Setelah mertuanya meninggalkan ruang tamu,Maura membawa anaknya ke dalam kamar mereka,dia tidak bisa menahan tangisnya kali ini.
"Maura anak kita_ "Surya terdiam saat melihat Maura kembali ke kamar sambil membawa anak mereka dengan mata yang sudah sembab karena air mata.
"Mas..!! Aku sudah tidak tahan lagi! sekeras apa pun perlakukan keluarga kamu selama ini kepada kita aku masih bisa tahan demi kamu dan kedua anak kita,tapi kali ini aku sudah tidak kuat mas,hannya karena makanan ibumu tega menampar anak kita mas." Maura duduk di lantai sambil menangis sesenggukan.Dia menekuk kedua kakinya lalu menutup wajahnya ke lututnya dengan tubuh gemetaran karena menangis.
Surya tidak bisa berkata-kata,dia menghela napas berat,dia tidak bisa menyalahkan Maura,justru dia merasa iba dengan istrinya sekaligus bangga karena mampu bertahan sejauh ini.
"Sayang,kalau memang kamu sudah tidak kuat,kamu bisa pergi,kamu berhak bahagia,pergilah cari kebahagian mu,aku hannya beban untukmu." Ucap Surya dengan nada gemetaran seakan menahan tangis.Mendengar ucapkan suaminya sontak Maura tersadar akan ucapannya barusan,selama ini dia sudah berjanji akan bertahan apa pun resikonya.
"M_bukan begitu maksudku mas_kamu jangan marah mas aku hannya tidak terima saja ibu sampai main tangan kepada anak kita,berapa sih makanannya itu,uang bisa di cari mas,kayak mana kalau anak kita sampai trauma,aku sakit mas sangat kecewa kepada ibu,padahal waktu dia sakit aku merawatnya dengan tulus." Ucap Maura.Dia menyeka wajahnya yang masih basah akibat air matanya yang selalu meleleh tanpa dia sadari.
" Dek aku ikhlas kalau pun kamu pergi,aku juga tidak mau egois mempertahankan kamu sementara aku tidak bisa membahagiakan kalian,pergilah bawa anak-anak,aku tidak marah aku melakukan ini karena tidak ingin membuatmu selalu menderita." Ucapnya dengan tatapan kosong ke atas langit-langit kamar.Sebagai seorang suami dia merasa gagal penyakit yang dia derita telah membuat keluarganya kecilnya tidak berharga di hadapan keluarganya yang seharusnya membantu mereka.
"Sudahlah mas jangan bicara seperti itu,aku minta maaf barusan aku hannya emosi saja.Mas aku ke ruang tamu dulu membereskan semua kerusakan yang di buat anak kita,aku tidak ingin ibu marah lagi." Ucapnya lalu dia memilih pergi dari dalam kamar meninggalkan anak dan suaminya.
Maura membereskan semua kekacauan di ruang tamu,pikirannya melayang memikirkan cara untuk membayar semua itu.Dia sudah tau sebelum dia membayar semua kerugian hari ini ibu mertuanya pasti akan mengungkitnya terus menerus.
" Kemana aku mencari uang,kalau aku pinjam sama orang aku takut tidak bisa membayarnya."Dia menghela napas berat memikirkannya.
" Ambil ini,aku akan berikan kamu uang,aku tau kalau kamu tidak membayar ini ibu akan menghinamu terus menerus." Tiba-tiba Dedi sudah di belakangnya sambil menyodorkan uang pecahan ratusan ribu entah berapa lembar.
Maura langsung membalikkan badannya lalu menjauh dari hadapan pria itu,jantungnya berdebar kencang lalu menoleh kesana kemari melihat keadaan,dia takut tiba-tiba Siska dan mertuanya melihat mereka.
"Aku tidak butuh bantuan mu,aku sudah biasa di hina dan di rendahkan orang tuamu itu lebih baik bagiku dari pada menerima uang dari pria sepertimu." Jawab Maura semakin menjauh.Bukannya pergi pria itu malah semakin mendekatinya Maura semakin ketakutan dia tidak ingin ada yang melihat mereka yang nantinya orang-orang rumah curiga terhadapnya.
"Maura aku hannya niat membantumu,apa salahnya menerima uang ini,apa kamu mau ibu terus menerus menghina mu,dan bahkan nanti tidak mengijinkan kamu dan anak-anakmu makan?" Ucap pria itu tanpa rasa takut kalau ada yang melihat perbuatannya.
"Itu lebih baik,aku tidak butuh uang dari mu,aku masih ingin membereskan ini tolong pergi aku tidak ingin istrimu datang dan berpikiran yang tidak-tidak terhadapku,pergilah jangan menganggu ku."
"Mas...!! Apa yang kamu lakukan disini? Maura sangat kaget mendengar ucapan Siska yang tiba-tiba sudah ada dibelakang suaminya.Dedi langsung mengepal uang yang ada di tangannya lalu dia masukkan ke dalam kantongnya.Sementara itu wajah Maura berubah pucat pasi dia takut sekali kakak iparnya itu mendengar apa yang dia katakan barusan.
Maura berusaha bersikap tenang,dia pura-pura tidak lihat kehadiran Siska, dia terus melanjutkan pekerjaanya hingga akhirnya selesai.
"Mas apa yang kamu lakukan disini? untuk apa kamu menemani Maura melakukan semua ini?"
"Siapa yang menemaninya? Aku tadi mau ke belakang,aku lihat dia berdiri tanpa melakukan apa pun jadi aku menegurnya menyuruhnya cepat membereskan ini takutnya Juna keluar kamar." Maura yang mendengar jawaban Abang iparnya hannya bisa mengumpat dalam hati.Maura langsung meninggalkan mereka dia membawa sampah ingin membuangnya ke tempat sampah yang ada di luar.
" Entah sampai kapan aku tinggal bersama orang-orang munafik,sombong dan pelit itu,andaikan saja aku punya ibu dan bapak mungkin hidupku tidak sesulit ini." Ucapnya dalam hati.
Dia duduk di depan rumah,kebetulan di depan pagar rumah ada tempat duduk yang bisa pakai saat pikiran suntuk.Maura duduk di sana pikirannya melayang jauh entah kemana,rasanya dia ingin pergi meninggalkan rumah mertuanya membawa suami dan anak-anaknya tapi dia tidak punya tujuan,tidak punya uang,punya anak kecil sementara suaminya masih belum sembuh.
"Maura!! kamu melamun sore-sore apa yang kamu lakukan disini?" Tiba-tiba bu RT lewat dan menyapanya.
"Ehh... Bu RT,tidak papa kok Bu, hannya duduk saja kebetulan aku sedang buang sampah." Jawab Maura ramah.
" Kebetulan Maura aku bertemu kamu disini,bisa tidak aku minta tolong,di rumah banyak sekali pakaian kotor, tukang cuci di rumah tidak masuk beberapa hari ini,kamu bisa tidak mencuci pakaian di rumah aku akan membayar mu nanti."
"Bisa bu,sekarang kan aku bisa." Tanpa pikir panjang Maura menerima pekerjaan yang di tawarkan Bu RT.
" Ya sudah mari kita ke rumah ku." Mereka langsung meninggalkan tempat itu,Maura senang sekali ada tawaran dari Bu RT,dia bersyukur karena mertunya tidak melihatnya.
Maura mulai melakukan semua pekerjaan yang di suruh Munaroh,dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapat uang hari ini paling tidak dia punya uang untuk membayar semua kerugian mertuanya karena kejadian tadi.
"Maura kamu makan dulu,kebetulan di rumah banyak makanan karena tadi disini ada arisan ibu-ibu." Munaroh memberikan banyak makanan yang masih di bungkus.
" Aku tidak makan disini Bu,aku makan di rumahku saja." Maura menolak makan di rumah Bu RT karena dia mengingat anak-anak dan suaminya di rumah.Dia ingin membawa pulang makanan itu agar bisa makan bersama keluarga kecilnya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
w gak pamit ama suami dan anak ..anaknya umur brapa ya
2024-08-16
0
Firman Firman
Allah itu tidak tidur🤲 Alhamdulillah Maura kalian bisa mkn enak
2024-07-31
0
Eliani Elly
Alhamdulillah... Allahu Akbar
2024-07-21
0