor di pinggir kota. Ayura tentu terkejut Cristian mengajaknya bertemu di tempat seperti ini.

“Pak Cristian ada di dalam, Buk. Silahkan ikut saya,” dengan ragu Ayura menlangkahkan kakinya. Andre membawanya ke dalam restoran di resort itu.

Ayura terkejut melihat pemandangan di dalam resort itu. Danau buatan yang di kelilingi pepohonan hijau dan juga ada perahu kecil di tengah-tengah danau. Ayura tersenyum, sebuah kenangan manis nan indah tiba-tiba muncul di pikirannya.

“Indah kan, seperti danau tempat kita dulu bermain,” Cristian muncul dari belakang mengagetkan Ayura.

“Itu sebabnya kau ingin bertemu di sini?” tanya Ayura yang tidak memerlukan jawaban.

“Tapi ini sangat kebetulan, bagaimana kau menemukan tempat ini?” kali ini Ayura ingin mendengar jawaban Cristian.

“Aku membuatnya, Ayy. Aku sengaja membuat tempat ini,” bola mata Ayura membesar. Dia melihat sekeliling resort mewah itu.

“Kau pemilik tempat ini?” tanya Ayura.

“Bukan, seseorang yang sangat berarti untukku yang memilikinya. Aku hanya membuat tempat ini untuknya.”

Ayura mengangguk-angguk, ada kecewa yang muncul di hatinya. Seseorang yang Cristian maksud pasti sangat spesial hingga dia membuatkan tempat seindah itu untuknya. Tapi kenapa harus membuat danau yang sama dengan kenangan mereka.

“Lalu untuk apa kau ingin bertemu dengan ku?”

Cristian yang kini berdiri sejajar di samping Ayura lalu berbalik memandang wanita itu.

“Aku hanya ingin mengetahui kabarmu, Ayy. Bagaimana kabarmu? apa kau hidup dengan baik? Apa kau bahagia dengan pernikahanmu? Tapi sepertinya aku tidak membutuhkan jawabanmu,” Ayura menunduk, wanita itu tersenyum pedih.

“Hanya itu? Kenapa kau tidak bertanya lewat ponsel yang kau berikan padaku saja, kenapa harus membawaku jauh kesini,” kata Ayura yang sudah tidak kuasa menahan air matanya.

“Jangan menangis di depanku lagi, Ayy. Aku tidak mau melihatmu menanagis,” Cristian mengusap air mata yang mengalir di pipi Ayura lalu perlahan membawa wanita itu di dalam pelukannya.

Cristian mendekapnya sangat erat, melepskan semua rasa rindunya pada wanita itu. Ayura pun melepaskan semua perasaannya hingga air matanya mengalir kian deras. Sesaat kemudian Ayura melerai pelukan Cristian.

“Aku sudah menikah kau tahu itu kan, meski aku tidak bahagia tapi aku harus tetap menjalaninya demi anakku. Aku rasa kau pun seperti itu, kau juga pasti sudah punya kehidupanmu sendiri kan. Mari menjalani kehidupan masing-masing, Cristian. Lupakan semua masa lalu di antara kita.”

Ayura membuka tasnya dan memberikan ponsel yang Cristian berikan padanya.

“Jangan hubungi aku lagi, aku tidak mau Kak Rio sampai tahu kalau aku bertemu denganmu.” Setelah memberikan ponselnya Ayura lalu pergi meninggalkan resort itu dengan rasa kecewa di hatinya.

‘Memangnya apa yang kau harapkan Ayura, kau berharap dia memintamu kembali padanya. Dasar bodoh.’

“Ayy… tunggu Ayy, aku belum selesai bicara” Cristian mengejar Ayura tapi wanita itu sudah tidak memperdulikannya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!