Hari pernikahan

Pernikahan yang ramai pun di gelar, Ayura nampak sangat cantik dengan gaun pengantinnya. Wajahnya yang kusam dengan mata sembab di sulap menjadi sangat cantik oleh penata rias. Sementara sang pengantin pria juga nampak gagah dengan setelan jasnya meski tidak bisa menutupi perut buncitnya.

Samar-samar Ayura mendengar tamu-tamu undangan membicarakan dirinya, melihat Ayura yang cantik dan masih sangat muda mau menikah dengan Rio yang lebih tua darinya dengan wajah pas-pasan dan tubuh yang gendut tentu membuatnya jadi bahan perbincangan.

Apalagi yang mereka perbincangkan, tentu Ayura mau menikahi Rio hanya karena uang, karena orang tua Rio adalah juragan kontrakan. Rio sendiri mengelola toko grosiran yang paling besar dan paling ramai di wilayahnya. Ayura pasti hanya mengejar uang Rio, orang-orang pun berspekulasi kalau pernikahan itu pasti tidak akan bertahan lama melihat sikap Rio yang suka bergonta-ganti pacar.

Ayura hanya bisa menulikan dirinya dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Sementara laki-laki yang baru saja sah menjadi suaminya itu tidak memperdulikan dirinya yang jadi perbincangan orang-orang. Rio terlihat santai dan biasa saja bahkan ketika dia jelas-jelas mendengar orang-orang itu membicarakan istrinya.

Hari yang sangat melelahkan untuk semua orang akhirnya selesai. Ayura berpamitan kepada Lucas karena akan tinggal bersama Rio di rumah orang tua Rio.

“Kamu pasti akan bahagia, Ayura. Rio laki-laki yang baik, dia pasti akan memperlakukan kamu denan baik,” kata Lucas saat memeluk anaknya itu. Ayura hanya diam dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Bahagia, mungkinkah?

Ayura melihat Siska dan Cindy dengan pandangan datar, sejak saat itu Ayura sudah memutuskan hubungannya dengan keluarganya. Keluarga yang tega menukar kebahagiannya dengan setumpuk hutang. Ayura tidak akan melupakannya.

“Ayo, sayang. Om, Tante…” Rio merangkul Ayura dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

Sementara jauh di ujung sana, di balik sebuah batang pohon sepasang mata memandang pemandangan itu dengan sayu. Dia bisa melihat dengan jelas awan mendung yang ada di atas kepala kekasihnya atau sekarang tepatnya mantan kekasih karena wanita pujaan hatinya itu baru saja resmi di persunting orang lain.

“Selamat tinggal Ayy, aku akan berdoa untuk kebahagianmu. Jika nanti kita bertemu lagi, aku harap saat itu kau sudah melupakan aku dan bahagia dengan kehidupan barumu. Aku mencintaimu Ayura, sangat.”

Cristian lalu menghilang bersamaan dengan mobil yang membawa Ayura berlalu tepat di depannya. Dan itulah hari dimana Cristian melihat Ayura untuk terakhir kalinya. Laki-laki itu tidak mau berada di tempat yang sama di mana Ayura berada. Dia takut tidak bisa menahan diri dan membuat Ayura mendapat masalah dengan suaminya.

Sementara itu, Rio membawa Ayura untuk menikmati malam pertama mereka di sebuah hotel yang sudah di reservasi sebelumnya.

“Kenapa kita kesini?” tanya Ayura. Tiba-tiba saja gadis itu memasang mode waspada.

“Untuk apa lagi, tentu saja untuk menikmati malam pertama kita sayang…”

Ayura seperti terkena sengatan listrik di sekujur tubuhnya. Wajahnya pucat dan dia tidak bisa bergerak. Rio tertawa terbahak-bahak melihatnya terkejut seperti itu.

“Hahahaaa… kenapa kau sangat terkejut sayang. Kita adalah pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan, tentu saja kita harus melakukan malam pertama kita, kan.”

Ayura benar-benar membeku, hal yang tidak dia perkirakan sebelumnya. Tidak, Ayura tidak mau melakukannya. Setidaknya untuk saat ini, Ayura butuh waktu untuk bisa menyerahkan dirinya seutuhnya pada laki-laki di depannya itu.

“Tapi, aku…”

“Ayolah sayang, jangan merusak malam pertama kita…”

Rio menarik paksa Ayura keluar dari mobil, gadis itu menahan dirinya dengan kuat tapi akhirnya dia kalah kuat dengan Rio.

Rio membawanya masuk ke dalam hotel dengan memegang tangannya dengan sangat erat karena tidak mau Ayura sampai kabur. Lebih tepatnya dia menarik Ayura masuk ke dalam hotel.

“Jangan membuatku marah, Ayura. Aku tidak sesabar itu meladenimu” kata Rio dengan serius membuat Ayura akhirnya mengikuti Rio sampai ke dalam kamar.

“Bersihkan dirimu, atau kau mau aku yang memandikanmu…” Ayura merinding melihat kerlingan mata nakal Rio. Dengan cepat dia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya, namun tidak lama, dia keluar lagi.

“Aku tidak bawa baju ganti” kata Ayura.

“Hahahaa, untuk apa kau butuh baju sayang. Toh aku akan melepaskan semua pakaianmu nanti. Hahahaa”

Harusnya Ayura dan Rio membicarakan hal sepenting ini sebelum mereka melaksanakan pernikahan. Tapi bagaimana bisa mereka bicara jika Ayura baru bisa melihat Rio tepat di hari pernikahan mereka. Ayura tidak di perbolehkan keluar dan bertemu siapapun sampai hari pernikahan mereka. Bagaimana caranya dia bisa bernegosiasi dengan Rio tentang pernikahan mereka.

Hari itu Cristian memohon pada Lucas dan mengatakan akan pergi jauh setelah dia bertemu dengan Ayura, itulah sebabnya hari itu Ayura bisa bertemu dengan Cristian. Selain dari itu, Ayura hanya di kurung di dalam kamar sampai hari pernikahannya.

“Bisa kita bicara, aku tahu ini terlambat tapi kita harus membicarakannya,” kata Ayura memberanikan diri.

“Ada apa, jika yang ingin kau bicarakan adalah menunda malam pertama kita maka itu akan sia-sia karena aku tidak mau menundanya. Aku ingin mendapatkan hakku sebagai seorang suami sekarang juga,” kata Rio tidak bisa di tawar lagi.

“Tapi Kak Rio tahu kalau aku tidak mencintai Kak Rio. Aku hanya terpaksa menikah dengan Kak Rio,” kata Ayura akhirnya berani bicara untuk mempertahankan kesuciannya.

Rio sepertinya tidak senang dengan apa yang Ayura katakan. Dia mendekati Ayura dengan wajah sangar.

“Cinta, apa itu cinta. Aku tidak perduli kau mencintaiku atau tidak, kau masih mencintai laki-laki itu atau tidak. Aku sama sekaali tidak perduli itu Ayura. Yang aku tahu sekarang kau adalah milikku, kau adalah istriku,” tegas Rio

“Kau jangan lupa kalau Ayahmu menukarmu dengan uang, kau tidak lebih dari sebuah baran yang diperjual belikan oleh Ayahmu sendiri. Kau harusnya bersyukur orang tuaku bersedia menukarmu dengan uang. Kalau tidak, kau dan keluargamu itu pasti sudah tidur di jalanan.”

“Aku lebih suka tidur di jalanan dari pada menjadi istrimu,” kata Ayura.

Plak, satu tamparan Ayura dapatkan.

“Jangan menguji kesabaranku, Ayura. Aku tidak selembut pacarmu itu. Jika kau masih berani menetangku ,kau akan dapatkan yang lebih dari ini.” Ancam Rio,

Ayura menangis sambil memegang pipinya yang merah akibat tamparan Rio. Belum genap sehari menjadi suami, Rio sudah bermain tangan kepada istrinya itu.

“Aku mau pergi,” Ayura berjalan keluar kamar, namun Rio berjalan cepat dan berdiri di balik pintu.

“Aku sudah bilang jangan menguji kesabaranku,” Rio menarik tangan Ayura dan melemparkan gadis itu ke atas tempat tidur.

“Jangan Kak, aku mohon jangan….” Rio tidak mendengarkan Ayura. Dia membuka semua bajunya dan naik ke atas tempat tidur menindih gadis yang sedang memohon agar Rio tidak melakukannya

Terpopuler

Comments

Widi Widurai

Widi Widurai

apes banget. yg disuruh nikah ayura, yg hutang nya lunas n dapet duit maharnya lucas, istri baru n anak tirinya. anjim ga ada enaknya di🙃 aruna

2024-02-26

1

Tara

Tara

jadilah istri yg soleha🤔🙏

2024-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!