Hukuman untuk Ayura

Di dalam kamar Ayura mencoba membujuk Rio agar suaminya itu mau mengijinkan dirinya kembali kuliah.

“Aku mohon, Kak. Biarkan aku kuliah. Menjadi dokter adalah cita-citaku sejak kecil, aku sangat ingin menjadi seorang dokter. Aku sudah belajar sangat keras siang malam hanya untuk bisa masuk universitas yang aku inginkan,” Ayura dengan suara yang sangat memohon berharap Rio akan luluh dan membujuk orang tuanya. Kedua tangan Ayura sudah bersimpuh dengan wajah yang sangat memelas.

“Tidak, sekali aku bilang tidak tetap tidak. Kau harus menjadi istri dan menantu yang baik di rumah ini,” kata Rio dengan tegas dan tidak mau di bantah. Patah sudah harapan Ayura. Sepertinya keputusan Rio tidak bisa lagi di ubah.

Ayura jatuh lemas di atas tempat tidur, dia berjuang mati-matian belajar hingga tengah malam hanya untuk menjadi mahasiswa kedokteran, sekarang semua usahanya sudah menjadi sia-sia. Tidak ada satupun di keluarga ini yang mau berpihak padanya.

Ayura lalu mengingat Cristian. Laki-laki itu sangat bertolak belakang dengan suaminya. Jika Rio hanya menginginkannya menjadi ibu rumah tangga, Cristian justru berfikir sebaliknya.

“Kejar cita-citamu, Ayura. Kau harus memiliki pendidikan yang baik agar kelak anak-anak mu bisa bangga memiliki Ibu sepertimu,” kata Cristian waktu itu.

“Kau mendukung ku? Apa kau tidak takut jika nanti kita menikah aku tidak bisa menjadi ibu rumah tangga dan tidak bisa mengurusmu dengan baik dan malah sibuk mengejar karirku?”

“Tentu tidak sayang, aku justru akan marah kalau kau tidak mau mengejar cita-citamu. Itu adalah impianmu kan, aku akan membentumu mewujudkannya,”

“Benarkah… kalau begitu aku akan belajar sangat giat sehingga tidak mengecewakanmu,”

“Aku akan mengawasimu, kalau kau sampai malas belajar aku akan menghukummu,” Cristian memasang wajah sok tegasnya tapi Ayura justru tertawa melihatnya.

“Menghukumku? Bagaimana kau akan menghukum gadis manis yang imut ini?” Ayura menopang dagu dengan kedua tangannya lalu mengedip-ngedipkan matanya bertingkah sok imut di depan Cristian. Cristian yang gemas melihatnya lalu mengecup keningnya sekilas.

“Aku tidak akan membelikanmu ice cream,” jawab Cristian.

“Kalau begitu aku akan minta Aldo yang membelikanku ice cream,” pancing Ayura. Dia tahu kalau Cristian sangat memusuhi Aldo karena laki-laki itu dengan terang-terangan mengatakan kalau dia menyukai Ayura dan ingin Ayura menjadi pacarnya padahal dia tahu Ayura dan Cristian bagai sepasang sendal yang tidak bisa di pisahkan.

“Kau berani…” Cristian menarik hidung mancung Ayura, gadis itu berteriak minta ampun dengan manja.

Ayura tersenyum getir mengingat perbincangannya dengan Cristian hari itu, seandainya saja yang menjadi suaminya adalah Cristian tentu Ayura tidak perlu membujuk dan memohon agar dia bisa melanjutkan kuliahnya. Cristian pasti akan membela Ayura di depan orang tuanya.

“Kau menangis? Kau menangis hanya karena aku melarangmu kuliah” Rio mulai kesal melihat Ayura yang tidak mau mendengarkannya.

“Aku tahu kalau sebenarnya kau ingin kembali kuliah bukan untuk belajar dan mengejar cita-cita yang kau bilang itu?” tuduh Rio seenaknya.

“Apa maksudmu?” tanya Ayura.

“Kau hanya ingin bertemu dia lagi kan, kau dan dia ingin bermain api di belakangku, iya kan?” suara Rio sudah meninggi.

Iya, alasan utama Rio melarang Ayura melanjutkan kuliahnya memang agar Ayura tidak bisa lagi bertemu dengan Cristian. Rio tidak ingin Ayura dan Cristian bertemu diam-diam di belakangnya. Membayangkannya saja sudah membuat emosi Rio menjadi tidak terkendali.

“Tidak, aku sudah menjadi istri Kak Rio. Aku dan Cristian sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi,” kata Ayura mencoba membela dirinya dari tuduhan Rio.

“Bohong, aku tidak akan percaya kata-katamu. Kau tidak boleh kemanapun, Ayura. Itu adalah perintah dari suamimu, aku. Dan aku tidak mau mendengar sekalipun kau menyebut namanya, di depan atau di belakangku”

“Tapi….”

“Aku sudah bilang jangan membuatku marah, jangan membantahku!” suara Rio kembali meninggi. Dia kesal Ayura terus membantahnya.

“Maafkan aku sayang, aku hanya tidak mau kau berselingkuh di belakangku dan mengkhianatiku,” suara Rio sudah mulai melembut. Tapi bukan berarti dia luluh, dia mendekati Ayura dan mengusap air mata istrinya.

Ayura memalingkan wajahnya saat Rio berusaha mencium bibirnya membuat Rio kembali merasa kesal.

“Kenapa? kau lupa apa yang barusan aku katakan. Jangan membuatku marah kan?” Rio lalu mencium paksa Ayura dan setelahnya, dia kembali menerkam Ayura sesuka hatinya.

“Tubuhmu sangat nikmat, sayang. Aku menyukainya” kata Rio yang sudah berada di atas tubuh Ayura yang polos dan memompa tubuh mungil Ayura tanpa ampun.

“Ayo sayang, mendesah lah. Aku ingin mendengar suara indahmu,” tubuh Rio semakin cepat bergerak membuat Ayura tidak tahan dan mengeluarkan suara yang membuat Rio terbakar gairah.

Ayura menangis, hanya aitu yang bisa dia lakukan. Di per istri oleh laki-laki yang tidak berperasaan seperti Rio benar-benar musibah besar untuknya. Selama mereka bercinta, Rio belum pernah sekalipun memberikan sentuhan lembut pada Ayura. Dia menggauli istrinya sudah seperti perempuan jalanan. Rio hanya mementingkan kepuasannya sendiri tanpa memperdulikan rasa sakit yang dirasakan istrinya.

“Aku harap kau tidak lagi membuatku marah, sayang. Atau aku akan menghukummu seperti tadi,” kata Rio dengan nafas yang tidak beraturan setelah melampiaskan gairahnya.

“Atau kau sengaja membuatku marah karena kau menyukainya?” Rio bangkit lagi mengangkat kepalanya di samping Ayura yang sudah terbaring lemah tidak berdaya.

“Kau menyukai kalau aku menghukummu seperti tadi? itu sebabnya kau selalu membantahku?” Rio dengan semangatnya kembali merasakan gairahnya. Sementara Ayura sudah menggeleng dengan cepat dengan air mata yang masih terus mengalir.

“Tapi tadi aku mendengar suaramu, kau mendesah dengan sangat indah sayang. Itu artinya kau menyukainya. Mengaku saja, jangan malu-malu. Aku akan melakukannya sebanyak yang kau inginkan kalau kau menyukainya,”

“Tidak, aku mohon jangan lakukan lagi,” kata Ayura dengan suara parau.

Rio mendengarnya seketika bangun dan naik kembali ke atas tubuh Ayura dan menindihnya kembali.

“Apa kau bilang, kau tidak menyukainya. Kau melarangku melakukannya lagi?” teriak Rio dengan emosi. Dia merasa tersinggung dengan apa yang di katakan Ayura.

“Ayo ulangi, tadi kau bilang apa?” sambung Rio.

“Aku.. aku menyukainya,” kata Ayura akhirnya lebih memilih mengalah dari pada Rio kembali melakukan hal gila padanya. Ayura sungguh tidak mampu jika Rio kembali mengulangnya.

“Benarkan kau menyukainya, kau mau lagi?” Rio sudah kembali melakukan aksinya dengan menciumi tubuh polos Ayura.

“Sudah, aku mohon. Aku sudah tidak sanggup lagi,” kata Ayura sambil merintih.

“Tapi kau menyukainya kan?”

“Iya, aku menyukainya…” terpaksa, terpaksa Ayura harus mengatakan hal yang sangat di bencinya. Ayura tidak akan kuat jika saja Rio kembali mengulangnya dengan cara yang sama.

Rio mengangkat tubuh lemah Ayura dan memandikannya dengan hati-hati, tapi Ayura sudah tidak perduli lagi. Dia sudah tahu laki-laki macam apa yang ada di depannya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!