Laura tertawa keras saat mendengar ucapan Maura,dia merasa Maura terlalu percaya diri berbicara di depannya.
"Hahahaha...!! Apa kamu bilang,suatu saat keluarga mu lebih sukses,bagaimana ceritanya keluargamu lebih kaya sementara suami kamu penyakitan,dan kamu tidak punya skill apa pun,lagian kamu lupa kamu,suami dan anak-anakmu siapa yang memberi makan kamu lupa?"
"Jangan mengungkit itu,kalian tinggal di rumah ini dengan nyaman itu karena aku melakukan semua pekerjaan rumah." Jawab Maura dengan tegas lalu dia pergi meninggalkan Laura.
"Dasar orang miskin,berani sekali dia,pantas saja ibu selalu merendahkan dirimu itu karena kamu tidak tau malu dan menjijikkan." Sungut Laura lalu dia segera meninggalkan dapur.
Laura menghempaskan tubuhnya di sopa empuk milik mertuanya,wajahnya terlihat masam mungkin masih kesal kepada Maura yang telah membuat moodnya memburuk.
"Kenapa dengan wajah mu,jelek tau." Tegur Siska yang sedang menyusun koleksi perhiasannya ke dalam kotak perhiasan.
" Aku kesal sekali dengan Maura,berani-beraninya dia melawanku,dia tidak sadar kalau dia hannya beban di rumah ini,rasanya_
"Kenapa dengan Maura?apa dia menganggu mu?" Tiba-tiba Rena mertua mereka sudah berdiri di belakang mereka.Kedua menantu kebanggaannya langsung menoleh ke arahnya dan Rena langsung duduk di samping Siska.
"Udah banyak juga koleksi perhiasan mu Siska,bagus-bagus lagi." Tambahnya saat melihat semua perhiasan menantunya,dia memang selalu ingin tampil serupa dengan kedua menantunya yang punya pekerjaan dan gaji.
"Aahh nga seberapa kok bu,kalau ibu pengen pakai saat ibu pergi arisan ya nga papa pakai saja,tapi hannya memakai lo bu."Jawab menantunya sedikit bercanda.
"Aahh sudahlah ibu nga suka kalau cuma memakai maunya punya sendiri.Terus tadi kalian ngomongin apa,ibu lihat wajah kamu masam gitu kenapa Laura?" Rena beralih menatap Laura yang sedari tadi masih menyimpan kesal.
"Nga papa kok bu,aku cuma kesal saja sama Maura tapi itu tadi sudahlah bu tidak usah di bahas."
"Kesal apanya,nga usah dibahas bagaimana kalau wanita tidak tau diri itu menyinggung mu,aku harus menegurnya,dia harus sadar diri kalau dia itu menumpang dan biaya hidup mereka satu keluarga kita semua yang tanggung."
"Ibu mau kemana?" Laura berdiri mengikuti mertuanya yang beranjak dari tempat duduknya.
"Aku mau menemui Maura,aku mau menegurnya,dia harus sadar diri." Rena langsung berjalan,Laura dan Siska saling menoleh lalu mereka mengikuti mertunya menuju kamar belakang tempat dimana Maura dan keluarga kecilnya.
" Brak..." Rena dengan kasar membuka pintu kamar anak dan menantunya,hingga penghuni kamar itu kaget bahkan anak-anaknya yang tadi hampir tertidur malah bangun.
"Ada apa bu?" Maura tetap duduk di tempatnya tidak mau menghampiri mertuanya yang berdiri di depan pintu bersama kedua menantunya.Dia sudah menduga kalau Laura pasti mengadu kepada mertuanya.
"Ngomong apa kamu sama Laura? saat kamu menyinggung perasaannya,apa kamu tidak sadar keadaan mu di rumah ini,kamu lupa siapa yang membiayai kamu di rumah ini? kalau bukan karena kedua menantuku ini dan juga kedua anakku,kamu di rumah ini tidak akan bisa makan bahkan mungkin kalian semua sudah mati kelaparan." Maki mertunya dengan nada yang tinggi dan kata-katanya yang pedas cukup menyakiti hati yang mendengarnya.
"Bu...!! Sampai kapan kamu selalu merendahkan kami,kenapa kami selalu salah di mata mu,sekalipun kami menumpang makan di rumah ini,Maura juga bekerja disini,ibu membedakan makanan kami disini kami tidak pernah masalah tapi kenapa ibu memperlakukan kami seperti orang yang sudah menghabiskan harta ibu." Ucap Surya yang sudah tidak tahan lagi dengan kata-kata ibunya.
"Hei anak penyakitan,tau apa kamu,kalau kamu tidak suka tinggal di rumah ini silahkan kamu pergi dari rumah ini bawa anak-anakmu,aku mau lihat bisa apa kamu di luar sana.Aku mau lihat apa kamu bisa hidup." Kata-kata ibunya cukup membuatnya sakit hati,andai saja dia punya sedikit uang atau dia sehat mungkin saat ini juga dia sudah meninggalkan rumah yang telah membuatnya menderita dan terluka.
"Kenapa kamu diam,apa kamu memikirkan apa yang aku katakan,aku memang malu sekali punya anak tidak berguna seperti mu,bahkan istrimu juga orang yang tidak bisa di harapkan benar-benar menyedihkan." Ibunya semakin tidak berperasaan,saat itu Surya melihat senyum merendahkan dari bibir kedua menantu kesayangan ibunya.
" Sudahlah,aku sudah muak di kamar ini,mereka membisu tidak bisa bicara lagi,dari pada aku semakin emosi kita pergi saja." Rena segera beranjak meninggalkan tempat itu diikuti kedua menantunya.
Maura hannya diam,karena hatinya sudah mati karena sikap semua orang yang ada di rumah itu.Begitu juga Surya,dia sudah kehabisan kata-kata dia cukup malu kepada istrinya karena memiliki keluarga yang sangat kejam.
"Mas aku tidur dulu,kamu juga tidurlah,tidak usah memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan,berdoa saja,kelak kita mendapat hidup yang lebih baik." Ucapnya lalu dia segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
*****
Keesokan paginya Maura bangun seperti biasa,lalu menyiapkan sarapan untuk pemilik rumah.Semenjak suaminya sakit dan tidak bisa lagi menghabiskan uang perlakuan mertuanya juga berubah,sejak saat itu juga dia bekerja seperti pembantu.
"Maura buatkan aku kopi." Maura sangat kaget saat mendengar suara yang ada di belakangnya.Dia kesal sekali padahal masih sangat pagi tapi pria itu sudah bangun dan menganggunya.
Maura segera membuat kopi untuk iparnya,setelah dia menyuguhkan kopi untuk pria itu dia kembali sibuk dengan pekerjaanya.Dedi masih duduk di tempatnya,dia memandangi Maura yang bekerja dengan gesit,dia memandangi Maura dari atas sampai bawah rasa penasaran itu pun semakin besar.
"Sial sekali entah kenapa aku belum bisa menaklukkan wanita ini,dia cukup berbakti kepada suaminya,padahal aku sudah menggodanya dengan uang tapi dia cukup sulit di dapatkan." Ucapnya dalam hati sambil menatap Maura yang sedang sibuk.
"Kenapa lagi manusia sampah ini,aku harus secepatnya menyelesaikan ini,aku tidak mau istrinya yang jahat menuduh yang tidak-tidak."Gerutunya apalagi Dedi terus menerus memandanginya.
Sebenarnya saat dia selesai memasak sarapan,dia ingin menghidangkannya di meja makan,tapi dia mengurungkan niatnya karena melihat iparnya yang belum juga pergi.
Sementara itu di dalam kamar Siska kaget saat dia bangun tidak melihat suaminya di sampingnya.
"Kemana dia,padahal ini masih sangat pagi,tidak biasanya dia bangun pagi-pagi,apa dia mandi tapi kami kan tidak melakukannya semalam,dia semakin malas saja memberi nafkah batin." Ucapnya dalam hati lalu dia turun dari tempat tidurnya dengan malas.
🌺🌺🌺 Bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Anonymous
Sampai habis bab ceritanya,si Maura terus jadi bodoh?
2025-02-22
0
Eko Nur Yanto
kapan maura bangkit thor
2025-02-23
0
Firman Firman
sabar maura
2024-07-31
0