Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~

Siska keluar dari kamar mandi setelah kalung yang dia temukan dia masukkan ke dalam saku celananya.Dia begitu bahagia mendapat kalung berharga itu.

" Siska wajahmu kok ceria sekali ada apa?" Tanya mertuanya yang kebetulan sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.Siska cukup kaget dia tidak menyangka kalau mertuanya sudah berdiri di depan pintu wajahnya sedikit pucat tapi dia cukup pintar bersandiwara.

"A_ a itu,tiba-tiba saja aku teringat hal lucu di tempat kerjaan Bu.Ya sudah aku mau ke kamar dulu ya Bu." Ucap Siska lalu segera pergi meninggalkan ibu mertuanya.

"Untung saja aku langsung memasukkan kalung ini ke saku celananya kalau tidak bisa-bisa ibu melihatnya,sepertinya aku harus segera menjualnya." Ucap Siska dalam hati lalu dia segera masuk ke dalam kamarnya dan menyimpan kalung itu jauh ke dalam kotak perhiasannya.

Sementara itu di dalam kamarnya Maura masih saja diam seribu bahasa,dan air matanya selalu saja mengalir dari sudut matanya seakan tidak mau berhenti.

"Ma!! Aku lapar,aku makan." Tiba-tiba anaknya yang paling besar merengek minta malam,wajar saja sekarang sudah hampir malam anak-anaknya belum makan dari siang bahkan belum mandi sampai sore ini.

Maura menatap suaminya,rasanya untuk keluar dari kamar dia begitu enggan,bahkan rasanya dia tidak ingin bertemu dengan orang-orang kejam yang ada di rumah itu.

"Pergilah ke dapur berikan mereka makan,mereka masih anak-anak belum tau apa-apa." Ucap suaminya dengan nada putus asa.Sebagai suami dia benar-benar merasa bersalah karena sama sekali tidak berguna bahkan disaat istrinya di aniaya ibunya dia tidak bisa melakukan apa pun,dia hannya orang yang tidak berguna sama sekali.

Dengan malas Maura mulai turun dari tempat tidur,rasanya dia begitu enggan keluar dari kamar takut dia bertemu ibu mertuanya lagi tapi dia juga tidak tega melihat anak-anaknya merengek meminta makan.Dia sangat bersyukur walaupun anak-anaknya masih sangat kecil mereka tidak pernah meminta yang aneh-aneh atau menangis histeris meminta apa yang mereka inginkan.Kali ini mungkin mereka sudah sangat kelaparan makanya sampai merengek seperti itu.

Maura membuka pintu kamarnya,dia mengintip suasana diluar untungnya semua orang di kamar masing-masing dia menghela napas lega lalu segera keluar menuju dapur.

Maura membuka lemari tapi dia tidak menemukan apa pun,dia beralih ke tudung saji yang ada di atas meja lalu membukanya tapi yang ada hannya duri-duri ikan tidak ada tersisa apa pun di atas meja.

" Cari makanan?" Tiba-tiba saja mertuanya sudah berdiri di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan sinis.

"Bu anak-anak ku minta makan,mereka lapar bu sejak tadi siang mereka belum makan!!" Jawab Maura dengan nada kecil bahkan hampir tidak terdengar.

"Tidak usah munafik kamu maling!! tidak ada makanan,kembalikan dulu kalung milik Laura baru kamu bisa makan dan anak-anak mu!! Enak saja minta makan sementara kamu sudah mencuri perhiasan mahal milik menantuku." Jawab Rena dengan nada tinggi,dia kembali emosi saat melihat wajah Maura.

"Bu.... Berapa kali lagi aku katakan aku tidak me_

"Diam....Kalau bukan kamu siapa lagi? Kamu masih berani mengelak,mau aku hajar lagi kamu,dimana-mana maling pasti tidak mengaku karena kalau mengaku penjara pasti penuh." Jawab Rena memotong ucapan Maura.

"Bu...Tolonglah,berikan aku sepiring nasi saja kalau ibu tidak memberikan lauknya tidak masalah Bu,anakku juga cucu ibu kenapa ibu tega kepada cucu ibu..

"Hei....Aku tidak sudi punya cucu seperti mereka,sekarang kembali ke kamarmu dan jangan muncul di hadapanku muak aku melihat wajah menjijikan ini." Maki Rena dengan angkuhnya membuat Maura tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ada apa lagi sih bu...Maura? Kamu keluar kamar,kamu benar-benar nga tau malu banget ya? Kamu sengaja ya ingin membunuh ibu,makanya kamu selalu memancing emosi ibu,biar darah tinggi ibu kumat ya..." Siska menghampiri mereka dan kembali menyudutkan Maura dalam hati dia tertawa bahagia menemukan harta karun,dan sudah pasti semua orang rumah tidak akan curiga dengannya.

Tidak ingin mendengar keributan lagi dan tidak ingin berdebat dengan mertua serta istri dari Abang iparnya akhirnya dia meninggalkan mereka dengan tangan kosong.

"Tuhan angkat derajat keluargaku dan berikan jalan kepadaku agar aku bisa keluar dari rumah ini,aku sudah lelah Tuhan,cukup lelah dihina dan diperlakukan seperti ini." Ucapnya dalam hati saat dia hampir sampai di kamar miliknya dan keluarga kecilnya.

Sebelum membuka pintu kamarnya,Maura menyeka wajahnya dia takut suaminya melihatnya menangis karena dia tidak ingin suaminya selalu merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri.

Saat dia membuka pintu kamar,anak-anaknya menyambutnya dengan antusias mereka mengira dia membawa makanan untuk mereka.

"Mana makanan untuk anak-anak dek?" Tanya suaminya.

" Semuanya sudah habis mas dan kebetulan di rumah beras lagi kosong,malam ini kita tahan lapar saja ya anak-anak di rumah nenek lagi nga makanan." Ucap Maura dengan wajah pura-pura tersenyum tapi hatinya bagai di sayat pisau.

"Tapi aku sudah lapar sekali ma,perutku sakit." Ucap anak pertamanya dengan nada yang belum jelas hannya Maura yang mengerti kata-kata anaknya itu. Maura lalu memeluk anaknya dan berusaha memberi semangat.

" Besok kita makan ya sayang,besok ibu janji akan memberimu makan,sekarang kamu tidur ya." Ucap Maura lalu memeluk erat tubuh anak-anaknya.

Siska dan mertuanya kembali ke ruang tamu,disana Laura sudah duduk dengan wajah yang masih merenggut dan bahkan wajah suaminya juga terlihat emosi.

"Bu...Apa Maura sudah mau mengaku?"

"Belum? Ibu juga sudah memaksanya tapi dia tetap tidak mengakuinya entah harus bagaimana ibu buat agar dia mau mengembalikannya."Jawab mertuanya lalu duduk di sopa berhadapan dengan anak dan menantunya.

"Bu... Lebih baik usir saja mereka dari rumah ini dasar wanita tidak tau diri,sudah di kasih makan malah mencuri lagi!! Kamu juga Laura untuk apa kamu beli perhiasan sampai menghabiskan semua tabungan,dasar istri kurang ajar kamu." Maki anaknya dengan nada tinggi membuat Rena dan semua yang ada di ruangan ketakutan.

" Sudah-sudah nak,yang salah Maura kamu jangan menyalahkan Laura,dia juga tidak tau kalau Maura sampai hati mencuri kalung itu,ibu setuju besok aku akan mengusir mereka,aku tidak peduli mereka mau tinggal dimana yang jelas ibu akan mengusir mereka." Jawab Rena berusaha meredam amarah putranya yang sudah mulai memuncak.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Eka Masuku

Eka Masuku

sedih 🥺

2025-01-12

0

AndTea

AndTea

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2024-08-15

0

Firman Firman

Firman Firman

tunggu lah kalian akn mnyesal seumur hidup

2024-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!