Sandra memberikan kabar pada Ayura bahwa semua sudah siap, tiket pesawat dan tempat tinggal juga sudah siap. Ayura sangat lega mendengarnya, dia akan benar-benar pergi dan meninggalkan Rio.
“Kamu sudah yakin?” tanya Bibi Ima kepada Ayura. ayura sebelumnya sudah menceritakan pada Bibi Ima tentang rencanya, tapi wanita paruh baya itu tidak percaya Ayura akan pergi dari rumah. Apalagi belakangan ini Rio sudah sangat berubah, bahkan Renata kadang sampai mau muntah bila melihat sikap romantis Rio pada istrinya itu.
“Iya, Bi. Aku ingin hidup dengan tenang sekarang, aku akan mengurus perceraianku dengan Kak Rio begitu aku sampai di tujuanku,” kata Ayura mantap.
Bibi Ima menarik nafas, dia tidak rela kehilangan Ayura yang sudah di anggapnya seperti anak sendiri. Tapi dia tidak bisa menjadi egois dengan menghalangi Ayura. Apa yang Ayura alami selama ini sudah cukup membuatnya untuk menyerah pada pernikahannya.
Ayura memberi pelukan yang tulus pada Bibi Ima yang selama ini sudah menjadi pendengar yang terbaik untuk Ayura meski pada awalnya dia juga sempat menggoreskan luka di hati Ayura. semua sudah Ayura lupakan dan sekarang wanita itu sudah menjadi bagian penting dalam hidup Ayura.
“Terimakasih, Bi. Aku tidak akan pernah melupakan semua yang sudah Bibi lakukan untukku,” kata Ayura masih memeluk Bibi Ima.
“Jangan lupa berikan suratku pada Marsya kalau dia datang dan aku belum bersamanya,” pesan Ayura pada Bibi Ima. Ayura sudah menuli surat untuk putri kecilnya. Ayura yakin Marsya yang pintar akan mengerti kenapa dia meninggalkannya.
Hanya sementara, Ayura akan berjuang mendapatkan Marsya lewat pengadilan saat sidang perceraiannya dengan Rio di gelar. Sandra sudah berjanji akan membantunya mencari pengacara terbaik agar dia bisa memenangkan hak asuh anaknya.
“Iya, pasti.” Kata Bibi Ima.
“Aku pergi, Bi.” Ayura lalu pergi, dia benar-benar meninggalkan rumah yang memberikannya banyak kesedihan.
Bagaimana dengan Rio, Ayura akan mengirimkan pesan padanyanya begitu dia sampai di tempat barunya. Tempat yang mungkin akan memberikan kedamaian padanya.
Sandra sudah menunggu Ayura di depan rumah, dia sudah menyiapkan semua untuk Ayura.
“Kamu sudah siap?” tanya Sandra saat Ayura masuk ke dalam mobilnya. Ayura mengangguk, Sandra pun langsung melajukan mobilnya menuju bandara.
“Semua sudah aku atur, Ayy. Akan ada orang yang menjemput kamu nanti di bandara, kamu tinggal mengikuti dia dan dia akan membawa kamu ke rumah yang akan kamu tempati,” kata Sandra.
“Terimakasih, San. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melakukan semuanya kalau tidak ada kamu,”
“Santai aja, Ayy. Suatu hari nanti kamu pasti akan menemukan kebahagiaan kamu. Mungkin kebahagiaan yang harusnya sejak dulu kamu rasakan akan kembali ke kamu,” Ayura menaikan sebelah alisnya.
“Sana cepat, nanti kamu ketinggalan pesawat,” Ayura lalu mengabaikan kata-kata terakhir Sandra dan ikut mengantri di pintu keberangkatan.
Pesawat yang Ayura tumpangi akhirnya mengudara di angkasa. Dia benar-benar pergi meninggalkan semuanya. Meninggalkan Rio dan juga….
Yah, alasan lain selain Rio tentu adalah Cristian. Ayura tidak bisa membohongi hatinya kalau dia masih mencintai laki-laki itu. Dia tidak mau menjadi perusak rumah tangga Cristian dengan istrinya karena Ayura berfikir Cristian sudah menikah dan resort itu Cristian buat untuk istrinya yang pasti dia cintai.
Cristian sudah bahagia sedangkan dia masih menderita dan akan terus menderita selama dia masih bersama Rio.
Tidak terasa Ayura sudah sampai di tujuannya. Seperti arahan dari Sandra, Ayura mengikuti seseorang yang membawa papan yang bertuliskan namanya. Orang tiu mengambil koper Ayura dan membawanya masuk ke dalam mobil yang sudha di sediakan.
“Silahkan, Bu,” kata orang itu membukakan pintu mobil untuk Ayura. Ayura merasa di perlakukan seperti seorang Nyonya, orang yang menjemputnya itu sangat sopan dan ramah padanya.
“Terimakasih”
“Sudah tugas saya.”
Mobil yang membawa Ayura lalu melaju meninggalkan bandara. Mobil itu membawa Ayura memasuki sebuah kompleks perumahan yang sederhana. Lalu mobil itu berhenti di depan sebuah rumah minimalis yang sederhana.
“Apa ini rumah yang akan aku tinggali?” tanya Ayura.
“Iya, Buk. Ini rumah yang akan Ibuk Ayura tempati.” Laki-laki itu lalu memberikan kunci rumah pada Ayura.
“Sillahkan Ibuk membuka pintunya.”
Ayura membuka rumah pintu rumah itu, di dalamnya semua sudah sangat lengkap, Ayura hanya cukup membawa diri dan pakaiannya saja.
“Sandra terlalu berlebihan, aku tidak meminta yang lengkap seperti ini,” kata Ayura pada dirinya sendiri. Dia yakin uang yang dia pegang tidak akan cukup untuk beberapa waktu juka dia harus membayar sewa rumah itu.
“San, ini terlalu berlebihan” Ayura langsung menghubungi Sandra. Dia sudah berkeliling rumah satu lantai itu dan semua sudah lengkap di dalamnya. Rumah itu juga bersih dan wangi.
“Yang aku maksud rumah kontrakan biasa saja, yang satu petak. Nanti biar aku yang membeli sedikit demi sedikit isinya, kalau rumah ini terlalu berlebihan menurutku apalagi semua perabotnya sudah siap.” Kata Ayura.
Bukan apanya, Ayura harus menyisihkan uang untuk biaya pengadilan nanti. Dia pasti butuh banyak jika ingin memenangkan hak asuh Marsya.
“Tidak apa-apa, Ayy. Kamu tempati saja dulu. Rumah itu rumah temanku yang sedang ada di luar negeri, dan dia minta tolong di carikan orang untuk menjaganya. Kamu bersihkan saja setiap hari agar rumah itu tidak berdebu. Kamu tidak perlu bayar. Dan perabotannya juga kamu pakai saja karena kalau lama tidak di pakai nanti bisa rusak,” kata Sandra.
“Sudah yah, Ayy.aku sedang ada pasien.” Sandra memutus sambungan teleponnya.
“Benarkah aku tidak perlu membayar tinggal di sini, sepertinya semesta sedang membantuku,” Ayura terseyum senang karena berarti dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk sewa rumah.
Ayura lalu mengatur barang-barangnya di dalam kamar, Ayura memilih kamar yang kecil karena kamar utama pasti milik pemilik rumah itu dan Ayura tidak mau menempatinya.
Ayura membuka kulkas dan menemukan banyak stok makanan yang bisa dia masak. Ayura tersenyum lagi, dia merasa sangat beruntung di hari pertamanya meninggalkan rumah Rio.
Rio, benar. Ayura teringat pada suaminya itu. Dia lalu mengambil ponselnya dan mengirim pesan yang sudah dia ketik sejak dia punya rencana meninggalkan suaminya itu.
Maafkan aku, Kak. Aku tidak bisa lagi melanjutkan rumah tangga dengan Kak Rio. Aku tidak tahan lagi dengan semua yang Kak Rio lakukan padaku. Jika pesan ini Kak Rio baca, itu artinya aku sudah berada di tempat yang sangat jauh tempat di mana Kak Rio tidak akan lagi menemukanku. Aku pergi, aku akan mendoakan kebahagiaan Kak Rio bersama Cindy. Aku harap Kak Rio juga bisa mendoakan kebahagianku sendiri.
Aku akan mengirimkan surat cerai dalam waktu dekat, aku harap Kak Rio tidak akan mempersulitnya.
Ayura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments